Anda di halaman 1dari 17

NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN

1. Pendahuluan
2. Neraca Pembayaran
3. Sistem Nilai Tukar (Kurs)
4. Market Equilibrium
8. Kesimpulan

Int'l Linkages 1
1. Pendahuluan
• Mulai abad ke 20, muncul globalisasi ekonomi. Kondisi ekonomi luar
negeri mempunyai pengaruh yang kuat kepada ekonomi dalam negeri,
demikian sebaliknya.
• Perekonomian suatu negara berhubungan dengan negara lainnya melalui
2 saluran : perdagangan (barang & jasa) dan keuangan (finance)
• Hubungan perdagangan bermakna bahwa sebagian dari hasil produksi
suatu negara diekspor ke negara lain, sementara sebagian dari barang
yang dikonsumsi dan diinvestasikan di dalam negeri diproduksi di luar
negeri atau diimpor.
• Hubungan keuangan bermakna bahwa rumah tangga, bank, dan banyak
perusahaan dalam negeri dapat membeli asset (saham dan obligasi) dari
LN, atau menjual asset DN ke LN.
• Untuk memperlancar hubungan ekonomi ini, sebuah negara mesti
mempunyai Neraca Pembayaran dan Sistem Nilai Tukar (Kurs).

Int'l Linkages 2
2. Neraca Pembayaran
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment, BOP) adalah ringkasan
catatan transaksi dari penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lainnya dalam suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan penduduk
adalah: individu, perusahaan, atau pemerintah. Periode waktu
biasanya satu tahun, tapi bisa juga bulanan, triwulan, semester, dll.
• Ada dua komponen utama dalam neraca pembayaran : Neraca
Transaksi Berjalan (Current Account) dan Neraca Modal (Capital
Account).
• Currennt Account mencatat perdagangan barang dan jasa.
Perdagangan jasa meliputi pengangkutan dengan kapal, pembayaran
royalty, dan pembayaran bunga. Jasa juga meliputi net investment
income ( selisih antara bunga dan keuntungan yang diperoleh di luar
negeri dengan pendapatan orang LN di DN.
• Khusus untuk perdagangan barang dicatat dalam neraca perdagangan
(trade balance).
• Trade balance + trade in services and net transfer = current account.
• Transfer payment meliputi kiriman uang, hadiah, dan hibah.
Int'l Linkages 3
2. Neraca Pembayaran (lanjutan)
• Aturan sederhana pencatatan BOP adalah bahwa setiap transaksi yang
menimbulkan pembayaran oleh penduduk suatu negara kepada penduduk
negara lain, merupakan item defisit dalam BOP negara tersebut.
Sebaliknya, setiap transaksi yang menimbulkan penerimaan bagi penduduk
suatu negara dari penduduk negara lain, merupakan item surplus.
• Contoh item defisit : mengimpor barang & jasa, memberi hadiah atau hibah
ke LN, membeli asset LN, menyimpan uang di bank LN, dan lain-lain.
• Contoh item surplus : ekspor barang & jasa, menerima pembayaran
lisensi/royalty dari LN, menerima pensiun dari LN, pembelian asset DN oleh
orang LN.
• Ekspor (barang) > import (barang)  surplus Trade Balance
Ekspor (barang) < import (barang)  defisit Trade Balance
• Trade Balance + Neraca Jasa > 0  Surplus Current Account
Trade Balance + Neraca Jasa < 0  Defisit Current Account

Int'l Linkages 4
2. Neraca Pembayaran (lanjutan)
• Capital Account mencatat pembelian dan penjualan asset antar
negara seperti saham, surat utang, dan tanah.
• Capital Account dikatakan surplus (kadang-kadang disebut juga net
capital inflow) bila penerimaan atas penjualan dari saham, surat
utang, tanah, bank deposit dan asset lainnya melebihi dari
pembayaran kepada LN atas pembelian asset LN.
• External Account must balance.
Bila sebuah negara mengalami defisit current account pada suatu
periode tertentu (lebih banyak pembayaran ke LN dari pada
penerimaan dari LN), maka defisit tersebut memerlukan
pembiayaan dengan menjual asset atau berutang ke LN. Penjualan
asset atau berutang berimplikasi adanya surplus capital account.
(capital inflow).
Current Account defisit + net capital inflow = 0

Int'l Linkages 5
2. Neraca Pembayaran (lanjutan)
• Capital account dibagi dua : (1) transaksi dari sektor swasta, dan (2)
transaksi dari pemerintah yang membentuk cadangan devisa.
• Defisit current account dapat dibiayai dengan menjual kembali asset
LN yang dimiliki oleh sektor swasta atau berutang ke LN. Alternatif
lain adalah menggunakan cadangan devisa yang dimiliki oleh
pemerintah (menjual cadangan devisa ke pasar valas).
• Sebaliknya, bila current account surplus, sektor swasta dapat
menggunakan valas yang diperolehnya untuk membayar utang atau
membeli asset LN. Alternatif lain, Bank sentral dapat membeli valas
yang diperoleh sektor swasta dan menambahkannya kedalam
cadangan devisa.
• BOP Surplus = meningkatkan cadangan devisa
= Current Account surplus + net private capital inflow.

Int'l Linkages 6
Tabel : Neraca Pembayaran Indonesia
Tahun 2015, 2016 (Juta USD)
Uraian 2015 2016
Transaksi Berjalan -17.519 -16.347
A. Barang, bersih (Neraca Perdagangan) 14.049 15.390
• Ekspor, f.o.b. 149.124 144.441
• Impor, f.o.b. -135.076 -129.051
B. Jasa-jasa, bersih -8.697 -6.486
C. Pendapatan, bersih -22.871 -25.251

Transaksi Finansial 16.843 29.188


1. Investasi Langsung 10.704 15.121
2. Investasi Portofolio 16.183 18.872
3. Investasi Lainnya --10.064 -4.796

Posisi Cadangan Devisa 105.931 116.362

Int'l Linkages 7
3. Sistem Nilai Tukar
• Sistem Nilai Tukar (Kurs) atau disebut juga dengan sistem pembayaran
internasional adalah suatu sistem yang menentukan nilai tukar mata uang dalam
negeri dengan mata uang asing (negara lain).
• Ada 3 sistem penentuan nilai tukar : (1) Fixed Exchange Rate System, (2)
Flexible Exchange Rate System, dan (3) Control Exchange Rate Syatem.
• Fixed Exchange Rate System :
Nilai Tukar ditetapkan pada suatu level tertentu melalui peraturan/ketetapan
pemerintah. Jika terjadi excess demand atau excess supply pada mata uang
asing maka bank sentral siap menjual atau membelinya (melakukan intervensi).
Bank sentral punya peranan yang sangat besar dalam menjaga kestabilan nilai
tukar yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu Bank Sentral mesti punya cadangan
devisa yang banyak.
Perubahan nilai tukar pada sistem ini juga dilakukan melalui mekanisme
peraturan/ketetapan dengan istilah devaluasi dan revaluasi.
Devaluasi (devaluation) : penurunan nilai tukar mata uang DN terhadap mata
uang asing yang ditetapkan melalui peraturan/ketetapan pemerintah. Contoh :
dari Rp 2500/$ menjadi Rp 5000/$.
Revaluasi (revaluation) : penaikan nilai tukar mata uang DN terhadap mata uang
asing yang ditetapkan melalui peraturan/ketetapan pemerintah. Contoh : dari
Rp 7000/$ menjadi Rp 4000/$.
Int'l Linkages 8
3. Sistem Nilai Tukar (lanjutan)
• Flexible Exchange Rate System atau Floating Rate System (sistem nilai
tukar mengambang):
Penentuan nilai tukar diserahkan kepada mekanisme pasar (interaksi antara
demand dan supply terhadap valuta asing). Nilai tukar dapat berubah setiap
saat. Bank sentral tidak perlu melakukan intervensi dalam penjualan dan
pembelian valas di pasar. Kebaikannya : Bank Sentral tidak mesti punya
cadangan devisa yang banyak. Keburukannya : sangat fluktuatif.
Depresiasi (depreciation) : penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing melalui mekanisme pasar. Contoh : Pembukaan
sesi pagi Rp9.250/$, penutupan sesi siang menjadi Rp 9.300/$. Ini berarti
Rupiah terdepresiasi terhadap dollar sebesar 50 basis point.
Apresiasi (appreciation) : penaikan nilai tukar mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing melalui mekanisme pasar. Contoh : pada hari
Senin, 25 Sept. 2006 Rupiah ditutup pada level Rp 9.100/$, pada hari
Selasa, 26 Sept. 2006, Rp ditutup pada level Rp 9 050/$. Ini berarti Rupiah
mengalami apresiasi pada hari selasa tersebut sebesar 50 basis point.

Int'l Linkages 9
3. Sistem Nilai Tukar (lanjutan)
• Floating Control Exchange Rate (sistem nilai tukar mengambang
terkendali).
Istilah lain : Managed atau dirty, floating Exchange Rate
Dalam pelaksanaannya, sistem nilai tukar flexibel tidak selalu
diterapkan secara murni. Adakalanya bank sentral juga ikut
melakukan intervensi pasar untuk mendorong/menjaga nilai kurs
pada suatu level tertentu. Dalam pelaksanaan sistem nilai tukar
tetap pun, adakalanya bank sentral juga membiar nilai tukar
berfluktuasi pada suatu rentang tertentu. Sistem nilai tukar seperti
ini disebut juga dengan sistem nilai tukar mengambang terkendali.
Dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali, bank sentral
melakukan pembelian dan penjualan valas dalam usaha
mempengaruhi nilai tukar

Int'l Linkages 10
Grafik
Fixed ER System Flexible ER System
Rp/$ Rp/$
S

S
D
D
0 Q$ 0
Q$
Rp/$

Floating Control ER
System
D

0 Int'l Linkages
Q$ 11
3. Sistem Nilai Tukar (lanjutan)
• The Real Exchange Rate
Dua mata uang (rupiah dan dollar) mempunyai daya beli yang sama bila satu unit
mata uang DN dapat membeli sejumlah barang yang sama baik di DN maupun di
LN.
Misal : Harga satu kaleng coca cola isi 330 ml di Indonesia = Rp 3500 dan di Amerika
Serikat = $ 0,5 dan nilai tukar Rp 7000/$
 Rp dan $ mempunyai daya beli yang sama (purchasing power parity)
The Real Exchange Rate adalah ratio tingkat harga LN terhadap tingkat harga DN
yang diukur dalam mata uang yang sama. Ratio ini menunjukkan daya saing suatu
negara dalam perdagangan internasional.
R= e Pf P = Tingkat harga DN
P Pf = Tingkat harga LN
e = Nilai tukar (kurs)
Bila R = 1  mata uang mempunyai daya beli yang sama
Bila R > 1  barang LN lebih mahal dari barang DN  mengurangi impor
Bila R < 1  barang LN lebih murah dari barang DN  impor akan meningkat
Int'l Linkages 12
4. Market Equilibrium
• Dalam open economy, sebahagian dari output domestik dijual ke luar
negeri (export) dan sebahagian dari pengeluaran (spending)
masyarakat DN digunakan untuk membeli barang luar negeri (import).
• Pengeluaran atas output domestik dapat dipilah menjadi :
Y = Cd + Id + Gd + X …………………………………..(1)
dimana : Cd = Konsumsi DN menggunakan output domestik
Id = Investasi DN menggunakan output domestik
Gd = Pengeluaran pemerintah atas output domestik
EX = Ekspor barang dan jasa output domestik
Bila konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap barang
luar negeri dilambangkan berturut-turut : Cf , If , dan Gf , maka dapat
ditulis :
Konsumsi Total : C = Cd + Cf
Investasi Total : I = Id + If
Peng. Pemerintah Total : G = Gd + Gf
Int'l Linkages 13
4. Market Equilibrium (lanjutan)
Dengan demikian, persamaan (1) diatas dapat ditulis:

Y = (C - Cf) + (I - If ) + (G - Gf ) + X
Y = C + I + G + X – (Cf + If + Gf)
Y=C+I+G+X–M
Y = (C + I + G) + NX ……………………(2)
Output = Pengeluaran domestik + Ekspor Netto
Persamaan (2) dapat juga ditulis sbb:
NX = Y – (C + I + G)
Ekspor Netto = Output – Pengeluaran domestik
Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu
sama dengan output barang dan jasa.
Bila : Output domestik > Pengeluaran domestik NX > 0
Output domestik < Pengeluaran domestik  NX < 0
Output domestik = Pengeluaran domestik  NX = 0

Int'l Linkages 14
4. Market Equilibrium (lanjutan)
• Ekspor (X) dipengaruhi oleh : pendapatan luar negeri (Yf) dan Nilai Tukar (R),
sehinggga dapat ditulis : X = f(Yf, R).
• Impor (M) dipengaruhi oleh : pendapatan dalam negeri (Y) dan Nilai Tukar
( R), sehingga dapat ditulis : M = f (Y,R).
Peningkatan permintaan impor yang disebabkan oleh peningkatan $1
pendapatan disebut marginal propensity to import (MPI)
• Dengan demikian Ekspor Netto (NX) dipengaruhi oleh : pendapatan dalam
negeri (Y), pendapatan luar negeri (Yf ), dan Nilai Tukar (R), sehingga dapat
ditulis : NX = f(Y, Yf , R)
• Ada tiga hal penting yang dapat dinyatakan berkaitan dengan ini :
– Peningkatan pendapatan luar negeri akan meningkatkan Neraca
Perdagangan (trade balance ) dan selanjutnya akan meningkatkan AD.
– Depresiasi mata uang suatu negara secara riil akan meningkatkan neraca
perdagangan negara tersebut dan selanjutnya akan meningkatkan AD.
– Peningkatan pendapatan dalam negeri akan meningkatkan pengeluaran
terhadap barang impor dan selanjutnya akan memperburuk Neraca
Perdagangan

Int'l Linkages 15
Gambar : Efek kenaikan pendapatan luar negeri

i
LM

E1

E0

IS’
IS

Y
0 Y0 Y1

Int'l Linkages 16
4. Market Equilibrium (lanjutan)

• Kurva IS dalam open economy memasukkan net export sebagai


komponen AD. Dengan demikian kurva IS dapat dinyatakan dalam
bentuk:
Y = A(Y,i) + NX(Y, Yf, R) ………………….(3)

Tabel :Efek Gangguan Terhadap Pendapatan dan Net Expor

INCREASE IN INCREASE IN REAL


HOME FOREIGN DEPRECIATION
SPENDING INCOME
Income + + +
Net Export - + +

Int'l Linkages 17

Anda mungkin juga menyukai