Anda di halaman 1dari 40

POLARISASI

POLARISASI
2

 Disebut juga electrochemical polarization, adalah


perubahan potensial elektroda karena ada aliran
arus
 Pada keadaan alami, logam yang berada pada suatu
lingkungan/ elektrolit mempunyai nilai OCP atau
rest potensial tertentu (Eo)
 Tetapi jika sistem tersebut “diganggu” aliran listrik
dari luar, maka muncul ketidakseimbangan.
3

 Secara alami pula, sistem akan menyeimbangkan


dirinya dengan menghasilkan nilai potensial yang
baru (E)
 Selisih nilai potensial ini disebut polarisasi
 Polarisasi disebut juga overvoltage dan
overpotential (h)
Jenis polarisasi
4

 Activation polarization, adalah polarisasi karena


reaksi elektroda yang lambat (slow electrode
polarization)  tergantung laju reaksi
 Concentration polarization, adalah polarisasi yang
disebabkan perubahan konsentrasi pada reaktan
maupun produk di dekat permukaan elektroda
 Ohmic polarization, adalah polarisasi yang
disebabkan penurunan IR (current*resistance) di
dalam larutan atau di lapisan permukaan
5

 Polarisasi ini adalah gabungan dari polarisasi anoda


dan polarisasi katoda pada lingkungan tersebut
 Jika polarisasi total adalah h, maka
 polarisasi anoda = ah dan
 polarisasi katoda = (1 – a)h
 Energi logam yang semula DG berubah menjadi
DG + ahnF karena polarisasi (ingat polarisasi = E)

Karena current flow


6

 Polarisasi nantinya dikaitkan dengan perhitungan laju


korosi yang menggunakan metode potential sweep /
LPR
 Menurut persamaan laju reaksi (v)
v = kkor [reaktan] ; jika kkor = Ae(-DG/RT), maka

  ΔG 
 
v  Ae  RT 
 reaktan
7

 Dalam keadaan setimbang, laju reaksi maju (reaksi


anoda ra) sama dengan laju reaksi mundur (reaksi
katoda rc)
ia = - ic
 dimana ia adalah arus polarisasi anoda dan ic adalah
arus polarisasi katoda
 Jika i pada kondisi kesetimbangan dimasukkan ke
persamaan di atas
  G 
 
io  Ao e  RT 
8

 Persamaan arus menjadi


  G nF 
 
ia  Ao e  RT 

  G   nF 
   
ia  Ao e  RT 
.e  RT 

  G 
 
karena io  Ao e  RT 

 nF 
 
ia  io e  RT 
9

 nF 
 
ia  io e  RT 

 Maka
 ia  nF RT  ia 
ln   .  ln  
 io  RT nF  io 

2.303RT ia
 log
nF io
10

2,303RT
 Jika  a  ba 
nF
ia ia
 Maka  a   a . log atau  a  ba . log
io io
2,303RT
 Demikian juga dengan katoda  c  bc 
1    nF
ic ic
 c   c . log atau  c  bc . log
io io
 Persamaan ini disebut persamaan Tafel
11

 ba dan bc disebut konstanta anoda dan katoda Tafel


(anodic and cathodic Tafel constants)
 Sedangkan konstanta Tafel adalah

 Jika digambarkan grafiknya diperoleh plot sebagai


berikut
12

  G 
 
io  Ao e  RT 
13

ia
 Persamaan  a  ba . log jika dijabarkan akan
io
diperoleh
 a  ba . log ia  ba . log io
 Atau setara dengan ha = C.log i – D
 Dimana ba . log ia= C.log i
 Dan  ba . log io= D
 c  bc . log ic  bc . log io
Implementasi pengukuran
14

 Jika dimisalkan ba = +100 mV, bc = -100 mV dan io


= 0,01 A/dec
 Dimasukkan ke persamaan
2,303RT
 a  ba . log ia  ba . log io  a  ba 
nF
 c  bc . log ic  bc . log io 2,303RT
 c  bc 
1    nF
 Akan diperoleh list seperti berikut :
15

 a   a . log ia   a . log io
16

 c   c . log ic   c . log io
Jika diplotkan kembali, diperoleh grafik Tafel Slope
berikut
17
Interpretasi gambar
18

 Jika elektroda terpolarisasi pada +100 mV, maka kerapatan arus


anoda adalah 0,1 A/m2 dan kerapatan arus katoda 0,001 A/m2
 Karena yang dapat diukur adalah beda potensial anoda dan
katoda, maka untuk besaran iukur
iukur = ia – ic = 0,1 – 0,001 = 0,099 A/m2
 Jika polarisasi meningkat, nilai iukur semakin besar dan kurva
semakin linier. Hal ini berlaku pula untuk iukur katodik. Hanya
saja nilainya berlawanan
 Untuk plot iukur, akan menghasilkan grafik modifikasi sebagai
berikut
19

 Beberapa literatur menuliskan bahwa kurva anodik dan


katodik akan mulai linier setelah potensial bernilai ± 30 mV
20
21

 Pada peralatan uji korosi, plot yang dihasilkan dari


sebuah sweep hanya akan menghasilkan iukur
terhadap potensial, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah
22
23

 Dengan metode ini, maka potensial korosi dapat


terukur dalam waktu yang singkat (jika
dibandingkan dengan weight loss method)
 Metode ini juga tetap dapat menghasilkan output
untuk pengujian laju korosi yang sangat rendah
24

 Laju korosi diperoleh dari persamaan

 Atau bisa dinyatakan dalam Mass loss rate


25

 Nilai EW (equivalent weight) ditabelkan pada ASTM standard


G102
Proses Difusi dan Lapisan Permukaan
28

 Dalam mengukur laju korosi, ada beberapa tahapan


yang harus dianalisis, contohnya pengangkutan
muatan melalui larutan.
 Bahwa arus dalam larutan diangkut oleh ion-ion
 Ion mempunyai massa, sehingga gerak ion dapat
diukur (kelajuannya)
 Kecepatan gerak ion juga menentukan laju reaksi
dalam larutan
29

 Jika salah satu komponen reaksi berlangsung secara


lambat, maka keseluruhan reaksi berlangsung lambat
 Sehingga cepat/tidaknya laju reaksi ditentukan oleh
reaksi yang paling lambat
 Dalam cell korosi, ketika arus kecil, pengangkutan
ion-ion melalui larutan relatif mudah. Sebaliknya jika
arus besar, cell membutuhkan muatan lebih besar
untuk mengangkut ion (ion dalam elektrolit tidak
mampu membawa ion sendirian)
30

 Gerak ion menjadi lambat, sehingga proses


dikendalikan oleh difusi.

 Ketika anoda dan katoda dihubungkan, proses korosi


terjadi, konsentrasi anion (ion negatif) yang semula
berlimpah, akan turun di sekitar permukaan anoda.
Hal ini disebabkan ada reaksi antara anion dengan
anoda
Pada cathodic reaction berikut :
31
32

 Polarisasi terjadi dengan dua kemungkinan


mekanisme:
 Activation polarization
 Concentration polarization
Activation Polarization
33

 Semua reaksi elektrokimia terdiri dari urutan langkah


yang terjadi di interface antara permukaan logam
yang terkorosi dengan larutan elektrolitnya
 Activation polarization mengacu pada kondisi
dimana laju korosi ditentukan oleh laju reaksi yang
paling lambat
 Pembahasan activation polarization bisa ditinjau dari
gambar berikut
Langkah-langkah yang terjadi:
34

1. Penyerapan ion H+ dari larutan


menuju permukaan Zn
2. Transfer elektron dari permukaan
ke H, membentuk hidrogen
H+ + e-  H
3. Penggabungan 2 atom hidrogen
membentuk molekul hidrogen
2H  H2
4. Pengumpulan H2 membentuk
gelembung-gelembung
35

 Dari 4 langkah reaksi katodik di atas, maka yang


mempunyai laju reaksi terendah menjadi penentu laju
reaksi keseluruhan
 Atau dengan kata lain polarisasi ditentukan oleh
aktivasi ion yang mempunyai laju reaksi terendah
Concentration Polarization
36

 Concentration Polarization terjadi jika laju reaksi


dikontrol oleh difusi ion dari larutan ke permukaan
logam. Konsentrasi ion pada elektrolit, baik jauh
maupun dekat permukaan, akan mempengaruhi
reaksi keseluruhan
 Contoh pada ion hidrogen juga bisa digunakan untuk
penggambaran concentration polarization
37

 Ketika konsentrasi ion H+ tinggi, maka selalu ada


suplai yang cukup untuk keperluan reaksi
elektrokimia di permukaan
38

 Sebaliknya jika konsentrasi ion hidrogen (H+)


rendah, maka akan ada kekosongan ion di sekitar
permukaan logam
 Kekosongan ini menyebabkan kecepatan difusi ion
H+ ke permukaan menjadi pengatur laju (rate
controlling), dan sistem dikatakan terpolarisasi
konsentrasi
39

 Concentration polarization bisa dinyatakan dalam


plot overvoltage vs log kerapatan arus (log i)
 Concentration polarization umumnya bergabung
dengan activation polarization jika reaksi korosi
mengalami perubahan pada spesies di dalam larutan
(atau ada multi spesies)
40

 Munculnya kondisi concentration polarization


biasanya disebabkan oleh :
 Adukan/ agitasi/ flow
 Konsentrasi elektrolit yang rendah, misalnya korosi aerasi
yg hanya melibatkan ion H+ saja tanpa melibatkan oksigen
 Adanya inhibitor pada konsentrasi tertentu

Anda mungkin juga menyukai