Anda di halaman 1dari 12

Perbandingan figh munakahat

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 5

Opy Kurniawan
1813020016

RITA SOLIN
1813020015

Mulia Hidayat
1813020017
A. Pernikahan perempuan hamil karena
zina
Pengertian zina
1
Mazhab Hanafiyyah :hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki
kepada seorang perempuan pada kemaluanya yang bukan budak wanitany
dan bukan akadyang subhat
Mazhab Al malikiyah:hubungan seksual yang dilakukan oleh
mukalafyangmuslim pada farajadami(manusia)yang bukan budak miliknya
tanpa akad subhat dan dilakukan dengan sengaja.
Ibnu rusyd:segala sesuatu bentuk persetubuhan yang dilakukan diluar nikah
yang sah,bukan nikah subhat,dan bukan pada budak yang dimilikinya.
Mazhab Asy-syafiiyah;masuknya ujung kemaluanya laki-laki meskipun
sebagainya ke dalam kemaluanya wanita yang haram,dalam keadaan
syahwat yang alami tanpa subhat.
Mazhab Al-hanabilah :hilangnya hasyafah penis laki-laki yang sudah baliq
dan berakal kedalam salah satu dari lubang wanita,yang tidak ada hubungan
ishmah antara keduanya atau syubhah.
Larangan zina berdasarkan (Q.S.al isra':32)

Ur‫وـالتـقـربواالزـنا‬ .‫وـالتـقـربواالزـنا اـنـهـ‬

"Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya


zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk"
Dan Q.S.al Furqan.25:68-69.
Had zina
2

Zina ghairu muhsan:dera 100 x (Q.S.an Nuur ayat 2)dan di asing kan 1
tahun.

Zina muhshan:di rajam (dilempar batu sampai mati).


B. Pendapat ulama dan alasannya
masing-masing

hukum menikahi wanita hamil


Ada beberapa ketentuan hukum
yang dapat di kemukakan dalam hal
ini yaitu
mengenai sah atau tidaknya
perkawinan, boleh atau tidaknya
melakukan senggama.
Sepakat ulama Mazhab yang empat menetapkan bahwa perkawinan keduanya sah,dan
boleh bersenggama bila laki laki itu sendiri yang menghamilinya dan ia mengawininy.
Dan menjadi perbedaan pendapat di
kalangan ulama yaitu tentang kepastian
hukum perkawinan laki ilaki dengan
perempuan yang dihamili orang lain.

2-*entingnya*menurut imam abu Yusuf


"Keduanya tidak boleh di kawinkan maka perkawinan nya
fasid atau batal berdasarkan Q.S. an Nuur 3 dan Q.S.al
Baqarah 221.kemudan dari hadits yang lain juga
mengatakan bahwa bahwa saya seorang laki-laki
mengawini seorang perempuan maka ketika ia
mengumpulinya ,ia mendapatkan dalam keadaan 🤰
hamil.lalu iya melaporkan kepada nabi saw "maka nabi
menceraikan keduanya dan memberikan kepada
perempuan itu mas kawin kemudian di dera 100 x
Kemudian Perempuan tersebut telah melahirkan
pendapat ini kandungannya bila iya hamil
diikuti oleh Ibnu
qudamah
dengan
menambahkan
kan 2 syarat
Perempuan tersebut telah menjalankan hukuman dera,baik ia 🤰
hamil maupun tidak
*menurut imam bin al -hasan al syaibany
"Perkawinan ya sah, tetapi diharamkan baginya mengadakan senggama, hingga bayi Nya lahir berdasarkan hadits.

"Sabda nabi saw"janganlah engkau mengumpuli wanita yang hamil hingga lahir kandungannya.

Sepakat imam Hanafiyah dan imam Syafi'i mengatakan"perkawinan seorang laki-laki


Dengan seorang perempuan yang dihamili oleh orang lain adalah sah, karena tidak terikat
dari perkawinan orang lain.dan boleh mengumpulinya karena tidak mungkin nasab
(keturunan)bayi yang di kandungan itu ternodai oleh sperma suaminya.maka bayi tersebut
tetap bukan keturunan orang yang mengawini ibunya.
Pendapat terkuat"boleh mengawini atau
sahnya perkawinan dan boleh bersenggama
bila laki laki itu sendiri yang menghamilinya"

Dan pendapat terkuat"tidak sah atau batal


perkawinan antara laki-laki Dengan perempuan
yang 🤰 hamil Dengan orang lain berdasarkan
Q.S.an Nuur ayat 3 dan QS.al Baqarah ayat 221 dan
hadist.

Anda mungkin juga menyukai