Psychrometric Chart
Pendahuluan
Properties udara seperti RH, enthalpy, WB, DB
dicari dari beberapa table dan perhitungan
dengan beberapa persamaan. Kadang-kadang
juga diperlukan interpolasi untuk mendapatkan
data dari table. Hal ini menyebabkan
perhitungan memerlukan waktu yang lama.
Berdasar pertimbangan ini maka dikembangkan
Diagram Psikrometrik (Psychrometric Chart)
yang akurasinya masih dapat diterima untuk
masalah pengkondisian udara.
Contoh soal
Suatu ruangan 5m x 5m x 3m berisi udara pada 25oC, 100
kPa dan RH 75%. Tentukan:
Tekanan partial udara kering [97.62 kPa]
Humidity ratio udara dalam ruangan [0.0152 kgH2O/kg dry air]
Enthalpy per satuan massa udara kering [63.8 kJ/kg dry air]
Specific volume udara kering
A. Pemanasan sensibel
C B. Pendinginan sensibel
E C. Humidifikasi
G
w
D. Dehumidifikasi
B A
E. Pemanasan & humidifikasi
F H
F. Pendinginan & dehumidifikasi
D G. Pendinginan & humidifikasi
H.Pemanasan dan dehumidifikasi
DB
Air Conditioning Process
Air Conditioning Process
Kebanyakan proses air conditioning dapat dimodelkan
sebagai proses aliran steady, sehingga berlaku:
W1 W3 a ,1 m
m a ,2 m
a ,3 m
a
1 2 mw, hw 3
Q a h 3 h1 m
m whw
a c Q
Q
Q
ab sensibel laten
Ta Tc=Tb m
Q ab
a hb ha
2. Heating & Humidifying
Refrigerant
es s
oc 1
ma ma a l pr W1
Re
Q
h1 h2 W2=W3
2 3
W1 W2
1 2 T2 T1=T3
mw , h w
3. Cooling & Dehumidifying
Refrigerant Mass balance udara kering:
a ,1 m
m a ,2 m
a
ma ma
Q Mass balance uap air:
h1 h2
a m
w 2m w w 1m
a
W1 W2
1 2 Kalor yang dilepaskan:
Q m a h 2 h1 m w h w
mw, hw
laten m a h 1 h 3
T2 T1=T3
Q
3. Cooling & Dehumidifying
2 Heat balance:
W2
3
W3 a1 h 2 m
h 1m a,2 h 3m
a,3
1 W1
T1 T3 T2
5. Adiabatic Mixing
of Two Moist Air Streams
h 2 h 3 W2 W3 m a1
Persamaan di atas dapat ditulis:
h 3 h1 W3 W1 m a2
2 32 m a1 32 m a1 13 m a2
W2
W3 13 m a 2 12 m a 3 12 m a3
3
1 W1
T1 T3 T2
5. Adiabatic Mixing
of Two Moist Air Streams
Protractor
6. Sensible Heat Factor (SHF)
6. Sensible Heat Factor (SHF)
Kenyataan bahwa:
• Temperatur udara yang meninggalkan coil pendingin (T la)
lebih tinggi dari temperatur permukaan coil-nya.
• Temperatur udara yang meninggalkan coil pemanas lebih
rendah dari temperatur permukaan coil-nya.
Hal ini disebabkan udara yang mengalir melalui coil
belum tentu bersentuhan dengan permukaan coil
semuanya. Jadi ada yang ter-by pass.
Jumlah udara yang lolos (by pass), dinyatakan dengan By
Pass Factor (BPF), tergantung dari:
konstruksi coil dan
kecepatan aliran udara
BPF coil diperlukan saat menentukan besar kebutuhan
udara yang harus di-supply.
7. By Pass Factor (BPF) & Apparatus Dew Point
Jika ada 1 kg udara dengan temperatur Tea (atau T1 pada gambar)
melalui coil, maka ada x kg udara yang mengalir tanpa kontak
dengan coil sehingga temperaturnya tetap Tea dan ada (1 - x) kg
udara yang kontak langsung dengan coil sehingga saat keluar coil
temperatur udara menjadi Tla (atau T2 pada gambar)
Tla Td T2 Td T1 T2
1 b 1- b
d
Tea Td T1 Td T1 Td
2
b = fraksi udara yang ter-by pass (BPF
Td T2 T1 coil) dan 1 – b = efisiensi coil.
3 Conditioned
Space
500 cfm 0 1 2 SA fan 78 F db, 65 F wb
90 F
55%
Oudoor
air
Q = 60.000 Btu/hr
Mixing box Cooling & Qs = 42.000 Btu/hr
Dehumidifying
unit
Bagaimana jika SHR terlalu rendah?
sf or
es
pr oc SHR = 0.5
te
lte rna 0.5
A = Room
SHR
1
No possible ADP
24oC
8. Pengaruh Fan dan Heat Gain
Pada realita SPU, ada fan untuk supply udara ke ruangan atau fan
exhaust untuk membuang udara ke luar dari ruangan. Power input
fan ini diperhitungkan sebagai penambahan kalor sensibel ke
udara, mirip seperti ada heat transfer masuk ke udara.