Anda di halaman 1dari 40

Bab 3

Psychrometric Chart
Pendahuluan
 Properties udara seperti RH, enthalpy, WB, DB
dicari dari beberapa table dan perhitungan
dengan beberapa persamaan. Kadang-kadang
juga diperlukan interpolasi untuk mendapatkan
data dari table. Hal ini menyebabkan
perhitungan memerlukan waktu yang lama.
Berdasar pertimbangan ini maka dikembangkan
Diagram Psikrometrik (Psychrometric Chart)
yang akurasinya masih dapat diterima untuk
masalah pengkondisian udara.
Contoh soal
 Suatu ruangan 5m x 5m x 3m berisi udara pada 25oC, 100
kPa dan RH 75%. Tentukan:
 Tekanan partial udara kering [97.62 kPa]
 Humidity ratio udara dalam ruangan [0.0152 kgH2O/kg dry air]
 Enthalpy per satuan massa udara kering [63.8 kJ/kg dry air]
 Specific volume udara kering

 Tentukan dew point dari udara dengan kondisi 82oF DB dan


50% RH. [61.5oF]

 Hitung enthalpy dan humidity ratio/specific humidity udara


pada kondisi berikut:
 Kondisi 1: 30oC DB and 40% RH
 Kondisi 2: 30oC DB and 80% RH
 Apa pendapat saudara untuk humidity ratio kedua kondisi di atas?
Air Conditioning Process
Delapan proses dasar yang digambarkan dalam
psychrometric chart:

A. Pemanasan sensibel
C B. Pendinginan sensibel
E C. Humidifikasi
G
w
D. Dehumidifikasi
B A
E. Pemanasan & humidifikasi
F H
F. Pendinginan & dehumidifikasi
D G. Pendinginan & humidifikasi
H.Pemanasan dan dehumidifikasi
DB
Air Conditioning Process
Air Conditioning Process
 Kebanyakan proses air conditioning dapat dimodelkan
sebagai proses aliran steady, sehingga berlaku:

 Hukum kekekalan massa udara kering :  a,i  Σm


Σm  a,e
 Hukum kekekalan massa uap air:
 v,i  Σm
Σm  a ,i  Σw e m
 v, e atau Σw i m  a ,e

 Hukum kekekalan energi:  W


Q   Σm
 e h e  Σm
 ihi
Subscript i = inlet dan e = exit.
1. Simple Heating & Cooling

Simple heating/cooling = pemanasan/pendinginan udara


tanpa mengubah kelembaban-nya atau specific humidity-
nya.
Dalam proses ini tidak ada humidikasi atau dehumidifikasi.

Proses ini dapat terjadi saat udara mengalir melalui heat


exchanger.
Hati-hati! Pada pendinginan yang temperatur permukaan <
dew point T, dapat terjadi kondensasi → berarti juga ada
proses dehumidifikasi, bukan hanya pendinginan.
1. Simple Heating & Cooling
ma ma Mass balance untuk
Q
h1 h2 udara kering:
W1
1 2
W2 = W1  a ,1  m
m  a ,2  m
a

Mass balance untuk


uap air:
1
2
W1 = W2  a ,1  w 2 m
w 1m  a ,2
T2 T1

Kalor yang diperlukan/dilepaskan  a  h 2  h1 


 m
Q
(Energy balance):
1. Simple Heating & Cooling

 Find the heat transfer rate required to


warm 1500 cfm (ft3/min) of air at 60oF and
90% relative humidity to 110oF without the
addition of moisture. Is the relative
humidity remain constant?
[83050 Btu/hr]
2. Heating & Humidifying
Problem yang dijumpai dengan RH rendah karena simple
heating dapat dieliminasi dengan penambahan proses
humidifying.

ma ma Mass balance untuk


h1
Q
h3
udara kering:

W1 W3  a ,1  m
m  a ,2  m
 a ,3  m
a
1 2 mw, hw 3

Mass balance untuk uap air:


3
W3
 a ,1  w 2 m
w 1m  a ,2
W 1 = W2
2
1  a,2  m
w 2m  w  w 3m
 a,3
T2 T1
2. Heating & Humidifying
Kalor yang diperlukan (Energy balance):

Q  a  h 3  h1   m
 m  whw

Proses heating & humidifying melibatkan kalor sensibel dan


kalor laten, yaitu:
hb
sensibel  m a  h c  h a 
hc 
Q 
ha b

Q laten m  h  h 
a b c

a c  Q
Q   
Q
ab sensibel laten
Ta Tc=Tb  m
Q ab
 a  hb  ha 
2. Heating & Humidifying

An air conditioning system is to take in outdoor air at 10 oC


and 30% RH at a steady rate of 45 m3/min and to condition
it to 25oC and 60% RH. The outdoor air is first heated to
22oC in the heating section and then humidified by the
injection of hot steam in the humidifying section.
Assuming the entire process takes place at atmospheric
pressure, determine:
• the rate of heat supply in the heating section [637.4
kJ/min]
• the mass flow rate of the steam required in the
humidifying section [0.54 kg/min]
3. Cooling & Dehumidifying
Saat simple cooling, specific humidity tetap selama proses
sedang RH meningkat. Jika RH terlalu tinggi, mungkin perlu
membuang sebagian moisture dari udara, yaitu: dengan
dehumidifying. Untuk ini, diperlukan pendinginan hingga
mencapai temperatur dibawah Dew-Point temperature.

Refrigerant
es s
oc 1
ma ma a l pr W1
Re
Q
h1 h2 W2=W3
2 3
W1 W2
1 2 T2 T1=T3
mw , h w
3. Cooling & Dehumidifying
Refrigerant Mass balance udara kering:
 a ,1  m
m  a ,2  m
a
ma ma
Q Mass balance uap air:
h1 h2
 a m
w 2m  w  w 1m
a
W1 W2
1 2 Kalor yang dilepaskan:
Q  m a  h 2  h1   m w h w
mw, hw

Proses cooling & dehumidifying


o ce ss melibatkan kalor sensibel & laten:
a l pr 1
W1
Re  Q
Q 12

sensibel  
Q laten
W2=W3
 h  h 
2 3
Q m
sensibel a 3 2

laten  m a  h 1  h 3 
T2 T1=T3 
Q 
3. Cooling & Dehumidifying

 Air enters a window air conditioner at 1 atm,


30oC and 80% RH at a rate of 10 m3/min, and it
leaves as saturated air at 14oC. Part of the
moisture in the air which condenses during the
process is also removed at 14oC. Determine the
rates of heat and moisture removal from the air.
[0.131 kg/min, -513 kJ/min]
4. Evaporative Cooling
 Pendinginan pada cuaca yang panas dan kering dapat
dilakukan dengan evaporative cooling. Cara: men-spray air ke
udara atau mengalirkan udara melalui suatu ‘pad’ yang terus
dibasahi dengan air seperti pada gambar di bawah.
 Karena udara yang masuk mempunyai kelembaban rendah,
maka sebagian air yang disemprotkan menguap. Energi untuk
penguapan ini didapat dari aliran udara. Hal ini membuat
temperatur udara lebih rendah dan sekaligus menurunkan
temperatur air.
 Ini menjadi dasar orang menyimpan air minum dalam kendi
(porous jug), juga menjadi sebab kenapa pada hari yang
panas dan kering udara di taman terasa lebih dingin ketika
taman disiram air.
 Proses evaporative cooling pada dasarnya sama dengan
proses saturasi adiabatic karena perpindahan panas antara
aliran udara dengan sekeliling biasanya dapat diabaikan.
Karena itu, proses evaporative cooling = proses konstanWB
temperature = proses enthalpy konstan.
Evaporative cooler cocok dipakai di daerah panas yang kering untuk menghemat
penggunaan energi untuk proses peng-kondisian udara.
4. Evaporative Cooling
DB min = DB di 2’
Hot, Cool, Jika T2  Tw,
dry air moist air 2’
WB2  WB1 2
1 mw, hw 2 h2  h1 1

Air at 100oF and 10% RH enters an evaporative cooler (swamp


cooler) with a volumetric flow rate of 5000 ft3/min. Moist air
exits the cooler at 70oF. Water is added to the soaked pad of the
cooler as a liquid at 70oF and evaporates fully into the moist air.
There is no heat transfer with the surroundings and the
pressure is constant throughout at 1 atm. Determine:
• the mass flow rate of the water to the soaked pad, in lbm/h
[144.7 lbm water/hr]
• the RH of the moist air at the exit to the evaporative cooler.
[69.7%]
5. Adiabatic Mixing
of Two Moist Air Streams
The mixing of airstreams is quite common in air-conditioning
systems. The mixing usually occurs under steady, adiabatic flow
conditions.
ma1 ma3
Mass balance udara kering:
h1 h3
 a ,1  m
m  a ,2  m
 a ,3
W1 W3
1 2 3
Mass balance uap air:
ma2, h2, W2
 a1  W2 m
W1m  a,2  W3m
 a,3

2 Heat balance:
W2
3
W3  a1  h 2 m
h 1m  a,2  h 3m
 a,3
1 W1
T1 T3 T2
5. Adiabatic Mixing
of Two Moist Air Streams
h 2  h 3 W2  W3 m a1
Persamaan di atas dapat ditulis:  
h 3  h1 W3  W1 m  a2

State dari aliran campuran pasti berada di antara state 1


dan state 2. Panjang segmen garis sebanding dengan
laju aliran massa udara seperti:

2 32 m a1 32 m  a1 13 m  a2
W2   
W3 13 m a 2 12 m a 3 12 m a3
3
1 W1
T1 T3 T2
5. Adiabatic Mixing
of Two Moist Air Streams

A stream consisting of 142 m3/min of moist air at a


temperature of 5oC and humidity ratio of 0.002 kg (vapor) /
kg (dry air) is mixed adiabatically with a second stream
consisting of 425 m3/min of moist air at 24oC and 50% RH.
The pressure is constant throughout at 1 bar. Determine the
humidity ratio and the temperature of the exiting mixed
stream, in oC. [0.0074 kg vapor/kg dry air; 19oC]
6. Sensible Heat Factor (SHF)
Kalor dapat dibagi kalor laten dan kalor sensible.
Perbanding-an keduanya disebut: Sensible Heat Factor
(SHF) atau Sensible Heat Ratio (SHR):
Sensible heat SH
SHF  
Total heat SH  LH

Protractor
6. Sensible Heat Factor (SHF)
6. Sensible Heat Factor (SHF)

 Conditioned air is supplied to a space at 54oF db


and 90% RH at the rate of 1500 cfm. The
sensible heat factor for the space is 0.80, and
the space is to be maintained at 75oF db.
Determine the sensible and latent cooling loads
for the space. [Qs = 34100 Btu/hr, QL = 8500
Btu/hr]
7. By Pass Factor (BPF) & Apparatus Dew Point

Kenyataan bahwa:
• Temperatur udara yang meninggalkan coil pendingin (T la)
lebih tinggi dari temperatur permukaan coil-nya.
• Temperatur udara yang meninggalkan coil pemanas lebih
rendah dari temperatur permukaan coil-nya.
 Hal ini disebabkan udara yang mengalir melalui coil
belum tentu bersentuhan dengan permukaan coil
semuanya. Jadi ada yang ter-by pass.
 Jumlah udara yang lolos (by pass), dinyatakan dengan By
Pass Factor (BPF), tergantung dari:
 konstruksi coil dan
 kecepatan aliran udara
 BPF coil diperlukan saat menentukan besar kebutuhan
udara yang harus di-supply.
7. By Pass Factor (BPF) & Apparatus Dew Point
Jika ada 1 kg udara dengan temperatur Tea (atau T1 pada gambar)
melalui coil, maka ada x kg udara yang mengalir tanpa kontak
dengan coil sehingga temperaturnya tetap Tea dan ada (1 - x) kg
udara yang kontak langsung dengan coil sehingga saat keluar coil
temperatur udara menjadi Tla (atau T2 pada gambar)

Tla  Td T2  Td T1  T2
1 b  1- b 
d
Tea  Td T1  Td T1  Td
2
b = fraksi udara yang ter-by pass (BPF
Td T2 T1 coil) dan 1 – b = efisiensi coil.

Titik ‘d’ disebut Apparatus Dew Point of the cooling coil.


7. By Pass Factor (BPF) & Apparatus Dew Point

The coil sensible heat transfer rate is:  m


Q cs
 a1c p  T1  T2 
 m
or Q cs
 a1c p  T1  Td 1  b 

 Untuk coil 1 row dengan jumlah fin 8 buah / inch, BPF


diperkirakan 56%. Dengan kata lain, 56% udara tidak
akan kontak dengan cooling surface. Untuk jumlah baris
(row) yang lain:
 BPF (4-row coil) = 0.564 = 0.1
 BPF (6-row coil) = 0.566 = 0.0314
 BPF (8-row coil) = 0.568 = 0.0099 (kecil sekali)
 Sumber: buku Norman C. Harris.
7. By Pass Factor (BPF) & Apparatus Dew Point

A given space is to be maintained at 78 F db and 65 F wb.


The total heat gain to the space has been determined to
be 60.000 Btu/hr, of which 42.000 Btu/hr is sensible heat
transfer. The outdoor air requirement of the occupants is
500 cfm. The outdoor air has a temperature and relative
humidity of 90 F and 55%, respectively. Temperature of
air supplied to the space is 20Fo less than the space’s
temperature. Determine:
 the quantity and the state of the air supplied to the space, [1885
cfm; 80% RH]
 the required capacity of the cooling and dehumidifying equipment.
[cooling = 48.400 Btu/hr, dehumidifying = 32.200 Btu/hr]
78 F db, 65 F wb
RA fan 3
Exhaust

3 Conditioned
Space
500 cfm 0 1 2 SA fan 78 F db, 65 F wb
90 F
55%
Oudoor
air
Q = 60.000 Btu/hr
Mixing box Cooling & Qs = 42.000 Btu/hr
Dehumidifying
unit
Bagaimana jika SHR terlalu rendah?

sf or
es
pr oc SHR = 0.5
te
lte rna 0.5
A = Room
SHR

1
No possible ADP

24oC
8. Pengaruh Fan dan Heat Gain

Pada realita SPU, ada fan untuk supply udara ke ruangan atau fan
exhaust untuk membuang udara ke luar dari ruangan. Power input
fan ini diperhitungkan sebagai penambahan kalor sensibel ke
udara, mirip seperti ada heat transfer masuk ke udara.

Begitu pula dengan heat gain


yang diterima udara saat
0
mengalir dalam supply air duct Power
dan return air ducts. Heat gain Input Fan 1
ini diperhitungkan sebagai 3 4
penambahan kalor sensibel ke 1’ 2
udara, bersama power input Heat Gain
fan. Pengaruh Fan & Heat Gain
di psychrometric chart:

Anda mungkin juga menyukai