Anda di halaman 1dari 11

”OTONOMI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”

DOSEN PENGAMPUH : Eliana, SKM, MPH


NAMA KELOMPOK : 4 ( Empat)
1. Nabilah Amalia Tanjung
2. Lestia Wati
3. Lia Gustarini
4. Lilis Suryani
5. Lova Luvita
6. Miftahul
7. Miranda
Next
Pengertian Otonomi
berasa
Etimol l bahasa Yunani autos
ogi yang artinya sendiri,
dan nomos yang
berarti hukuman atau
aturan, jadi pengertian
otonomi adalah
pengundangan sendiri
(Danuredjo, 1979).
Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah
pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan
yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Accountability
diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batas-batas wewenang
profesi yang bersangkutan.

Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam


penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui :

1
Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

Otonomi 2 Penelitian dalam bidang kebidanan.

Dalam
Pelayanan 3 Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan.

Kebidanan
4 Akreditasi, Sertifikasi, Registrasi, Uji Kompetensi, Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal
yang mendasari dan terkait dengan pelayanan Next

kebidanan antara lain sebagai berikut:


a. Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/
2002 Tentang registrasi dan praktik bidan.
b. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
c. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang Standar Profesi
Bidan.
d. dan lain – lain.
TUJUAN OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

1 2 3
4 5 6

Untuk Untuk Untuk Berperan Untuk Untuk


mengkaji menyusun sebagai melaksanakan mengelola
mengetahui perawatan
kebutuhan rencana perkembang anggota tim dokumentasi
pasien sesuai
dan masalah asuhan an kesehatan kebidanan dengan lingkup
kesehatan kebidanan. kebidanan tanggung
melalui jawabnya.
penelitian.
PERSYARATAN OTONOMI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Administrasi

01 Seorang bidan dalam melakukan


praktek kebidanan, hendaknya
memiliki sarana dan prasarana
yang melengkapi pelayanan yang Dapat diobservasi dan
memiliki standard dan sesuai diukur
dengan fasilitas kebidanan. 02 Mutu layanan kesehatan akan diukur
berdasarkan perbandingannya
terhadap standar pelayanan
kesehatan yang telah disepakati dan
ditetapkan sebelum pengukuran mutu
Realistic dilakukan.
03
Kinerja layanan kesehatan yang
diperoleh dengan nyata akan diukur
terhadap criteria mutu yang
ditentukan, untuk melihat standar 03
pelayanan kesehatan apakah
tercapai atau tidak
KEGUNAAN OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

Otonomi pelayanan kesehatan meliputi


pembangunan kesehatan, meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
BENTUK-BENTUK OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan


01

Menyusun rencana asuhan kebidanan


02

Melaksanakan asuhan kebidanan


03

Melaksanakan dokumentasi kebidanan


04

Mengelola keperawatan pasien dengan lingkup tanggung jawab


05
Kesimpulan
Secara etimologi , Otonomi berasal dari bahasa Yunani
autos yang artinya sendiri, dan nomos yang berarti
hukuman atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah
pengundangan sendiri (Danuredjo, 1979). Profesi yang
berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,
adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang
dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang
dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan
didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat
dengan satu landasan hukum yang mengatur batas-
batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Seorang bidan dalam memberikan
pelayanan kepada pasiennya. Dalam
pertolongan persalinan di BPM bidan harus
memperhatikan apakah pasien yang akan
ditolong bukan termasuk resiko tinggi. Harus
dilakukan anamnesa (SOAP) kemudian CONTOH
penapisan persalinan ( pengecekan apakah KASUS
pasien bisa lahiran dengan bidan ), apabila OTONOMI
ditemukan kemungkinan persalinan beresiko DALAM
seperti pasien dengan hipertensi, bidan KEBIDANAN
harus segera merujuk pasien ke rumah sakit
yang bisa menangani kasus tersebut.
Apabila tidak ditemukan tanda-tanda
persalinan beresiko bidan bisa melakukan
pertolongan persalinan dengan
menggunakan standar APN (asuhan
persalinan normal)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai