Anda di halaman 1dari 66

Evaluasi, Perencanaan, dan Pelaksanaan

DAK Subbidang Pelayanan Kefarmasian

SEKRETARIAT DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Susunan Presentasi 2

Kebijakan DAK Tahun 2018 &


P Perencanaan DAK Tahun 2019
Pendahuluan
P’

s Ĥ

ĥ l F
Ñ

E
Review P’’
Pelaksanaan P’ ’ Penutup
DAK 2017 dan
2018
3

1 Pendahuluan
Latar Belakang 4
‘Puskesmas dengan ketersediaan obat dan
vaksin, penerapan e-logistik, dan pengelolaan
‘Salah satu Prioritas Nasional Pemerintah
dalam RKP adalah kesehatan, termasuk obat-vaksin sesuai standar menjadi prioritas’
penyediaan & peningkatan mutu sediaan
farmasi & alkes’

‘Pemda menyelenggarakan urusan kesehatan


sesuai SPM Kesehatan, dimana pemenuhan ‘APBN dapat dialokasikan untuk
obat dan vaksin menjadi variabel & komponen mendanai prioritas nasional
dalam tercapainya SPM tersebut’ pemerintah yg menjadi urusan daerah,
‘Kesehatan termasuk urusan pemerintahan melalui DAK’
daerah, termasuk di dalamnya adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan dengan
pemenuhan ketersediaan obat dan vaksin’
SK Menkes
422/2017
Rencana Strategis
Perpres RKP Kementerian Kesehatan
Rencana Kerja 2015-2019
PP 55/2005 Pemerintah
Dana
PP 2/2018 Perimbangan
Standar
Pelayanan
UU 23/2014
Minimal
Pemerintahan
Daerah
DAK Subbidang Pelayanan Kefarmasian
Pengelolaan Rantai Suplai Obat
Monitoring & Pemilihan/
Evaluasi Seleksi

FORNAS

Penggunaan
POR

Good Prescribing Practice Perencanaan


Good Pharmacy Practice RKO
FORNAS

Distribusi
LP-LPO Pengadaan
Good Distribution Practice -E-Purchasing (e-Katalog)
- Cara lain sesuai Perpres
Good Storage Practice
Pengadaan B/J Pemerintah
E-Monev Katalog
Pembiayaan Obat di Era JKN 6

APBN Kemenkes
Pendanaan obat program kesehatan
(pencegahan & pengendalian penyakit,
serta kesehatan masyarakat)
APBN K
CBGs & Non CBGs /L
Pendanaan obat pelayanan kesehatan
lanjutan (sekunder dan tersier),
termasuk pelayanan rujuk balik

CBGs & Non CB

Kapitasi JK
Kapitasi JKN
Pendanaan obat pelayanan
G kesehatan dasar di faskes primer
s
APBD Provinsi dan

N
Kab/Kota
Pendanaan obat untuk
kebutuhan wilayahnya, umumnya
sebagai penyangga/penanganan APBD I & II
bencana
Dana Alokasi Khusus 7

Definisi sesuai UU 23/2014

Dana Alokasi Khusus


‘Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah’

MEMBANTU DAERAH TERTENTU

MENDANAI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA


PELAYANAN DASAR PUBLIK

MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH


DAN PENCAPAIAN SASARAN PRIORITAS NASIONAL
Macam Dana Alokasi Khusus 8

sesuai UU 23/2014

DAK FISIK AFIRMASI Macam


(Belanja Modal)
Dana Alokasi Khusus
DAK FISIK REGULER
DAK FISIK PENUGASAN Dukungan pendanaan pada sebagian
(Belanja Modal) besar daerah untuk pencapaian PN
secara umum

DAK FISIK PENUGASAN


DAK NON FISIK Dukungan pendanaan khusus untuk
(Belanja Operasional) daerah dengan target khusus pada PN

DAK FISIK AFIRMASI


Dukungan pendanaan pada daerah
tertentu. yaitu tertinggal. perbatasan dan
kepulauan

DAK NON FISIK


Dukungan pendanaan khusus untuk
belanja operasional berbasis unit cost

DAK FISIK REGULER (Belanja Modal)


9

2 Review Pelaksanaan DAK


TA 2017 & 2018
PEMANFAATAN DAK
Subbidang Pelayanan Kefarmasian

2015 2016 2017


Obat dan
BMHP Rp1.507.937.132.960 Rp2.190.608.321.968 Rp1.777.951.891.059

Pembangunan
Instalasi 16 Instalasi Farmasi 53 Instalasi Farmasi 28 Instalasi Farmasi
Farmasi

Renovasi
36 Instalasi Farmasi 220 Instalasi Farmasi 90 Instalasi Farmasi
Instalasi
Farmasi

Sarana Instalasi 300 paket 1.489 paket 821 paket


Farmasi
ALOKASI DAK FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017
BERDASARKAN PROVINSI

Alokasi dalam Rp.000,- Alokasi dalam Rp.000,-


ALOKASI DAK FISIK
PER MENU SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN
TAHUN 2017

Rp.2.113.803.599.000

Data berdasarkan DPA Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota


Sumber: Aplikasi SIMADA; Aplikasi e-Renggar Validitas Data = 96,17%
ALOKASI DAK NON FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017
BERDASARKAN PROVINSI
Alokasi dalam Rp.000,- Alokasi dalam Rp.000,-
ALOKASI DAK NON FISIK
PER MENU SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN
TAHUN 2017

Rp.80.013.999.992

Data berdasarkan DPA Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota


Sumber: Aplikasi SIMADA; Aplikasi e-Renggar Validitas Data = 88,14%
REALISASI DAK FISIK DAN NON FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017

Alokasi Realisasi
dalam Rp.000,- 90.000.000 dalam Rp.000,-
80.014.000
80.000.000

70.000.000

60.000.000 54.035.873
50.000.000

40.000.000

30.000.000

20.000.000

10.000.000

-
(83,3%) (67,5%)
Nasional (50,06%)*

DAK Fisik DAK Non Fisik

*) Persentase Realisasi dibandingkan terhadap alokasi prov/kab/kota yang melapor % Pelaporan DAK Fisik = 96,90%
Sumber: Aplikasi SIMADA; Aplikasi e-Renggar % Pelaporan DAK Non Fisik = 90,35%
REALISASI DAK FISIK DAN NON FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017 DI PROVINSI NTB

% Realisasi Fisik (91,65%) % Realisasi Non Fisik (80,39%)

Sumber: Aplikasi SIMADA; Aplikasi e-Renggar


REALISASI DAK FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017
BERDASARKAN KAB/KOTA DI PROVINSI NTB

Provinsi NTB FISIK REALISASI %


DAK Prov. NTB - - -
Kab. Bima 3,200,000,000 2,945,473,820 92.05
Kab. Dompu 3,327,894,000 3,175,089,978 95.41
Kab. Lombok Barat 3,668,721,000 3,390,689,462 92.42
Kab. Lombok Tengah 5,423,705,000 4,094,942,496 75.50
Kab. Lombok Timur 10,547,635,000 10,255,811,296 97.23
Kab. Sumbawa 3,869,381,000 3,645,441,457 94.21
Kota Mataram 2,181,615,000 2,040,374,975 93.53
Kota Bima 1,417,939,000 1,362,655,235 96.10
Kab. Sumbawa Barat 2,310,739,000 1,976,984,409 85.56
Kab. Lombok Utara 2,000,000,000 1,889,670,042 94.48

Sumber: Aplikasi e-Renggar, aplikasi SIMADA


REALISASI DAK NON FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN TAHUN 2017
BERDASARKAN KAB/KOTA DI PROVINSI NTB

Provinsi NTB ALOKASI NON FISIK REALISASI NON FISIK %


DAK Provinsi NTB
- - -
Kab. Bima
206,105,970 203,352,017 98.66
Kab. Dompu
155,303,431 119,881,915 77.19
Kab. Lombok Barat
192,250,732 178,109,610 92.64
Kab. Lombok Tengah
229,198,034 212,452,850 92.69
Kab. Lombok Timur
247,671,685 158,037,900 63.81
Kab. Sumbawa
141,495,246 134,185,915 94.83
Kota Mataram
164,540,256 66,223,900 40.25
Kota Bima
136,829,780 132,255,152 96.66
Kab. Sumbawa Barat
67,600,642 51,854,250 76.71
Kab. Lombok Utara 150,685,018 103,549,800 68.72
Sumber: Aplikasi e-Renggar, Aplikasi SIMADA
Profil Puskesmas dengan Ketersediaan Obat & Vaksin Esensial
Tahun 2017
Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan
Obat & Vaksin Esensial Tahun 2017
(Secara Nasional)

: Mencapai Target (21)


: Belum Mencapai Target (13)

Jumlah Puskesmas Melapor : 8472

19
Capaian Indikator Persentase IF Kab/Kota yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 2017

Skor Minimal = 70

Keterangan:
-Score Standar Minimal : 70
-Target 2017: 65%
-Capaian 2017 : 81.32%
-Sesuai Standar : 418 Kab/Kota
21

3 Kebijakan DAK Tahun


2018 & Perencanaan 2019
Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis DAK
Fisik
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Teknis DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Teknis DAK Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018
4. Peraturan Menteri Keuangan No. 112 Tahun 2017 tentang Transfer
Daerah dan Dana Desa
Arah Kebijakan DAK Kesehatan
2018

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan keluarga


berencana serta kesehatan reproduksi terutama untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat melalui
1.dukungan peningkatan pemerataan pelayanan kesehatan, ketersediaan
obat dan perbekalan kesehatan,
2.Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan KB
untuk mendukung pencapaian prioritas nasional dalam
Rencana Kerja Pemerintah 2018.
DAK REGULER T.A. 2018
MENU UTAMA :
• Peningkatan Sarana, Prasarana dan Alat Kes Puskesmas yg
tdk termasuk perbatasan dan afirmasi
• Pemenuhan alat pendukung Imunisasi

• Peningkatan Sarana, Prasarana, Alat Kes RS yg tdk termasuk


Rujukan nasional, provinsi, regional

• Pengadaan Obat dan BMHP


• Pembangunan baru / rehabilitasi/ penyediaan sarana
pendukung instalasi farmasi Provinsi
• Pembangunan baru/ rehabilitasi / penyediaan sarana
pendukung instalasi farmasi Kab/Kota
DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN
T.A. 2018
MENU UTAMA :

• BOK Puskesmas
Bantuan Operasional • BOK UKM
Kesehatan (BOK) • BOK kab/Kota
• BOK Provinsi

• Rujukan persalinan ke Fasyankes;


Jaminan Persalinan • Sewa dan operasional RTK;
(Jampersal) • Pertolongan persalinan. paskapersalinan
dan perawatan bayi baru lahir;

Akreditasi :
• Workshop
• Rumah Sakit
• Pendampingan
• Puskesmas
• Survey
• Labkesda

• Distribusi ke Puskesmas
Distribusi Obat ke
• Sistem informasi logistik obat dan
Puskesmas
BMHP di IFK
Tujuan Umum: Mendukung daerah dalam penyediaan dana
pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target prioritas
nasional bidang kesehatan.

Tujuan Khusus: Mendukung daerah dalam mencapai:


1.Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin
esensial sebesar 90%;
2.Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan
manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar sebesar
70%.
3.Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kab/Kota yang
menerapkan aplikasi logistik obat dan bahan medis habis pakai
(BMHP) sebesar 30%.
Kebijakan Operasional DAK Fisik dan Non Fisik
Subbidang Pelayanan Kefarmasian
1. Sesuai dengan ketentuan Kementerian Keuangan maksimal 5%
dari pagu DAK Fisik dapat dipergunakan untuk kegiatan
penunjang antara lain terkait penyiapan; perencanaan dan
pengawasan kegiatan dari DAK Fisik;
2. Proses pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan melalui
mekanisme e-purchasing. Apabila harga tidak tercantum dalam
e-katalog, maka dapat digunakan mekanisme lain sesuai dengan
peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang berlaku.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib memenuhi kebutuhan
biaya distribusi obat dan BMHP, yang dimanfaatkan untuk
membantu menjamin obat dan BMHP tersedia dalam jumlah yang
cukup di puskesmas. Penyediaan alokasi DAK untuk kegiatan ini
sebagai pendukung dalam memenuhi kebutuhan biaya tersebut.
Pengelolaan DAK Fisik dan Non Fisik Subbidang
Pelayanan Kefarmasian
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi mengelola DAK Fisik
Reguler Subbidang Pelayanan Kefarmasian untuk penyediaan
sarana prasarana Instalasi farmasi provinsi;
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengelola DAK
Fisik Reguler Subbidang Pelayanan Kefarmasian untuk
penyediaan obat dan BMHP serta sarana prasarana
Instalasi farmasi kab/kota;
3. BOK untuk distribusi obat dan dukungan manajemen aplikasi
logistik obat dan BMHP disalurkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk dimanfaatkan instalasi farmasi
Kab/Kota.
Pelaporan DAK Fisik dan Non Fisik Subbidang
Pelayanan Kefarmasian
1. Sejalan dengan kebijakan pelaporan DAK Bidang Kesehatan, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota menyampaikan informasi
pelaksanaan DAK Subbidang Pelayanan Kefarmasian melalui modul e-
monev DAK pada aplikasi e-renggar Kementerian Kesehatan
(http://www.e-renggar.depkes.go.id).

2. Selain melalui e-monev DAK, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan


Kabupaten/Kota juga menyampaikan informasi pelaksanaan DAK Subbidang
Pelayanan Kefarmasian melalui Sistem Informasi Manajemen Data
(SIMADA) Kefarmasian dan Alat Kesehatan (
http://simada.binfar.kemkes.go.id).

3. Pelaporan dilakukan paling lambat 7 hari setelah triwulan selesai.


Penyediaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Tingkat
Kabupaten/Kota

1. Persyaratan Umum
a. Didasarkan pada perencanaan terpadu, termasuk melalui
sistem e-monev obat.

b. Alokasi DAK diutamakan untuk penyediaan obat dan BMHP


terutama obat generik, vaksin (tidak termasuk penyediaan
vaksin imunisasi dasar), reagensia dan BMHP. DAK dapat
juga digunakan untuk memenuhi kekurangan obat, vaksin,
reagensia dan BMHP Program Kementerian Kesehatan
dan/atau pada saat terjadi bencana/Kejadian Luar Biasa
(KLB).

c. Jika ketersediaan obat di kabupaten/kota sudah terpenuhi


minimal 18 bulan, dapat digunakan untuk pembangunan
baru/rehabilitasi serta pengadaan sarana pendukung IFK
Penyediaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Tingkat
Kabupaten/Kota (2)

2. Persyaratan Teknis
a. Rencana Kebutuhan Obat (RKO):
• Disusun melalui Penelaahan terhadap tingkat kesakitan (morbidity), tingkat
kematian (mortality) akibat penyakit serta metode konsumsi
• Diutamakan untuk pelayanan kesehatan dasar
• Sesuai Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN), Formularium Nasional (Fornas)
dan Kompendium Alat Kesehatan
• Ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan diketahui oleh
Bupati/Walikota
b. Dalam hal obat dan BMHP yang dibutuhkan tidak tercantum dalam acuan,
dapat digunakan obat dan BMHP lain termasuk obat tradisional (fitofarmaka dan
obat herbal terstandar) secara terbatas sesuai indikasi medis dan pelayanan
kesehatan dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota..
c. Proses penyediaan melalui mekanisme e-purchasing. Bila belum termuat dalam e-
katalog, dapat dilaksanakan dengan mengacu pada peraturan tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah.
d. Menyediakan biaya distribusi obat dan BMHP dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota ke puskesmas di luar anggaran DAK.
Pembangunan Baru / Rehabilitasi Instalasi Farmasi dan/atau Penyediaan
Sarana Pendukung Instalasi Farmasi di Provinsi dan Kabupaten/Kota

1. Persyaratan Umum
a. Pembangunan Baru Instalasi Farmasi:
• Tersedianya lahan siap bangun sesuai ketentuan perundang-undangan (dokumen
lengkap)
• Memiliki Izin mendirikan bangunan (IMB) sesuai ketentuan yang berlaku

b. Rehabilitasi/Perluasan Instalasi Farmasi:


• Mengalami kerusakan sedang atau berat dan spesifikasinya telah ditentukan oleh instansi
berwenang (Dinas PU setempat)
• Belum memiliki luas penyimpanan minimal yang dibutuhkan sesuai volume obat yang
dikelola rata-rata per bulan

c. Penyediaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi:


Dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan, pertimbangan operasional serta kondisi dan
letak geografis/topografi daerah.

d. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyediakan biaya operasional dan biaya


pemeliharaan IFK di luar anggaran DAK yang ditentukan dengan Peraturan Daerah.

e. Pemerintah Daerah tidak diperbolehkan mengalihfungsikan instalasi farmasi dan


sarana pendukungnya yang diperoleh dari dana DAK.
Pembangunan Baru / Rehabilitasi Instalasi Farmasi dan/atau Penyediaan
Sarana Pendukung Instalasi Farmasi di Provinsi dan Kabupaten/Kota (2)

2. Persyaratan Teknis
a. Pembangunan Baru dan Rehabilitasi Instalasi Farmasi:
– Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, berupa volume obat dan BMHP yang akan disediakan
(minimal memiliki ruang penerimaan, ruang karantina, ruang
penyimpanan, ruang pengemasan, ruang penyerahan, ruang
obat kadaluarsa dan ruang Kepala IFK).
– Proses pengadaan pembangunan harus mengacu kepada peraturan
perundang-undangan serta aturan perubahan dan aturan turunannya
yang berlaku.
– Denah tata ruang rencana tata ruang/bangunan agar memperhatikan
fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan BMHP serta
mengacu pada buku Standar Sarana dan Prasarana di Instalasi
Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota dan/atau pedoman teknis yang
ditetapkan melalui Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan.
Pembangunan Baru / Rehabilitasi Instalasi Farmasi dan/atau Penyediaan
Sarana Pendukung Instalasi Farmasi di Provinsi dan Kabupaten/Kota (3)

2. Persyaratan Teknis
b. Penyediaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi:

Sarana penyimpanan: Sarana pengamanan: Sarana pengolah data:


1)Sarana penyimpanan vaksin 1)Alarm Kebakaran 1)Komputer (PC)
(suhu -15oC s/d -25oC dan +2 oC 2)CCTV 2)Laptop
s/d +8oC) 3)Tabung Pemadam Kebakaran 3)Printer
2)Refrigerator 4)Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 4)Uninteruptable Power Supply
3)Generator set 5)Pagar (UPS)
4)AC split 6)Teralis 5)Perangkat scanner dan
5)Alat pengangkut palet barcode reader
6)Exhaust fan
7)Palet; Tangga Sarana telekomunikasi: Sarana penunjang:
8)Rak obat dan BMHP 1)Mesin Faksimili 1)Meja kerja
9)Lemari Narkotika dan 2)Perangkat konektivitas jaringan 2)Kursi kerja
Psikotropika internet 3)Lemari arsip.
10)Trolley
11)Alat pengukur suhu dan
kelembaban Sarana Distribusi Roda 2 dan 4:
12)Alat angkut barang (lift) 1)Mobil Box roda empat yang box-nya dengan dilengkapi alat pendingin
sesuai kebutuhan untuk Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
2)Motor dengan Box (hanya untuk IFK)
SKEMA DAK NON FISIK BID. KESEHATAN

Bantuan Operasional
Jampersal Akreditasi
Kesehatan

Distribusi Obat BOK BOK Kab/Kota BOK Provinsi


dan BMHP Puskesmas

Disalurkan ke Dinkes Disalurkan ke Dinkes Disalurkan ke Dinkes


Kab/Kota untuk Kab/Kota untuk Provinsi untuk
Disalurkan ke dimanfaatkan dimanfaatkan Dinkes dimanfaatkan Dinkes
Puskesmas membiayai Kab/Kota sebagai UKM Provinsi sebagai UKM
Dinkes Kab/Kota UKM rujukan sekunder rujukan tersier
untuk
dimanfaatkan
oleh Instalasi
1. Biaya Distribusi Obat dan BMHP dari IFK ke Puskesmas
Farmasi
Kab/Kota (IFK) 2. Pemanfaatan Aplikasi Logistik Obat dan BMHP di Dinkes
Kab/Kota (IFK)
DAK NON FISIK SUBBIDANG PELAYANAN
KEFARMASIAN (DISTRIBUSI OBAT DAN BMHP)
1. Persyaratan Umum
a. Permintaan obat sesuai format Laporan Pemakaian dan
lembar Permintaan Obat (LPLPO);

b. Memiliki prosedur/SOP yang terdokumentasi untuk distribusi


obat ke puskesmas;

c. Memiliki struktur organisasi dan petugas yang menangani


distribusi obat.

2. Persyaratan Teknis
Khususnya untuk sistem informasi logistik obat dan BMHP, Dinkes
Kab/Kota memiliki sarana dan prasarana pengolah data serta
akses internet yang memadai.
Biaya Distribusi Obat dan BMHP
dari IFK ke Puskesmas

Dapat digunakan untuk:


a. Biaya perjalanan dinas/transport bagi petugas Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota ke puskesmas. Kepala Daerah menetapkan
ketentuan biaya perjalanan dinas atau transport bagi petugas
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke puskesmas;
b. Bagi kabupaten pemekaran, dapat digunakan untuk biaya
perjalanan dinas/transport petugas Instalasi Farmasi
Kabupaten pemekaran ke Instalasi Farmasi Kabupaten induk;

c. Biaya bahan bakar serta biaya pengepakan obat dan BMHP;

d. Jasa pengiriman melalui pihak ketiga;

e. Honorarium tenaga bongkar muat.


Biaya Distribusi Obat dan BMHP
dari IFK ke Puskesmas (2)
No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja

1 Distribusi Dari IFK ke Dilaksanakan sesuai Belanja perjalanan dinas:


dengan puskesmas dengan kebutuhan Uang harian
menggunakan pendistribusian obat, Belanja bahan:
kendaraan dinas vaksin dan BMHP - Bahan bakar
- Peralatan pengepakan: dus, selotip,
plastik,dll
Honor output kegiatan:
Honorarium tenaga bongkar muat
2 Distribusi tidak Dari IFK ke Dilaksanakan sesuai Belanja perjalanan dinas:
menggunakan puskesmas dengan kebutuhan - Uang harian
kendaraan dinas pendistribusian obat, - Biaya transport*
vaksin dan BMHP Belanja Sewa:
Sewa alat transportasi*
Belanja bahan:
Peralatan pengepakan: dus, selotip,
plastik,dll
Honor Output Kegiatan: (*=pilih salah
Honorarium tenaga bongkar muat satu)
3 Jasa pengiriman Dari IFK ke Dilaksanakan sesuai Belanja bahan:
pihak ketiga puskesmas dengan kebutuhan Peralatan pengepakan : dus, selotip,
pendistribusian obat, plastik,dll
vaksin dan BMHP Belanja jasa lainnya:
Jasa pengiriman obat, vaksin dan BMHP
Honor output kegiatan:
Honorarium tenaga bongkar muat
Pemanfaatan Aplikasi Logistik Obat dan BMHP di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota

Dapat digunakan untuk:


a. Pendampingan penguatan manajemen logistik di puskesmas,
termasuk pengumpulan data indikator ketersediaan obat dan
vaksin esensial dengan mengundang petugas puskesmas;

b. Biaya perjalanan dinas atau transport bagi petugas Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan konsultasi
pemanfaatan aplikasi logistik obat dan BMHP ke provinsi;

c. Biaya langganan internet;

d. Honorarium untuk pengelola aplikasi sistem informasi logistik


obat dan BMHP sesuai versi Kementerian Kesehatan atau
Dinas Kesehatan. Tenaga pengelola ditetapkan melalui SK
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (maksimal 2 orang)
yang mengacu pada peraturan yang berlaku.
Pemanfaatan Aplikasi Logistik Obat dan BMHP di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota (2)
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan

1 Pendampingan Kab/Kota Peserta adalah petugas Belanja bahan:


manajemen Instalasi Farmasi Kab/Kota Konsumsi rapat
logistik di dan puskesmas, jumlah  
kab/kota peserta menyesuaikan. Belanja jasa profesi:
Honor Narasumber
 
 
Materi (mencakup tapi tidak
Belanja perjadin biasa:
terbatas pada):
- Transport
1.Koordinasi dan evaluasi
- Uang Harian
data obat indikator
2.Koordinasi dan evaluasi
LPLPO sebagai data dasar
pengisian aplikasi logistik
obat dan BMHP
 
Narasumber: Dinkes Provinsi
/Kabupaten /Kota
Pemanfaatan Aplikasi Logistik Obat dan BMHP di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota (3)
No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja

2 Perjalanan dinas Provinsi Dilaksanakan 1 hari (diluar Belanja perjadin biasa:


bagi petugas perjalanan), 1 orang - Transport
kesehatan - Uang harian
kab/kota untuk - Penginapan
melakukan
koordinasi
sistem logistik
obat dan BMHP
ke provinsi

3 Biaya langganan Instalasi Farmasi Biaya internet selama satu Belanja langganan daya
internet Kabupaten/ Kota tahun dan jasa
  Langganan internet

Honor output kegiatan


4 Honorarium Instalasi Farmasi Honor pengelola per bulan
untuk pengelola Kabupaten/ Kota selama satu tahun
aplikasi sistem
logistik obat dan
BMHP (Dinas
Kesehatan)
MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK
PMK 112/PMK.07/2017 Ttg Perubahan PMK 50/PMK.07/2017

Penyaluran 2018 Penyaluran DAK Fisik bidang tertentu s.d Rp1 Milyar:
Sekaligus paling cepat April paling lambat Juli
Penyaluran melalui KPPN setempat
sebesar nilai kebutuhan
Persyaratan:
Thp I Thp II Thp III
perda APBD TA berjalan;
laporan realisasi TA sebelumnya
Besaran Penyaluran 25% 45% *
Daftar kontrak kegiatan
Batas penyampaian persyaratan 21 Juli
Syarat: Laporan realisasi kegiatan TA berjalan paling lambat
•Perda APBD √ - -
November.
•Laporan Realisasi Output TA/TW √ √ √
sebelumnya
Penyaluran DAK Fisik yang pembayarannya tidak
•Minimal Penyerapan - 75% 90%
bisa bertahap:
•Minimal Output -- - 70%  K/L menyampaikan rekomendasi paling lambat
•Kontrak Kegiatan √ - - Februari;
•Rencana kegiatan (RK) yg disetujui KL √ - -  Dibahas dan ditetapkan oleh Kemenkeu;
•Laporan nilai rencana kebutuhan  Disalurkan sekaligus paling cepat Agustus dan
- - √ paling lambat Desember;
dana
Persyaratan:
Penyaluran perda APBD TA berjalan;
Feb Apr Sept
:• Paling Cepat laporan realisasi TA sebelumnya
Juli Okt Des Daftar kontrak kegiatan
• Paling Lambat
Berita Acara Serah Terima
Penyampaian Dokumen Paling Lambat 15 Des Batas penyampaian persyaratan 21 Juli (selain Berita
21 JULI 21 OKT
Acara Serah Terima)
Catatan:
* sebesar selisih antara dana yang telah diterima di RKUD dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyelesaian
kegiatan
Upaya Peningkatan Manajemen Pelaksanaan DAK 2018 43

Pemantauan berkala
Pemantauan dilakukan terhadap hasil isian pada SIMADA,
dan dilakukan umpan balik kepada Dinkes Provinsi

Monitoring dan evaluasi terpadu


Review pelaksanaan DAK dilakukan di provinsi dan pusat.
Review di pusat oleh tim yg terdiri dari Kemendagri,
Kemenkeu, Roren Kemenkes, Dit. Takel Oblik Perbekkes,
& Setditjen

Perbaikan E-Katalog Obat


E-katalog memuat lebih banyak produk, dengan masa
berlaku lebih dari satu tahun, dengan komitmen
pemenuhan dari industri yg terevaluasi
Penyempurnaan Perencanaan dan Penganggaran DAK Fisik TA 2019

DEFINISI DAK DALAM UU 33/2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH
“Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional”

Substansi Proses Penyempurnaan Aplikasi


1. Fokus  Pelayanan Dasar dan Pemerataan 1.Percepatan timeline  Penetapan 1.Integrasi aplikasi Perencanaan DAK TA
Ekonomi sesuai Prioritas Nasional RKP 2019 Kebijakan DAK di awal tahun serta 2019: e-planning DAK- KRISNA-
serangkaian proses perencanaan lainnya SINKRON menjadi SATU APLIKASI
2. DAK merupakan gabungan dari top down (prioritas)
dan bottom up (kebutuhan daerah) untuk prioritas KRISNA
pembangunan 2.Diinisiasi pengintegrasian belanja K/L
2.Perubahan fitur  drop down list,
 Top down  Pemerintah Pusat menentukan arah dan DAK Penugasan dan Afirmasi di RKP
efisiensi tahap pengusulan, dsb.
kebijakan dan proyek/ruas/lokasi DAK penugasan / (Maret)
afirmasi 3.Sinkronisasi/API dengan aplikasi
3.Ditargetkan dapat dilakukan pembahasan pengusulan sejenis di K/L
 Bottom up  Daerah diminta mengkonfirmasi untuk integrasi DAK Penugasan dan Afirmasi
proyek/ruas/lokasi DAK penugasan/afirmasi yang dengan belanja K/L dalam 4.Perubahan leveling sesuai konsep
disusun Pusat (komitmen dan kesiapan daerah) Musrenbangnas aplikasi KRISNA dan adanya “tagging
PN-PP-KP”

44

Sumber: BAPPENAS, Maret 2019


FORUM SINKRONISASI DAN
HARMONISASI
DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018

FORUM SINKRONISASI DAN HARMONISASI


Bappeda Agenda Pembahasan :
•Konfirmasi kesiapan daerah
Provinsi/Kab/Kota
•Kesepakatan menu kegiatan, Rancangan Daerah Penerima
target output, target pencapaian dan Alokasi per-Daerah
perbaikan pelayanan publik di Hasil Kesepakatan (Kesepakatan Pemerintah
daerah, lokasi kegiatan, dan menjadi dasar Pusat)
Forum Bappenas prioritas kegiatan dan lokasi usulan alokasi DAK
Sinkronisasi dan •Konfirmasi kesesuaian data per daerah dari
teknis & Data Pendukung setiap KL
Harmonisasi
K/L Teknis •Masukan DPD dan DPR RI Dibahas dengan Banggar
(Penanggungjawab DAK Catatan:
dan K/L teknis lain yang
DPR – RI
Forum TIDAK membahas jumlah
terkait) alokasi
Penilaian Alokasi DAK
per daerah per
Kemenkeu Desk per Kementerian: Bidang/sub Bidang oleh
Pembahasan mencakup DAK Kemenkeu + konfirmasi
Reguler, Afirmasi dan Penugasan akhir KL

Pengelolaan Data dalam Forum Sinkronisasi dan


Harmonisasi dengan Aplikasi SINKRON DAK FISIK
Timeline Perencanaan DAK Fisik 2019

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

15 Januari 01 Februari 12-16 Maret M3-4 April M2-4 Mei M1-2 Juni
Penentuan Bidang Multilateral Meeting I Sosialisasi Aplikasi KRISNA Konfirmasi DAK Multilateral Meeting II DAK: Sidang Kabinet dan
untuk pengusulan DAK Pembahasan Ruas dan Penetapan Perpres RKP
DAK DAK Fisik Penugasan/Afirmasi
Fisik Alokasi per-bidang DAK (termasuk lokasi
dalam Musrenbang
prioritas DAK Penugasan
dan Afirmasi serta
19 Maret- 15 April alokasi per-bidang DAK)
Pengusulan DAK Fisik oleh Daerah

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

M1 Juli-M2 Agustus September-Oktober


Forum Sinkronisasi dan Harmonisasi DAK Pembahasan dengan DPR-RI serta penetapan pagu alokasi DAK per-
daerah

Sumber: BAPPENAS, Maret 2019 Slide - 46


Target Outcome DAK
Subbidang Pelayanan Kefarmasian TA 2019

TARGET
INDIKATOR KINERJA
2019

Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat & Vaksin Esensial 95%

Persentase Instalasi Farmasi Provinsi & Kab/Kota yang Menerapkan


40%
Aplikasi Logistik Obat & BMHP

Persentase Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan Manajemen


75%
Pengelolaan Obat & Vaksin sesuai Standar
Kesepakatan Menu DAK 2019: Reguler & Penugasan

PENUGASAN
Pelayanan Kefarmasian Menu DAK Rincian Menu DAK Rencana Lokus
Penyediaan Obat dan BMHP (Bahan Prioritas
REGULER

Medis Habis Pakai) di Kab/Kota Penurunan Stunting


Pembangunan baru/rehabilitasi Penyediaan obat Penyediaan obat gizi Kab/Kota diluar 100
dan/atau sarana pendukung instalasi gizi (Vitamin A Merah, Kab/Kota prioritas
farmasi Kab/Kota Vitamin A Biru, Tablet stunting
Pembangunan baru/rehabilitasi penambah darah ibu
dan/atau sarana pendukung instalasi hamil, tablet
farmasi Provinsi penambah darah
remaja putri, dan
mineral mix)

Prioritas Lokasi disesuaikan


dengan data dukung teknis
Sumber: BAPPENAS, Feb 2019
Penguatan Perencanaan DAK 49

Subbidang Pelayanan Kefarmasian TA 2019

Aplikasi e-desk Kewajiban Peta Jalan DAK


DAK Subbidang
Pelayanan
penginputan data Subbidang Pelayanan
Kefarmasian
Kefarmasian SIMADA 2016 – 2023

aplikasi yg disusun untuk


memfasilitasi proses
penyusunan Rencana Kerja
Anggaran DAK Subbidang
Pelayanan Kefarmasian
Big concept
Terpadu dengan
SIMADA

Akuntabel

E-Desk disusun untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi


penyusunan RKA
50
51

4 Penutup
Untuk Keberhasilan Pelaksanaan dan Perencanaan 52
DAK Subbidang Pelayanan Kefarmasian

Daftar kontrak kegiatan


Seluruh kontrak harus terlaporkan
Segera proses APBD 2019 ke Kemenkeu via OM-SPAN
Segera tetapkan DPA-APBD 2019 perhatikan batas waktu
(Perda) atau Perkada bagi yg
sudah menerbitkan APBD
Kawal pengisian SIMADA,
eMonev DAK, & KRISNA
Segera tetapkan Dukung pengisian aplikasi sesuai data
2018 & rencana kebutuhan 2019
PA/KPA/PPK
Pengelola keuangan bagi
pelaksanaan DAK TA 2019

Segera sampaikan syarat Lengkapi proposal 2019


luncuran tahap I Proposal disampaikan dengan
data pendukung yg sesuai
Perda APBD, Laporan Realisasi Tw IV
format dan akurat
2018, RKA 2019, daftar kontrak

Hadiri Rakontek DAK


Percepat pengadaan Justifikasi dengan data
Lakukan pengadaan
memadai di Rakontek DAK
berdasarkan RUP
53

Terima Kasih.
LAMPIRAN
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
DAK SUBBIDANG PELAYANAN
KEFARMASIAN
NO. MASALAH
2018 RENCANA TINDAK LANJUT
Ada perbedaan nomenklatur kegiatan DAK Non
Daerah dapat melakukan perubahan DPA untuk
Fisik antara yang tertuang di DPA dengan yang
1 menyesuaikan terhadap Juknis DAK, berpedoman
tercantum dalam Juknis DAK Non Fisik (kegiatan
kepada Permendagri penyusunan APBD
pendampingan manajemen logistik)
Penyedia membatalkan komitmen pengadaan obat
dengan waktu yang terlalu dekat dengan batas
2 Dibebabankan kepada APBD
akhir pelaporan kontrak, sehingga Dinkes tidak
dapat melakukan proses pengadaan lain
Bila terjadi permasalahan dengan penyedia
membatalkan kontrak dapat dikomunikasikan dengan
Penyedia membatalkan kontrak pengadaan obat KPPN sesuai dengan daerahnya, dan apabila ada
3
setelah kontrak dilaporkan ke KPPN permasalahan dengan KPPN akan komunikasikan
dengan DJPK Kemenkeu

Tingkat kepatuhan pelaporan DAK melalui SIMADA


4 Umpan balik kepada daerah tentang pelaporan DAK
belum optimal
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
DAK SUBBIDANG PELAYANAN
KEFARMASIAN (2018)
NO. MASALAH RENCANA TINDAK LANJUT
Mengalokasikan 5 % untuk penunjang, dikembalikan
Apakah DAK boleh digunakan untuk mendanai kembali petunjuk operasional dengan unit teknis
5
honor PPK,Panitia Pengadaan dan Penerima terkait mekanisme APBD  (PPK tidak boleh
dialokasikan)
Beberapa kegiatan tidak bisa dibayarkan dengan
DAK Non Fisik karena bertentangan dengan Perda
6 Menyesuaikan dengan Perda masing-masing
setempat (Misalnya :Transpot Lokal untuk distribusi
obat)
Harus ditanggung oleh APBD (Menjadi Hutang
7 Kontrak yang tidak bisa dibayarkan lewat Tahun
Daearah )
(draf) Data Dukung Perencanaan
DAK Subbidang Pelayanan Kefarmasian TA 2019

DAK FISIK: DAK NON FISIK:


RKO Jumlah puskesmas
Dana kapitasi FKTP tahun 2017 Satuan biaya distribusi per kali
serta proporsi penggunaan dana per puskesmas
tsb untuk penyediaan obat dan
BMHP Frekuensi distribusi per
Jumlah penduduk
puskesmas dalam setahun
Alokasi penyediaan obat di Alokasi biaya distribusi di
dalam APBD II (non DAK) dalam APBD II (non DAK)
Kondisi kamar obat puskesmas Form implementasi e-logistik
Tantangan Penerapan Pengadaan dg e-Katalog dalam
Memenuhi Kebutuhan Obat
Solusi
• Meningkatkan kepatuhan menyerahkan
rencana kebutuhan obat (RKO) dan
keakuratannya
• Perencanaan pengadaan yang baik dari
satker, termasuk perencanaan
pendistribusian ke satker.
• Kewajiban satker dan faskes dalam hal
pembayaran kepada distributor segera
diselesaikan, sehingga otomatis
pemesanan berikutnya tetap dapat
dilayani.
• Pemesanan daerah ‘sulit’ tetap harus
dilayani oleh penyedia dengan besar
kemasan dan kelipatannya yang proper.
Solusi Masalah Pengelolaan Obat JKN
Penyedia tidak merespons atau tidak
Kepatuhan menyerahkan RKO dan akurasinya. Belum adanya akses e-purchasing bagi faskes
memenuhi pemesanan
SOLUSI: Umpan balik dan pengaturan swasta
kewajiban (2019). SOLUSI: Lakukan cara lain sesuai Perpres
SOLUSI: Diberikan akses tahun 2018

CALL CENTER:
Persyaratan minimal order dari penyedia
Obat yang akan diadakan tidak tayang di E-Monev Obat: SOLUSI: Pemesanan secara efisien sesuai
e-katalog.
SOLUSI: Lakukan cara lain sesuai Perpres.
http://monevkatalogobat. kemasan

kemkes.go.id
E-mail:
monevkatalogobat@kemke
s.go.id
Kewajiban satker/faskes dalam hal HP: 0823-1165-6136
pembayaran belum diselesaikan
SOLUSI: Segera diselesaikan. (jam kerja) Permasalahan dalam proses realisasi
DAK di Dinkes Kab/Kota
E-Katalog Obat: SOLUSI: Pengadaan di awal tahun

E-mail: e_katalog@kemkes.go.id
HP: 0812-8175-3081 (jam kerja)
Capaian Indikator Instalasi Farmasi Provinsi &
Kab/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat &
BMHP Tahun 2017

Target 2018

60
Sumber: bankdataelog.kemkes.go.id/apps
Level Implementasi e-Logistik
Per Januari 2018
20,6%
14,6% 15,3%
Integrasi
data
Distribusi
24,6%
In-put data
LPLPO
7,8% Sumber anggaran pendukung:
In-put data ₋APBD
penerimaan ₋Dekon: Pendampingan Pemantapan
Implementasi Aplikasi Sistem Logistik Obat level
Instalasi Prov.
Aplikasi ₋DAK Fisik: Sarpras
₋DAK Non-fisik: Akses internet, honor operator,
pendampingan manajemen logistik di puskesmas,
dan koordinasi sistem informasi obat secara
elektronik ke Prov.
Data Satker & Fasyankes yg telah Mengirimkan
RKO
Tahun 2017 danSumber
2018 anggaran pendukung:
Satker & ₋APBD
No. RKO 2017 RKO 2018
Fasyankes ₋Dekon: Pendampingan Implementasi
DINKES PROV, E-Monev Katalog dalam Mendukung
1 530 536
KAB/KOTA Perencanaan Kebutuhan Obat (RKO)
RS PEMERINTAH
2 437 636 (93%)
(682) Tantangan

3 RS SWASTA (1357) 287 689 (50%) •• Meningkatkan


Meningkatkan kepatuhan
kepatuhan menyerahkan
menyerahkan
rencana
rencana kebutuhan
kebutuhan obat
obat (RKO)
(RKO) dan
dan
keakuratannya
keakuratannya
4 RS TNI/Polri (142) 31 81 (57%)
•• Tahun
Tahun 2019
2019 ada
ada pengaturan
pengaturan kewajiban
kewajiban
menyerahkan
menyerahkan RKO
RKO yg
yg dikaitkan
dikaitkan dg
dg sanksi.
sanksi.
5 PUSKESMAS 155 193
•• Penguatan
Penguatan SDM
SDM
•• Pembukaan
Pembukaan akses
akses e-purchasing
e-purchasing kepada
kepada
6 APOTIK PRB (899) 101 298 (33%) faskes
faskes swasta
swasta provider
provider JKN
JKN
Pengelolaan Obat dan Vaksin-One Gate Policy
di IF Provinsi dan IF Kab./Kota

514 Jumlah IF

443 Jumlah IF yang Mengelola Obat,


termasuk Obat Program

Jumlah IF yang Mengelola Vaksin

Sumber anggaran pendukung:


187
₋APBD
₋Dekon: Pendistribusian dan re-
34 34
21
packing obat
₋DAK Fisik: Pembangunan/rehab
Instalasi Farmasi Provinsi Instalasi Farmasi Kab/Kota
fisik sarpras
₋DAK non-fisik: Biaya distribusi
obat ke Puskesmas
Proses Katalog Obat
Penyampaian Data
terkait NIE Obat dan Usulan tambahan
Spesifikasi Teknis Tandatangan kontrak katalog kepada LKPP
Obat oleh BPOM dan Penyampaian Usulan (1 Bulan setelah (3 bulan setelah
Adendum Fornas ** kepada LKPP penetapan) tayang)
15 April 1 Juli 1 November 1 Maret

1 Juni
15 Januari 30 April 1 Oktober 1 Desember Penetapan Pemenang
Menyampaikan daftar Penyerahan RKO dari Penetapan Pemenang Tayang katalog paling lambat 3 bln
obat dalam Fornas dan Faskes/Satker (paling lambat 1 bln
setelah usulan
Spesifikasi Teknis setelah ttd kontrak)
tambahan katalog dan
Obat ke BPOM dan data dukung lengkap
Adendum Fornas *

*Adendum fornas disampaikan paling lambat 1 bulan setelah terbit


** BPOM menyampaikan 1 bulan setelah menerima daftar obat
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Fokus untuk meningkatkan kualitas layanan publik di daerah, menciptakan kesempatan kerja,
mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan antardaerah.
Alokasi 2018
761,1 (triliun rupiah)

1.Transfer ke Daerah 701,1


Outlook 2017: Dana Bagi Hasil 87,7 Dana Alokasi Khusus Fisik 62,4
755,9 • Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil
0,7 Tembakau (CHT);
• Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik;
• Money follow program;
• DBH Dana Reboisasi (DR) untuk Rehabilitasi
• Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan,
Hutan dan Lahan (RHL) dan kegiatan
2016: kepulauan, dan transmigrasi;
pendukungnya
710,3 • 25% untuk belanja infrastruktur
• Usulan daerah sesuai prioritas nasional.

2015: 6,4
623,1
Dana Alokasi Umum 398,1 Dana Alokasi Khusus Nonfisik 123,5
14,0
2014: • Pagu bersifat dinamis; Mengurangi beban masyarakat terhadap
573,7 • Bobot wilayah laut naik menjadi 100% pelayanan publik dengan sasaran :
• 25% untuk belanja infrastruktur •BOS untuk 47,4 juta siswa;
8,6 •TPG 1,2 juta guru;
•BOK 9.767 Puskesmas.

Dana Insentif Daerah 8,5 Dana Otsus dan Keistimewaan DIY 20,9
11,8 • Memacu perbaikan kinerja pengelolaan
6,8 keuangan, pelayanan dasar publik, dan Untuk percepatan pembangunan infrastruktur Papua & Papua
kesejahteraan Barat, pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan di Prov Aceh
Pertumbuhan
& keistimewaan DIY

• Formula makin fokus untuk pengentasan kemiskinan


• Penurunan porsi alokasi yang dibagi merata & peningkatan alokasi formula
2.Dana Desa 60,0 • Pemberian bobot yang lebih besar kpdjumlah penduduk miskin, dan
• Afirmasi kepada desa tertinggal dan sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin tinggi

Sumber: Kemkeu, November 2017 65


Hal-Hal Penting dalam Penyempurnaan Aplikasi Pengusulan
dan Penilaian DAK Fisik Tahun 2019

Sumber: BAPPENAS, Maret 2019 Slide - 66

Anda mungkin juga menyukai