Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN PELAYANAN

KEFARMASIAN
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Pertemuan Advokasi kepada Stakeholder
dalam Rangka Peningkatan Mutu Pelayanan
Kefarmasian di FKTP dan FKRTL

Kabupaten Bogor
30 November 2021
POINTER PRESENTASI
Agility dan Peningkatan
penguatan implementasi Rencana
pelayanan standar 3 Tindak
kefarmasian pelayanan Lanjut
kefarmasian 5
1
Transformasi
layanan Pemanfaatan
Teknologi dan
kesehatan Informasi dalam
primer dan Pelayanan 4
2
Rujukan Kefarmasian
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan


kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh
inovasi dan pemanfaatan teknologi

UHC PHC PROMOTIF INOVASI


PREVENTIF
KEBIJAKAN KEFARMASIAN
DALAM PENANGANAN COVID-19

Mendorong pemanfaatan
Meningkatkan mutu pelayanan teknologi informasi dalam
kefarmasian dalam memenuhi penyelenggaraan pelayanan
kebutuhan obat dan menjamin kefarmasian
patient safety
Kendali mutu dan biaya
kesehatan
Meningkatkan aksesibilitas
sediaan farmasi termasuk vaksin Meningkatkan edukasi
dan alat kesehatan masyarakat
yang dibutuhkan
dalam penanganan Covid-19 Meningkatkan kesempatan
berusaha dan pengegrakan
ekonomi
Agility sistem kefarmasian untuk mendukung tata kelola obat
dalam pelayanan kesehatan, dari FKTP sampai rujukan
6. Penggunaan :
Pelayanan Kefarmasian 1. Pemilihan/Seleksi
lStandar Pelayanan Kefarmasian lFORNAS
lGood Prescribing Practice
lGood Pharmacy Practice 06 01
lNIE atau EUA

lAnalisis Farmakoekonomi

Tata 2. Perencanaan dan


5. Distribusi
05 Kelola Pembiayaan
l LP-LPO
l Good Distribution Practice
Obat 02
02 lRKO

l Good Storage Practice


l E-Monev Katalog
l Sistem logistik terintegrasi
04 03 3. Pengadaan
lE-Purchasing (e-Katalog)
lCara lain sesuai peraturan

4. Produksi
l Kapasitas produksi IF
l Ketersediaan bahan baku
Komitmen transformasi sistem kesehatan dilaksanakan tersinergi pusat dan daerah
Transformasi layanan primer sangat membutuhkan peran
serta manajemen kefarmasian

• Promotif – Preventif
• Pengendalian penyakit
• Pembiayaan
• SDM
Penguatan Promotif Pengurangan Peningkatan Kualitas dan
dan Preventif Beban UKP Pemerataan SDM

Mendukung
Program
Farmasi
Transformasi
berperan Kesehatan
sangat
Pemenuhan Sarana, Penguatan Manajemen & Penguatan Jejaring strategis
Prasarana, Alat Kesehatan Tata Kelola Puskesmas Puskesmas
Prioritas Dalam Transformasi Layanan Rujukan

Pemenuhan Sarana-Prasarana, Penguatan Tatakelola Manajemen Penguatan Mutu RS, Layanan


Alkes, Obat dan BMHP dan Pelayanan Spesialistik Unggulan Dan Pengembangan
Layanan Lainnya

• Peran Farmasi dalam Pelayanan RS sangat dibutuhkan dalam


menjamin ketersediaan obat, alkes dan BMHP dan
meningkatkan patient safety
• Implementasi secara menyeluruh standar pelayanan
kefarmasian akan menguatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Praktik kefarmasian yang bertanggung jawab demi mencapai patient safety harus
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan kefarmasian

Legal PP 51/2009 - Pekerjaan Kefarmasian

Standar Pelayanan Kefarmasian:


Pelayanan Etika • Permenkes 72/2016 - di Rumah Sakit
Standar
Kefarmasian Profesi • Permenkes 73/2016 - di Apotek
• Permenkes 74/2016 - di Puskesmas

Memiliki
SOP PELAYANAN KEFARMASIAN:
- Merupakan pelayanan langsung
- Bertanggung jawab kepada pasien
- Berkaitan dengan sediaan farmasi
1. Meningkatkan mutu pelayanan Kefarmasian
- Untuk mencapai hasil yang pasti
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian - Bertujuan meningkatkan mutu kehidupan pasien
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety).
Berorientasi pada Patient Safety
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM FUNGSI
MANAJERIAL LOGISTIK DAN PELAYANAN FARMASI KLINIS

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pelayanan Farmasi Klinis
Pakai (BMHP)
D I D U K U N G O L E H

SUMBER DAYA STANDAR PROSEDUR


KEFARMASIAN OPERASIONAL

PENGENDALIAN MUTU • Monitoring


PELAYANAN KEFARMASIAN • Evaluasi
TELEHEALTH - TELEMEDICINE - TELEPHARMACY FRAMEWORK

Penggunaan teknologi yang lebih luas pada


pelayanan kesehatan (misal: kesehatan
masyarakat, pendidikan medis, layanan non-
klinis)

Pelayanan medis jarak jauh (misal: konsultasi


dokter online, kunjungan virtual)

Pelayanan kefarmasian jarak jauh (misal: MTM,


konsultasi online)
TELEMEDICINE
KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI
TELEMEDICINE PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Penyelenggaraan Pelayanan Telefarmasi


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pelayanan
Telemedicine Pelayanan resep elektronik dilaksanakan
1. rumah sakit; 2. puskesmas; 3. klinik; 4. praktik mandiri oleh apoteker dengan mengacu pada
dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis; 5. standar pelayanan kefarmasian sesuai
laboratorium medis; dan 6. apotek dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Resep Elektronik * Pengantaran


Penulisan resep elektronik obat dan/atau alkes dapat
dilakukan secara tertutup /terbuka Pengantaran dilakukan oleh petugas fasilitas pelayanan kefarmasian
Penyelenggaraan resep tertutup dilakukan melalui aplikasi atau melalui jasa pengantaran, Apoteker wajib menyampaikan
dari Dokter ke fasyanfar. informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen
Penyelenggaraan resep elektronik terbuka dilakukan dengan kesehatan kepada pasien secara tertulis dan/atau melalui sistem
cara pemberian resep elektronik secara langsung kepada elektronik dan melakukan konseling serta pemantauan penggunaan
pasien (kode identifikasi). obat jika diperlukan.

*Penulisan resep elektronik dikecualikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika,
obat injeksi (kecuali insulin untuk penggunaan sendiri), dan implan KB. 12
TELEFARMASI Telefarmasi adalah
pelayanan kefarmasian yang
diberikan kepada pasien
dengan memanfaatkan
teknologi informasi dimana
pasien tidak kontak
langsung dengan Apoteker
Penempatan Tenaga Apoteker di Puskesmas

Penempatan tenaga
apoteker belum
terdistribusi merata Penempatan tenaga apoteker
di puskesmas akan dibebankan
Perencanaan dan pengembangan dengan menggunakan anggaran
SDM kesehatan merupakan DAK (Non Fisik)
Kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
Terdapat peningkatan jumlah apoteker di Puskesmas secara signifikan 3
tahun terakhir
Peningkatan Jumlah Apoteker di Puskesmas Tahun 2020
(sumber data : PPSDM Kesehatan)
ACEH 61 159
SUMATERA UTARA 67 241
SUMATERA BARAT 76 131
RIAU 88 140
JAMBI 57 90
SUMATERA SELATAN 86 156
BENGKULU 43 55
LAMPUNG 105 134
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 67 68
KEPULAUAN RIAU 86 88
DKI JAKARTA 130 169
JAWA BARAT 439 728
JAWA TENGAH 284 593
DI YOGYAKARTA 78 121
JAWA TIMUR 244 404
BANTEN 96 215
BALI 48 83
NUSA TENGGARA BARAT 86 136
NUSA TENGGARA TIMUR 108 119
KALIMANTAN BARAT 86 103
KALIMANTAN TENGAH 71 147
KALIMANTAN SELATAN 109 174
KALIMANTAN TIMUR 126 161
KALIMANTAN UTARA 52 54
SULAWESI UTARA 37 93
SULAWESI TENGAH 88 151
SULAWESI SELATAN 243 365
SULAWESI TENGGARA 90 200
GORONTALO 37 51
SULAWESI BARAT 45 89
MALUKU 47 87
MALUKU UTARA 55 98
PAPUA BARAT 52 61
PAPUA 87 101
0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Januari 2020 November 2020


Pemenuhan Apoteker di Puskesmas

Jawa Barat: 71,6%

Puskesmas dengan Apoteker = 6205 (60.3%)


Disparitas:
Apoteker terkonsentrasi di Indonesia Barat dan Tengah
Rentang 23.8% (Papua) s.d. 90.9% (Kaltim)
13.6% Puskesmas yang tidak ada Apoteker berada di daerah terpencil dan sangat terpencil
Sumber: SDMK PPSDM dan Pusdatin per 28 April 2021, diolah
Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian

Peningkatan kapasitas tenaga kefarmasian


Regulasi dan NSPK bidang
- Center Of Excellence Pelayanan Kefarmasian
pelayanan kefarmasian
Dispensing Sediaan Obat Steril di RS
- Pelatihan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
- Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Dispensing
Sediaan Obat Steril di RS Menjaga ketersediaan obat Covid di
Fasyankes (pemantauan, fasilitasi
kebutuhan)
Edukasi masyarakat dalam menggunakan
obat terkait covid
3
Pencapaian Indikator Pelayanan
Kefarmasian
Pembinaan dan Pengawasan
Pelayanan Kefarmasian:
• Peningkatan Kapasitas Pembina
• Dukungan Sistem Informasi

Pemenuhan tenaga Apoteker Puskesmas


04 - SE Menteri Kesehatan
- Pemanfaatan dana DAK
- Advokasi dan Koordinasi
Implementasi Pelayanan Kefarmasian untuk
memastikan akses masyarakat terhadap obat dan
pelayanan kesehatan yang paripurna

RPJMN Jumlah fasyankes yang


melaksanakan pelayanan
3.000 4.000 5.000 6.000 7.000

kefarmasian sesuai standar


Perpres 18/2020

Tahun 2020 2021 2022 2023 2024

RENSTRA Persentase Fasyankes yang


melaksanakan pelayanan

PMK 21/2020 kefarmasian sesuai standar 50% 55% 60% 65% 70%

Dengan mengimplementasikan standar pelayanan kefarmasian,


Apoteker dan TTK pun akan lebih dihargai dan dipandang oleh masyarakat
Hasil Pelaporan Indikator Pelayanan Kefarmasian Tahun 2021
Capaian cenderung naik, namun masih belum
Link Pelaporan : mencapai target 55% fasyankes. Diperlukan
100,0% bit.ly/jabar-puskesmas-2021 komitmen Bersama dalam pemenuhan
90,0%
indikator ini
80,0%

70,0%

60,0%

50,0%

40,0%

30,0%

20,0%

10,0%

0,0%
Kep.
Kalima Kalima Nusa Nusa Sulaw Sulaw Sulaw Sumat
DI DKI Jawa Kalima Kalima Kalima Bangk Kepul Maluk Sulaw Sulaw Sumat Sumat
Bante Bengk Goron Jawa Jawa ntan ntan Lampu Maluk Tengg Tengg Papua esi esi esi era Rata-
Aceh Bali Yogya Jakart Jambi Tenga ntan ntan ntan a auan u Papua Riau esi esi era era
n ulu talo Barat Timur Selata Tenga ng u ara ara Barat Selata Tenga Tengg Selata rata
karta a h Barat Timur Utara Beli tu Riau Utara Barat Utara Barat Utara
n h Barat Timur n h ara n
ng
TW1 0,0% 8,2% 12,7% 8,1% 61,3% 0,0% 8,6% 12,6% 19,0% 16,5% 16,4% 12,0% 19,2% 10,4% 14,8% 45,5% 13,0% 0,0% 19,8% 0,0% 31,4% 15,2% 6,7% 0,0% 0,0% 10,0% 12,2% 0,0% 12,2% 12,8% 7,7% 12,0% 0,0% 0,0% 12,3%
TW2 25,3% 44,8% 39,4% 37,9% 73,1% 6,7% 43,8% 15,9% 33,3% 34,9% 46,6% 36,6% 53,9% 27,4% 21,5% 19,4% 42,9% 64,9% 39,3% 60,5% 27,3% 30,6% 22,0% 20,0% 0,0% 26,5% 19,4% 57,1% 74,7% 15,5% 25,0% 65,6% 11,7% 0,0% 34,2%
TW3 25,6% 61,2% 0,0% 37,9% 86,0% 54,3% 0,0% 59,7% 35,1% 41,1% 76,9% 44,1% 53,6% 29,9% 23,7% 27,3% 50,0% 72,5% 21,6% 75,6% 51,4% 32,3% 23,4% 26,7% 0,0% 38,0% 0,0% 45,5% 84,1% 35,0% 45,0% 68,2% 19,7% 7,7% 43,6%

Masih kurang 20% sampai mencapai target TW1 TW2 TW3


Definisi Operasional (DO) Fasyankes yang melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
Puskesmas dan Rumah Sakit dengan Apoteker yang melakukan pengkajian dan pelayanan
resep, konseling dan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang terdokumentasi

Pelayanan Informasi Obat


Pengkajian dan
Konseling (PIO)
pelayanan Resep
Kegiatan pelayanan yang
• Pengkajian: Persyaratan dilakukan oleh Apoteker
administrasi, farmasetik Proses untuk untuk memberikan
dan persyaratan klinis mengidentifikasi dan informasi secara akurat,
• Penyerahan (dispensing) penyelesaian masalah jelas dan terkini kepada
• Pemberian informasi pasien yang berkaitan dokter, apoteker, perawat,
obat dengan penggunaan Obat profesi kesehatan lainnya
Keyword: RESEP dan pasien

• Bedakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dengan pemberian informasi obat


• Pemberian informasi obat merupakan bagian dari pelayanan resep yang sifatnya wajib
• Jika betul dilaksanakan sesuai DO, angka pada pelaporan ”Pengkajian dan Pelayanan Resep”,
“Konseling”, dan “PIO” tidak mungkin sama dan tidak mungkin nol/kosong
Beberapa kesalahan “persepsi”
Yang sering salah dimengerti:
§ Pemberian informasi obat = pelayanan informasi obat (PIO) à ini salah
§ Jumlah resep = jumlah PIO à ini salah
§ Konseling = PIO à ini salah
§ Pemberian informasi obat = konseling à ini salah
§ Jumlah resep = jumlah konseling à ini salah
§ Jumlah resep + jumlah konseling = jumlah PIO à ini salah
§ Jumlah Resep = jumlah konseling + jumlah PIO à ini salah
§ Tidak dilakukan konseling karena pandemi à bisa gunakan media lain/online

1. Mohon baca kembali Permenkes 72/2016 dan Permenkes 74/2016


2. Pahami baik-baik definisi:
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
b. Konseling
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Lakukan sesuai SOP dan dokumentasikan implementasi Standar
Pelayanan Kefarmasian dengan sebenar-benarnya
Yang belum sesuai, bagaimana perbaikinya?
Kesalahan teknis yang sering terjadi
Item Kesalahan Contoh Yang Salah Solusi
Kode Fasyankes • Kode salah ambil referensi • P5103050101 (PPSDM) • Gunakan (copy/paste) kode Puskesmas
• Digit kurang • 5106 terdaftar/SIRS
• Digit lebih • 5106010202 • https://link.kemkes.go.id/DataPuskesmas2020
• Digit ada spasi • 5101 0212 • http://www.sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/
• Kode ada dicampur huruf • P1050120
• Copy/paste dari contoh • 1010001
Nama • Tidak sesuai dengan • 2 Kintamani • Gunakan (copy/paste) kode Puskesmas
Permenkes Puskesmas • II Kintamani terdaftar/SIRS
terdaftar • Denpasar Selatan I • https://link.kemkes.go.id/DataPuskesmas2020
• Tidak sesuai dengan SIRS • I KUBUTAMBAHAN • http://www.sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/

Penulisan angka • Dicampur titik koma • 6.451.613 • Tulis angka saja, contoh:
• Diberi simbol (Rp, dsb) • Rp 12,300,450 6451613
• Penggunaan koma sebagai • 2,79 12300450
desimal • 16.547.964,1 • Gunakan titik untuk desimal, contoh:
2.79
16547964.1
Pedoman
Pelayanan Kefarmasian

https://farmalkes.kemkes.go.id/artikel/unduh/
RENCANA TINDAK LANJUT
1. SKP akan diberikan pada peserta pertemuan yang hadir dan menyampaikan laporan standar pelayanan kefarmasian
melalui googleform dan kemudian dinilai “memenuhi standar” lengkap pada pelaporan ”Pengkajian dan Pelayanan
Resep”, “Konseling”, dan “PIO”.
2. Jangka waktu pelaporan ialah minimal Oktober s.d. Desember 2021, Puskesmas dan RS melaporkan standar
pelayanan kefarmasian melalui bit.ly/jabar-puskesmas-2021 dan bit.ly/jabar-rs-2021 dan paling lambat:
• 5 Desember 2021 (laporan Oktober dan November)
• 25 Desember 2021 (laporan Desember)
3. Evaluasi pelaporan s.d. November 2021 akan dilaksanakan pada 6 Desember 2021, SKP akan diberikan paling lambat
8 Desember 2021 (CP Kamal +62 858-8317-0874).
4. Puskesmas dan RS yang hadir dan telah memenuhi standar (s.d. pelaporan TW3), otomatis akan mendapat SKP.
5. Puskesmas dan RS yang belum memenuhi standar pada bulan Oktober s.d. November, diberi kesempatan
memperbaiki pada bulan Desember (s.d. 25 Desember) SKP diberikan setelah puskesmas memenuhi standar.
6. Puskesmas dan RS yang telah memenuhi standar, diharapkan dapat berbagi dan mengajarkan kepada puskesmas
dan RS lain agar memenuhi standar pelayanan kefarmasian.
7. Konsultasi dan pendampingan setelah pertemuan dapat melalui chat whatsapp ke:
• Dwi +62 813-1722-1120 (PJ Provinsi)
• Tini +62 856-7806939
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

Direktorat
Pelayanan
Kefarmasian

Anda mungkin juga menyukai