Anda di halaman 1dari 17

PENATALAKSANAAN NODUL

THYROID
DR. TASLIM MANSOER SpB (K) onk.
Bagian Bedah Tumor
RSPAD Gatot Soebroto
Pendahuluan :

Benjolan (nodul) pada kelenjar tyhroid di sebabkan


beberapa proses yaitu kelainan bawaan, infeksi,
auto immune, disease, penyakit metabolik dan
neoplasma.
Adanya benjolan di leher merupakan keluhan yang
sering ditemukan pasien, umumnya benjolan ini
adalah pembesaran kelenjar thyroid.
Pendahuluan :
Yang paling mengkhawatirkan pasien adalah
apakah benjolan ini merupakan keganasan dan apakah
memerlukan operasi.
Benjolan dileher di dapatkan pada 4-10%
penduduk angka kematian akibat karsinoma thyroid
0,4% dari semua kematian akibat kanker, tapi yang jadi
masalah adalah bagaimana mengenal thyroid sebagai
suatu proses keganasan, kerena banyak kelainan atau
nodul thyroid yang lain bukan suatu karsinoma.
Dalam tulisan ini akan di bahas mulai pari
pengenalan nodul thyroid, diagnosa dan
penatalaksanaannya.
“Embriologi”

Kelainan thyroid terbentuk pada masa


janin + minggu ke 3 dan sel epyrhel di daerah
mid line dasar pharinx yaitu daerah foramen
caecum di pangkal lidah, kemudian benjolan
turun kebawah anterion trache (+ minggu ke
7) dan membelah jadi 2 lobus berbentuk
seperti perisai.
“Embriologi”
Dalam perkembangan selanjutnya
(normal) ephytel tempat jalannya kelenjar
thyroid degenerasi, atrofi dan menutup, jika
tidak menutup (abnormal) akan dapat
menjadi persisten kista atau ductus thyro
gloasus dan persisten dari jaringan kel
thyroid.
ANATOMI BEDAH (Anatomi Klinik)

Untuk tujuan operasi kelenjar thyroid


harus memahami secara baik anatomi dari
leher, termasuk kelenjar thyroid, pembuluh
darah, syaraf dan struktur lainnya yang
terbatasan trachea, laring, esophagus, dan
kel. paru thyroid.
“MP. Latysma”

Yaitu otot tipis yang terletak dibawah


di bawah kulit leher berbentuk kipas (fan
like). Bila kita membuat flap atas dan
bawah waktu operasi kita harus
memotong m. patysma.
“Muskulus / Otot”
Sesudah m. platysma terdapat otot-otot
depan leher yang disebut strap muscle (otot
pengikat) membentuk anterior and super ficial
boudaries yaitu m. sterno hyoid, m. sterno
thyroid dan m. omohyoid kedua otot ini
berasal/ insertio pada sternum dan m. sterno
hyoid insertio pada os hyoid dan m. sterno
thyroid melakukan insertio pada trachea.
“Vaskularisasi”
A. Thyroiden dan superior di cabangkan dari cabang
pertama a. carotis externa setinggi bifuractio, a. carotis
comunis, berjalan ke bawah dilateral dan bawah n.
larineus superior, kemudian memasuki pole atas
kelenjaran thyroid.
N. Laringeus superior biasanya membelok ke bagian
medal dari a. thyroid superior + 1 cm di atas pole atas
kelenjar thyroid. Harus hati-hati mengikat a. thyroidea
superior untuk mencegah cedera n. laringeus superior,
dianjurkan untuk mengikat persis diatas pole atas
kelenjar thyroid. Kadang-kadang ada cabang a. thyroidea
superior ke lobus piramidal dan isthemus.
“Vaskularisasi”
A. Thyroid inferior muncul dari terunkus thyrocervical
dekat dari asalnya yaitu a. subclavia. Berjalan
melengkung ke bawah dan medial dan masuk ke kel.
thyroid bagian tengah trachea bukan pada pole
bawah. Sebelum masuk kelenjar thyroid bercabang
dua :
1. Cabang untuk mendarahi kelenjar parathyroid
inferior dan cabang kecil kadang-kadang
mensuplai kelenjar pathyroid superior.
2. Cabang yang mendarahi bagian bawah kelenjar
thyroid.
“Sistem Limfatik”

Aliran limfe dari lobus kelenjar thyroid


berkumpul di bawah kapsul thyroid kemudian
di alirkan kepembuuh limfe sesuai dengan
lokasinya dan bisa ada “Cross Communication”
dengan isthmus dan lobus lainnya. Umumnya
aliran limfe bersama-sama aliran vena.
“Nervus”
Bila n. recurrent laringeus cedera, terjadi paralise
pita suara pada posisi ipsilateral sehingga terjadi
gangguan bicara.
Nervus laringeus superior bercabang dua :
1. Internal branch adalah syaraf sensoris yang dapat
beranastomosis dengan cabang sensori n.
recurrent laringeus inferior membentuk “Loop of
Galen”
2. External branch adalah motoris yang mensyarafi
otot-otot crico thyroid.
Bila n. laringeus superior cedera terjadi gangguan
suara pada nada tinggi.
Beberapa kelainan dengan pembesaran
kelenjar tiroid :

George Crile : Tidak ada kelainan tiroid yang


tidak dapat dipalpasi (teraba pada palpasi). Sangat
penting artinya pemerikasaan fisik itu untuk
kelainan tiroid (pembasaran nodul/tiroid). Tapi
yang sangat penting adalah bagaimana mencari
dan membuktikan bahwa pembesaran/nodul tiroid
itu adalah karsinoma diantara kelainan-kelainan
lain tiroid. Perlu diketahui ciri-ciri klinis dari suatu
keganasan atau karsinoma tiroid.
Kelainan/ penyakit pada kelenjar tiroid yang
dapat dijumpai dalam klinik adalah:
1. Struma diffusa toksika (Basedow=Grave’s
disease)
2. Struma endemik - multi nodosa
- soliter = uninodosa
3. Tiroiditis : - supuratifa akuta
- subakuta
- kronika : - Riedel
-
Hashimoto
4. Neoplasma : - jinak = adenoma
- ganas = karsinoma
1. Struma Diffusa Toxica (Basedow = Grave’s
disease)
- Pembesaran kelenjar tiroid umumnya difusa.
- Terdapat gejala-gejala hipertiroid yang jelas berupa :
Berdebar-debar, gelisah palpitasi
Banyak kerinat, kulit halus dan hangat
Tremor
Kadang-kadang di jumpai exophthalmus, dll.

Hal ini disebabkan oleh produksi T3, T4 yang


tinggi, kadang-kadang hanya T3 yang meninggi
2. Struma Nodosa non toxik.

- Gambaran klinis dapat multinodosa dapat pula soliter


dan unindosa (= nodosa)

- Disebabkan oleh :
Kekurangan intake jod dalam makanan = struma
endemik, biasanya di daerah pegunungan.
Dishormogenesis = defek bawaan, ini dapat di
jumpai di mana saja.

- Pengukuran hormon T3 T4: T3 RU adalah normal,


namun pengukuran TSH dapat sedikit meninggi,
begitu juga uptake jod
3. Tiroiditis
a. Tiroiditis akuta supuratif
- Pemeriksaan kelenjar tiroid dengan
tanda-tanda radang yang jelas sampai
adanya supurasi.
- Kelainan jarang ditemui
- Akibat infeksi sistemik kuma-kuman
supuratif.

Anda mungkin juga menyukai