Anda di halaman 1dari 26

Ovula

Kelompok 7

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama kelompok :
Definisi Ovula

Ovula adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang


digunakan untuk obat luar,dalam hal ini melalui vaginal yang
ditujukan untuk mencapai efek lokal maupun sistemik.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV yang dimaksud dengan
sediaan ovula adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk yang diberikan melalui vagina.
Supositoria vaginal (ovula) umumnya berbentuk bulat telur
dan berbobot lebih kurang 5g. dibuat dari zat pembawa yang
larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air, seperti
polietilenglikol atau gelatin.ukuran berkisar 1,25 - 1,5 inchi
dan diameter 5/8 inchi.
Jenis-jenis Ovula
1. Ovula orthotropous : ini juga disebut sebagai Atropous Ovule yang tegak atau
lurus dalam posisi dimana hilum,chalaza dan mikropil terletak pada posisi yang
sama.
Contoh: polygonum sp
2. Ovula anatropous: ini hanya berlawanan dengan ovula ortotropous,dalam tipe
anatropous seluruh tubuh megasporangium terbalik pada posisi180 derajat karena
micropyle terletak sangat dekat dengan helium.
Contoh: anggota gamopetalae.
3. ovula amphitropous: ini berbentuk tapal kuda tempat kantung embrio
melengkung.
Contoh : allismaceae butomaceae sp
4. ovula circinotropous: pada tipe ini pertama tubuh utama adalah pada 180
derajat tetapi kemudian bergerak pada sudut 360 derajat dimana mikropil
menunjukan lagi ke atas.
Contoh : opuntia sp
Tujuan Pengobatan
Dengan Ovula
1. Tujuan Untuk efek secara lokal

Saat suppositoria dimasukkan, maka basis suppositoria akan


meleleh, melunak atau melarut, dan menyebarkan bahan obat
ke jaringan-jaringan di daerah tempat dimasukkannya. Tujuan
pemberian ini agar bahan obat tersebut dapat dimaksudkan
untuk efek kerja lokal di tempat tersebut atau dapat juga
dimaksudkan agar diabsorpsi untuk mendapatkan efek
sistemik.

Tujuan penggunaan ovula yaitu biasanya digunakan untuk lokal


dengan efek antiseptic, kontrasepsi, anastetik lokal, dan
pengobatan penyakit infeksi seperti trichomonal, bakteri monilial.
2. Tujuan efek secara sistemik

Penggunaan ovula bertujuan untuk tujuan sistemik


karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam
vagina, untuk memperoleh kerja lebih cepat, dan untuk
menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam
saluran gastrointestinal dan perubahan obat
secarabiokimia di dalam hati.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi
Ovula
Terdapat 2(dua) faktor yang mempenggaruhi absorpsi obat pada pemberian ovula yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor fiologis
Bahan obat yang diberikan,biasanya dosisnya dapat lebih besar atau yang lebih kecil
Dibandingkan dengan pemberian obat secara oral. Hal tersebut gantung dari faktor-faktor
berikut:
a. Keadaan tubuh pasien.
b. Sifat fisika kimia obat.
c. Kemampuan obat melewati rintangan fisiologi untuk dapat diabsopsi.
d. Sifat pembawa dan kemampuan basis untuk melepaskan obat supaya dapat diabsorpsi.

2. Faktor fisika dan kimia obat.


Faktor fisika dan kimia dari basis yang dapat mempenggaruhi absorpsi meliputi tiga hal:
1. Kemampuan meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh.
2. Kemapuan melepaskan bahan obat dan.
3. Karakteristik hidrofilik dan hidrofobik.
Kelebihan dan Kekurangan Sediaan
Ovula
Kelebihan Kekurangan
1. Dapat menghindari terjadinya 1. Pengaplikasiaan sediaan
iritasi pada lambung menimbulkan rasa yang tidak nyaman
2. Dapat menghindari 2. Penyimpanan dengan kelembapan
kerusakan obat oleh enzim yang tinggi dapat menyerap
kelembapan sehingga cenderung
pencernaan dan asam lambung
menjadi mengembang
3. Obat dapat masuk langsung 3. Jumlah obat yang akan diberikan
dalam saluran darah sehingga dalam bentuk ovula tergantung pada
obat dapat berefek lebih cepat pembawa dan bentuk kimia serta fisik
dari pada penggunaan peroral obat yang diberian
4. Baik bagi pasien yang mudah 4. Tidak dapat digunakan untuk zat
muntah atau tidak sadar yang tidak tahan pH rectum
Cara Menggunakan
Ovula
Syarat-syarat bahan dasar ovula
Syarat-syarat bahan dasar supposioria dan ovula yang ideal adalah:
1. Baik secara fisiologis dan kimia, tidak mengiritasi
2. Mempunyai viskositas yang cukup saat dilelehkan
3. Harus meleleh pada suhu badan dalam jangka waktu singkat
4. Tidak mengganggu absorpsi/pelepasan zat aktif
5. Bercampur dengan bermacam obat
6. Stabil pada penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau,
dan pemisahan obat
Basis Ovula
Basis suppositoria memegang peranan penting dalam pelepasan bahan obat yang dikandung
sehingga mempengaruhi ketersediaan hayati obat.Persyaratan utama basis suppositoria dan
ovula adalah harus tetap padat pada suhu kamar tetapi melunak, meleleh, atau melarut pada
suhu tubuh, sehingga obat tersedia untuk segera setelah dimasukkan pada rektal.

Klasifikasi Basis Ovula :

1. Basis berlemak yang meleleh pada suhu tubuh, misalnya: Oleum Cacao
2. Basis yang larut dalam air atau yang bercampur dengan air, misalnya:
Gliserin Gelatin, Polietilenglikol
3. Basis campuran, misalnya : polioksil 40 stearat (campuran ester
monostearat dan distearat dari polioksietilendiol dan glikol bebas).
1. Basis berlemak
Basis berminyak atau berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai, karena
pada dasarnya oleum cacao temasuk dalam kelompok ini. Oleum Cacao atau lemak
coklat meleleh dengan cepat pada suhu tubuh, tetapi karena basis tidak bercampur
dengan cairan tubuh, obat larut lemak cenderung bertahan dalam oleum cacao dan
kecil kecendrungannya untuk masuk ke dalam cairan tubuh. Sebaliknya, obat yang
larut air dalam basis lemak coklat biasanya menghasilkan pelepasan yang baik

Kekurangan Basis Berlemak


Kelebihan basis berlemak 1. Meleleh pada udara panas
1. Meleleh pada suhu tubuh 2. Mudah tengik, sebaiknya
2. Bercampur dengan disimpan dalam wadah
banyak zat sejuk,terlindung cahaya
3. Bersifat lembut 3. Titik lebur dapat turun atau naik
bila ditambah bahan-bahan
tertentu
2. Basis Larut Air
Basis suppositoria yang dapat larut dalam air atau bercampur dengan air
misalnya:gliserin,gelatin dan polietilenglikol.

1. Gliserin gelatin

Kelebihan:
2. Efek lokal cukup lama 2. Polielinglikol (PEG) atau carbowax
3. Lebih lambat melunak
PEG merupakan polimerisasi etilenglikol
4. Lebih mudah bercampur dengan cairan
tubuh dibandingkan oleum cacao. dengan berat molekul 400-6000.
mempumyai titik lebur antara 35-
Kekurangan 63ºC.tidak meleleh pada suhu tubuh,tapi
5. Menyerap air, karna gliserin bersifat melarut dalam cairan sekresi tubuh.
higroskopik yang dapat menyebabkan
dehidrasi./iritasi jaringan
6. Memerlukan tempat yang melindunginya
dari udara lembab agar terjaga bentuk dan
kosistensinya..
Keuntungan polietilenglikol
1. Tidak mengiritasi
2. Dapat disimpan diluar lemari es
3. Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya
dibandingkan oleum cacao 3. Basis campuran
4. Tetap kontak dengan cairan mukosa Basis campuran merupakan kelompok
karena tidak meleleh pada suhu tubuh. campuran bahan berminyak dan bahan
Kerugian polietienglikol larut air atau bahan bercampur air.bahan
1. PEG menarik cairan dari dalam tubuh tersebut berupa campuran kimia atau
setelah dimasukkan,sehingga terjadi rasa fisika,beberapa bahan berbentuk emulsi
menyengat.hal ini dapat dibatasi dengan biasanya emulsi air dalam minyak,atau
mencelupkan suppos kedalam air sebelum terdispersi dalam cairan berair
digunakan,menurut farmakope indonesia
pada etiket harus dicantumkan : “basahi
dengan air sebelum digunakan”
Basis Ideal
Oleum cacao merupakan basis yang ideal dalam
pembuatan sediaan ovula. Pada pemulihan iritasi atau
imflamasi misal pada pengobatan gangguan rektal,
oleum cacao merupakan basis yang sangat baik
karena memiliki sifat pelembut atau melunakkan dan
daya kerjanya menyebar,
oleumcacao juga meleleh antara 30° sampai 36°C,
merupakan basis ovula yang ideal, yang dapat melumer
pada suhu tubuh tapi tetap dapat bertahan sebagai bentuk
padat pada suhu kamar biasa.
Formulasi Ovula
Bahan Tambahan Pada Ovula
1. Antioksidan
Antioksidan yang digunakan harus kompatibel dengan bahan obat dan tidak menimbulkan perubahan yang tdak
diinginkan pada basis
2. Pengawet
Basis asam lemak anhidrat merupakan media yang tidak idal untuk perkembangbiakan mikroorganisma. Basis
larut air atau tercampur air akan memerlukan pengawet jika diformulasi untuk pemakaian yang lama.
3. Pengemulsi
Bahan pengemulsi misalnya wax, adepslanae, mikrogol stearate dan polisorbat dapat ditambahan kedalam
basis untuk mempermudah ketercampuran larutan air atau cairan polar.
4. Zat pengeras
Untuk daerah tropis kadang diperlukan penambahan bahan yang dapat meningkatkan suhu lebur. Untuk tujuan
tersebut dapat dicari komposisi campuran PEG berbagai bobot molekul.
5. Peningkat viskositas
Peningkatan viskositas dari basis yang melebur kadang dibutuhkan untuk mencegah pengendapan dari bahan
tidak larut berbobot jenis tinggi.
Contoh formula Ovula
R/ metronidazole
nistatin
Mf ovula
SUC
 
FO : - tiap ovula mengandung (Fornas, hal 198)
Metronidazole 500 mg
- Zat tambahan yang cocok qs
tiap ovula nistatin mengaandung (MIMS 2008, hal 359)
Nistatin 100.000 UI

Usul : - ovula yang di buat 3


No. Nama Bahan Jumlah Ovula Khasiat
1. metronidazol 500 mg Anti amuba/anti trikhomoniasis
2. Nistatin 100000 UI Anastetik local
3. Gliserin 2% Emmolient

PEG 1000:PEG 6000 2:8 Basis


Penimbangan Bahan :

Metronidazole = 500 mg
Nistatin = 100.000 UI (100.000 UI dibutuhkan 200 mg)
Gliserin = 2% ×3 g = 0,06 g ~ 60 mg
PEG 1000 : PEG 6000 = 2 : 8
Ovula yang dibuat 3 g , sehingga basis untuk tiap masing- masing ovula :
Basis = 3000 mg – (500 mg + 200 mg +60 mg)
= 3000 mg – 760 mg
= 2240 mg
Berat masing-masing PEG :
PEG 1000 = 2/10 ×2240 mg = 448 mg ~ 0.5 g
PEG 6000 = 8/10 ×2240 mg = 1792 mg ~ 1.8 g
Cara pembuatan
Prosedur Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Setarakan timbangan
3. Timbang metronidazole, timbang nistatin, timbang gliserin, timbang PEG, timbang
basis
4. Basis PEG 1000 dipanaskan samapai 60°C di cawan penguap, lalu tambahkan PEG
6000 lebur hingga mencair, kemudian tambahkan gliserin
5. Metronidazole di gerus di dalam lumpang + nistatin gerus halus dan homogeny
6. Setelah basis telah mencair dan tidak terlalu panas + zat aktif (metronidazole dan
nistatin) aduk homogen
7. Masukkan sediaan yang telah di aduk ke dalam cetakan ovula yang telah di lapisi
paraffin liq
8. Masukkan ke dalam lemari pendingin suhu (8°- 10°) selama 30 menit
9. Kemudian sediaan ovula dikemas menggunakan aluminium foil dan masukkan ke
dalam wadah / kotak.
10. Etiket biru dan label NI
Evaluasi Sediaan
A. Secara Fisika

1. Uji Kisaran Leleh : merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan ovula untuk meleleh sempurna bila
dicelupkan dalam penangas air dengan temperatur tetap (37oC).
2. Uji Pencairan atau Uji Waktu Melunak : Sebuah batangan dari kaca ditempatkan di bagian atas supositoria
sampai penyempitan dicatat sebagai waktu melunak pada suhu 35,5 sampai 37°C
3. Uji kehancuran : Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding rangkap
dimana suppositoria yang diuji ditempatkan. Air pada 37oC dipompa melalui dinding rangkap ruang
tersebut, dan suppositoria diisikan ke dalam dinding dalam yang kering, menopang lempeng dimana suatu
batang dilekatkan. Ujung lain dari batang tersebut terdiri dari lempeng lain dimana beban digunakan. Uji
dihubungkan dengan penempatan 600 g diatas lempeng datar. Pada interval waktu 1 menit, 200 g bobot
ditambahkan, dan bobot dimana suppositoria rusak adalah titik hancurnya atau gaya yang menentukan
karakteristik kekerasan dan kerapuhan suppositoria tersebut.
4. Uji disolusi Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa dalam gelas piala yang mengandung suatu
medium.
5. Uji keseragaman bobot Timbang suppos satu persatu dan hitung rata-ratanya. Hitung persen kelebihan
masingmasing suppos terhadap bobot rata-ratanya. Keseragaman/variasi bobot yang didapat tidak boleh
lebih dari ±5%
B. Secara Kimia

1. Penetapan kadar Penetapan kadar sediaan suppositoria dapat dilakukan dengan


mencari kadar zat aktif yang terkandung dalam sediaan suppositoria. Metoda
yang digunakan diantaranya misalnya dengan metoda volumetri,
spektrofotometri dan sebagainya.
2. Identifikasi Identifikasi pada sediaan supoositoria ini adalah bertujuan untuk
mengetahui senyawasenyawa yang terkandung dalam sediaan. Paling umum
adalah identifikasi dengan analisa kualitatif dengan reaksi warna.
Pengemasan dan Penyimpanan
Suppositoria dikemas sedemikian rupa sehingga tiap suppositoria terpisah,
tidak mudah hancur atau meleleh. Biasanya dimasukkan dalam wadah dari
alumunium roll atau strip plastik sebanyak 6 sampai 12 buah, untuk
kemudian dikemas dalam dus. Sediaan suppositoria disimpan dalam
wadah tertutup baik di tempat sejuk :
1. oleum cacao disimpan pada suhu kurang dari 30oF di dalam lemari es
2. gelatin gliserin disimpan pada suhu kurang dari 35oF di dalam lemari
es
3. PEG tanpa pendinginan
Daftar Pustaka
Agoes,G.(2008).Pengembangan sediaan farmasi.edisi revisi dan perluasan.penerbit ITB. Bandung
(Depkes RI, 2008)
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Jogjakarta :UGM Perss
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta, Indonesia.
Elisa.yetri, murtini. Glaria. 2018. Teknologi sediaan farmasi.jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2018.Bahan Ajar.”Teknologi Sediaan Semi Solid”.Jakarta.
Lachman, L., et al., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke3. PenerbitUniversitas Indonesia.
Jakarta.
Murti,G., Elisa,Y. 2018. Bahan Ajar Farmasi Teknologi Sediaan Solid . Kementrian Kesehatan Republic
Indonesia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai