Kelompok 7
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama kelompok :
Definisi Ovula
1. Basis berlemak yang meleleh pada suhu tubuh, misalnya: Oleum Cacao
2. Basis yang larut dalam air atau yang bercampur dengan air, misalnya:
Gliserin Gelatin, Polietilenglikol
3. Basis campuran, misalnya : polioksil 40 stearat (campuran ester
monostearat dan distearat dari polioksietilendiol dan glikol bebas).
1. Basis berlemak
Basis berminyak atau berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai, karena
pada dasarnya oleum cacao temasuk dalam kelompok ini. Oleum Cacao atau lemak
coklat meleleh dengan cepat pada suhu tubuh, tetapi karena basis tidak bercampur
dengan cairan tubuh, obat larut lemak cenderung bertahan dalam oleum cacao dan
kecil kecendrungannya untuk masuk ke dalam cairan tubuh. Sebaliknya, obat yang
larut air dalam basis lemak coklat biasanya menghasilkan pelepasan yang baik
1. Gliserin gelatin
Kelebihan:
2. Efek lokal cukup lama 2. Polielinglikol (PEG) atau carbowax
3. Lebih lambat melunak
PEG merupakan polimerisasi etilenglikol
4. Lebih mudah bercampur dengan cairan
tubuh dibandingkan oleum cacao. dengan berat molekul 400-6000.
mempumyai titik lebur antara 35-
Kekurangan 63ºC.tidak meleleh pada suhu tubuh,tapi
5. Menyerap air, karna gliserin bersifat melarut dalam cairan sekresi tubuh.
higroskopik yang dapat menyebabkan
dehidrasi./iritasi jaringan
6. Memerlukan tempat yang melindunginya
dari udara lembab agar terjaga bentuk dan
kosistensinya..
Keuntungan polietilenglikol
1. Tidak mengiritasi
2. Dapat disimpan diluar lemari es
3. Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya
dibandingkan oleum cacao 3. Basis campuran
4. Tetap kontak dengan cairan mukosa Basis campuran merupakan kelompok
karena tidak meleleh pada suhu tubuh. campuran bahan berminyak dan bahan
Kerugian polietienglikol larut air atau bahan bercampur air.bahan
1. PEG menarik cairan dari dalam tubuh tersebut berupa campuran kimia atau
setelah dimasukkan,sehingga terjadi rasa fisika,beberapa bahan berbentuk emulsi
menyengat.hal ini dapat dibatasi dengan biasanya emulsi air dalam minyak,atau
mencelupkan suppos kedalam air sebelum terdispersi dalam cairan berair
digunakan,menurut farmakope indonesia
pada etiket harus dicantumkan : “basahi
dengan air sebelum digunakan”
Basis Ideal
Oleum cacao merupakan basis yang ideal dalam
pembuatan sediaan ovula. Pada pemulihan iritasi atau
imflamasi misal pada pengobatan gangguan rektal,
oleum cacao merupakan basis yang sangat baik
karena memiliki sifat pelembut atau melunakkan dan
daya kerjanya menyebar,
oleumcacao juga meleleh antara 30° sampai 36°C,
merupakan basis ovula yang ideal, yang dapat melumer
pada suhu tubuh tapi tetap dapat bertahan sebagai bentuk
padat pada suhu kamar biasa.
Formulasi Ovula
Bahan Tambahan Pada Ovula
1. Antioksidan
Antioksidan yang digunakan harus kompatibel dengan bahan obat dan tidak menimbulkan perubahan yang tdak
diinginkan pada basis
2. Pengawet
Basis asam lemak anhidrat merupakan media yang tidak idal untuk perkembangbiakan mikroorganisma. Basis
larut air atau tercampur air akan memerlukan pengawet jika diformulasi untuk pemakaian yang lama.
3. Pengemulsi
Bahan pengemulsi misalnya wax, adepslanae, mikrogol stearate dan polisorbat dapat ditambahan kedalam
basis untuk mempermudah ketercampuran larutan air atau cairan polar.
4. Zat pengeras
Untuk daerah tropis kadang diperlukan penambahan bahan yang dapat meningkatkan suhu lebur. Untuk tujuan
tersebut dapat dicari komposisi campuran PEG berbagai bobot molekul.
5. Peningkat viskositas
Peningkatan viskositas dari basis yang melebur kadang dibutuhkan untuk mencegah pengendapan dari bahan
tidak larut berbobot jenis tinggi.
Contoh formula Ovula
R/ metronidazole
nistatin
Mf ovula
SUC
FO : - tiap ovula mengandung (Fornas, hal 198)
Metronidazole 500 mg
- Zat tambahan yang cocok qs
tiap ovula nistatin mengaandung (MIMS 2008, hal 359)
Nistatin 100.000 UI
Metronidazole = 500 mg
Nistatin = 100.000 UI (100.000 UI dibutuhkan 200 mg)
Gliserin = 2% ×3 g = 0,06 g ~ 60 mg
PEG 1000 : PEG 6000 = 2 : 8
Ovula yang dibuat 3 g , sehingga basis untuk tiap masing- masing ovula :
Basis = 3000 mg – (500 mg + 200 mg +60 mg)
= 3000 mg – 760 mg
= 2240 mg
Berat masing-masing PEG :
PEG 1000 = 2/10 ×2240 mg = 448 mg ~ 0.5 g
PEG 6000 = 8/10 ×2240 mg = 1792 mg ~ 1.8 g
Cara pembuatan
Prosedur Kerja :
1. Uji Kisaran Leleh : merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan ovula untuk meleleh sempurna bila
dicelupkan dalam penangas air dengan temperatur tetap (37oC).
2. Uji Pencairan atau Uji Waktu Melunak : Sebuah batangan dari kaca ditempatkan di bagian atas supositoria
sampai penyempitan dicatat sebagai waktu melunak pada suhu 35,5 sampai 37°C
3. Uji kehancuran : Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding rangkap
dimana suppositoria yang diuji ditempatkan. Air pada 37oC dipompa melalui dinding rangkap ruang
tersebut, dan suppositoria diisikan ke dalam dinding dalam yang kering, menopang lempeng dimana suatu
batang dilekatkan. Ujung lain dari batang tersebut terdiri dari lempeng lain dimana beban digunakan. Uji
dihubungkan dengan penempatan 600 g diatas lempeng datar. Pada interval waktu 1 menit, 200 g bobot
ditambahkan, dan bobot dimana suppositoria rusak adalah titik hancurnya atau gaya yang menentukan
karakteristik kekerasan dan kerapuhan suppositoria tersebut.
4. Uji disolusi Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa dalam gelas piala yang mengandung suatu
medium.
5. Uji keseragaman bobot Timbang suppos satu persatu dan hitung rata-ratanya. Hitung persen kelebihan
masingmasing suppos terhadap bobot rata-ratanya. Keseragaman/variasi bobot yang didapat tidak boleh
lebih dari ±5%
B. Secara Kimia