Anda di halaman 1dari 31

Tax Planning

(Perencanaan Pajak)

Evan Hiromy Miraj


Gde Ngurah BIW
Wasis Rizki
Manajemen Pajak

Tujuan Manajemen Pajak:


• Menerapkan peraturan perpajakan secara
benar
• Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan
likuiditas yang seharusnya.
Fungsi-fungsi manajemen pajak

• Perencanaan Pajak (Tax Planning)


• Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax
Implemetation)
• Pengendalian Pajak (Tax Control)
Perencanaan Pajak
Tujuan Tax Planning
• Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
• menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun berjalan
• Menunda pengakuan penghasilan
• Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
• Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha
dengan membentuk badan usaha baru.
• Menghindari pengenaan pajak ganda
• Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin
atau teratur atau membentuk, memperbanyak atau
mempercepat pengurangan pajak
Manfaat Tax Planning

• Penghematan kas keluar

• Mengatur aliran kas


Strategi dalam Tax Planning
• Pergeseran pajak
• Kapitalisasi
• Transformasi
• Tax Evasion
• Tax Avoidance
• Menghindari pelanggaran terhadap peraturan
perpajakan yang berlaku
• Mengoptimalkan kredit pajak yang
diperkenankan
Pendekatan lain dalam Tax
Planning
• Dengan memperkecil pendapatan atau
penerimaan
• Dengan memperbesar biaya atau
pengeluaran
Tahapan Dalam Membuat Tax
Planning
• Analisis Informasi yang ada
• Membuat Satu Model atau Lebih
Rencana Besarnya Pajak
• Evaluasi atas Perencanaan Pajak
• Mencari Kelemahan dan Kemudian
Memperbaiki Rencana Pajak
• Memutakhirkan Rencana Pajak
Karakteristik Perencanaan Pajak
• Legal

• Integral

• Valid

• Cash flow

• Net Present Value


Prinsip Taxable dan Deductible
MERUBAH DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE

 BEBAN YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN MENJADI


DAPAT DIKURANGKAN
 PENGHASILAN SEBAGAI OBJEK PAJAK MENJADI BUKAN
OBJEK PAJAK

ILUSTRASI Penghematan Pajak


PT. DHANA MEMPEROLEH PENGHASILAN Rp10,000,000 RIBU
DAN BEBAN KOMERSIAL Rp7,500,000 RIBU, TERMASUK
KEBIJAKAN MENYEDIAAN DOKTER DAN OBAT-OBATAN
SEJUMLAH RP180,000,000 RIBU
PERHITUNGAN FISKAL
KETERANGAN TANPA PERENCANAAN TAX PLANNING

Penghasilan 10,000,000,000.00 10,000,000,000.00


Beban komersial (7,500,000,000.00) (7,500,000,000.00)
Laba sebelum pajak 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan 180,000,000.00
Laba Fiskal 2,680,000,000.00 2,500,000,000.00

Pajak penghasilan (786,500,000.00) (732,500,000.00)

Laba setelah pajak 1,893,500,000.00 1,767,500,000.00

PENGHEMATAN PAJAK Rp 54,000,000.00


Pemecahan Usaha

PEMANFAATAN TARIF PAJAK


 PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
 PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
 ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 350,000,000.00 = 105,000,000.00

Pajak pajak terutang 117,500,000.00


ENTITAS DIPECAH MENJADI 2 BADAN HUKUM DENGAN
MASING-MASING Rp225,000,000.00 (Rp 450,000,000.00 / 2)

ENTITAS “ A “

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00

ENTITAS “ B “

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00


Penyebaran penghasilan & biaya

- PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGENAAN PAJAK

- DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG


Strategi Efisiensi PPh Badan
• Usahakan Penghasilan termasuk dalam Non Taxable
Income Pasal 4 ayat (3) UU PPh (Maximize exemption)
• Maksimalkan pengeluaran yang bisa dikurangkan
• Menunda Penghasilan
• Percepat Pembebanan Biaya
• Pemilihan Alternatif Dasar Pembukuan
• Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar
• Permohonan penurunan pembayaran angsuran PPh
pasal 25
• Pengelolaan transaksi yang biayanya tidak boleh
dikurangkan secara fiskal
Strategi Efisiensi PPh Badan (2)

• Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan


pemberian kesejahteraan kepada karyawan
• Transaksi yang berkaitan dengan withholding tax
• Perlakuan atas Penyertaan pada Perseroan
Terbatas dalam Negeri
• Merger antara perusahaan yang terus menerus
rugi dengan perusahaan yang laba
• Pemecahan Satu Perusahaan Menjadi beberapa
Perusahaan
• Pengelolaan Transaksi Afiliasi
• Pengajuan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22
dan PPh Pasal 23
Strategi Efisiensi PPh Badan (3)

• Kebijakan Piutang tak tertagih


• Kebijakan Penempatan Deposito
• Pengelolaan Biaya Entertainment
• Ekualisasi SPT PPh Badan dengan PPh
Pasal 21, 23/26, Final dan PPN
• Hindari Beban Pajak Orang Lain
Strategi Efisiensi Atas Biaya
Kesejahteraan Karyawan
• Memanfaatkan biaya natura yang merupakan
keharusan
• Memanfaatkan biaya makanan dan minuman untuk
karyawan.
• Jika laba kena pajak diatas Rp 100 juta dan pengenaan
PPh badannya tidak final, kesejahteraan karyawan
dalam bentuk natura diupayakan seminimal mungkin.
• Jika rugi, merubah pemberian natura menjadi
tunjangan berupa uang hanya akan menaikkan PPh
pasal 21 sementara PPh Badan tetap nihil.
Transaksi yang berkaitan
dengan withholding tax

 Perusahaan yg membayarkan withholding


tax

 Nilai transaksi digross-up


Penyertaan Pada PT Dalam
Negeri
• Dividen atas penyertaan pada PT Dalam
Negeri tidak menjadi objek pajak jika :
• Dividen berasal dari cadangan laba yang
ditahan
• Kepemilikan saham minimum 25 % dari
jumlah modal yang disetor
• Holding Company harus mempunyai usaha
aktif di luar penyertaan tersebut
Dalam Hal Perusahaan Mempunyai
Usaha Aktif
1. Investasi pada perusahaan listed

2. Investasi pada perusahaan non listed


Holding Di Luar Negeri
Beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan:
• Negara tersebut tidak termasuk di salah satu dari negara
yang disebutkan dalam KMK nomor: 650/KMK.04/1994,
sebab walaupun holding tersebut tidak membagikan dividen,
tetap terhutang pajak penghasilan di Indonesia
• Negara tersebut mempunyai tax treaty dengan Indonesia,
sehingga tarif pemotongan pajak atas dividennya lebih
rendah dari tarif umum
• Negara tersebut tidak mengenakan pajak penghasilan
ataupun mengenakan dengan tarif yang lebih rendah dari
tarif pajak penghasilan Indonesia
Permohonan Pengurangan PPh
Pasal 25
• Jika diproyeksikan dalam tahun berjalan
akan terjadi penurunan laba kena pajak,
dikhawatirkan pada akhir tahun akan
terjadi kelebihan pembayaran PPh Pasal
25 WP dapat mengajukan permohonan
penurunan Angsuran PPh Ps. 25 disertai
proyeksi laba pada akhir tahun dan alasan
terjadinya penurunan laba.
Strategi Efisiensi PPH 21
Jika:
• Perusahaan dalam keadaan untung

• Perusahaan dalam keadaan rugi


PPh Pasal 23/26/Final – Strategi
Efisiensi
• Perhatikan jenis objek pajak dan tarif
pajaknya
• Untuk PPh Final
• Untuk transaksi LN
PPh Pasal 23/26/Final –
Strategi Efisiensi
Jika pihak ketiga tidak mau dipotong PPh Pasal 23/26
- Perusahaan membayarkan withholding tax, pajak
yang dibayarkan ini tidak boleh dibebankan sebagai
biaya.
- Nilai transaksi digross up, sehingga nilai transaksi
dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus
dipungut.
PPh Pasal 23/26/Final –
Strategi Efisiensi
Contoh :
Perusahaan akan menyewa kantor dari Bapak Agus Rp. 90.000.000,00
untuk 4 tahun, Agus tidak bersedia dipotong pajaknya sebesar 10%.
Perusahaan membayarkan withholding tax :
10% x Rp. 90.000.000 = Rp. 9.000.000  tidak boleh dibebankan
sebagai biaya
Nilai transaksi digross-up :
100/90 x Rp. 90.000.000 = 100.000.000
Withholding tax atas sewa 10% x 100.000.000 = Rp. 10.000.000 
boleh dibiayakan
# Tax Saving (30% x Rp. 10.000.000) – Rp 1.000.000 = Rp. 2.000.000
Perencanaan Pajak Untuk PPN

1. Penundaan Pembayaran PPN


2. Penggunaan Faktur Pajak Sederhana
3. Menghindari Sanksi Administrasi yang
Berkaitan Dengan Faktur Pajak
4. Perencanaan PPN Lainnya
Kesimpulan

Yang paling penting dalam hal mengatur


jumlah pajak yang harus dibayar sehingga
seminimal mungkin adalah:

1.pengetahuan yang mendalam tentang


peraturan-peraturan perpajakan itu sendiri.

2.menggunakan jasa Tax Planner


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai