Anda di halaman 1dari 63

ANATOMI JANTUNG DAN

PEMERIKSAAN FISIK
GHEAVITA CHANDRA DEWI

PPDS – 1 ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET /RS DR MOEWARDI
ANATOMI
JANTUNG
ANATOMI JANTUNG

LETAK JANTUNG
• MEDIASTINUM ANTERIOR
• TERLINDUNG DINDING
DADA
• UKURAN 12-14 x 8-9 x 6 cm
• BERAT 250-350 gram
Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth
Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 3


ANATOMI JANTUNG

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 4


GARIS IMAJINER DINDING DADA

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 5


GARIS IMAJINER DINDING DADA (LANJUTAN)

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 6


LOKASI JANTUNG
Letak : 2/3 rongga dada kiri, 1/3 rongga dada kanan

Costa 2 dextra et
sinistra

Spt.intercostal
Cartilago
costa 6

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 7


Lin.mid clavicula
LOKASI JANTUNG

wheinhause, Anthony J, et al. 2014. The Anatomy of Human Heart

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 8


GAMBARAN RADIOLOGIS JANTUNG

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 9


PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 10
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 11
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 12
PERICARDIUM
Pericardium
Jantung dibungkus oleh jaringan ikat tebal yang disebut
perikardium, terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium viseral dan
parietal. 
Adanya perikardium ini menyebabkan jantung terfiksasi dalam
rongga dada dengan terbentuknya ligamen. Perlekatan
perikardium parietal dengan manubrium sterni disebut ligamen
perikardiosternal superior, dan perlekatan pada prosesus
xifoideus sebagai ligamen perikardiosternal inferior. Pada orang
normal jumlah cairan perikardium adalah sekitar 10-20 ml.

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 13


Pericardium
PERICARDIUM

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 14


RUANGAN JANTUNG

Jantung terbagi menjadi 4 ruangan :


Atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri, ventrikel kanan.
Atrium kanan menerima darah dari vena kava superior &
inferior.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis.
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke arteri pulmonalis
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan
memompakan darah ke aorta.

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 15


RUANGAN JANTUNG (LANJUTAN)

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 16


KATUP JANTUNG

 Katup jantung merupakan jaringan fibrosa fleksibel, dilapisi oleh


endokardium.
 Membuka/menutup katup dapat terjadi secara pasif maupun aktif,
tergantung kepada tekanan gradien di kedua sisi katup

 Katup atrioventrikular :
 Trikuspidalis : 3 buah katup
 Bikuspidalis (Mitral) : 2 buah katup

 Katup semilunar :
 Katup pulmonik : 3 buah katup
 Katup aortik : 3 buah katup

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 17


Katup Aorta SIC II Kanan Katup Pulmonal Linea
sampai ke Apex Midclavikularis Sinistra SIC II-II

Katup Trikuspid  Linea


Katup MitralAPEX jantung
Midclavicularis Sinistra SIC
IV-V
Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth
Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 18


KATUP JANTUNG

wheinhause, Anthony J, et al. 2014. The Anatomy of Human Heart

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 19


KELAINAN KATUP JANTUNG

 Mitral stenosis
 Regurgitasi mitral
 Aorta stenosis
 Regurgitasi aorta
 Pulmonal stenosis
 Trikuspid stenosis

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 20


KELAINAN ANATOMI
JANTUNG

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 21


VASKULARISASI JANTUNG
ARTERI

Left coronary artery


Left anterior descending artery
Left circumflex artery

Right coronary arter wheinhause, Anthony J, et al. 2014. The Anatomy of Human Heart

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 22


VASKULARISASI JANTUNG
VENA

wheinhause, Anthony J, et al. 2014. The Anatomy of Human Heart

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 23


PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 24
Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth
Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 25


wheinhause, Anthony J, et al. 2014. The Anatomy of Human Heart

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 26


Aortic dissection classification: DeBakey and Stanford Classifications
KELAINAN ANATOMI
JANTUNG
 Dextrocardia.
 Jantung menempati posisi disebelah kanan rongga dada, yang seharunya
dalam keadaan normal disisi kiri >>kelainan transposisi organ yang
merupakan bayangan cermin.

 Situs inversus (disebut juga situs tranversus atau opositus adalah suatu
kelainan kongenital dimana organ visceral major terbalik dari posisi
normalnya. 

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 31


PEMERIKSAAN
FISIK JANTUNG
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 33
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 34
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 35
PEMERIKSAAN JANTUNG
MELAKUKAN KETERAMPILAN
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas
pasien, menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.

2. Memeriksa ketersediaan alat.

3. Mencuci tangan.

4. Meminta pasien untuk mengangkat/membuka pakaian, sehingga


bagian toraks terpapar dan meminta untuk berbaring posisi supine.

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 36


INSPEKSI
5. Inspeksi habitus, bentuk dada, dan kelainan yang ditemukan

6. Inspeksi letak iktus kordis dan menyebutkan dengan benar letak iktus
kordis (apabila terlihat)

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 37


PALPASI JANTUNG
7. Meletakkan sisi palmar-palmar jari tangan atau seluruh telapak tangan
pada dinding toraks di lokasi apeks jantung

8. Jika iktus kordis tidak dapat diidentfikasi dengan posisi supine,


meminta pasien untuk mengangkat lengan kiri pada lateral dekubitus kiri.
Palpasi kembali dengan tekanan lembut

9. Pada palpasi iktus kordis, identifikasi pula apakah ada thrill, heaving,
liting, atau tapping

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 38


Lokasi pergerakan prekordial

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 39


PEMERIKSAAN PALPASI
Ictus Cordis atau
Point of maximal
impulse (PMI)

- Pulsasi di apeks

- Bergeser jika terjadi pembesaran


jantung, penyakit paru, aneurisma
aorta, atau kelainan tulang

- Biasanya sekitar 10 cm di garis Sumber: Bates' Pocket Guide to


midsternal dan diameternya tidak Physical Examination and History
lebih dari 2-3cm Taking page 155
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 40
Thrill

Merupakan sensasi getaran superfisial yang dirasakan di kulit


sekitar area turbulensi karena adanya murmur minimal derajat 3

Paling baik dirasakan menggunakan kepala dari tulang


metakarpal dibandingkan ujung jari dan diletakkan dengan lembut
di kulit

Terdiri dari thrill sistolik dan thrill diastolik

Terjadi pada pasien dengan stenosis aorta, patent ductus


arteriosus, ventricular septal defect, dan stenosis mitral

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 41


 Heaves

Merupakan denyut apeks jantung yang penuh tenaga dan


menetap
Terjadi karena overoad ventrikel kiri akibat berbagai kondisi
yang meningkatkan laju pengisian ventrikel selama diastol yang
terjadi setelah impuls utama ventrikel kiri
Dirasakan dengan menggunakan fingerpads atau bagian
proksimal dari tangan untuk memalpasi berbagai area bessar
dari pergerakan kearah luar
Ditemukan pada pasien dengan stenosis aorta, hipertensi dan
insufisiensi mitral

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 42


PERKUSI BATAS JANTUNG
10. Dengan posisi supine, perkusi pada linea aksilaris anterior kiri untuk
mencari batas paru (sonor) dengan lambung (timpani/redup)

11. Pada posisi 2 jari di atas batas paru dengan lambung dilakukan
perkusi ke medial untuk menentukan batas kiri jantung (redup)

12. Perkusi pada linea parasternalis kiri ke bawah untuk menentukan


pinggang jantung (redup)

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 43


13. Perkusi pada linea midklavikula kanan untuk mencari batas paru
(sonor) dengan hepar (redup)

14. Pada posisi 2 jari di atas batas paru dengan hati dilakukan perkusi ke
medial untuk menentukan batas kanan jantung (redup)

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 44


Suprastrenal notch

Strenomanubri
al angle

Garis axilla
posterior
Garis axilla
anterior Garis
midçaxilla Garis midsternal

Garis midclavicular

Bates’ Guide to Physical Examinations and History Taking Twelfth


Editions

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 45


AUSKULTASI JANTUNG
15. Melakukan pemeriksaan auskultasi sambil membandingkan dengan
meraba pulsasi arteri karotis

16. Auskultasi pada daerah sela iga 2 linea parasternalis kanan karena
untuk mendengarkan bunyi katup aorta

17. Auskultasi pada daerah sela iga 2 linea parasternalis kiri karena untuk
mendengarkan bunyi katup pulmonal

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 46


Auskultasi

Terpenting pada jantung


Lokasi:

1.Apeks
2.Sela iga ke 4-5 parasternal kiri
dan kanan (area trikuspid)
3.Sela iga ke-2 kiri di samping
sternum (area pulmonal)
4.Sela iga ke-2 kanan di
samping sternum (area aorta)
5.Arteri karotis kanan dan kiri 47
Sumber: Bates' Pocket Guide to Physical Examination and History Taking page 158

POSISI LAIN ADALAH: POSISI DECUBITUS LATERAL KIRI DAN


POSISI TEGAK CONDONG KE DEPAN
48
TRIANGLE OF AUSCULTATION

Malik, N., Tedder, B.L. and Zemaitis,


M.R., 2019. Anatomy, Thorax, Triangle
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI of Auscultation. In StatPearls [Internet]. 49
StatPearls Publishing.
Bunyi Jantung Normal

Terdiri atas bunyi jantung SI (suara “lub”) dan S2 (suara “dup”)

Bunyi jantung S1 merupakan suara yang dihasilkan dari penutupan katup


mitral dan trikuspidal, bersaman dengan denyut arteri karotis

Bunyi jantung S2 merupakan suara yang dihasilkan dari menutupnya katup


aorta dan pulmonal, terdapat splitting normal, komponen pertama S2
adalah menutupnya katup aorta (A2), komponen kedua adalah menutupnya
katup pulmonal (P2)

Di area apeks dan trikuspid, bunyi jantung S1 lebih keras dari S2,
sedangkan di area basal S1 lebih lemah dari s2

50
 Bunyi Jantung Tambahan

1 Splitting S1
2 Splitting S2
- Splitting fisiologis
- Wide physiologic splitting
- Wide fixed splitting
- Paradoxical splitting atau reversed splitting
3 Bunyi jantung S3
4 Bunyi jantung S4
5 Opening snap
6 Aortic click
7 Pericardial rub

51
KETERANGAN
 S1 mengeras apabila katub mitral terbuka lebar pada saat sistolik :
 Mitral stenosis dengan irama sinus normal
 Keadaan dengan high output (anemia, hipertiroidi, dsb)
 Interval PR mendadak

 S1 melemah apabila katub mempunyai kesempatan untuk bergerak ke arah


menutup sebelum sistolik
 AV block derajat I (interval PR memanjang)
 Bradikardia dengan diastolik yang lama

52
 S1 bervariasi apabila posisi katub berubah-ubah dari denyut ke
denyut :
 AV block total
 Fibrilasi atrium

53
BISING JANTUNG ATAU
MURMUR
Karakteristik yang harus diperhatikan:
1. Waktu

Murmur sistolik Murmur diastolik

54
2. Bentuk

55
3 Lokasi Intensitas maksimal
4 Penjalaran atau transmisi Titik intensitas maksimal
5 Derajat -Derajat 1 : samar-samar, tidak disertai thrill

-Derajat 2 : terdengar halus tapi langsung


terdengar dengan stetoskop, tidak disertai thrill

-Derajat 3 : Terdengar agak keras, tidak disertai


thrill

-Derajat 4 : Terdengar keras, stetoskop harus


kontak sempurna dengan kulit, disertai thrill

-Derajat 5 : Terdengar sangat keras, dapat


didengarkan dengan stetoskop sebagian dilepas
dari dada

-Derajat 6 : Terdengar sangat keras, dapat


terdengar walaupun stetoskop tidak diletakkan di
dinding dada
6 Perubahan Murmur akibat maneuver hemodinamik

56
57
a. Short duration
Early systolic

Early diastolic

Late systolic

Late diastolic (presystolic)


b. Medium duration
Midsystolic

Middiastolic
c. Long duration
Holosystolic

Holodiastolic

Continuous 58
59
60
PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI 61
20. Setelah pemeriksaan selesai, meminta pasien untuk memakai
pakaian kembali

21. Merapikan alat

22. Mencuci tangan

62
63
TERIMA KASIH

PPDS - I Ilmu Penyakit Dalam FK UNS/RS DR MOEWARDI

Anda mungkin juga menyukai