Anda di halaman 1dari 25

Preventing Medication Errors

Related To Prescribing
Where do medication errors occur?
Prescribing Transcribing Dispensing Administering

39% 12% 11% 38%


JAMA 1995 Jul 5,274(1):29-34
Prescribing
Resep didefinisikan sebagai pesanan/permintaan
tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk
membuat atau menyerahkan obat kepada pasien

Agar proses pengobatan berhasil maka penulisan


resep harus baik dan benar (rasional).
Peresepan Rasional
(WHO, 1995)

Peresepan rasional merupakan


peresepan dimana pasien menerima
obat yang tepat berdasarkan keperluan
klinis dengan dosis, cara pemberian
dan lamanya yang tepat, dengan cara
yang mendorong ketaaan pasien dan
dengan harga yang paling murah
terhadap pasien dan komunitas.
Peresepan Tidak Rasional

Over Prescribing
a. Diresepkan obat yang sebenarnya tidak
diperlukan
b. Jumlah obat melebihi ketentuan
c. Dosis obat melebihi ketentuan
d. Pemberian obat terlalu lama
Under Prescribing
a. obat yang diperlukan tidak diresepkan
b. Dosis tidak cukup
c. Jangka waktu pemberian obat terlalu
pendek
Resep yang lengkap harus memuat :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter
gigi, dan dokter hewan.

2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)

3. Nama setiap obat atau komponen obat

4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.


5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)

6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan


perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).

7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter
hewan.

8. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Resep yang tepat, aman, dan rasional adalah
resep yang memenuhi 6 (enam) tepat :

Dosis
Indikasi
informasi

6 TEPAT
Obat
Harga

Pasien
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Peresepan

Penulisan resep
Pengiriman resep melalui elektronik
Perhitungan dosis
Resep secara lisan
Penulisan Resep : Tulisan Yang
Tidak Jelas

16% tulisan dari dokter tidak jelas.


Penyebab terjadinya prescribing errors.
Terlambatnya pemberian pengobatan.
Pencegahan Tulisan Tidak Jelas

Lebih teliti menulis resep


Komputer
Komunikasi secara verbal
Informasi Pasien
Nama pasien
Data spesifik pasien
Nama generik dan nama paten
Potensi obat
Bentuk sediaan
Jumlah
Cara penggunaan
Tujuan
Pengulangan
Data Spesifik Pasien
Umur
Berat badan
Gangguan fungsi hati dan ginjal
Tingkat keparahan penyakit
Hasil tes laboratorium
Pengobatan yang sedang dijalani
Alergi
Operasi/latar belakang keluarga
Kehamilan/menyusui
Hindari Penggunaan Singkatan
Drugs Names
“QD” atau “OD” for the word daily
Letter “U” for unit
“µg” for microgram (use mcg)
“QOD” for every other day
“sc” or “sq” for subcutaneous
“a/” or “&” for and
“cc” for cubic centimeter
“D/C” for discontinue or discharge
Penggunaan Desimal 

Avoid whenever possible


 Use 500 mg for 0.5 g
 Use 125 mcg for 0.125 mg
Never leave a decimal point “naked”
 Haldol .5 mg for Haldol 0.5 mg
Never use a terminal zero
 Colchicine 1 mg not 1.0 mg
Space between name and dose
 Inderal40 mg for Inderal 40 mg
 
Drug Names 

“Look-Alike” or “Sound-Alike” Drug


Names
Look-alike And Sound-alike Drug Names

Zyrtec®  Fosamax® 
Zantac®   Flomax® 
Prilosec®  Cardura® 
Plendil®   Cardene® 
Neoral®  Lorazepam 
Nizoral®  Alprazolam 
Lomotil®  Accutane® 
Lamisil®   Accupril®
Perhitungan Dosis

Menggunakan informasi khusus


pasien
 tinggi badan
 berat badan  
 umur

 fungsi sistem tubuh


Dosage Calculations

Avoid calculations
Cross-checking
Verbal Orders

Dihindari jika memungkinkan


Pengucapan harus pelan dan jelas
Pengucapan angka dengan jelas
(cth: “satu-lima mg” untuk 15 mg)
Kesulitan pengejaan nama obat
Patient Education 

Pengetahuan pasien mengenai


pengobatan
Tujuan dari pengobatan
Nama obat, dosis, cara pemakaian, dll.
Memberikan instruksi tertulis pada
pasien
Informasi ke pasien mengenai potensi
kesalahan dalam penggunaan obat
BENTUK
SEDIAAN
PEMAKAIAN OBAT

UMUR PASIEN ?
Ilustrasi Kasus
Pada suatu sabtu pagi, seorang Farmasis menerima resep
dokter berisi prednison. Resep kurang jelas (qd atau qid), 80
mg prednison per hari atau 4x80 mg sehari. Singkat kata,
pasien akhirnya mendapat prednison 320 mg/hari. Dua hari
setelah minum obat pasien masuk ruang gawat darurat
karena infeksi jamur pada tenggorok. Terapi untuk infeksi
jamur pun diberikan. Pasien dipulangkan dan tetap minum
prednison 320mg/hari. Hari ke 23 masuk RS: infeksi paru
berat dan infeksi otak berat (aspergilosis). Beberapa operasi
dilakukan untuk menyelamatkan pasien Akhirnya pasien
menderita gagal ginjal permanen dan harus dialisis seumur
hidup. Farmasis di denda oleh Pengadilan di North Carolina
sebesar US$ 2,5 juta atau sekitar Rp 22 milyar lebih, karena
terbukti menjadi penyebab medication error. (Brooks vs.
Wal-Mart Stores, 535 SE 2d 55; 2000 NC App Lexis 1038
[August 29, 2000]).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai