Anda di halaman 1dari 13

EVIDENCE BASE PRACTICE

UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN PASIEN
Konsep Evidence Based Practice Keselamatan pasien RS

adalah suatu sistem dimana


Evidence Based Practice (EBP) rumah sakit membuat asuhan
adalah tindakan yang teliti pasien lebih aman yang meliputi
dan bertanggung jawab assesment risiko, identifikasi dan
dengan menggunakan bukti pengelolaan hal yang
(berbasis bukti) yang berhubungan dengan risiko
berhubungan dengan pasien, pelaporan dan analisis
keahlian klinis dan nilai-nilai insiden, kemampuan belajar dari
pasien untuk menuntun insiden dan tindak lanjutnya serta
pengambilan keputusan implementasi solusi untuk
dalam proses perawatan meminimalkan timbulnya risiko
(Titler, 2008). dan mencegah terjadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakn suatu
tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya
diambil
Konsep-Konsep EBP Evidanced Based
Practice (EBP)

A. Model Settler ( 5
langkah )
Sebuah model menawarkan kerangka kerja Fase 1 : Persiapan Fase
yang menggambarkan (secara logis) Fase 2 : Validasi Fase
hubungan kausal antara faktor-faktor yang Fase 3 : Perbandingan
berkaitan. Model konseptual dapat evaluasi dan
mempromosikan hal yang masuk akal atau pengambilan keputusan
makna dalam situasi tertentu Fase
(Jan Jonker, dkk 2011) Fase 4 : Translasi dan
aplikasi
Fase 5 : Evaluasi
B. Model IOWA
 Diawali adanya trigger atau C. Model konseptual
masalah (knowledge focus Rosswum & Larrabee
atau problem focus). Be  Disebut juga Model
btuk tim EBP Change
 Tim terdiri Dokter, perawat  terdiri dari 6 langkah
dan tenaga kesehatan lain  Penerapan EBP Nursing
yang tertarik dan paham ke lahan praktek hrs
dalam penelitian. meperhatikan : LB
 minsintesis bukti-bukti yang teori ,validitas dan
ada. ( bukti yang kuat sudah reliabilitas metode yang
diperoleh) digunakan, serta
 uji coba dan hasilnya harus penggunaan
dievaluasi dan nomenklatur yang
didiseminasikan. standar.
Langkah – Langkah
Implementasi EBP

Tujuh langkah yang harus dilewati ketika akan mengimplementasikan


suatu, 2011):

1. Menumbuhkan semangat terhadap penelitian


2. Merumuskan pertanyaan klinis dalam format PICOT
3. Mencari dan mengumpulkan literatur evidenceyang berhubungan
4. Melakukan telaah atau penilaian kritis terhadap evidence
5. Mengintegrasikan evidence terbaik dengan pengalaman klinis dan rujukan
serta nilainilai pasien didalam pengambilan keputusan atau perubahan
6. Mengevaluasi tujuan di dalam keputusan praktis berdasarkan evidence.
7. Menyebarluaskan tujuan EBP atau perubahan
Penerapan EBP dalam Proses
Keperawatan

Dalam proses keperawatan,


terdapat banyak aktivitas
pengambilan keputusan dari saat
tahap

Proses keperawatan merupakan


cara berpikir perawat tentang 1.Pengkajian
bagaimana
2. Tahap penegakan diagnosa
mengorganisirperawatan terhadap
keperawatan
individu, keluarga dan komunitas
(Wilkinson, 2007).
3. Tahap perencanaan

4. Tahap intervensi /
implementasi

5. Evaluasi
Hambatan dalam Penggunaan Hasil-Hasil Hambatan dalam
Penelitian Keperawatan menerapkan EBP (DiNesco
dan Cullum(1998) adalah:

Hambatan yang dijumpai dalam a. Keterbatasan waktu


penggunaan hasil-hasil penetitian b. Keterbatasan akses terhadap
keperawatan terkaitkarakteristik literature
penelitian, perawat, organisasi dan profesi c. Kurangnya pelatihan terkait usaha
keperawatan menurut Polit &Hungler d. kurang mencari informasi dan
(1999) adalah: ketrampilan dalam mengkritisi
hasil penelitian
1. Karakteristik penelitian
e. Ideologi yang menekankan praktek
2.Karakteristik perawat dibandingkan dengan
3. Karakteristik organisasi/tempat kerja pengetahuan intelektual.
4. Karakteristik Profesi Keperawatan f. Lingkungan kerja tidak
mendukung dalam usaha mencari
informasi hasil penelitian.
 
Hal yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan EBP

Meningkatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian

Mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penel

Mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian

Membuat jurnal yang memuat hasil penelitian


Pengertian Keselamatan Pasien Jenis-Jenis Insiden
Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit

Menurut Depatemen
Kesehatan (2006) keselamatan 1. tidak diharapkan (KTD)/ adverse event
pasien rumah sakit adalah yaitu insiden yang mengakibatkan cedera
suatu sistem dimana rumah pada pasien akibat melaksanakan suatu
sakit membuat asuhan pasien tindakan atau tidak mengambil tindakan
lebih aman. Salah satu tujuan yang seharusnya diambil, dan bukan karena
penting dari penerapan sistem penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
keselamatan pasien di rumah Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
sakit adalah mencegah dan medis atau bukan kesalahan medis.
mengurangi terjadinya Insiden 2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss
Keselamatan Pasien (IKP) merupakan suatu insiden yang tidak
dalam pelayanan kesehatan menyebabkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatutindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), dapat terjadi
Program Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit
1.Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
Standar Keselamatan 3. Keselamatan pasien dan
pasien berdasarkan kesinambungan pelayanan
“Buku Panduan Nasional 4. Penggunaan metoda-metoda
Keselamatan Pasien peningkatan kinerja untuk melakukan
Rumah Sakit yang evaluasi dan program peningkatan
diterbitkan pada tahun keselamatan pasien
2006. Menguraikan 5. Peran kepemimpinan dalam
tentang Standar meningkatkan keselamatan pasien
Keselamatan Pasien, 6. Mendidik staf tentang
yang dimana standar keselamatan pasien
tersebut terdiri dari tujuh 7. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi
standar, yaitu Staf Untuk Mencapai Keselamatan
Pasien
Kriteria dari standar VII ini sebagai
berikut
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit
Strategi Pengendalian
Kejadian Nyaris Cedera

Salah satu startegi dalam


merancang sistem keselamatan
pasien adalah bagaimana
mengenali kesalahan sehingga Program keselamatan pasien (patient
dapat dilihat dan segera diambil safety) adalah program yang
tindakan guna memperaiki efek bertujuan untuk lebih memperbaiki
yang terjadi. Upaya untuk proses pelayanan, karena sebagian
mengenali dan melaporkan besar KTD dapat merupakan
kesalahan ini dilakukan melalui kesalahan dalam proses pelayanan
sistem pelaporan yang sebetulnya dapat dicegah
melalui rencana pelayanan yang
komprehensif dengan melibatkan
pasien berdasarkan hak-haknya
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
Peran perawat dalam a. Patient identification
penerapan EBN pada (identifikasi pasien)
International Patient b. Effective communications
Safety Goal (komunikasi yang efektif)
c. High-Alert Medications
(Waspada tinggi pengobatan
d. Correct : site, procedure,
patient (Benar : tempat,
prosedur dan pasien)
e. Prevention of Infection
(Pencegahan dari infeksi)
f. Prevention of Falls
(Pencegahan resiko jatuh)

Anda mungkin juga menyukai