OLEH
Dr. Pande I Putu Januastu M.Si
Institut Pertanian Bogor
2005
HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
• Latar Belakang
Sebelum awal abad ke- 19 kimia karbon lebih dikenal sebagai
kimia organik dan senyawa karbon sebagai senyawa organik
karena berhubungan dengan senyawa- senyawa yang berasal
dari mahluk hidup. Menurut teori vitalisme
“ Untuk membuat suatu senyawa organik diperlukan suatu daya
hidup”
Senyawa organik : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, kafein,
dan zat- zat specifik dalam tanaman, hewan dan manusia
Sintesa urea menurut Wohler :
AgOCN + NH4Cl NH4OCN + AgCl
NH4OCN CO(NH2)2
Urea banyak ditemukan dalam air seni manusia dan hewan hasil
metabolisme dalam tubuh.
Kesimpulan dari penemuan Wohler
“ Senyawa organik dapat juga disintesis di luar tubuh mahluk hidup dari zat
anorganik tanpa adanya gaya hidup”.
Beberapa zat kimia yang asalnya dari alam sudah bisa disintesa di
laboratorium vitamin C, urea, alkohol, insulin dll.
Perbedaan umum senyawa karbon(organik) dengan senyawa
nonkarbon(anorganik)
Senyawa organik Senyawa anorganik
Alifatik Siklik
HC CH
H2C CH2
C N
H2 H
C9 C10 C11
| | |
C1 – C2 – C3 – C4 – C5 – C6 – C7 – C8
| | |
C12 C13 C14
Atom C primer : C1, C9, C10, C11, C12, C13, C14
Atom C sekunder : C4, C7
Atom C tersier : C2, C5
Atom C kwarterner : C3, C6
Pada umumnya ikatan dalam rantai karbon adalah ikatan kovalen
dan mengikuti aturan oktet. Senyawa karbon tersusun atas
beberapa golongan- golongan, dimana setiap golongan pada
umumnya memiliki rumus struktur yang sama. Senyawa- senyawa
dalam satu golongan disebut deret homolog/deret sepancaran
Ciri Khas atom karbon
H H2
C C
HC CH HC
CH
HC CH HC
C
C H
H
ALKANA
Merupakan
Merupakan senyawa
senyawa karbon
karbon jenuh
jenuh karena
karena ikatan
ikatan antarkarbon
antarkarbon
dalam
dalam rantainya
rantainya selalu
selalu tunggal.
tunggal. Selain
Selain itu
itu senyawa
senyawa golongan
golongan
alkana
alkana disebut
disebut senyawa
senyawa karbon
karbon induk
induk karena
karena semua
semua senyawa
senyawa
karbon lainnya dapat dibuat dari alkana.:
karbon lainnya dapat dibuat dari alkana.:
Rumus
Rumus Umum
Umum :: CCnH
H2n + 2
n 2n + 2
Deret
Deret homolog
homolog alkana
alkana ::
CH
CH4 :: metana
metana
4
C
C22H
H66 CH
CH33 –
– CH
CH33 :: etana
etana
C3H8 CH3 – CH2 – CH3 : propana
C4H10 CH3 – CH2 – CH2 – CH3 : n- butana
C55H12
12 CH33 – CH22 – CH22 – CH22 – CH33 : n- pentana
C66H14
14 CH33 – CH22 – CH22 – CH22 – CH22 – CH3 3 : n- heksana
C77H
C H16 CH33 –
16 CH – CH
CH22 –
– CH
CH22 –
– CH
CH22 –
– CH
CH22 –
– CH
CH22 –
– CH
CH33 :: n-
n- heptana
heptana
• Gugus Alkil
Alkil merupakan suatu gugusan yang tidak berdiri sendiri dan
merupakan suatu gugus cabang dalam senyawa karbon.
Rumus umum : CnH2n + 1
Dari rumus bangun tersebut dapat diturunkan suatu deret
homolog gugus alkil, yaitu :
n = 1, CH3 (metil)
n = 2, C2H5 (etil)
n = 3, ada 2 macam gugus alkil, yaitu :
(Propil) (Isopropil)
Sedangkan untuk n = 4, ada 4 macam gugus alkil, yaitu :
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – (butil)
CH3
|
CH3 - C – (tersier butil)
|
CH3
TATANAMA ALKANA (NOMENCLATUUR)
1. Untuk alkana rantai lurus tatanamanya mengikuti
tatanama pada deret sepancaran, yang diberi
awalan “n” mulai suku ke- empatnya, misalnya :
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 : n- butana
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 : n- pentana
2. Untuk alkana yang rantainya bercabang,
penamaannya mengikuti langkah- langkah sbb :
• Tentukan terlebih dahulu rantai C induk dengan
mengambil rantai C terpanjang dan memiliki cabang
sesederhana mungkin, misalnya :
CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH – CH3
| |
CH2 CH2
| |
CH3 CH3
CH3 – CH – CH2 – CH – CH2 – CH – CH2 – CH3
| | |
CH – CH3 CH3 CH2
| |
CH2 CH – CH 2 – CH3
| |
CH3 CH 3
(2,3- dimetilpentana)
• Bila jumlah cabang lebih dari satu dan tidak sejenis maka
prioritas nomor terkecil diberikan pada cabang yang lebih besar
dan penyebutan nama cabang secara alfabet, misalnya :
CH3
|
CH3 – CH2 – CH – CH – CH2 – CH3
|
CH2
|
CH3 (3 – etil – 4 – metilheksana)
CH3
|
CH3 – CH2 – CH – CH – CH – CH2 – CH3
| |
Cl CH3
[2He]
4 orbital sp3
2s 2s
H
H
H H
sp3 – sp3
H
C C H
H H
• SIFAT- SIFAT ALKANA
1. Pada umumnya sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam pelarut- pelarut polar, misalnya eter, bensena dll
2. Titik didih meningkat dengan makin bertambahnya Mr
senyawanya, dimana 4 suku pertama berwujud gas, suku ke
5 sampai suku ke- 16 berwujud cair, sedangkan suku
berikutnya berwujud padat
3. Mudah terbakar menghasilkan gas CO2 dan air, pada
pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO, sesuai
persamaan reaksi :
CnH2n + 2 + 3n + 1 O2 n CO2 + (n + 1) H2O
2
• Semua alkana sukar bereaksi karena sudah jenuh, pada
temperatur biasa halogen kecuali Iod bereaksi dengan alkana
dengan menukarkan atomnya dengan hidrogen, sbb :
H H
| |
H – C – H + Cl – Cl H – C – Cl + HCl
| |
H H
Reaksi bisa berlanjut sampai semua hidrogen tergantikan oleh Cl
H Cl
| |
H – C – H + 4 Cl – Cl Cl – C – Cl + 4HCl
| |
H Cl
Mekanisme reaksi halogenasi alkana mengikuti mekanisme reaksi
radikal bebas sbb :
Inisiasi : Cl - Cl 2 Cl٠
Propagasi : Cl٠ + CH4 ٠CH3 + H:Cl
٠CH3 + Cl2 CH3Cl + Cl٠
Contoh :
CH3 – COONa + NaOH CH4 + Na2CO3
4. Cara Kolbe (elektrolisis garam pekat karbon, misal garam Na –
alkanoat)
Pola reaksi :
R – COONa RCOO- + Na+
2R- COO- R – R + 2 CO 2
Contoh :
CH3 – CH2 – COONa CH3 – CH2 – COO- + Na+
CH3 – CH2 – COO- CH3 – CH2 – CH2 – CH3 + 2 CO2
Sumber utama dari alkana adalah minyak bumi yang merupakan
hasil pelapukan dan penguraian bahan- bahan organik yang
tertimbun selama ribuan tahun
ALKENA
Merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan adanya
ikatan rangkap 2 dalam rantai karbonnya, dengan model sbb :
٠ ٠
H ٠٠ C ٠ ٠ C ٠٠H
٠٠ ٠٠
H H
(Rumus Lewis) Ikatan σ Ikatan Л
3 orbital sp2
2s 2s
$
H H
C C
H sp2 H
H H
C C
H H
Deret homolog alkena
CH2 = CH2 : etena.
CH3 – CH = CH2 : propena
CH2 = CH – CH2 – CH3 : 1 – butena
CH2 = CH – CH2 – CH2 – CH3 : 1- pentena dst
• Tatanama alkena
1. Alkena dengan rantai lurus diberikan nama sesuai dengan
nama pada deret homolog yang diawali dengan menyebutkan
nomor posisi ikatan rangkap, misalnya :
CH3 – CH2 – CH = CH – CH3 : 2 – pentena
Catatan :
Ikatan rangkap diberikan nomor sekecil mungkin
2. Alkena yang bercabang, nomor terkecil diberikan pada
gugusan ikatan rangkap dan penyebutan nama cabang sama
seperti penamaan pada alkana, misalnya :
CH3 – CH – CH – CH = CH – CH3 : 4,5 – dimetil 2- heksena
| |
CH3 CH3
Misalnya :
CH3 – CH = CH2 + H+Br- CH3 – CH – CH3
|
Br
(2- bromopropana)
(II)
٠
CH3 - CH = CH2 + ٠Cl CH3 - CH - CH2
|
Cl
٠
CH3 CH CH2Cl + H - Cl CH3 CH2 CH2Cl
Apabila ikatan rangkap pada alkena mengikat hidrogen dengan
jumlah yang sama, maka berlaku aturan Saytzev dan Wagner sbb
CH3 I
| |
CH3 – C – CH – CH3 I- CH3 – C – CH – CH3
+ | | |
CH3 (II) CH 3 CH3
R – CH – CH – R
| |
OH OH
H2C CH2
CH2 CH2
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa senyawa 2- butena
ada 2 macam dengan ciri- ciri dan sifat- sifat yang berlainan,
maka untuk itu diperlukan cara lain untuk membedakan kedua
senyawa tersebut. Caranya adalah dengan mengarahkan ke
dalam ruang ujung/gugus setelah ikatan rangkap, misalnya 2
macam 2- butena digambarkan sbb :
CH3 CH3 H CH3
C = C C = C
H H CH3 H
Kegunaan alkena
• Etena dan 2 metil propena banyak digunakan untuk
pembuatan polimer yaitu polietena dan polipropilena
Alkuna
• Rumus umum : CnH2n-2
Rumus struktur :
. .
C2H2 : H X٠ C ٠ ٠ C ٠X H H-C≡C-H
. .
C3H4 : CH3 C ≡ CH
C4H6 : CH ≡ C – CH2 – CH3
Pasangan isomer
2 orbital sp
1s 1s
H C C H
H C C H
Secara singkat dapat ditulis :
Ikatan Л
H C C H
Ikatan σ
karbon sp
Tatanama alkuna
• Alkuna rantai lurus diberi nama sesuai dengan nama
pada deret sepancaran yang terlebih dahulu
menyebutkan posisi ikatan rangkap, dimana ikatan
rangkap selalu mendapat nomor terkecil misalnya :
CH3CH2C ≡ CH : 1- Butuna
• Bila alkunanya bercabang maka nomor terkecil diberikan pada
gugusan ikatan rangkap dan pemberian namanya diawali
dengan menyebutkan nama cabang, kemudian alkuna
induknya, misal :
Pembuatan alkuna
• Dehidrohalogenasi senyawa visinal/geminal dihalida
X X X
| | |
CH3CHCHCH3 + KOH CH3C = CH- CH3 + KCl + H2O
Tahap II
X
|
CH3CH = CHCH3 + NaNH2 CH3C ≡ CCH3 + NaX + NH3
• Dehalogenasi senyawa visinal tetrahalida
Br Br
| |
CH3C CCH3 + 2 Zn CH3C ≡ CCH3 + 2 ZnBr2
| |
Br Br