PT.FASTFOOD INDONESIA,
TBK (KFC)
NAMA
KELOMPOK
IVAN
IVAN VALENTINO
VALENTINO (CF181110212)
(CF181110212)
MUHAMAD
MUHAMAD FIKRI
FIKRI ALFIANTO
ALFIANTO KADJUDJU
KADJUDJU (CF181110213)
(CF181110213)
BAB 1.
PENDAHULUAN
Pada yang kompetitif ini, perusahaan atau organisasi dituntut agar lebih kompetitif lagi, agar
bisa survive dipasar. Salah satu faktor penting untuk mengungguli pesaing lain adalah dengan
cara menetapkan manajemen rantai pasok atau biasa disebut Supply Chain Management (SCM)
yang efektif dan efesien. Supply Chain Management yang efektif dan efesien membuat
perusahaan secara tidak langsung menekan cost nya, serta meningkatkan produktifitas dan
outputnya.
Supply Chain Management mencakup semua kegiatan yang terintegrasi untuk membawa produk
ke pasar dan menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan Supply Chain Management antara lain
adalah operasi dalam manufaktur, pembelian, transportasi, dan distribusi fisik yang salin
terintegrasi dalam sebuah proses. Proses ini menghubungkan semua mitra dalam sebuah rantai.
Selain departemen dalam organisasi mitra ini meliputi vendor, operator, perusahaan ketiga, dan
sistem penyedia informasi. Dalam organisasai rantai pasokan juga mengacu pada berbagai
bidang fungsional, inbound, outbond, transportasi, pergudangan, pengadaan barang dan
penyediaan barang. Peramalan, perencanaan produksi, dan penjadwalan, pemrosesan order dan
layanan pelanggan semua adalah bagian proses ini juga. Yang penting adalah sistem informasi
yang sangat diperlukan untuk merantai semua kegiatan ini. Setiap usaha bisnis selalu
membutuhkan pihak lain agar usahanya agar dapat berjalan dengan baik. Kemitraan dengan
pihak lain umumnya terjadi dalam hal penyediaan bahan baku atau pasokan material atau barang
untuk diolah atau dijual ke konsumen akhir. Manajemen rantai pasok atau biasa disebut dengan
Supply Chain Management (SCM) sangat penting kaitanya dengan kemudahan pelanggan.
Pelanggan memerlukan produk atau barang secara cepat. Oleh karena itu penting untuk
mengolah rantai pasokan agar pelanggan tidak kesulitan dalam memperoleh barang.
Disini saya akan membahas manajemen rantai pasok PT.FASTFOOD INDONESIA yang
berkelanjutan, sehingga menguntungkan, baik itu untuk pemasok maupun untuk KFC itu sendiri.
Serta menyajikan kemudahan bagi pelanggan dalam membeli makanan di KFC.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah KFC Indonesia ?
2. Bagaimana visi misi KFC Indonesia?
3. Bagaimana Supply Chain Management KFC Indonesia?
BAB 2
PEMBAHASAN
PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan
terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha
warabala dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan
Melawai, Jakarta. Keberhasilan restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini
kemudian diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini, Perseroan senantiasa
membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan selama 26 tahun, KFC telah
menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan
restoran cepat saji di negeri ini. Pada saat ini Perseroan memiliki 237 restoran, termasuk 1
unit mobi catering, di lebih dari 50 kota besar di Indonesia, memperkerjakan sekitar 9.280
karyawan.
Perseroan adalah perusahaan publik yang terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta
dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 79,2% oleh PT. Gelael Pratama (43,6%)
dan PT. Megah Eraraharja (35,6%), dan sisa saham lainnya sebesar 20,8% oleh Publik
(20%), dan Koperasi (0,8%). PT. Gelael Pratama adalah Kelompok Usaha Gelael sebagai
pendiri KFC di Indonesia, sementara PT. Megah Eraraharja adalah anak perusahaan
Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas
pada tahun 1990.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Brands Inc., perusahaan
restoran yang memiliki system unit terbesar di dunia. Yum! Brands Inc. (dulu dikenal
sebagai Tricon Global Restaurants) adalah pemilik waralaba merek dagang KFC,
Pizza Hut, Taco Bell, A&W dan Long John Silvers. Nama Yum! terpilih karena
melambangkan harapan perusahaan untuk memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah
para konsumennya di seluruh dunia. Dengan lima merek dagang yang beroperasi di
bawah naungan satu perusahaan yang sama, Yum! akan menjadi yang terbaik dalam
memberikan berbagai pilihan kepada konsumen, dan secara pasti akan memimpin
dalam usaha muti branding.
2.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi restoran terbaik dan paling digemari di Indonesia dengan menjadi pemimpin
pasar dalam industri makanan cepat saji.
Misi :
Strategi :
KFC merupakan restoran cepat saji franchise yang hak eksklusif waralabanya
dipegang oleh PT.Fast Food Indonesia. KFC menjadi pemimpin pasar restoran cepat
saji yang dominan di Indonesia selama 20 tahun sejak tahun 1979. KFC
menspesialisasikan pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya sebagai
‘Jagonya ayam’.
2.3 Supply Chain Management PT. Fast Food Indonesia
(KFC)
Raw Material : Bahan baku dari proses penyajian makanan yang dilakukan
oleh PT. Fast Food Indonesia adalah berupa ayam, sayuran,
bumbu- bumbu, kentang, dan bahan untuk pembuatan puding.
Supplier : Sedangkan supplier yang terkait pada mata rantai ini adalah pihak
yang menyediakan bahan baku membuat makanan cepat saji. PT.
Fast Food Indonesia RSC Surabaya memiliki beberapa supplier,
biasanya perusahaan ini mengambil bahan baku dari supplier yang
menyediakan bahan baku pada saat
pemesanan dilakukan.
Manufacturing : Proses ini sebagian dilakukan sendiri oleh PT. Fast Food Indonesia,
yang nantinya makanan tersebut akan siap dijual
pada customer.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI :
Penanganan jaringan, server maupun infrastruktur IT yang tersedia.
PEMBELIAN :
Pengadaan bahan baku dan maintenance mesin pengolah makanan maupun
infrastruktur IT.
INBOUND OPERATIONS OUTBOND MARKETING SERVICE
LOGISTIC LOGISTIC & SALES
Bahan baku Pengolahan Hasil Segmentasi Pesan antar
makanan makanan penjualan pasar Catering
Mesin makanan Promosi Chaki club
pengolah Mutu layanan
makanan makanan infoline
yang tersedia yang dijual informasi
waralaba KFC
Primary Activities
1. Inbound Logistics
Dalam hal ini logistik yang masuk adalah bahan baku makanan, dan mesin pengolah
makanan yang tersedia.
f. Beras : ada 2 jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic disupply
oleh supplier local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari Kantor pusat
(Jakarta).
2. Operations
Untuk saat ini KFC tidak melakukan kerjasama dalam bentuk sub-
waralaba untuk merek KFC, kecuali kerjasama dalam bentuk lain,
yaitu :
misalnya nasi, ayam, dan lain – lain. produk tersebut juga bisa dikatakan inovatif
karena makanan yang dikeluarkan adalah beraneka ragam sesuai trend permintaan.
PT. Fast Food Indonesia juga responsive dalam melakukan pelayanan terhadap
pelanggan, dengan adanya servis seperti layanan pesan antar.
2. Decoupling Point
Letak Decoupling Point produk yang dijual oleh PT. Fast Food Indonesia berada pada
posisi Made To Stock, karena semua makanan yang diproduksi oleh perusahaan ini
dibuat tanpa ada pesanan, dan semua makanan akan dibeli oleh customer.
Kelompok kami tidak mengajukan usulan perubahan posisi Decoupling Point, karena
perusahaan sudah memperkirakan jenis produk apa yang sekiranya paling laku pada
saat itu.
3. Jaringan Supply Chain
Dalam hal penentuan lokasi gudang yang, PT. Fast Food Indonesia mempunyai gudang di
kantor pusat (Jakarta) untuk melayani outlet yang ada di seluruh Indonesia, di regional pun
terdapat gudang untuk melayani tiap outlet yang ada di regional tersebut, tetapi untuk RSC
Surabaya menangani Jawa Timur dan Bali dalam hal penyimpanan bahan baku / gudang.
kenapa Bali ikut Jawa Timur pada hal gudang? karena wilayah Bali outletnya tidak terlalu
banyak, dan apabila didirikan gudang, cost yang dikeluarkan lebih banyak dari pada biaya
pengiriman, oleh karena itu gudangnya jadi satu di Jawa Timur (Surabaya). setiap outlet (hanya
outlet di luar kota Surabaya) pun memiliki tempat penyimpanan (gudang kecil) yang bahan
baku tersebut di peroleh dari gudang yang ada di Surabaya. setiap gudang terdapat frezer,
sehingga bahan baku dapat awet tahan lama.
A. Pengelolaan Permintaan dan
Perencanaan Produksi
Manajer outlet di sini yang memberikan otoritas dala perencaan produksi, termasuk
bahan baku, jumlah pesanan mingguan, volume pemesanan (volume pemesanan
= permintaan – persediaan). Permintaan adalah siklus pembelian, lead time dan safety
stock.
Manajer mempertimbangkan data historis penjualan dan kegiatan promosi, atau faktor
cuaca untuk menghitung omset, dan kemudian diubah sesuai dengan jumlah bahan
baku.
B. Pengelolaan Persediaan
Setiap hari sebelum bekerja, staf melakukan cek persediaan bahan baku.
Data ini adalah untuk melakukan perhitungan kuantitas pesanan.
C. Manajemen Pengadaan
Gudang menerima pesanan untuk pengolahan makanan, seperti jumlah pesanan
bahan baku, setelah memesan gudang melihat persediaan yang ada dan data
pengiriman, hari berikutnya melalui email atau fax dikirim ke supplier, yang menurut
kuantitas dan tanggal untuk produksi dan transportasi ke outlet - outlet.