Anda di halaman 1dari 5

Suryo Triaji Blog

Rabu, 01 November 2017

Studi Kasus SCM Pada Perusahaan KFC


Balik lagi nih, kali ini saya akan melanjutkan materi SCM yang kemarin. Materi
selanjutnya yang akan saya tulis adalah contoh penerapan SCM pada suatu
perusahaan. Untuk perusahaannya sendiri saya memilih perusahaan KFC, pemilihan
perusahannya pun bukan tanpa sebab. Perusahaan ini saya pilih karena sudah banyak
orang tahu atau malah sudah pernah membeli produk dari perusahaan KFC ini
sehingga memudahkan pemahaman materi yang akan saya berikan. Jadi kita langsung
saja ke materinya.

1. Deskripsi Perusahaan

Pertama-tama kita ketahui dulu gambaran dari Perusahaan KFC. PT. Fastfood
Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar
sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha warabala
dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai,
Jakarta. Keberhasilan restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian
diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini, Perseroan senantiasa
membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan selama 26 tahun, KFC
telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai
jaringan restoran cepat saji di negeri ini.

KFC merupakan perusahaan yang menu utamanya menjual ayam goreng cepat saji.
Dalam proses bisnisnya dari proses bisnisnya KFC memerlukan bahan baku ayng di
supply dari beberapa pihak yang berbeda.

2. Proses Bisnisnya sendiri sebagai berikut :


KFC mengumpulkan bahan baku ataupun pendukung dari supplier-supplier mereka lalu
bahan bahan tersebut yang telah terkumpul diproses menjadi bahan setengah jadi oleh
logistic regional. Bahan setetengah jadi tersebut di supplai ke berbagai wilayah Retailer
KFC untuk di olah menjadi Makan Siap Saji yang akhirnya di hidangkan ke konsumen.
Gambaran Rantai Pasok:

Rantai pasok KFC Indonesia (PT Fast Food Indonesia, Tbk)


3. Barang baku (Raw Materials)
Bahan baku dari proses penyajian makanan yang dilakukan oleh PT. Fast Food
Indonesia adalah berupa ayam, sayuran, bumbu – bumbu , kentang, dan bahan untuk
pembuatan puding.
Ketrangan Bahan baku:
 Ayam : semuanya di supply oleh supplier, suppliernya adalah Wonokoyo Group.
Ayam yang disupply sudah berbentuk potongan sesuai dengan yang dipesan, misalkan
khusus dada, paha maupun sayap. dalam hal jangka waktu supply, untuk retailer dalam
kota Surabaya dilakukan tiap hari, sedangkan untuk retailer yang berada di luar kota
Surabaya dilakukan tiap bulan.
 Sayuran umum : Sayuran disupply oleh supplier yang domisilinya berdekatan
dengan retailer (lokal). khusus di dalam Kota Surabaya supplier untuk sayuran hanya
satu saja, sedangkan retailer yang berada pada luar kota pembelian bahan sayuran
dilakukan di pasar.
 Sayur khusus : Sayur khusus didatangkan dari Jakarta (Kantor Pusat) setelah itu
dimasukkan ke KFC Logistic reginoal kemudian didistribusikan ke retailer – retailer yang
ada di Jawa Timur.
 Kentang : Bahan ini diimport langsung dari luar negeri kemudian di masukkan ke
gudang yang ada di Jakarta, setelah itu didistribusikan ke logistic regional – regional,
kemudian didistribusikannya ke retailer – retailer.
 Bumbu – bumbu : Bumbu yang tersedia di KFC lebih dikenal dengan sebutan
bumbu 11 macam. Bumbu – bumbu tersebut langsung di datangkan dari KFC Pusat
yang terletak di Kentucky, USA.
 Beras : ada 2 jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic disupply
oleh supplier local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari Kantor pusat
(Jakarta).

4. Supplier
Supplier yang terkait pada mata rantai ini adalah pihak yang menyediakan bahan baku
membuat makanan cepat saji. PT. Fast Food Indonesia RSC memiliki beberapa
supplier, biasanya perusahaan ini mengambil bahan baku dari supplier yang
menyediakan bahan baku pada saat pemesanan dilakukan.
Barang setengah jadi (Semi Finished Product)
Barang setengah jadi pada perusahaan ini adalah produk beku. Produk yang sudah
diolah lalu dibekukan untuk dikirim ke Retailer agar pruduk tersebut awet dan tidak
membusuk. Contoh produk beku seperti Ayam dan Kentang.
Barang jadi (Finished Product)

KFC memberikan barang jadi berupa menu makanan seperti Ayam Goreng, Kentang,
Burger, Kopi dll

Material dan suku cadang (MRO)


MRO perusahaan KFC adalah barang yang dibutuhkan dalam mengelola perbaikan
sistem, dan perbaikan proses produksi dalam hal ini suku cadang sangat berperan
penting dalam sistem pesanan sehingga tidak ada keterlambatan atau kesalahan dalam
pesanan ketika sistem atau alat sedang mengalami kerusakan.

Barang komoditas
Produk KFC dalam menu juga termasuk barang komoditas karena bisa dibawa pulang.
KFC sendiri menyediakan menu berupa kemasan sehingga konsumen dapat dengan
mudah memilih pruduk yang dapat dibawa pulang

5. Membangun Hubungan dengan Pemasok dan Pelanggan

Untuk Menjaga hubungan baik dengan supplier, KFC membuat system order kepada
supplier. Dengan system ini maka hubungan komunikasi mengenai pemesanan bahan
baku akan jelas dan tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan. Perusahaan juga menjalin
hubungan dengan kontrak jangka panjang dengan merencanakan pesanan lebih awal
dan menyimpan persediaan bahan baku yang cukup sebelum meleakukan proses
produksi.

Untuk Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, KFC mengedepankan kegiatan


pelayanan. KFC mempunyai sistem pelayanan yang disebut CHAMPS. CHAMPS
sendiri merupakan akronim untuk memastikan kebersihan lingkungan
(Cleanliness), Keramahan (Hospitality), Ketetapan dalam menerima dan menyiapkan
pesanan (Accuracy), Perawatan Terbaik (Maintenance), Produk bermutu tinggi
(Products) dan layanan cepat (Speed with Service). Perusahaan juga memanjakan
pelanggan dengan memberikan menu-menu sesuai kebutuhan dan keinginan
pelanggan.

6. Pengelolaan Rantai Pasok Menjadikan Efektif dan Efisien


Dengan penerapan rantai pasok pada perusahaan, jumlah bahan baku ataupun bahan
pendukung yang tersisa dan basi berkurang pesat. Dengan memanfaatkannya dan
menerapkan peramalan terhadap bahan baku dan bahan bahan yang di perlukan akan
dapat mengetahui kebutuhan perusahaan tersebut dalam suatu waktu untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam satu waktu , sehingga bahan yang di persiapkan bisa lebih
tepat seperti jumlah ordernya ataupun masa penyimpananya ketika di gudang , karena
stock tidak membludak di gudang dan basi maka dapat dikatakan system ini efektif
kinerjanya dan efisien karena memerlukan bahan untuk proses produksinya yang lebih
sedikit.

7. Strategi Perusahaan
Strategi yang di terapkan perusahaan dalam mengotimalkan kinerja semua mitra dalam
rantai pasokan ialah dengan rantai komunikasi yang terarah dari setiap bagian
informasi dari hulu ke hilir mengalir dengan tepat dan membangun pula hubungan
komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitar , seperti halnyad engan petani ,
peternak , maupun SDM yang terdapat di sekitar ruang lingkup masing bagian rantai
pasok agar mau menjadi mitra dan mensuport setiap bagian sehingga proses bisnis
berjalan dengan lebih lancer , missal : pekebun sekitar yagn diajak untuk join sbagai
supplier dari slah satu bagian rantai pasok ataupun Seorang pemuda yang di tawari
untuk menjadi karyawan di salah satu retail KFC di area itu untuk membangun
komunikasi yang lebih harmonis di area sekitar cabang dr KFC tersebut.

Nah pembahasan tadi adalah sedikit materi bagaimana penerapan SCM pada
perusahaan, dan perusahaan kali ini yang saya bahas adalah KFC. Tidak hanya KFC
saya peusahaan yang menerapkan SCM perusahaan lain pun menggunakan walaupun
ada perbedaan dalam alur dan strateginya. Sekian pembahasan dari saya untuk materi
kali ini. Jika ada pertanyaan dan yang ingin menambahkan silahkan tulis di kolom
komentar. Terima kasih
Suryo Triaji di 06.42
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya

Suryo Triaji
Kuliah? Sudahlah...
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai