Anda di halaman 1dari 16

Infus Glukosa

Nama Anggota Kelompok 1 Kelas 4FA1


• Achmad Egie K 11171002 • Maya Rosdiana 11171020
• Ade Kurnia S. 11171004 • Nanang Sujadi 11171021
• Bagus Fauzan Nuur 11171007 • Nisa Nur Afifah 11171023
• Dara Bella Y. 11171008 • Pratiwi Anggraeni 11171025
• Denny Galang H. 11171009 • Rahmah Dila 11171026
• Farida Nur H. 11171012 • Ria Lestari 11171042
• Fitriani Choerunnisa 11171013 • Shelin Aolina 11171028
• Hedy Nurdiansyah 11171038 • Sindi Putri Permatasari 11171029
• Irsan Adriansyah 11171016 • Triyanti Setia 11171031
• Iqlima Aulia Kirana 11171039 • Yanni Nurul Aini 11171032
• Made Savitri 11171018 • Yosep Williyana 11171034
Prinsip
Teori
• Infus adalah sediaan steril, dapat berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, sedapat mungkin
isotonis dengan darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume yang relatif besar. Infus
intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (The Departement of Health, Social Service and
Public Safety, 2002 – British Pharmacope 2009).
• Infus glukosa diberikan untuk mengganti kekurangan air dalam tubuh dan harus diberikan tunggal
hanya bila tidak terdapat kehilangan elektrolit yang berarti. Rata-rata kebutuhan air pada orang
dewasa sehat adalah 1,5-2,5 liter sehari dan ini diperlukan untuk mengimbangi hilangnya air yang
tak dapat dihindarkan melalui kulit dan paru-paru dan untuk memenuhi kebutuhan untuk ekskresi
urin. Dehidrasi cenderung timbul bila pengeluaran ini tidak diimbangi dengan asupan yang
sebanding, misalnya dapat timbul pada koma, disfagia, atau pada pasien lanjut usia atau pasien
apatis yang tidak mau minum cukup air.
Teori

• Infus Glukosa :
 Memiliki pH 3,5 sampai 6,5

 Tidak boleh mengandung bakterisida

 Disterilkan dengan Cara sterilisasi A

 Bebas pyrogen

 Dosis : 50 gram; 100 gram; 125 gram; 250 gram


Preformulasi Infus Glukosa
Glukosa

Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, dan rasa
manis

Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P mendidih ; sukar larut dalam etanol (95%)P.

Sumber : Farmakope Indonesia edisi III.1979. Hal.268


Formulasi

• Fornas Ed. II Hal. 137

Tiap 500 mL mengandung :

Glukosa 25 gram

Aqua Pro Injection ad 500 ml


Alat Dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Kaca arloji 1. Glukosa
2. Spatel 2. Aqua Pro Injection
3. Pinset
4. Pipet
5. Batang pengaduk
6. Corong gelas
7. Botol infus
8. Gelas ukur
9. Beaker glass
Tonisitas
•  Perhitungan Tonisitas
% glukosa = x 100% = 5%
Zat E W (%) Konsentrasi (E x W)

Glukosa 0,16 5% 0,8%

Jumlah 0,8%

NaCl yang ditambahkan = 0,9% - 0,8% = 0,1% → Hipotonis


Gram NaCL = x 500 mL = 0,5 gram
Perhitungan Bahan
• Perhitungan
- Perhitungan Bahan (untuk 2 botol)
- Glukosa : 25 gram x 2 = 50 gram
- Natrium Klorida : 2,25 gram x 2 = 4,5 gram
- Karbo Adsorbens 0,1 % x 500 ml + 0,5 gram x 2 = 1 gram
- Tiap Botol infus ditambahkan Aquabidest bebas pirogen ad 500 mL
 Karena pada tahapan dipirogenasi menggunakan karbon sehingga ada kemungkinan
berkurangnya konsentrasi zat aktif akibat adsorbsi karbon sehingga mengatasinya zat
aktif dilebihkan 5% pada saat penimbangan. Sehingga menjadi 50 gram + 5% = 52,5
gram, aqua bidest bebas pirogen dilebihkan menjadi 2% yaitu 2% + 500 ml = 510 ml
Prosedur
Metode sterilisasi        : Menggunakan metode sterilisasi akhir sebab sediaan stabil terhadap pemanasan.
Sterilisasi akhir menggunkan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.

• Pembuatan Aquabidest bebas pirogen

Ukur sejumlah aquabidest kemudian tambahkan dengan karbon sebanyak 0,1% dari volume air dan panaskan
diatas api Bunsen pada suhu 60-70°C selama 15 menit sambil sesekali diaduk.
Prosedur pembuatan infuse
• Timbang glukosa menggunakan spatel dan kaca arloji dan • Pindahkan ke gelas ukur dan ukur volumenya. Kekurangan
masukkan ke dalam gelas piala yang telah dikalibrasi volume di addengan air bebas pirogen.

• Tuangkan aqua bidestilata untuk melarutkan glukosa dan • Larutan dituang ke dalam kolom melalui saringan G3 dengan
mebilas kaca arloji. bantuan pompa penghisap

• Tutup gelas piala dengan kaca arloji dan sisipi dengan batang • Filtrat dari kolom ditampung kedalam botol infuse steril yang
pengaduk telah ditara

• Panaskan larutan diatas api Bunsen pada suhu 60-70oC selama • Botol ditutup dengan flakon steril, ikat dengan simpul
15 menit sambil sesekali diaduk, cek suhu dengan thermometer, champagne
lakukan diluar lemari steril.
• Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf
• Lipat kertas saring rangkap 2, basahi dengan air bebas pirogen,
air ditambung di Erlemeyer lain. • Pemberian Etiket        

• Kertas saring dan corong dipindahkan ke dalam labu Erlemeyer


steril bebas pirogen.

• Saring larutan hangat-hangat ke dalam Erlemeyer.


Evaluasi

Penetapan Ph
Penetepan pH bertujuan agar pH sedian stabil sesuai dengan yang diinginkan. pengujian pH sediaan bisa dilakukan dengan
menggunakan pH meter atau kertas indikator universal. 
Uji kebocoran
Uji ini dilakukan dengan membalikkan botol infus sehingga posisi tutup dibawah. Jika terdapat kebocoran, maka dapat berbahaya
karena lewat lubang atau celah tersebut dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme atau kontaminan lain yang berbahaya
Uji kejernihan
Tujuan dilakukan uji kejernihan ini adalah untuk mengetahui kejernihan dari larutan infus yang dibuat. Kejernihan adalah suatu batasan
yang relatif, yang artinya sangat dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari pengamat. Syarat kejernihan yaitu sediaan larutan ( kecuali
suspensi dan emulsi) adalah tidak ada zat yang terdispersi dalam larutan jernih (Agoes, Goeswien. 2009).
Uji Partikulat
Di uji menggunakan sistem elektronik penghitung partikel pengotor cairan yang dilengkapi dengan alat untuk memasukkan contoh yang
sesuai.
Volume terpindahkan
Pilih tidak kurang dari 30 wadah. Isi perlahan-lahan dituang dari tiap wadah kedalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak
lebih dari sediaan
Uji Sterilitas

Pengujian dilakukan secara mikrobiologis dengan menggunkan medium pertumbuhan tertentu. Produk dikatakan bebas mikroorganisme bila Sterility
Assuranve Level (SAL) = 10-6 atau 12 log reduction (over kill sterilization). Bila proses pembuatan menggunakan aseptic,maka SAL =10 -4

Uji pirogen

a.       Secara kualitatif: Rabbit test

• Berdasarkan respon demam pada kelinci. Digunakan kelinci karena kelinci menunjukkan respon terhadap  pirogen sesuai dengan
keadaan manusia. Kenaikan suhu diukur melalui rektal.

b.       Secara kuantitatif: LAL test

• Kondisi LAL-test:

• pH larutan 6-7

• suhu 37oC

• kontrol negatif: aquadest (pelarut)

• kontrol positif (pirogen/endotoksin)


• keuntungan: cepat, mudah, praktis (Agoes, Goeswien. 2009).
Contoh Infus Glukosa di Pasaran
Vidio pembuatan larutan infus

Anda mungkin juga menyukai