Anda di halaman 1dari 27

STANDARISASI

1
PENDAHULUAN
Faktor tidak terkontrol dalam membandingkan mortalitas antara dua atau
lebih populasi adalah:
Komposisi penduduk menurut umur
Tingkat kematian sangakat dipengaruhi oleh komposisi umur. Sebagai
contoh, pada daerah A terdapat jumlah bayi, anak, atau penduduk usia lanjut lebih
banyak disbanding daerah Black, maka ada kecenderungan tingkat kematian di
daerah A akan lebih tinggi.
Jenis Kelamin
Berdasarkan angka harapan hidup, angka harapan hidup wanita lebih
tinggi daripada laki-laki, sehingga ada kecenderungan laki-laki mempunyai resiko
kematian yang lebih tinggi. Oleh karena itu, jika di daerah A jumlah penduduk
laki-lakinya lebih banyak daripada di daerah B, maka ada kecenderungan tingkat
kematian di daerah A akan lebih tinggi daripada di daerah B.
PENDAHULUAN

Faktor tidak terkontrol dalam membandingkan mortalitas antara dua


atau lebih populasi adalah:
Komposisi pendapatan
Penduduk yang tingga di daerah maju akan mempunyai berbagai
fasilitas kesehatan lebih baik disbanding penduduk di daerah kurang maju.
Sehingga terdapat kecenderungan penduduk yang tinggal di daerah maju
akan mempunyai tingkat kematian yang lebih renda.
Komposisi penduduk menurut Urban- Rural
Komposisi pekerjaan
Status Perkawinan
STANDARISASI

Sehingga dalam estimasi ukuran dasar demografi


dikenal istilah standarisasi.
Standarisasi Diperlukan karena membaca/meneliti
angka kasar dapat menyesatkan jika populasi yang
diamati berbeda dalam struktur penduduk
STANDARISASI UKURAN
KEMATIAN
Standardisasi ukuran kematian dilakukan agar dapat
melakukan perbandingan angka-angka kematian dengan
lebih akurat, terutama untuk angka-angka ukuran kasar.
Biasanya Angka Kematian Kasar (CDR) di
standardisasi menurut struktur umur untuk mengurangi
efek dari perbedaan dalam struktur umur antar
penduduk dalam 2 (atau lebih) wilayah/negara.
METODE STANDARISASI

Ada 2 cara standardisasi:


• Standardisasi Langsung
(Direct Standardization)
• Standardisasi Tidak Langsung
(Indirect Standardization)
STANDARISASI LANGSUNG

Adalah standardisasi angka kematian dengan


menggunakan satu penduduk standar untuk
mengaplikasikan Angka Kematian Spesifik Menurut
Umur (ASDR) dari masing-masing penduduk yang akan
dibandingkan.

Direct  Rate populasi yang dibandingkan


diaplikasikan pada distribusi populasi
standar
KOMPOSISI UMUR DAN CDR

HUBUNGAN ANTARA CDR DAN ASDR

 Pi 
CDR     ASDRi 
i  P

Dimana:
Pi : Jumlah penduduk pertengahan tahun umur I
P : Total penduduk pertengahan tahun
ASDRi : Age Specific Death Rate umur i
KOMPOSISI UMUR DAN CDR

Menghitung CDR berdasar ASDR:

KELOMPOK JUMLAH PDD JUMLAH DEATH


UMUR PERTENGAH KEMATIAN RATE
AN TAHUN X TAHUN X TAHUN X
0 – 35 TH 2000 40 20
36 + 1000 80 80
TOTAL 3000 120 40
(semua
umur)
KOMPOSISI UMUR DAN CDR

 2000   1000 
CDR   x 20    x80 
 3000   3000 
2  1  40 80
  x 20    x80     40
3  3  4 3
STANDARISASI LANGSUNG

Rumus :

m1 
 M b  Pa
 1000
P

m1 = Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standardisasi


Mb = ASDR penduduk yang akan dibandingkan
Pa = Jumlah penduduk standar menurut kelompok umur
P = Jumlah penduduk standar
CONTOH STANDARDISASI
LANGSUNG
Examples taken from Mausner & Bahn (1974)
Population Annual Age- Annual
Specific Death Number of
Population Age (Years)
Number Proportion Rate per 1000 Deaths

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


           
A < 15 1.500 0,3 2 3
  15-44 2.000 0,4 6 12
  45 + 1.500 0,3 20 30
  All Ages 5.000 1,0   45
Crude Death Rate per 1.000 45/5.000 x 1.000 = 9,0
           
B < 15 2.000 0,4 2 4
  15-44 2.500 0,5 6 15
  45 + 500 0,1 20 10
  All Ages 5.000 1,0   29
Crude Death Rate per 1.000 29/5.000 x 1.000 = 5,8
CONTOH STANDARISASI
LANGSUNG

Pada contoh di atas, jumlah kematian dan crude death rate


(CDR) Pop A dan Pop B berbeda cukup besar (45 vs 29; 9,0 per
1.000 vs. 5,8 per 1.000).
Meskipun demikian, age-specific death rates (ASDR)-nya
sama.
Standardisasi rate tsb akan menyesuaikan perbedaan dalam
struktur penduduk.
Contoh penghitungan standardisasi CDR secara langsung di
bawah ini menggunakan ASDR identik (seperti contoh di atas).
CONTOH STANDARISASI
LANGSUNG: ASDR SAMA

Standard Population A Population B


Expected Expected
Age Population Age-specific Age-specific
Deaths Deaths
(Years) (A & B Death Rates Death Rates
(2) * (3) (2) * (5)
Combined) per 1000 per 1000
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
           
< 15 3.500 2 7 2 7
15-44 4.500 6 27 6 27
45 + 2.000 20 40 20 40
All Ages 10.000   74   74

CDR per 1.000 74/10.000 = 7,4/1.000 74/10.000 = 7,4/1.000


CONTOH STANDARISASI
LANGSUNG: ASDR BERBEDA
Standard Population A Age- Population B Age-
Expected Expected
Age Population specific Death specific Death
Deaths Deaths
(Years) (A & B Rates Rates
(2) * (3) (2) * (5)
Combined) per 1000 per 1000
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
           
< 15 3.500 2 7 2 7
15-44 4.500 6 27 10 45
45 + 2.000 20 40 20 40
All Ages 10.000   74   92

CDR per 1.000 74/10.000 = 7,4/1.000 92/10.000 = 9,2/1.000


MENENTUKAN POPULASI
STANDAR

Pemilihan populasi rujukan perlu


dipertimbangkan secara cermat dan harus terkait
secara alamiah dengan penduduk yang tengah
dipelajari
• Contoh: Membandingkan 2 populasi kabupaten dengan
menggunakan struktur umur penduduk provinsi
MENENTUKAN JUMLAH
KELOMPOK UMUR
Banyak (kelompok umur rinci)
• Kontrol pengaruh perbedaan dalam distribusi umur lebih
baik, tetapi
• Kelompok umur lebih banyak berarti lebih sedikit event 
paling tidak harus ada 25 kasus pengamatan dalam setiap
stratum

Sedikit (kelompok umur lebih luas)


• Akan menghasilkan adjustment kurang tepat
• Broad group  (i.e. 65+)  tidak sensitif terhadap
perubahan age specific rate dalam kelompok tsb

Pertimbangan lain
• Ketersediaan data
KAPAN STANDARISASI TIDAK
DIPERLUKAN?

Jika dua populasi yang ingin dibandingkan memiliki


struktur umur yang relatif sama.
• Contoh:

Populasi Kab. Bandung dan Kota Bandung  tidak


perlu standardisasi
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG

Adalah standardisasi angka kematian dengan


menggunakan suatu himpunan Angka Kematian
Spesifik Menurut Umur (ASDR) standar yang
kemudian diaplikasikan pada masing-masing
penduduk yang akan dibandingkan, untuk
memperoleh angka kematian yang diperkirakan.
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG
Rumus :

d
m2  M
 M a Pb

m2 = Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standardisasi


d = Jumlah kematian pada penduduk yang akan dibandingkan
Ma = ASDR penduduk standar
Pb = Penduduk yang akan dibandingkan menurut kelompok umur
M = Angka Kematian Kasar penduduk standar
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG
STANDARISASI TIDAK
LANGSUNG

• Kelebihan:
 Kemudahan dalam penghitungannya,
karena tidak memerlukan data angka kematian
menurut umur (ASDR) pada penduduk yang
akan dibandingkan
LATIHAN

• Hitung CDR Malaysia:


1. Sesudah Standarisasi Langsung (Jumlah
penduduk Australia sebagai standar)
2. Sesudah Standarisasi Tidak Langsung
(ASDR Australia sebagai standar)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai