Anda di halaman 1dari 15

KETAHAN PANGAN

MASYARAKAT DUSUN
DANGIANG BARAT

DIYAN JULI EKA LESTARI/ 101711133019


PENDAHULUAN
 ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

 pada periode 2009 dan 2015 dengan terjadinya penurunan jumlah


kabupaten yang paling rentan pangan (DKP dan WFP, 2015). Namun
hal tersebut tidak dapat menjamin meratanya tingkat ketahanan
pangan terutama pada tingkat rumah tangga .

 HFSSM fokus pada akses pangan yang tidak pasti, tidak mencukupi atau
tidak memadai, ketersediaan dan pemanfaatan karena sumber daya
keuangan yang terbatas, dan pola makan yang terganggu dan konsumsi
makanan yang mungkin terjadi
CONT
 HFSSM : mengukur situasi ketahanan pangan rumah tangga, dengan menilai
situasi ketahanan pangan orang dewasa sebagai kelompok dan anak-anak
sebagai kelompok dalam suatu rumah tangga, tetapi tidak menentukan status
ketahanan pangan setiap individu anggota yang berada dalam rumah tersebut.
Sehingga tidak dapat diasumsikan bahwa semua anggota rumah tangga
memiliki status ketahanan pangan yang sama

 HFSSM terdiri atas 18 pertanyaan tentang situasi ketahanan pangan dalam


rumah tangga selama 12 bulan terakhir. Setiap pertanyaan menjelaskan
kekurangan uang atau kemampuan untuk membeli makanan sebagai alasan
kondisi atau perilaku tersebut.

 Pertanyaannya berkisar pada tingkat keparahan dari kekhawatiran tentang


kehabisan makanan, hingga anak-anak yang tidak makan sepanjang hari.
Sepuluh dari 18 pertanyaan khusus untuk pengalaman orang dewasa dalam
rumah tangga atau rumah tangga pada umumnya (Skala Dewasa), sedangkan
delapan khusus untuk pengalaman anak di bawah usia 18 tahun dalam rumah
tangga (Skala Anak)
TUJUAN
Tujuan Umum :
Mengidentifikasi situasi ketahan pangan tingkat
rumah tangga Dusun Dangiang Barat, Desa
Dangiang.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden
berdasarkan jumlah anggota keluarga,
pekerjaan dan pendapatan keluarga.
2. Mengidentifikasi ketahanan pangan pada
tingkat rumah tangga dengan US-HFSSM.
METODE PENELITIAN
1. Waktu dan tempa: di Dusun Dangiang Barat, Desa
Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
Utara. Pengambilan data dilakukan selama 2 hari
yakni hari Sabtu tanggal 12 dan Minggu tanggal 13
Desember 2020.
2. Teknik Pengumpulan Data: pendekatan kuantitatif melalui
wawancara menggunakan kuisioner US-HFSSM (United Status Household
Food Security Survey Module) yang terdiri dari 18 pertanyaan, setiap
respon alternatif pada item pertanyaan atau pernyataan diberi skor 1.
Skor 0-2 tahan pangan, jika skor 3-7 rawan pangan tanpa kelaparan,
jika skor 8-12 rawan pangan dengan derajat kelaparan ringan dan jika
skor 13-18 rawan pangan dengan derajat kelaparan berat. Sedangkan
bagi responden yang tidak memiliki balita skor yang dignakan yaitu
tahan pangan jika skor 0-2, rawan pangan tanpa kelaparan jika skor
3-5 , rawan pangan dg derajat kelaparan sedang jika skor 6-8 dan
rawan pangan dg derajat kelaparan berat dan jika skor 9-10
3. Variabel yang diteliti
a. Pekerjaan Kepala keluarga c. Jumlah anggota keluarga
Jenis Pekerjaan Responden
Pengusaha Jumlah Anggota Keluarga Responden
14% PNS
14%
>4 orang
14%
Buruh Tani
14%
2 orang
43%
4 orang
Petani 29%
57%

3 orang
14%

b. Pendapatan Kepala Keluarga


Rp. 1.500.000-2.000.000
14%

Rp. 1.000.000-1.500.000
14%

Rp. 500.000 - 1.000.000


72%
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Gambaran Umum Lokasi
Dusun Dangiang Barat merupakan salah satu dari 8 dusun yang
berada di Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten
Lombok Utara. Jumlah penduduk yang tinggal atau berdomisili
sebanyak 133 kepala keluarga. Adapun jumlah penduduk dusun
Dangiang Barat yaitu sebanyak 427 jiwa yang terdiri dari 212
jiwa laki-laki dan 215 jiwa perempuan. Sebagian besar
penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.
b. Hasl dan pembahasan Kuesioner
a. Item Rumah Tangga
Untuk item rumah tangga terdiri atas 3 pertanyaan yang terdiri
atas:
1. Untuk pertanyaan no 1, sebanyak 2 responden menjawab
mereka merasa khawatir dan sebanyak 5 responden tidak
pernah merasa khawatir makananya akan habis sebelum
mereka memiliki uang untuk membeli lagi.
2. Untuk pertanyaan no 2, sebanyak 2 responden merasa
bahwa makanan yang dibeli tidak bertahan lama dan
sebanyak 5 responden tidak merasa makanan yang dibeli
tidak bertahan lama dan tidak mempunyai uang untuk
mendapatkan lebih banyak.
3. Untuk pertanyaan no 3, sebanyak 5 responden merasa tidak
memiliki kemampuan untuk makan makanan seimbang dan
sebanyak 2 responden merasa mampu untuk makan makanan
seimbang.
b. Item Dewasa
Untuk pertanyaan no 4,5, 6,7 ,8 dan no 10 pada
item dewasa. Semua responden menjawab tidak
sehingga skor akhir dari ke lima pertanyaan ini
adalah 0. Artinya dari semua responden tidak ada
yang mengurangi porsi makan atau melewatkan
waktu makan, mengurangi porsi makan atau
melewatkan makan dalam tiga bulan atau lebih,
makan kurang dari yang seharusnya, lapar tetapi
tidak makan, kehilangan berat badan, tidak
makan sepanjang hari apa lagi tidak makan
sepanjang hari dalam tiga bulan atau lebih.
c. Item Anak
Dari 7 responden sebanyak 3 responden tidak memiliki anak sehingga total skor
yang didapatkan adalah 0 karena memang pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan
responden. Sementara 4 responden lainnya memiliki anak. Dari item anak sendiri
terdiri atas 8 pertanyaan untk lebih jelasnya dapat dijelaskan per soal disertai
jawaban dari responden.
1. Untuk pertanyaan no 11- 18 pada item anak, sebanyak 3 responden tidak
memberikan jawaban karena tidak relevan dengan pertanyaan diajukan ( karena
responden tidak memiliki anak)
2. Untuk pertanyaan no 11, sebanyak 2 responden mengandalkan beberapa jenis
makanan murah untuk memberi makan anak-anak sedangkan sebanyak 2
responden tidak mengandalkan makanan murah untuk memberi makan anak-
anaknya karena masih mampu untuk membeli yang lebih dengan harga yang
lebih juga.
3. Untuk pertanyaan no 12, sebanyak 3 responden tidak bisa memberi makan
anaknya dengan makanan seimbang dan sebanyak 1 responden bisa atau dapat
memberikan makanan seimbang bagi anaknya.
4. Untuk pertanyaan no 13 sampai dengan pertanyaan no 18, Semua responden
menjawab tidak sehingga skor akhir dari ke enam pertanyaan ini adalah 0.
Artinya dari semua responden, tidak ada yang anak-anaknya tidak cukup
makan, porsi makan anaknya dikurangi, anak kelaparan, melewatkan makan,
melewatkan makan dalam tiga bulan atau lebih apa lagi yang ankanya tidak
makan sepanjang hari
SKOR KETAHAN PANGAN
Dari 7 responden sebanyak 3 responden masuk
dalam kategori retan pangan tanpa kelaparan yakni
responden 1, 2 dan responden ke 6. Disisi lain,
sebanyak 4 responden masuk dalam kategori tahan
pangan dengan skor 1 untuk responden ke 3 dan 5,
skor 2 untuk responden ke 7 dan skor 0 untuk
responden ke 4. Sementara untuk jumlah total dari
7 responden didapatkan skor sebanyak 13, yang
dirata-rata menjadi 1,857 yang dibulatkan menjadi
2. Karena skor rata-rata sama dengan 2, maka
situasi ketahanan pangan rumah tangga di dusu
dangiang barat masuk dalam kategori tahan pangan.
HUBUNGAN SITUASI KETAHAN PANGAN DENGAN
PEKERJAAN, PENDAPATAN DAN JUMLAH ANGGOTA
KELUARGA
Dengan Skor rata-rata sebanyak 2 maka rata-rata situasi ketahan
pangan di dusun Dangiang Barat termasuk sebagai situasi yang tahan
pangan. Jika dilihat dari pendapatan kepala keluraga, mayoritas
termasuk sebagai pendapatan yang rendah namun karena sebagian
besar masyarakat dusun Dangiang Barat bekerja sebagai petani maka
kebutuhan panganya masih dapat tercukupi. Karena memang
sebagian besar hasil panen masyarakt disimpan sebagai cadangan
pangan sehingga untuk beberapa jenis makanan seperti beras dan
kacang-kacangan tidak perlu untuk membeli, cukup memanfaatkan
hasil dari sawah dan ladang mereka. Sementara jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi kemampuan rumah tangga untuk
memberikan makanan pada anggota keluarga. Hasil penelitian
(Fitria, A. 2019) menyatakan bahwa pekerjaan kepala keluarga,
pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan
terhadap status ketahan pangan rumah tangga,.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
Skor rata –rata ketahan pangan rumah tangga dusun Dangiang Barat
sebesar 2 sehingga status ketahanan pangan rumah tangga di dusun
Dangiang Barat termasuk sebagai tahan pangan, namun masih
terdapat kendala pada konsmsi pangan yang simbang. Sementara
status ketahan pangan tiap rumah tangga sebanyak 3 rumh tangga
yang berada pada status rentan pangan tanpa kelaparan dan 4
lainnya beradapada status tahan pangan. Status ketahanan pangan
dipengaruhi oleh pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota
keluarga.
Saran :
Perlunya upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan yang seimbang,
yang dapat dilakukan dengan cara menjual sebagian dari hasil panen
untuk membeli bahan pangan lain seperti daging, telur ika, dan jenis
makanan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
DKP dan WFP. (2015). Peta ketahanan dan kerentanan pangan Indonesia 2015: Versi rangkuman.
Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian dan World Food Programme
(WFP)
Rusyantia, A., Haryono, D. & Kasymir, E. Kajian Ketahanan Pangan Rumah tangga Pedesaan
Dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan Household
Food Security Assessment in Rural Communities Improving Nutritional Status in South
Lampung regency. J. Penelit. Pertan. Terap. 10, 171–184 (2015).
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan
Baliwati, Yayuk Farida, Dodik Briawan, V. M. Pengembangan Instrumen Penilaian Kualitas
Konsumsi Pangan pada Rumah Tangga Miskin di Indonesia. J. Gizi Indones. 38, 63–72 (2015).
Dewan Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi: Tahun 2015-2019.
(Kementerian Pertanian RI, 2015).
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/informasi%20publik/Pedoman/KSPG_2015-
2019(2).pdf
Skinner, K., Hanning, R. M., & Tsuji, L. J. (2014). Prevalence and severity of household food
insecurity of First Nations people living in an on-reserve, sub-Arctic community within the
Mushkegowuk Territory. Public health nutrition, 17(1), 31-39.

Anda mungkin juga menyukai