Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT

Disusun oleh:

Diyan Juli Eka Lestari / 101711133019

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II METODE PENELITIAN...................................................................................................5
2.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................................5
2.2 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................5
2.3 Variabel yang diteliti.............................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................8
3.3 Skor Ketahanan Pangan Rumah Tangga.............................................................................10
3.4 Hubungan status ketahan pangan dengan pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota
keluarga......................................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
4.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dan erat kaitannya dengan
kehidupan suatu bangsa. Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2012, ketahanan
pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan. Masalah ketahanan pangan menjadi isu yang sangat penting di Indonesia.
Ketahanan pangan pada sebagian besar masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan
pada periode 2009 dan 2015 dengan terjadinya penurunan jumlah kabupaten yang paling
rentan pangan (DKP dan WFP, 2015). Namun hal tersebut tidak dapat menjamin
meratanya tingkat ketahanan pangan terutama pada tingkat rumah tangga . Upaya
pembangunan ketahanan pangan yang menyeluruh masih sangat sulit diwujudkan karena
Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang secara geografis
merupakan negara kepulauan. Ketahanan pangan di daerah terutama Pulau-pulau Kecil
(PPK) juga perlu mendapat perhatian besar pemerintah karena walaupun suatu wilayah
atau negara terkategori tahan pangan, belum tentu ketahanan pangan dapat menjangkau
seluruh rumah tangga(Rusyantia dkk. 2015)
Kondisi ketahan pangan akan dinilai menggunakan instrument United States Household
Food Security Modul (US-HFSSM). HFSSM berfokus pada laporan mandiri tentang akses
makanan yang tidak pasti, tidak mencukupi atau tidak memadai, ketersediaan dan
pemanfaatan karena sumber daya keuangan yang terbatas, dan pola makan yang terganggu
dan konsumsi makanan yang mungkin terjadi (Baliwati, dkk. 2015) . HFSSM dirancang
untuk mengukur situasi ketahanan pangan rumah tangga, dengan menilai situasi ketahanan
pangan orang dewasa sebagai kelompok dan anak-anak sebagai kelompok dalam suatu
rumah tangga, tetapi tidak menentukan status ketahanan pangan setiap individu anggota yang
berada dalam rumah tersebut. Sehingga tidak dapat diasumsikan bahwa semua anggota
rumah tangga memiliki status ketahanan pangan yang sama. HFSSM terdiri atas 18
pertanyaan tentang situasi ketahanan pangan dalam rumah tangga selama 12 bulan terakhir.
Setiap pertanyaan menjelaskan kekurangan uang atau kemampuan untuk membeli makanan
sebagai alasan kondisi atau perilaku tersebut. Pertanyaannya berkisar pada tingkat keparahan
dari kekhawatiran tentang kehabisan makanan, hingga anak-anak yang tidak makan
sepanjang hari. Sepuluh dari 18 pertanyaan khusus untuk pengalaman orang dewasa dalam
rumah tangga atau rumah tangga pada umumnya (Skala Dewasa), sedangkan delapan khusus
untuk pengalaman anak di bawah usia 18 tahun dalam rumah tangga (Skala Anak).(Skinner,
Hanning, and Tsuji 2014)

1.2 Tujuan
Tujuan Umum : Mengidentifikasi situasi ketahan pangan tingkat rumah tangga Dusun
Dangiang Barat, Desa Dangiang.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga,
pekerjaan dan pendapatan keluarga.
2. Mengidentifikasi ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga dengan US-HFSSM.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan di Dusun Dangiang Barat, Desa Dangiang, Kecamatan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pengambilan data dilakukan selama 2 hari yakni
hari Sabtu tanggal 12 dan Minggu tanggal 13 Desember 2020.

2.2 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dipakai dalam pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif melalui wawancara menggunakan kuisioner US-HFSSM (United Status
Household Food Security Survey Module) yang terdiri dari 18 pertanyaan, setiap respon
alternatif pada item pertanyaan atau pernyataan diberi skor 1. pengkategorian ketahanan
pangan yang digunakan yaitu jika skor 0-2 tahan pangan, jika skor 3-7 rawan pangan
tanpa kelaparan, jika skor 8-12 rawan pangan dengan derajat kelaparan ringan dan jika
skor 13-18 rawan pangan dengan derajat kelaparan berat. Sedangkan bagi responden
yang tidak memiliki balita skor yang dignakan yaitu tahan pangan jika skor 0-2, rawan
pangan tanpa kelaparan jika skor 3-5 , rawan pangan dg derajat kelaparan sedang jika
skor 6-8 dan rawan pangan dg derajat kelaparan berat dan jika skor 9-10. Karakteristik
keluarga juga dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner

2.3 Variabel yang diteliti.


Pada penelitian ini, variable yang akan diteliti meliputi:
1. Pekerjaan Kepala Keluarga

Jenis Pekerjaan Responden


Pengusaha
14% PNS
14%

Buruh Tani
14%

Petani
57%

Gambar 1.1 Jenis Pekerjaan


Berdasarkan gambar 1.1, dapat dilihat bahwa mayoritas responden bekerja sebagai
petani yakni sebanyak 57%, sedangkan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 15 5
dan responden yang bekerja sebagai buruh tani dan pengusaha sebanyak 14%.
2. Pendapatan Kepala Keluarga

Pendapatan Kepala Keluarga


Rp. 1.500.000-2.000.000
14%

Rp. 1.000.000-1.500.000
14%

Rp. 500.000 - 1.000.000


72%

Gambar 1.2 Jumlah Pendapatan Kepala Keluarga

Berdasarkan gambar 1.1, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pendapatan


berkisar antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.000.000 yakni sebanyak 72% dari
7 rsponden, sementara responden dengan pendapatan Rp. 1.000.000 sampai dengan
1.500.000 sebanyak 14 % dan responden dengan pendapatan Rp.1.500.000 sampai
dengan Rp.2.000.000 sebanyak 14 %. Sementara responden dengan penghasilan
diatas Rp.2.000.000 sebanyak 0.
3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga Responden


>4 orang
14%

2 orang
43%
4 orang
29%

3 orang
14%
Gambar 1.3 Jumlah Anggota Keluarga

Berdasrkan gambar 1.3, diketahui bahwa mayoritas julah keluarga responden terdiri
atas 2 orang yakni sebanyak 29%, kemudian 3 orang sebanyak 14%, 4 orang sebanyak
29% dan lebih dari 4 orang sebanyak 14%.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi


Dusun Dangiang Barat merupakan salah satu dari 8 dusun yang berada di Desa
Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Jumlah penduduk yang
tinggal atau berdomisili sebanyak 133 kepala keluarga. Adapun jumlah penduduk dusun
Dangiang Barat yaitu sebanyak 427 jiwa yang terdiri dari 212 jiwa laki-laki dan 215
jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh
tani.
3.2 Hasil Dan Pembahasan Kuesioner
Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 responden menggunakan instrument US-HFSSM
yang terdiri atas 18 pertanyaan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.1 Instrumen US-HFSSM dan jawaban responden
N Rumah Tangga Responden To
tal
o
1 2 3 4 5 6 7
1 khawatir makanan akan habis sebelum (saya 0 0 0 0 0 1 1 2
/ kami) punya uang untuk membeli lebih
banyak
2 makanan yang dibeli tidak bertahan lama 0 1 0 0 0 0 0 1
dan saya / kami tidak punya uang untuk
mendapatkan lebih banyak
3 tidak memiliki kemampuan untuk makan 1 1 1 0 1 1 0 5
makanan seimbang
Dewasa
4 mengurangi porsi makan atau melewatkan 0 0 0 0 0 0 0 0
waktu makan
5 mengurangi porsi makan atau melewatkan 0 0 0 0 0 0 0 0
makan dalam tiga bulan atau lebih
6 responden makan kurang dari yang 0 0 0 0 0 0 0 0
seharusnya
7 responden lapar tetapi tidak makan 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Responden kehilangan berat badan 0 0 0 0 0 0 0 0
9 tidak makan sepanjang hari 0 0 0 0 0 0 0 0
1 tidak makan sepanjang hari dalam tiga bulan 0 0 0 0 0 0 0 0
atau lebih
0
Anak
11 mengandalkan beberapa jenis makanan 1 0 0 0 0 1 0 2
murah untuk memberi makan anak-anak
12 tidak bisa memberi makan anak dengan 1 1 0 0 0 0 1 3
makanan seimbang
13 anak-anak tidak cukup makan 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Mengurangi porsi makan anak 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Anak kelaparan 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Anak melewatkan makan 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Anak melewatkan makan dalam tiga bulan 0 0 0 0 0 0 0 0
atau lebih
18 Anak tidak makan sepanjang hari 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 3 3 1 0 1 3 2 13
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar jawaban atas pertanyaan dari
instrument US-HFSSM dijawab dengan jawaban tidak. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan
tiap item pertanyaan sebagai berikut:
a. Item Rumah Tangga
Untuk item rumah tangga terdiri atas 3 pertanyaan yang terdiri atas:
1. Untuk pertanyaan no 1, sebanyak 2 responden menjawab mereka merasa khawatir dan
sebanyak 5 responden tidak pernah merasa khawatir makananya akan habis sebelum
mereka memiliki uang untuk membeli lagi.
2. Untuk pertanyaan no 2, sebanyak 2 responden merasa bahwa makanan yang dibeli
tidak bertahan lama dan sebanyak 5 responden tidak merasa makanan yang dibeli tidak
bertahan lama dan tidak mempunyai uang untuk mendapatkan lebih banyak.
3. Untuk pertanyaan no 3, sebanyak 5 responden merasa tidak memiliki kemampuan
untuk makan makanan seimbang dan sebanyak 2 responden merasa mampu untuk
makan makanan seimbang.
b. Item Dewasa
Untuk pertanyaan no 4,5, 6,7 ,8 dan no 10 pada item dewasa. Semua responden
menjawab tidak sehingga skor akhir dari ke lima pertanyaan ini adalah 0. Artinya dari
semua responden tidak ada yang mengurangi porsi makan atau melewatkan waktu
makan, mengurangi porsi makan atau melewatkan makan dalam tiga bulan atau lebih,
makan kurang dari yang seharusnya, lapar tetapi tidak makan, kehilangan berat badan,
tidak makan sepanjang hari apa lagi tidak makan sepanjang hari dalam tiga bulan atau
lebih.
c. Item Anak
Dari 7 responden sebanyak 3 responden tidak memiliki anak sehingga total skor yang
didapatkan adalah 0 karena memang pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan responden.
Sementara 4 responden lainnya memiliki anak. Dari item anak sendiri terdiri atas 8
pertanyaan untk lebih jelasnya dapat dijelaskan per soal disertai jawaban dari responden.
1. Untuk pertanyaan no 11- 18 pada item anak, sebanyak 3 responden tidak
memberikan jawaban karena tidak relevan dengan pertanyaan diajukan ( karena
responden tidak memiliki anak)
2. Untuk pertanyaan no 11, sebanyak 2 responden mengandalkan beberapa jenis
makanan murah untuk memberi makan anak-anak sedangkan sebanyak 2 responden
tidak mengandalkan makanan murah untuk memberi makan anak-anaknya karena
masih mampu untuk membeli yang lebih dengan harga yang lebih juga.
3. Untuk pertanyaan no 12, sebanyak 3 responden tidak bisa memberi makan anaknya
dengan makanan seimbang dan sebanyak 1 responden bisa atau dapat memberikan
makanan seimbang bagi anaknya.
4. Untuk pertanyaan no 13 sampai dengan pertanyaan no 18, Semua responden
menjawab tidak sehingga skor akhir dari ke enam pertanyaan ini adalah 0. Artinya
dari semua responden, tidak ada yang anak-anaknya tidak cukup makan, porsi
makan anaknya dikurangi, anak kelaparan, melewatkan makan, melewatkan makan
dalam tiga bulan atau lebih apa lagi yang ankanya tidak makan sepanjang hari.

3.3 Skor Ketahanan Pangan Rumah Tangga


1. Skor ketahanan pangan rumah tangga untuk responden pertama didapatkan hasil
sebanyak 3. Artinya untuk responden pertama termauk ke dalam kategori rentan
pangan tanpa kelaparan.
2. Skor ketahanan pangan rumah tangga untuk responden kedua juga didapatkan
hasil sebanyak 3 yang artinya masuk dalam kategori rentan pangan tanpa
kelaparan
3. Skor ketahanan pangan rumah tangga untuk responden ke 3 tanpa anak,
didapatkan hasil sebanyak 1, artinya ketahanan pangan rumah tangga responden
ke 3 masuk dalam kategori tahan pangan
4. Skor ketahanan pangan rumah tangga untuk responden ke 4 tanpa anak,
didapatkan hasil 0, artinya ketahanan pangan rumah tangga responden ke 4 masuk
dalam kategori tahan pangan
5. Skor ketahan pangan rumah tangga untuk responden ke-5 tanpa anak , didapatkan
hasil sebanyak 1, artinya ketahanan pangan rumah tangga responden ke 5 masuk
dalam kategori tahan pangan
6. Skor ketahan pangan rumah tangga untuk responden ke-5, didapatkan hasil
sebanyak 3, artinya ketahanan pangan rumah tangga responden ke 5 masuk dalam
kategori rentan pangan tanpa kelaparan.
7. Skor ketahan pangan rumah tangga untuk responden ke-5, didapatkan hasil
sebanyak 2, artinya ketahanan pangan rumah tangga responden ke 5 masuk dalam
kategori tahan pangan
Dari hasil skor seperti yang sudah diuraiakan diatas, diketahui bahwa dari 7
responden sebanyak 3 responden masuk dalam kategori retan pangan tanpa kelaparan
yakni responden 1, 2 dan responden ke 6. Disisi lain, sebanyak 4 responden masuk
dalam kategori tahan pangan dengan skor 1 untuk responden ke 3 dan 5, skor 2 untuk
responden ke 7 dan skor 0 untuk responden ke 4. Sementara untuk jumlah total dari 7
responden didapatkan skor sebanyak 13, yang dirata-rata menjadi 1,857 yang
dibulatkan menjadi 2. Karena skor rata-rata sama dengan 2, maka situasi ketahanan
pangan rumah tangga di dusu dangiang barat masuk dalam kategori tahan pangan.

3.4 Hubungan status ketahan pangan dengan pekerjaan, pendapatan dan jumlah
anggota keluarga.
Dengan Skor rata-rata sebanyak 2 maka rata-rata situasi ketahan pangan di dusun
Dangiang Barat termasuk sebagai situasi yang tahan pangan. Jika dilihat dari
pendapatan kepala keluraga, mayoritas termasuk sebagai pendapatan yang rendah
namun karena sebagian besar masyarakat dusun Dangiang Barat bekerja sebagai
petani maka kebutuhan panganya masih dapat tercukupi. Karena memang sebagian
besar hasil panen masyarakt disimpan sebagai cadangan pangan sehingga untuk
beberapa jenis makanan seperti beras dan kacang-kacangan tidak perlu untuk membeli,
cukup memanfaatkan hasil dari sawah dan ladang mereka. Sementara jumlah anggota
keluarga akan mempengaruhi kemampuan rumah tangga untuk memberikan makanan
pada anggota keluarga. Hasil penelitian (Fitria, A. 2019) menyatakan bahwa pekerjaan
kepala keluarga, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan
terhadap status ketahan pangan rumah tangga,.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Skor rata –rata ketahan pangan rumah tangga dusun Dangiang Barat sebesar 2 sehingga
status ketahanan pangan rumah tangga di dusun Dangiang Barat termasuk sebagai tahan
pangan, namun masih terdapat kendala pada konsmsi pangan yang simbang. Sementara
status ketahan pangan tiap rumah tangga sebanyak 3 rumh tangga yang berada pada
status rentan pangan tanpa kelaparan dan 4 lainnya beradapada status tahan pangan.
Status ketahanan pangan dipengaruhi oleh pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota
keluarga.

4.2 Saran
Perlunya upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan yang seimbang, yang dapat
dilakukan dengan cara menjual sebagian dari hasil panen untuk membeli bahan pangan
lain seperti daging, telur ika, dan jenis makanan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
DKP dan WFP. (2015). Peta ketahanan dan kerentanan pangan Indonesia 2015: Versi
rangkuman. Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian dan World
Food Programme (WFP)
Rusyantia, A., Haryono, D. & Kasymir, E. Kajian Ketahanan Pangan Rumah tangga Pedesaan
Dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan
Household Food Security Assessment in Rural Communities Improving Nutritional
Status in South Lampung regency. J. Penelit. Pertan. Terap. 10, 171–184 (2015).
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan
Baliwati, Yayuk Farida, Dodik Briawan, V. M. Pengembangan Instrumen Penilaian Kualitas
Konsumsi Pangan pada Rumah Tangga Miskin di Indonesia. J. Gizi Indones. 38, 63–72
(2015).
Dewan Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi: Tahun 2015-2019.
(Kementerian Pertanian RI, 2015).
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/informasi
%20publik/Pedoman/KSPG_2015-2019(2).pdf
Skinner, K., Hanning, R. M., & Tsuji, L. J. (2014). Prevalence and severity of household food
insecurity of First Nations people living in an on-reserve, sub-Arctic community within
the Mushkegowuk Territory. Public health nutrition, 17(1), 31-39.

Anda mungkin juga menyukai