Pengelolaan Limbah Cair Domestik Di Kab
Pengelolaan Limbah Cair Domestik Di Kab
KELOMPOK I :
CUCU CAHYAWATI
DITA FAMELA
NOVI PUSPITASARI
LATAR BELAKANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Berdasarkan Karakteristik
Berdasarkan
Toilet, WC Sumbernya Buangan Dapur
(Kantin),Tempat Cuci, Kamar
Mandi
Karakteristik Air Limbah Domestik
1. Padatan
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang dapat larut,
mengendap atau tersuspensi. bahan ini pada akhirnya akan mengendap didasar
air sehingga menimbulkan pendangkalan pada dasar badan air penerima.
2. Bau (odor)
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat-zat
organik yang menghasilkan gas-gas tertentu juga karena adanya reaksi kimia
yang menimbulkan gas. Standar baudinyatakan dalam bilangan ambang bau
(Threshold Odor Number) yang menunjukkan pengenceran maksimum dari
contoh air (limbah) hingga dihasilkan campuran yang tidak berbau lagi.
3. Kekeruhan (Turbidity)
kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi pencahayaan kedalam
air. Kekeruhan terjaid karena adanya zat-zat koloid yang melayang dan zat-zat
yang terurai menjadi ukuran yang lebih (tersuspensi) oleh binatang, zat-zat
organik, jasad renik, lumpur, tanah, dan benda-benda yang melayang.
4. Warna (color)
Warna dibedakan menjadi true color dan apparent color. warna yang bisa diukur
adalah true color, yaitu warna yang disebabkan oleh buangan terlarut pada air
limbah tersebut. Sedangkan apparent color disebabkan oleh warna-warna bahan
yang terlarut maupun yang tersuspensi. secara kualitatif, keadaan limbah dapat
ditandai warna-warnanya. air buangan yang baru dibuang biasanya berwarna
keabu-abuan. Jika senyawa organik yang ada mulai pecah oleh aktivitas bakteri
dan adanya oksigen terlarut direduksi menjadi nol, maka warna biasanya
berubah menjadi semakin gelap. Standar warna sebagai perbandingan untuk
contoh air adalah standar Pt-Co, dan satuan warna yang digunakan adalah satuan
Hazen. untuk air minum warnanya tidak boleh dari 50 satuan Hazen.
5. Temperatur
Temperatur air limbah mempengaruhi badan penerima jika terdapat temperatur
yang cukup besar. hal ini akan mempengaruhi kecepatan reaksi serta tata
kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi dan
biologi.
Terolah dengan
baik sehat
Air Limbah Domestik :
• kemudahan
pengoperasian • ketersediaan lahan
• SDM Sistem pengolahan • ketersediaan biaya konstruksi
• jumlah lumpur limbah cair terpilih & operasi
• biaya operasi
• kualitas effluen
• kebutuhan energi
KUANTITAS AIR LIMBAH KEGIATAN DOMESTIK
Contaminants unit concentrasion
weak medium strong
Solids, total (TS) mg/L 390 720 1230
Dissolved, total (TDS) mg/L 270 500 860
-Fixed mg/L 160 300 520
-Volatile mg/L 110 200 340
Suspended solids (SS) mg/L 120 210 400
-Fixed mg/L 25 50 85
-Volatile mg/L 95 160 315
Settable solids mg/L 5 10 20
BOD5, 20° mg/L 110 190 350
Total organik karbon mg/L 80 140 260
COD mg/L 250 430 800
Nitrogen (total as N) mg/L 20 40 70
-Organik mg/L 8 15 25
- Free ammonia mg/L 12 25 45
-Nitrites mg/L 0 0 0
-Nitrates mg/L 0 0 0
Phosphorus (total as P) mg/L 4 7 12
-Organik mg/L 1 2 4
-Inorganik mg/L 3 5 10
Chlorides mg/L 30 50 90
Sulfate mg/L 20 30 50
Oil and Grease mg/L 50 90 100
VOV mg/L <100 100-400 >400
Total Coliform #/100ml 10⁷-10⁹ 10⁷-10ⁱ⁰
Fecal Coliform #/100ml 10⁴-10⁶ 10⁵-10⁸
UNIT PENANGKAP LEMAK DAN PENGUMPUL
BAK PENANGKAP LEMAK DARI DAPUR
1. Dibuat dari pasangan batu bata ukuran
panjang 80 cm, lebar 60 dan dalam 80 cm
INSPECTION CHAMBER (Bak Kontrol) diplester.
1. Dibuat dari pasangan batu bata ukuran 2. Lokasi pemasangan di saluran air limbah
panjang 60cm lebar 60 dalam 80 cm dari dapur.
dinding bata diplester 3. air limbah dari dapur harus dialirkan ke
2. lokasi pemasangan di tepi pagar sebelum bak penampung lemak kemudian
air limbah masuk kesaluran pelayanan di diteruskan ke saluran pipa persil menuju
tepi jalan. inspaction chamber.
3. dapat dengan mudah dijangkau oleh 4. penutup bak dibuat dari plat beton
petugas pemeliharaan jika perlu dikontrol bertulang yang sewaktu-waktu bisa dibuka.
4. penutup bak dibuat dari plat beton
bertulang yang sewaktu-waktu bisa dibuka
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
DEFINISI (UMUM) :
PENGOLAHAN BIOLOGI
Sebuah metode dalam mengolah air limbah dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi komponen
organik/zat-zat pencemar yang terkandung dalam air limbah
Aerobik : Anaerobik :
• proses lebih cepat • kebutuhan energi lebih
• memerlukan energi lebih sedikit
• biaya OM lebih tinggi • biaya intervensi tinggi,
• produksi lumpur tinggi biaya OM rendah
• produksi lumpur relatif
rendah
• produksi energi
• proses lebih lambat
SISTEM LUMPUR AKTIF (SUSPENDED
GROWTH)
Kelebihan
• pengoperasian mudah
• lumpur yang dihasilkan sedikit
• untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi rendah dan tinggi
• tahan terhadap fluktuasi konsentrasi dan debit
• pengaruh suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil
• dapat menghilangkan nitrogen dan phosphor
• dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik
• suplai udara untuk aerasi relatif kecil
Laundry
Klorinasi
1. dapat menyebabkan timbulnya pada jamur pada kulit, kudis maupun kurap.
Dapat menimbulkan infeksi cacing pita. hal ini dapat berasal dari daging
hewan ternak yang dikonsumsi. Cacing pita dapat masuk kedalam
pencernaan hewan ternak melalui makanannya yang kurang layak seperti sisa
makanan.
Penyebaran virus yang berasal dari sampah yang tidak diolah dengan benar,
jika tercampur dengan sumber air yang digunakan untuk minum sehari-hari
dapat meneybabkan timbulnya diare, kolera, tifus bahkan demam berdarah.
2. Dampak Bagi Lingkungan
Limbah cair yang masuk ke sungai dapat membuat penecemaran pada air yang
mengandung banyak virus penyakit.
Ikan dan berbagai organisme air dapat mati atau bahkan punah. hal ini
nantinya akan menyebabkan masalah pada ekosistem.
Pengolahan limbah yang kurang baik juga akan menyebabkan lingkungan
kurang nyaman ditinggali karena bau tidak sedap.
Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan gas
cair organik seperti metana yang dapat membahayakan.
Limbah domestik yang mengandung logam, minyak, dan zat lainnya dapat
mengurangi kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu ekosistem
dalam air.