Anda di halaman 1dari 21

PELAYANAN RAWAT

INAP

Yodong, S.ST, MH.Kes 19 Jan


21
Permenkes R.I No,
159.b/Men.Kes/Per/II/1988 tentang
” setiap rumah sakit harus Rumah Sakit, Bab V, Pasal 19
mempunyai ruangan
untuk penyelenggaraan
rawat jalan, rawat inap,
gawat darurat, penunjang
medik dan non medik,
serta harus memenuhi
standardisasi bangunan
rumah sakit ”.

Ruang RI
Rawat Inap (opname)

proses perawatan pasien oleh


tenaga kesehatan profesional
akibat penyakit tertentu, di
mana pasien diinapkan di suatu
ruangan di rumah sakit .
pelayanan terhadap pasien masuk
rumah sakit yang menempati
tempat tidur perawatan untuk
keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan
atau pelayanan medik lainnya
(Depkes RI, 1997)
Count

merupakan perbuatan
hukum, yang mengakibatkan
timbulnya hubungan hukum
antara pemberi pelayanan
kesehatan dalam hal ini
rumah sakit dan tenaga
profesional lainnya serta
pihak-pihak yang turut
memberikan layanan selama
seseorang menerima
pelyanan kesehatan di
fasilitas layanan tersebut
Ada 4 Klaifikasi RSU:
● Kelas A: mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis spesialistik
luas dan sub spesialistik luas.
● Kelas B: mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis sekurang-
kurangnya 11 spesialistik dan sub
spesialistik terbatas.
● Kelas C: mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis 4
spesialistik dasar.
● Kelas D: mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis dasar dan
minimal 2 spesialistik dasar.
Sarana standar RS

1. Instalasi Rawat Jalan.


Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan
dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk
penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.Instalasi
2. Gawat Darurat.
Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan
terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.
Count
3. Instalasi Rawat Inap.
Fasilitas yang digunakan merawat
pasien yang harus di rawat lebih dari
24 jam (pasien menginap di rumah
sakit).
4. Instalasi Perawatan Intensif
(Intensive Care Unit = ICU).
Fasilitas untuk merawat pasien yang
dalam keadaan sakit berat sesudah
operasi berat atau bukan karena
operasi berat yang memerlukan
secara intensif pemantauan ketat dan
tindakan segera.
cuont
5. Instalasi OBGIN
menyelenggarakan kegiatan persalinan,
perinatal, nifas dan gangguan kesehatan
reproduksi.Instalasi Kebidanan dan
penyakit kandungan.

6. Instalasi Bedah.
unit khusus di rumah sakit yang
berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan
secara elektif maupun akut, yang
membutuhkan kondisi steril dan
kondisi khusus lainnya.
count

7. Instalasi Farmasi
penyediaan dan membuat obat
racikan, penyediaan obat
paten, serta memberikan
informasi dan konsultasi
perihal obat.
8. Instalasi Radiologi.
pemeriksaan terhadap pasien
dengan menggunakan energi
radioaktif dalam diagnosis dan
pengobatan penyakit.
Count

9. CSSD/ Central Supply


Sterilization Departement
untuk menghilangkan semua
mikroorganisme baik
dengan cara fisik maupun
kimia
10. Instalasi Laboratorium.
untuk melakukan pemeriksaan
dan penyelidikan ilmiah
(misalnya fisika, kimia,
higiene, dan sebagainya)
Count
Count

11. I Rehabilitasi Medik.


memberikan tingkat pengembalian fungsi
tubuh dan mental pasien setinggi
mungkin sesudah kehilangan/
berkurangnya fungsi tersebut.
12. I Administrasi dan Rekam Medis
tempat melaksanakan kegiatan
administrasi dan pencatatan dan tempat
melaksanakan kegiatan merekam dan
menyimpan berkasberkas jati diri,
riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan
pengobatan pasien yang diterapkan
secara terpusat/sentral.
Count
13. Pemulasaran jenazah.
meletakkan/menyimpan sementara
jenazah sebelum diambil oleh
keluarganya, memandikan jenazah,
pemulasaraan dan pelayanan
forensic
14. Instalasi Gizi/Dapur.
proses penanganan makanan dan
minuman meliputi kegiatan;
pengadaan bahan mentah,
penyimpanan, pengolahan, dan
penyajian makanan-minuman.
count
15. Instalasi Cuci (Laundry)
pencucian linen yang terdiri dari;
penerimaan, disinfeksi bila perlu, cuci
dan pemisahan, pengeringan, seterika,
perbaikan, pemberian kode dan
bungkus, penyimpanan, persiapan
pengiriman dan pengiriman.
16. Bengkel Mekanikal dan Elektrikal
(;Workshop)
melakukan pemeliharaan dan perbaikan
ringan terhadap komponen-komponen
Sarana, Prasarana dan Peralatan
Medik.
SOP RI
SOP RI
Rawat inap pada puskesmas
1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara
lain; kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, penyakit lain yang
mendadak dan gawat.

2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita


dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan tiga (3) hari atau
maksimal tujuh (7) hari.

3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman


penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit. Melakukan metoda operasi pria dan
metoda operasi wanita untuk keluarga berencana.
Tatalaksana rawat inap RS

1.Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai


indikasi medis akan mendapatkan surat perintah rawat
inap dari dokter spesialis atau dari UGD.
2.Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan
mendatangi bagian pendaftaran untuk konfirmasi
ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KTP asli
dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat.
Count
3.  Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs
berhak dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya.
Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar sesuai
haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka
peserta membayar selisih biaya perawatan.
4. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik
lanjutan atau tindakan medis, maka yang bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Pemeriksaan dan Tindakan setiap
kali dilakukan.
Count

5. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan


harus menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan
mendapatkan perintah untuk kontrol kembali ke spesialis yang
bersangkutan.

6. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter


spesialis ke dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan  PPK
I ke dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
Count

7.Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan


dokter spesialis di RS.

8.Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat


diberikan kembali kepada dokter keluarga
di PPK I.
Pendokumentasian rawat inap

1.Mulai dengan nama pasien dan berikan latar belakang pasien sebagai informasi
dasar kemudian berikan gambaran umum yang sesuai.
2.Pencatatan laporan secara sistematik menurut hasil kegiatan dan urutan kronologi
3.Semua tindakan medik atau prosedur kesehatan yang istimewa, misal  ketuban
yang dipecahkan dengan sengaja ataupun spontan dengan jam,dan jumlahnya di
dokumentasikan dengan benar dan hati-hati.
Count

4. Kegiatan akhir dari pendokumetasian adalah pelaporan, variasi laporan


menurut tingkat kebutuhan, misalnya :
a. Laporan shift atau giliran jaga
b. Laporan dibuat dan disampaikan pada setiap pergantian gilir jaga, terutama
mengenai kondisi dan perkembangan pasien. Selain itu laporan gilir jaga
juga dapat berupa serah terima obat-obatan, pelaporan mengenai peralatan
yang sudah terpakai atau dalam persediaan.
c. Laporan harian, berupa jumlah pasien masuk, pasien keluar, pasien
meninggal, pasien tanggungan perusahaan, pasien BPJS dan pasien
umum.
d. Laporan bulanan, triwulan atau tahunan.
 

Anda mungkin juga menyukai