Anda di halaman 1dari 103

Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM)

Sistem Informasi Gizi Terpadu


dalam
SURVEILANS GIZI

sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id

1
SISTEMATIKA
Latar Belakang

Intervensi Terintegrasi

PPGBM Online

PPGBM Offline
MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA

PROGRAM INDONESIA SEHAT

PARADIGMA JAMINAN
PENGUATAN KESEHATAN
SEHAT YANKES NASIONAL
4
PELAYANAN
UNTUK ORANG SEHAT
ATAU SAKIT

MENGELUH SAKIT (30%)

SELFCARE (42%) YANKES (58%)

MENJAGA TETAP SEHAT dan FASILITAS PELAYANAN


DITINGKATKAN
SELFCARE KESEHATAN
DERAJAT KESEHATANNYA RASIONAL

PUSKESMA FKTP LAIN


PARADIGMA SEHAT S
RUMAH SAKIT
Sumber: MUTU
PELAYANAN

5
Tahun ke- PROGRAM
INDONESIA
SEHAT
FOKUS PADA:

GERAKAN STANDAR
MASYARAKAT PENDEKATAN
HIDUP SEHAT KELUARGA PELAYANAN
MINIMAL
INPRES 1 TAHUN 2017 PERMENKES 39 TAHUN 2016 PERMENKES 43TAHUN 2016
Pelibatan lintas sektor dan Pelayanan kesehatan Pemerintah
seluruh aktor pembangunan dengan menjangkau Kabupaten/Kota
termasuk masyarakat dalam seluruh keluarga di wilayah
pelaksanaan pembangunan kerja puskesmas
kesehatan

02/06/2021 6
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT
PERMENKES 39 TAHUN 2016

1 Keluarga mengikuti KB
Penderita hipertensi berobat
teratur
Ibu bersalin di faskes
Gangguan jiwa berat tidak
ditelantarkan
Bayi mendapat imunisasi dasar Tidak ada anggota keluarga
lengkap yang merokok
Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 Keluarga mempunyai akses
bulan terhadap air bersih
Keluarga mempunyai akses
Pertumbuhan dan Perkembangan
balita dipantau tiap bulan atau
menggunakan jamban sehat
Penderita TB Paru berobat sesuai Sekeluarga menjadi anggota
standar JKN/askes

8
10 Pesan Presiden Jokowi

Harus dilakukan Surveilans


gizi dan pemantauan status
gizi balita dan ibu hamil secara
rutin dan real time. Untuk itu
perlu ada tools atau alat bantu
untuk mencatat dan
melaporkan gizi berbasis
masyarakat dengan data
by name by address

9
Intervensi
Terintegrasi
Penanggulangan
Stunting
MASALAH STUNTING DI INDONESIA

BALITA STUNTING (TB/U)

Masih menjadi masalah


gizi masyarakat karena
di atas batasan WHO
(>20%)

RISKESDAS 2013  37,2


PSG 2017  29,6

11
DEFINISI STUNTING

• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita


akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru
nampak setelah anak berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely
stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau
tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan
dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan kurang dari
– 3SD (severely stunted) (Kepmenkes
1995/MENKES/SK/XII/2010).
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan

Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa


Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted stunting….
Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar
kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%

2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak


Indonesia
17 Vietnam di urutan 64 terendah dari 65
Memperburuk kesenjangan/inequality
negara*
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia

*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for
Economic Co-operation and Development - Programme for International Student
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000
Early Years brief, 2016
pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca,
matematika, dan science.
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan

Menurunkan
Produktivitas
pada usia dewasa

Risiko PTM
(Diabetes type II,
Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada
Gagal tumbuh; Berat Lahir Hambatan perkembangan usia dewasa
Rendah, kecil, pendek, kurus, kognitif, nilai sekolah dan
daya tahan rendah. keberhasilan pendidikan
Result Framework
Intermediate
Program Intervensi Efektif
Outcome

Remaja Putri
 Pemberian Tablet Tambah Konsumsi
• Perbaikan Gizi Gizi yang Bumil &
Darah (remaja putri, catin, Busui:
Masyarakat Adekuat
bumil)
• PKGBM  Promosi ASI Eksklusif • Anemia
• GSC  Promosi Makanan • BBLR
• PKH Pendamping-ASI • ASI Eksklusif
• PAUD-GCD  Suplemen gizi mikro (Taburia) Pola Asuh • Kecacingan
• PAMSIMAS  Suplemen gizi makro (PMT) yang tepat Stunting
• SANIMAS  Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
• STBM  Suplementasi vit.A
• BKB  Promosi garam iodium
• KRPL  Air bersih, sanitasi, dan cuci Baduta:
• Kegiatan Lain Akses ke
tangan pakai sabun pelayanan
• Diare
 Pemberian obat cacing kesehatan,
dan • Gizi buruk
 Bantuan Pangan Non-Tunai kesehatan
lingkungan

Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan

15
Rencana Fokus Lokasi Intervensi Terintegrasi

16
13 Kabupaten Prioritas di Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

Tahun 2019 akan ditambah Kabupaten Majalengka


19
LOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Tahun 2018: Usulan 2019:
100 kab/kota 100 + 60 kab/kota (perluasan)
1. Aceh Timur 21. Flores Timur 42. Manokwari
2. Simalungun 22. Sikka 43. Kota Sorong
3. Solok 23. Ende 44. Pegunungan Arfak
4. Kampar 24. Manggarai Barat 45. Nabire
5. Tanjung Jabung 25. Nagekeo 46. Biak Numfor
Timur 26. Malaka 47. Paniai
6. Muara Enim 27. Sambas 48. Puncak Jaya
7. Bengkulu Utara 28. Sintang 49. Boven Digoel
8. Tanggamus 29. Kotawaringin Timur 50. Asmat
9. Bangka 30. Kapuas 51. Yahukimo
10. Lingga 31. Tanah Bumbu 52. Pegunungan
11. Majalengka 32. Kutai Barat Bintang
12. Pekalongan 33. Nunukan 53. Yapen
13. Bantul 34. Bolaang 54. Supiori
14. Kediri Mongondow 55. Mamberamo Raya
15. Lebak 35. Parigi Moutong 56. Mamberamo
Daerah fokus penurunan stunting di 100 kab/kota
16. Buleleng 36. Bone Tengah
(Sesuai Rencana Intervensi 2018)
17. Bima 37. Kolaka 57. Yalimo
18. Sumbawa Barat 38. Pohuwato 58. Puncak
19. Kupang 39. Mamasa 59. Deiyai
20. Belu 40. Kep. Aru 60. Keerom
41. Kep. Sula
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
KOTA DEPOK
KOTA BEKASI
KOTA SUKABUMI
BEKASI
KOTA BOGOR
SUBANG
KOTA CIMAHI
CIREBON
KOTA BANDUNG
KARAWANG

2015
KOTA CIREBON
KOTA BANJAR

2016
PANGANDARAN
27.2
SUMEDANG
30.7

28.1
BOGOR

2017
KUNINGAN
CIAMIS
JAWA BARAT
INDRAMAYU
Batasan WHO

MAJALENGKA
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2015-2017)
PREVALENSI STUNTING (TB/U)

PURWAKARTA
TASIKMALAYA
BANDUNG BARAT
BALITA (0-59 BULAN) PROVINSI JAWA BARAT

CIANJUR
SUKABUMI
KOTA TASIKMALAYA
BANDUNG
GARUT
Peran K/L Kunci (1)

Intervensi Gizi Spesifik: Intervensi Gizi Sensitif:

Kementerian Kesehatan: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan:


• Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja • PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan
putri, calon pengantin, ibu hamil kesehatan
• Promosi ASI Eksklusif • Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan gizi
• Promosi Makanan Pendamping-ASI untuk anak sekolah dan Remaja
• Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam  
beryodium Kementerian PU-PR:
• Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah • Sarana air bersih dan sanitasi
• Suplemen gizi mikro (Taburia)  
• Suplemen gizi makro (PMT) Kementerian Perindustrian:
• Kelas Ibu Hamil • Pembinaan iodidasi industri garam rakyat
• Promosi dan kampanye gizi seimbang dan • Pengawasan fortifikasi garam beryodium
perubahan perilaku
• Pemberian obat cacing Kementerian Sosial:
• Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk • Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber
• Suplementasi vitamin A protein (telur)
• Jaminan Kesehatan Nasional • PKH, pemanfaatan fasilitator untuk pendidikan
gizi dan pemantauan kepatuhan layanan
kesehatan

22
Peran K/L Kunci (2)

Intervensi Gizi Sensitif: Intervensi Gizi Sensitif:

Kementerian Dalam Negeri:


• Nomor Induk Kependudukan BKKBN:
• Akta kelahiran • Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk
• Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam Remaja termasuk madrasah dan pondok
APBD
pesantren
 
Kementerian Desa: • Bina Keluarga Balita untuk peningkatan
• Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi pengetahuan dan keterampilan orang tua
  dan anggota kelurga lain dalam
Kementerian Keuangan:
pembinaan tumbuh kembang anak sejak
• Dana Insentif Daerah
  dalam kandungan
Kementerian Pertanian:
• Ketahanan pangan Kementerian Agama:
• Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
• Pendidikan gizi dan kesehatan kepada
BPOM: calon pengantin melalui KUA
• Keamanan pangan • Pendidikan Kesehatan dan gizi untuk di
• Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan madrasah dan pondok pesantren
secara berkala • Mendorong peran serta ulama untuk
pendidikan gizi dan kesehatan
23
Penyebab masalah gizi saling berkaitan antara satu dan lainnya

Rendahnya akses POLA ASUH


Rendahnaya akess
terhadap yang kurang baik
terhadap PELAYANAN
terutama pada
MAKANAN perilaku dan praktek
KESEHATAN termasuk
akses sanitasi dan air
dari segi jumlah dan pemberian makan
bersih
kualitas gizi bayi dan anak

AKAR MASALAH
Potitik, sosial dan Kemiskinan Kurangnya Degradasi
budaya pemberdayaan
perempuan
Lingkungan

02/06/2021 24
6

25
26
KERANGKA PIKIR MASALAH
BAYI -
GIZI IBU HAMIL
BALITA

INTERVENS
I SPESIFIK
PASANGAN
USIA KESEHATA ANAK USIA
N SEKOLAH
SUBUR

REMAJA

INTERVENSI
SENSITIF
NON KESEHATAN
INTERVENSI GIZI SPESIFIK

1. Ibu hamil 6. Lansia


• Konseling gizi
 Suplementasi besi folat • Pelayanan gizi Lansia
 PMT ibu hamil KEK
2.Ibu Menyusui 

Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
5. Remaja & Usia
Kepada ibu menyusui
 Promosi menyusui /
produktif
ASI Eksklusif
 Konseling Menyusui • Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
3.Bayi & Balita
 Pemantauan pertumbuhan 4. Usia sekolah
 Suplemen vitamin A
 Pemberian garam iodium
• Penjaringan
 PMT / MPASI
• Bln Imunisasi Anak Sekolah
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia))
• Upaya Kes Sekolah
 Zink untuk manajemen diare • PMT anak sekolah
 Pemberian obat cacing • Promosi MJAS di sekolah
INTERVENSI GIZI SENSITIF
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

BKP/PERTANIAN
PU
Ketahanan Air
Pangan dan Bersih &
Sanitasi
Gizi PP DAN
PA
BPJS Remaja
Jaminan DAGRI Perempuan
Kesehatan
Nasional Akte Kelahiran,
AGAMA
NIK,
Pendidikan Gizi
SOSIAL Program APBD
Masyarakat,
CATIN mell KUA
Penanggulanga
n Kemiskinan,
PKH DIKBUD
BKKBN PAUD,
PMD PERINDUSTRIA Kespro di
N Sekolah dan
Optimalisasi Keluarga
ADD Garam Iodium, Berencana Remaja
Fortifikasi
29
Pangan 29
30
31
32
Koran SINDO, 9 April 2018

…“Saya minta agar secara rutin seminggu sekali


atau paling tidak sebulan dua kali anak
ditimbang agar terlihat gizinya, berat
badannya, lalu dicatat secara rutin, agar kita
tahu anak itu stunting atau tidak”ucap Presiden
Jokowi

“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi


pemahaman orang tua dalam mengatur
kesehatan dan gizi di keluarganya…”Kata Nila
(Menkes)

“Pak Jokowi tadi berpesan agar terus


memperhatikan anak – anak, peran POSYANDU
perlu ditingkatkan, harus rutin, makan.
…”Ungkap Nonim (warga)

33
INOVASI PADAT KARYA TUNAI DESA KEGIATAN POSYANDU

LANGKAH-LANGKAH

34
2
Bagaimana kualitas
1 penimbangan dan pengukuran
Bagaimana Pencatatan sebagai “sumber” pemantauan
Data Individu Sasaran? pertumbuhan?
“Catat NIK” Tersedianya alat Antropometri
dan pelatihan kader

4
Konseling dan
Pendidikan Gizi untuk
5
Pelayanan Kesehatan oleh
sasaran?
3 tenaga kesehatan
Perlu Peningkatan
Pemanfaatan KMS dan Buku
Kapasitas Kader
KIA sebagai salah satu alat
edukasi dan pemantauan
pertumbuhan

35
MONITORING DAN EVALUASI
STATUS GIZI

PSG e-PPGBM

36
Surveilans Gizi

Surveilans gizi (nutrition surveillance) dikenalkan pada


Kongres Pangan Sedunia di Roma 1974 oleh FAO/ WHO,
Unicef, dan dipublikasikan “metodologi surveilans gizi” tahun
1976, diartikan sebagai “kegiatan pengamatan secara
teratur dan terus menerus terhadap status gizi
masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat”.
SURVEILENS GIZI
Mengamati secara terus menerus, tepat waktu dan teratur

TERHADAP
Keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

UNTUK
Tindakan segera, perumusan kebijakan, perencanaan program,
monitoring dan evaluasi program gizi masyarakat
BAGAIMANA CARANYA?
Melalui pengumpulan data secara teratur:

1. Dilakukan secara khusus untuk keperluan surveilans (PSG,


Survei Garam beryodium, Survei Konsumsi Makanan, dsb)

2. Dari data laporan rutin yang sudah ada


APA SYARATNYA?
Data atau informasi yang dikumpulkan harus:

1. Tepat waktu, teratur dan berkelanjutan (rutin)


2. Akurat
3. Segera dianalisis dan diinterpretasikan
4. Hasilnya segera didiseminasikan kepada stake holder
AGAR
5. Dapat digunakan untuk berbagai tindakan yang tepat waktu
Informasi yang sudah
lebih jelas dan punya arti
serta siap untuk diambil
Actions (ada rekomendasi)
Interpretasi
Data yang sudah
dianalisis,
lebih dipahami, dan
mulai jelas pesan apa Informasi apa lagi yang
yang akan diteruskan/ diperlukan untuk memper-
diprioritaskan kuat rekomendasi
Informasi
Masih merupakan
angka, belum bisa
dipahami
Data apa lagi yang diperlukan untuk
Analisis informasi berikutnya
Data
Sumber : Dr. Atm
SIKLUS SURVEILANS

TINDAKAN:
 Darurat
 Jangka pendek
 Jangka panjang

Surveilans
Gizi

PENGUMPULAN
 KEPUTUSAN DATA
 KEBIJAKAN INDIKATOR:
 PERENCANAAN  Entry
 Analisis
 Penyajian
 Advokasi

42
PENCATATAN DAN PELAPORAN GIZI
BERBASIS MASYARAKAT (E-PPGBM)

sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
Alur Sistem Informasi Gizi Terpadu ( Sigizi Terpadu)

Modul
Modul
Konsumsi PMT
PPGBM
Pantau Pertumbuhan
Rutin di Posyandu Posyandu Register/SIP

Entry Entry Entry


Identitas Anthropometri Penerimaan
Balita di & Kinerja PMT
Aplikasi Program

Intervensi ke sasaran
Laporan
Pemantauan Hasil Status
Pertumbuhan Gizi

Gizi Buruk
Rujuk ke
Puskesmas

Dinas Dinas
Laporan Stakeholder
Puskesmas Kesehatan Kesehatan Kemenkes
s Lain
Rutin Kab/Kota Provinsi

(Sigizi)
Terpadu

~DC~
TRANSFORMASI RR RUTIN GIZI e-PPGBM

1. e-PPGBM merupakan RR rutin posyandu dalam bentuk


elektronik  Bukan merupakan pekerjaan baru
2. Data yang dikumpulkan berupa data individu, bukan data
agregat;
3. Jenis data: Individual Data, Antropometri, dan Indikator
Kinerja;
4. Analisis/interpretasi data untuk feedback dilakukan oleh sistem
dalam bentuk tabel dan (kedepan) peta;
5. Dilakukan di community (posyandu) oleh (ketua) kader dengan
bimbingan (tenaga Kesehatan);
6. Laporan sigizi (lama) tetap ada didalam sistem dan
bertransformasi menjadi salah satu modul dalam sigiziterpadu.
BAGAN MANAJEMEN SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN
e-PPGBM

POSYANDU PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA PROVINSI PUSAT

PENGUMPULAN PENGUMPULAN DATA


DATA RUTIN 1. DATA RUTIN PENGUMPULAN DATA:
POSYANDU LAPORAN FASYANKES PENYAJIAN PENYAJIAN
PUSKESMAS
2. PIS-PK 
ADVOKASI ADVOKASI
identitas
N, T, 2T ANALISIS &
ANALISIS N/D, D/S  FEEDBACK
Desa, Status Gizi
Konfirmasi
Apabila 2T
rujuk ke PENYAJIAN
PENYAJIAN 
Puskesmas Tabel/Peta Feedback
ADVOKASI
ADVOKASI
IMPLEMENTASI  KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN/  KEBIJAKAN
KEPUTUSAN/KEBIJAKAN KEBIJAKAN 
PERENCANAA
N

INTERVENSI
SIAK Integrasi SIKDA Generik-
(NIK, NKK, data Keluarga Sehat-SIGiziTerpadu
kependudukan)

Health Information Exchange

SIGizi SIKDA Gen Keluarga


Terpadu Puskesmas Sehat
Langkah Awal ( Integrasi saat ini)
Bayi/Balita Bayi/Balita

Integrasi
Bayi/balita Bayi/balita
berkunjung
SIGizi – Aplikasi Keluarga Sehat berkunjung
Melalui web service
Tgl : 12 – 08 -2017 Tgl : 12 – 09 -2017

1 Indikator yang didata 12 Indikator KS 5


Bayi/Balita X • ASI Ekslusif
• ASI Ekslusif
• Pemantauan
• Pemantauan
Pertumbuhan dan Pertumbuhan
perkembangan dan
Bayi/Balita
• ---
4 8 perkembangan
Bayi/Balita
(NIK Bayi/Balita) • ---
Fasyankes A Rumah Keluarga Bayi/Balita X

2 6
3 7

Aplikasi
SIGizi Terpadu
Keluarga Sehat
Server SIGizi Terpadu Server Aplikasi Keluarga Sehat
Data Entry Data Entry
di Fasyankes A di Keluarga Bayi/Balita X
Tampilan pada aplikasi keluarga sehat
Tampilan pada aplikasi keluarga sehat
Mengakses E-PPGBM melalui Sigizi Terpadu

Untuk membuka aplikasi PPGBM dapat dilakukan dengan mengakses alamat


http: //sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id atau
Unduh di Play Store : PPGBM
Sistem Informasi Gizi Terpadu
(sigiziterpadu)
Halaman Dashboard Sigizi Terpadu dengan Login user Kabupaten/Kota

Provinsi bisa membuat username


dan password untuk Puskemas
Halaman Dashboard Sigizi Terpadu dengan Login user Puskesmas

56
Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat
(e-PPGBM)

57
Daftar Balita yang sudah masuk dalam aplikasi e-PPGBM
di Puskesmas Babelan II

58
Form isian identitas balita yang akan ditambahkan
STRUKTUR NIK
Entry Pengukuran Balita

Ketik Nama yang akan di entry pengukuranya

KLIK
UKUR
Alert Sistem Balita Gizi Buruk berdasarkan Indek BB/U

63
Form Tindakan yang dilakukan pada Balita yang memerlukan intervensi

64
Balita di aplikasi e-PPGBM juga dapat dilihat dengan mengetik nama balita

iksan

Untuk melihat
Untuk Edit Untuk Hapus
lbh rinci data 65
Identitas Balita Identitas Balita
Balita
Contoh Laporan Perkembangan BB M. Iksan Maulana

66
Halaman Dashboard Sigizi Terpadu dengan Login user Kabupaten/Kota

68
Aplikasi Konsumsi PMT
Entry PMT yang diberikan

Pilih Jenis Keluarga

Ketika Nama
Balita/Bumil
Tambah PMT yang diberikan
Laporan Perkembangan Berat Badan Penerima

Pilih Jenis Keluarga


Ketik Nama
Balita/Bumil
Contoh Pertumbuhan Berat Badan M. Iksan Maulana

BB Normal
Stop PMT
Status Gizi M. Iksan Maulana
berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Dilihat pada laporan e-PPGBM

74
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN APLIKASI E-PPGBM

Kunjungan rumah dengan melakukan konseling, pengukuran ulang dan pemberian PMT
kepada M. Ikhsan yang merupakan sasaran indikasi rujukan pada aplikasi E-PPGBM sebagai
bentuk umpan balik dari pelaksanaan penjaringan
Praktek e-PPGBM bersama Ibu Kader Posyandu
dengan menggunakan Android
Terima kasih
Dakhlan Choeron, SKM, MKM
Kepala Seksi Ketahanan Gizi
Direktorat Gizi Masyarakat - Kemenkes
0813 8377 1297
Panduan e-PPGBM Offline
Direktorat Gizi Masyarakat
Ditjen Kesehatan Masyarakat
Tahapan Entry e-PPGBM Offline

• Akses ke http://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
• Gunakan user dan password yang sudah ada
• Download Aplikasi e-PPGBM Offline
• Ekstrak file .Zip Aplikasi e-PPGBM Offline
• Klik file PPGBM dengan logo kementerian kesehatan???
• Login Offline gunakan user : ppgbm  Password : 123456
• Ubah Profil dan username serta Password masing – masing user
ditingkat Puskesmas
• Login kembali dengan username dan password baru
• Aplikasi offline siap digunakan
Petunjuk Teknis e-PPGBM
Offline
Gunakan Username
dan Password
ePPGBM Online
Klik ePPGBM Offline
Klik ePPGBM Offline
Ekstrak file download aplikasi
dengan klik kanan pilih ekstrak file

Proses Ekstrak File

Pilih folder lokasi kemudian klik OK


Klik file ppgbm
Untuk Pertama kali buka, laptop akan konfirmasi klik Run atau Allow Acces
Muncuk USB Webserver
untuk koneksi lokal aplikasi
Login dengan
username : ppgbm
dan
password : 123456

Halaman Login Aplikasi e-PPGBM Offline


Setelah Login akan muncul form untuk
update user dengan mengisi username
sampai dengan password, dengan mengisi
semua kotak isian sesuai dengan wilayah
entry data masing - masing
Kemudian klik Simpan
Login kembali
dengan
username dan
password yang
sudah dibut
masing - masing
Daftar menu
pada Aplikasi Deteksi
Offline terdapat : Dini Balita Profile
Balita Gizi Buruk User
Ibu Hamil dg Indeks
Laporan dan BB/U
Backup/Restore
Form isian tambah
balita, untuk NIK Balita
apabila belum punya,
bisa klik ceklist maka
akan muncul NIK
sementara dari system
e-PPGBM
Akan muncul NIK
secara otomatis
dengan syarat Tgl Lahir
terisi
Klik untuk Klik untuk Klik untuk
Klik untuk Klik untuk lihat input input
Edit data Hapus data pertumbuha pengukuran penerimaan
n balita balita PMT balita
Klik Tambah Pengukuran
Klik Tambah Penerimaan PMT
Menu Backup/Restore
digunakan untuk
melakukan backup data
entry yang dapat digabung
dengan user entry lain
dengan restore
Backup data juga bisa di Restore pada aplikasi Online
untuk mengirim data ke Pusat
UPDATE Aplikasi PPGBM Offline
Terima kasih
Dakhlan Choeron, SKM, MKM
Kepala Seksi Ketahanan Gizi
Direktorat Gizi Masyarakat - Kemenkes
0813 8377 1297
Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan
KMS (lanjutan …)
Kenaikan Berat badan Minimal (KBM)
Bayi laki-laki dan perempuan
- Usia 1 bulan : 800 gram
- Usia 2 bulan : 900 gram
- Usia 3 bulan : 800 gram
- Usia 4 bulan : 600 gram
- Usia 5 bulan : 500 gram
- Usia 6 bulan : 400 gram

Laki-Laki Perempuan
- Usia 7 bulan : 400 gram - Usia 7 – 10 bulan : 300 gram
- Usia 8 – 11 : 300 gram - Usia 11 – 60 bulan : 200 gram
- Usia 12 – 60 : 200 gram
105
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI

 KLINIS:
Rambut, kulit, otot, keadaan iga, jar. lemak, mata, lidah, bibir.
Gizi buruk: sangat kurus & atau edema, otot atrofi, jaringan lemak
subkutan berkurang, pucat, bercak Bitot pada mata, dermatitis, dll

 ANTROPOMETRI:
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB
IMT/U
LiLA, Tebal lemak

 LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine

 ANALISA DIET/MAKANAN:
food recall 24 hours, food record, dan food weighing
food frequency questionaire (FFQ)
106
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

 BB/U:
Berat Badan menurut Umur, tidak dapat menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi (akut/ kronis)
 PB/U atau TB/U:
Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur, menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau
pendek
 BB/PB atau BB/TB:
Berat Badan menurut Tinggi Badan, menggambarkan ada
atau tidak adanya kurang gizi akut “wasted” atau kurus
 IMT/U:
Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan indeks yang
paling baik untuk menilai ada tidaknya kelebihan gizi
(Baku rujukan : WHO-2005)
107

Anda mungkin juga menyukai