MENJAGA HARMONI SOSIAL,

KERUKUNAN KELUARGA,
MASYARAKAT SEKITAR DAN UMAT
BERAGAMA

H.JULSUKRI MANGANDAR LIMBONG, S.Ag, MM

(KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TEBING TINGGI)
TEBING TINGGI, 5 DESEMBER 2019
 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
 HARMONI SOSIAL ADALAH ADANYA KESELARASAN DALAM SUATU LINGKUNGAN SOSIAL,SALING
MENGHORMATI ANTAR PERBEDAAN, SALING MENYAYANGI. HARMONI BIASANYA IDENTIK DENGAN KATA
DAMAI ATAU SELARAS. HARMONI AKAN TERJADI SAAT MASYARAKAT HIDUP RUKUN DAN SALING
MENGHORMATI ATAU TOLERAN SATU SAMA LAIN.

 BERAGAM SUKU ,BAHASA DAN AGAMA NAMUN KITA HARUS TETAP RUKUN, APALAGI KITA DIPERSATUKAN
OLEH PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN, DENGAN SEMBOYAN “BHINNEKA TUNGGAL IKA” YANG ARTINYA
MESKIPUN BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU.

 DALAM KERAGAMAN DIPERLUKAN TOLERANSI. TOLERANSI ADALAH SIKAP YANG SALING MENGHARGAI
KELOMPOK-KELOMPOK ATAU ANTARA INDIVIDU DALAM MASYARAKAT . TOLERANSI YAKNI SUATU
PERBUATAN YANG MELARANG TERJADINYA DISKRIMINASI SEKALIPUN BANYAK TERDAPAT KELOMPOK ATAU
GOLONGAN YANG BERBEDA DALAM MASYARAKAT. TOLERANSI AGAMA MENIMBULKAN SIKAP SALING
MENGHORMATI MASING-MASING PEMELUK AGAMA.

1
 4
4 ASPEK
ASPEK MENUJU
MENUJU KEHIDUPAN
KEHIDUPAN YANG
YANG RUKUN
RUKUN DAN
DAN HARMONIS
HARMONIS (1)
(1)

1. KERUKUNAN DALAM RUMAH TANGGA

KERUKUNAN HENDAKNYA DIMULAI DARI LINGKUP TERKECIL, YAITU RUMAH TANGGA DAN KELUARGA. BILA
SIKAP SALING TOLERANSI DIJUNJUNG TINGGI DALAM SEBUAH KELUARGA, TENTUNYA AKAN BERIMBAS
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT.

2. KERUKUNAN DALAM BERAGAMA

MASYARAKAT INDONESIA MEMELUK AGAMA YANG BERBEDA, SUDAH BARANG TENTU DIPERLUKAN
TOLERANSI SESAMA UMAT BERAGAMA DEMI MEMINIMALISIR PERTIKAIAN. SALAH SATUNYA DENGAN
MENCIPTAKAN TRI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, YANG MELIPUTI: KERUKUNAN INTERNAL UMAT
BERAGAMA, KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, DAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DENGAN
PEMERINTAH.
JIKA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA TERJALIN DENGAN BAIK, MAKA KEHIDUPAN DALAM
MASYARAKAT PUN AKAN TERJALIN DENGAN HARMONIS. MASYARAKAT AKAN MERASA AMAN DAN
DAMAI HIDUP DI NEGARA SENDIRI.

2
 4
4 ASPEK
ASPEK MENUJU
MENUJU KEHIDUPAN
KEHIDUPAN YANG
YANG RUKUN
RUKUN DAN
DAN HARMONIS
HARMONIS (2)
(2)

3. KERUKUNAN DALAM BERMASYARAKAT

KERUKUNAN DALAM BERMASYARAKAT ADALAH TANGGUNG JAWAB BERSAMA. OLEH KARENA ITU
NILAI-NILAI DAN NORMA-NORMA DALAM BERETIKA HARUS DITERAPKAN SEJAK DINI. AGAR KITA DAPAT
DITERIMA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT, HENDAKNYA HARUS BERSIKAP BAIK DAN SOPAN, SALING
MENGHARGAI DAN MENGHORMATI SESAMA, SERTA MENGHINDARI BERKATA KASAR YANG DAPAT
MENYINGGUNG PERASAAN ORANG LAIN. 

4. KERUKUNAN DALAM BERBUDAYA

BUDAYA KITA SANGAT MAJEMUK. DENGAN KEMAJEMUKAN INI MENYEBABKAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA.
MASING-MASING KITA MEMILIKI KEBUDAYAAN YANG BERBEDA-BEDA YANG PATUT DILESTARIKAN.
TERKADANG PERBEDAAN INI DAPAT MENIMBULKAN KONFLIK. JALAN SATU-SATUNYA ADALAH
MENGHORMATI BUDAYA DAERAH LAIN. SEPERTI PEPATAH "DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT
DIJUNJUNG",  SEBAIKNYA KITA MENGIKUTI DAN MENGHORMATI KEBIASAAN DAN ADAT ISTIADAT
DIMANA KITA BERADA.

3
 BEBERAPA
BEBERAPA PENYEBAB
PENYEBAB KONFLIK
KONFLIK MASYARAKAT
MASYARAKAT DAN
DAN UMAT
UMAT
BERAGAMA
BERAGAMA YANG
YANG HARUS
HARUS KITA
KITA WASPADAI
WASPADAI

1. PEMAHAMAN YANG MENODAI ATAU MENYIMPANG DARI AGAMA (PAHAM/AJARAN SESAT)

2. MUNCULNYA RADIKALISME ATAU PEMAHAMAN YANG RADIKAL. RADIKALISME DARI SUDUT PANDANG
KEAGAMAAN DAPAT DI ARTIKAN SEBAGAI PAHAM KEAGAMAAN YANG MENGACU PADA FONDASI AGAMA
YANG SANGAT MENDASAR DENGAN FANATISME KEAGAMAAN YANG SANGAT TINGGI, SEHINGGA TIDAK
JARANG PENGANUT PAHAM/ALIRAN TERSEBUT MENGGUNAKAN KEKERASAN UNTUMENGAKTUALISASIKAN
PAHAM KEAGAMAAN YANG DIANUT DAN DI YAKININYA.
3. TINDAKAN INTOLERAN.
4. PEMAHAMAN YANG LIBERAL, BEBAS SEMAUNYA TANPA MENGIKUTI KAEDAH YANG ADA.
5. PERSOALAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH.
6. PENYIARAN/PENYEBARAN AGAMA YANG TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG BERLAKU.
7. PENISTAAN TERHADAP AGAMA.
8. PERKAWINAN BEDA AGAMA.
9. DISRIMINASI AGAMA MAYORITAS-MINORITAS.

4
 PENUTUP
PENUTUP

 KERUKUNAN MERUPAKAN HAL PENTING BUAT KITA SEMUA DI TENGAH-TENGAH PERBEDAAN DAN
KEBERAGAMAN. PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN YANG ADA ,TIDAK MENJADI HAMBATAN UNTUK HIDUP
RUKUN DAN HARMONIS ANTAR MASYARAKAT DAN UMAT BERAGAMA.

 KERUKUNAN DAN KEHARMONISAN SOSIAL BUKANLAH PEMBERIAN, TAPI PERLU USAHA UNTUK MEMBANGUN
DAN MEMELIHARANYA.

 KEPALA LINGKUNGAN, TOKOH AGAMA, TOKOH MASYARAKAT DAN SEGENAP ELEMEN MASYARAKAT HARUS
MENJAGA TOLERANSI DAN KERUKUNAN DAN HARUS MAMPU MELAKUKAN DETEKSI DINI DAN PEMETAAN
GANGGUAN KERUKUNAN MASYARAKAT DAN UMAT BERAGAMA, SERTA MEMBERIKAN DUKUNGAN HUBUNGAN
YANG SINERGIS DENGAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENJAGA HARMONI SOSIAL DAN KEHIDUPAN
KEAGAMAAN DENGAN LANDASAN PANCASILA.

5
TERIMA KASIH