Anda di halaman 1dari 19

SITU GINTUNG

OLEH : 1. ESTU AMALIA


2. NOVITA NUR A
3. NIKEN KP
4. PRASETYO U
Data a. Nama Proyek : Bendungan Gintung

Administrasi
b. Lokasi Proyek : Desa Cirendeu, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Proyek c. Pemberi Tugas : Balai Besar Wilayah Sungai


Ciliwung-Cisadane, Direktorat Jendral Sumber
Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum
d. Konsultan Supervisi : PT Virama Karya, PT Indra
Karya, dan PT Hasfarm Dian Konsultan, KSO
e. Kontraktor : PT. Nindya Karya-Bumi Karsa,
KSO
f. Masa Pelaksanaan : 3 Desember 2009 – 31
Desember 2010
g. Waktu Pemeliharaan : 180 hari
Data Teknis Tubuh Bendungan :
a. Tinggi : 10 m
b. Kemiringan Lereng Hulu Tubuh : 1 : 30
c. Kemiringan Lereng Hilir Tubuh : 1 : 2,5
d. Elevasi Puncak Bendungan : El. + 100 m (eksisting)
e. Panjang Puncak Bendungan : 180 m (eksisting)
f. Panjang Tanggul Keliling Waduk : 4.182 m
g. Lebar Puncak Bendungan : 5 m
h. Pelimpah (Weir) : El + 90,00 m
i. Elevasi Dasar Pondasi Bendungan : El + 85 m (terdalam)
Data Teknis Pelimpah (Spillway) :
a. Tipe Pelimpah : Pelimpah Tipe Gergaji
b. Elevasi Mercu Pelimpah : El. + 97,5 m
c. Lebar Bruto Pelimpah : 15 m
d. Tinggi Ambang : 7,5 m
e. Lebar Efektif Pelimpah : 11,2 m
f. Panjang Tanggul Keliling Waduk : 4.182 m
g. Debit Banjir Rencana Q 50th : 59,7 m3/s
h. Elevasi Muka Air Banjir Rencana Q 100th : El. 98,7 m
i. Debit (PMF) : 124,3 m3/s (inflow)
j. Jumlah Pintu : 2 Unit
k. Lebar Pintu : 2 x 1,00 m
l. Lebar Pilar : 1 x 0,80 m & 1 x 1,00 m
Data Teknis Pelimpah (Spillway) :
m. Dimensi Pintu : 1,00 m (lebar) x 2,25 m (tinggi)
n. Elevasi Dasar Pintu : El. + 92,25 m
o. Kemiringan Udik : Tegak
p. Kemiringan Hilir : 1:1
q. Jari-jari Kelengkungan Hilir : 1,00 m
r. Debit Inflow (Q 1000th) : 114, 10 m3/s
s. Elevasi Muka Air Banjir Qpms : El + 90,40 m
t. Debit Outflow (Q 1000th) : 91,40 m3/s
u. Diameter Pondasi Sumuran : 100 cm
v. Kedalaman Pondasi : 5 meter
w. Jumlah Pondasi : 137 titik
Data Teknis Saluran Muka :
a. Elevasi Dasar : El. + 88,00 m
b. Tinggi Ambang, Pelimpah : 9,50 m (terhadap saluran
muka)
c. Tinggi Ambang, Pelimpah : 7,50 m (terhadap lantai
dasar weir)
Peredam Energi :
d. Tipe Peredam Energi : Tipe Lantai Dasar
e. Elevasi Lantai : El + 84,00 m
f. Lebar Lantai : 15,00 m
g. Panjang Lantai : 10,00 m
h. Elavasi Ambang : El + 84,60 m
i. Tinggi Ambang : 0,60 m
j. Debit Outflow (Q100th) : 59,10 m3/s
Data Teknis Jalan :
a. Jalan Inpeksi yang dipaving : 1.800 m
Peredam Energi :
b. Rumah Jaga/Operator Pintu
c. Situ Center
d. Monumen Bendungan Gintung, dari Beton dan Baja
Stainless Steel
JEBOLNYA • Jumat tanggal 27 Maret 2009, sekitar jam 04.30 WIB
terjadi banjir bandang di daerah Situ Gintung, Kelurahan
TANGGUL SITU Cireundeu, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, yang disebabkan jebolnya tanggul Situ
GINTUNG Gintung.
• Jenis bencana berupa aliran bahan rombakan (debris flow)
yang terjadi akibat jebolnya tanggul Situ Gintung, akibat
pengaruh jebolnya tanggul selebar ± 65 m, yang diikuti
dengan gerakan tanah (longsoran) pada gawir tanggul
dengan panjang antara 3 – 7 m, lebar antara 3 – 8 m, tinggi
gawir antara 1 – 2,5 m dan arah gerakan tanah N 2780 E, N
2830 E dan N 720 E.
• Secara umum arah aliran banjir bandang (debris flow)
adalah N 410 E. (www.vsi.esdm.go.id)
Analisis 1. Faktor Alam

Penyebab
Terjadi hujan lebat yang mengguyur bagian hulu di Bogor
sejak pukul 16.00 hingga 21.00 WIIB Kamis, 26 Maret 2009.

Runtuhnya Akibatnya, air terkonsentrasi dan berkumpul di


Pesanggrahan dan tidak tertampung pada saluran
Tanggul Situ pelimpahan (spill way) di tanggul Situ Gintung. Tangerang
hanya mampu menampung air setinggi 2 – 3 meter. Namun,
Gintung pada Jumat dini hari, 27 Maret 2009, air meluap dengan
ketinggian mencapai 5 – 7 meter sehingga melewati tanggul.
Analisis 2. Faktor Fisik
• Tanggul tersebut terbuat dari tanah urugan, karena pada
Penyebab awalnya tanggul tersebut dibuat oleh belanda

Runtuhnya diperuntukkan bagi irigasi air. Air tersebut akan digunakan


untuk mengairi sawah-sawah penduduk yang ada
Tanggul Situ dibawah Situ Gintung, namun sekarang Situ tersebut telah
beralih fungsi menjadi daerah konservasi air, sawah-
Gintung sawah tersebut sudah berganti dengan perumahan
penduduk.
• Karena tanggul tersebut dibuat dari tanah urug, maka
debit air yang melimpas sampai ke permukaan tanggul
akan meresap ke dalam tanah urug tadi dan membuat
tanah urug tersebut menjadi jenuh air sehingga tanah
menjadi gembur dan tahan geser berkurang.
Analisis 3. Faktor Human Error
• Pada tahun 2006 sampai 2007 terjadi beberapa kali
Penyebab retakan pada baadn tanggul Situ Gintung, akan tetapi

Runtuhnya tidak ada tindakan berarti yang dilakukan.


• Curah hujan yang meningkat seharusnya bisa
Tanggul Situ memperingatkan pemerintah setempat akan bahaya

Gintung retakan dinding tanggul Situ Gintung tersebut.


• Izin mendirikan bangunan pada daerah sekitar tanggul
seharusnya tidak dilakukan.
• Masyarakat yang sudah terlanjur menempati daerah
rawan tersebut harus diberikan sosialisasi tentang bahaya
yang terjadi jika tanggul jebol, sehingga korban jiwa dapat
diminimalisir.
Kondisi Geologi • Morfologi daerah bencana berupa daerah yang relative
datar dengan lembah Situ Gintung.
• Daerah hilir berupa lembah relative bergelombang lemah
yang dibatasi oleh lereng terjal (tanggul situ). Daerah ini
merupakan lembah aliran sungai Pesanggrahan yang
secara umum merupakan lembah yang relatif datar.
• Batuan dasar daerah bencana berupa batu pasir
lempungan, berwarna coklat hingga coklat keabuan,
berukuran pasir kasar hingga lempung, kurang kompak,
terpilah jelek – sedang.
• Timbunan tanggul berupa lempung lanauan, berwarna
coklat kemerahan, lunak, kurang kompak, plastisitas
sedang
• Endapan sedimen situ Gintung berupa lumpur, berwarna
abu-abu hingga abu-abu kecoklatan, sangat lunak.
Kondisi Geologi • Tata lahan daerah bencana berupa waduk (situ),
pemukiman, dan kebun campuran.
• Situ Gintung terletak di tengah yang di kelilingi oleh
pemukiman penduduk dan dijadikan sebagai obyek
wisata.
• Pemukiman penduduk yang padat terutama terletak di
daerah hilir dari waduk (situ) sedangkan di sekitar waduk
cukup padat dengan perumahan, perkantoran, bangunan
sekolahan dan aktivitas penduduk.
Rencana Penanganan Jangka Pendek

Penanganan
1. Terapi obat dan psikis para korban bencana Situ
Gintung.

Bencana Situ 2. Relokasi warga.

Gintung 3. Pembersihan sisa-sisa material banjir bandang.


4. Pembuatan drainase untuk menyalurkan air ke sungai.
5. Memperbaiki pintu air.
6. Memperbaiki tanggul yang jebol.
Rencana Penanganan Jangka Panjang
1. Pengembalian fungsi lahan daerah hulu Sungai
Penanganan Pesanggrahan dan sekitarnya sebagai daerah resapan air.

Bencana Situ 2. Menahan debit air berlebih dengan membuat sumur-sumur


resapan di bagian hulu sungai.
Gintung 3. Memperkuat tanggul yang terbuat dari tanah urug dengan
metode Grouting.
4. Penetapan peraturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu
pembangunan rumah minimal 50 meter dari tanggul untuk
daerah Situ Gintung.
5. Kewajiban bagi para pendiri bangunan baru untuk membuat
sumur resapan sebagai syarat mendapatkan IMB.
6. Membuat regulasi semacam Surat Keputusan mengenai
kewajiban membuat sumur resapan bagi penduduk yang
mendirikan bangunan minimal seluas 50 m2 wajib membuat
sumur resapan seluas 2 m2.
Sumur Resapan • Sumur resapan merupakan sumur yang dirancang dengan
dimensi tertentu yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah aliran air permukaan yang diakibatkan oleh hujan.
• Secara teoritis fungsi sumur resapan jika dikelola dengan
baik adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu konservasi air sistem resapan.
2. Mereduksi jaringan drainase.
3. Memperkecil probabilitas banjir daerah hilir.
4. Mempertahankan tinggi muka air tanah.
5. Mencegah penurunan kawasan “landsubsidence”.
6. Memperdayakan masyarakat dalam pembangunan.
7. Membudidayakan pola pikir dalam pelestarian
kemampuan lingkungan.
Sumur Resapan • Dengan menghitung debit air limpasan :
Q = 0,278 x C x I x A
dengan C : koefisien limpasan
I : Infiltrasi
A : Luas DAS
pada lahan hijau (Q1) dan dibandingkan dengan debit air
permukaan pada lahan permukiman (Q2), maka kemudian
akan didapatkan ∆Q dengan rumus :
∆Q = Q2 – Q1
Jumlah ∆Q tersebut merupakan jumlah debit air permukaan
yang harus ditahan agar debit air yang tertampung di Situ
Gintung tidak melebihi batas yang sudah ditetapkan,
sehingga air pada situ tersebut tidak akan meluap lagi.
Manajemen • Permukiman penduduk yg diperbolehkan sesuai dengan
aturan tata ruang adalah 50 – 100 meter dari badan
Permukiman bendung, akan tetapi yg terjadi di lapangan adalah
masyarakat mendirikan rumah di bibir tanggul, bahkan
Penduduk dibadan tanggul. selain itu masyarakat juga melakukan
pengerukan terhadap badan tanggul di bagian kiri
sehingga mengakibatkan tanggul kehilangan
kestabilannya.
Situ Gintung
Sebelum dan
Setelah Jebol

Anda mungkin juga menyukai