Anda di halaman 1dari 43

Materialitas, Risiko,

Fraud, Dan Strategi


Audit Pendahuluan
Definisi
“Besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut” ( IAI ).

“Besarnya kealpaan dan salah saji informasi akuntansi, yang dalam


lingkungan tersebut membuat kepercayaan seseorang berubah atau
terpengaruh oleh adanya kealpaan dan salah saji tersebut” (FASB).
Dipertimbangkan dalam 1. Perencanaan
Materialitas
2. Evaluasi akhir
Hal2 yg perlu diperhatikan :
• Ukuran & karakteristik
satuan usaha
• Kondisi yg brkaitan dg
perusahaan
• Informasi yg diperlukan
bagi pemakai L/K
• Kondisi sekelilingnya
Perubahan materialitas selama yg mempengaruhi
pelaksanaan audit dikarenakan : perusahaan berubah.
• Tambahan informasi
tentang klien selama
audit
Penentuan materialitas • Laporan Keuangan
Perencanaan
audit • Saldo Akun
Materialitas Tingkat Lap. Keuangan
Salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang
cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).
Salah saji dpt disebabkan :
Salah penerapan PABU
Penyimpangan dari kenyataan sesungguhnya
Penyembunyian informasi yg mestinya diungkapkan
Tingkat materialitas yg berkaitan dg L/K :
 Laporan rugi laba, yg berhubungan dengan
total pendapatan laba operasional, laba
sebelum pajak, dan laba bersih
 Neraca, materialitas yg didasarkan atas
total aktiva, total aktiva lancer, modal
kerja, serta ekuitas

Kuantitatif
Pertimbangan Materialitas
Kualitatif
Pedoman kuantitatif materialitas :
 5% hingga 10% dari laba bersih sebelum pajak ( 10% utk laba yg
lebih kecil, 5% utk laba yg lebih besar)
 ½% hingga 1% dari total aktiva
 1% dari ekuitas
 ½% hingga 1% dari pendapatan kotor
 Suatu persentase variable berdasarkan mana yg lebih besar antara
total aktiva atau total pendapatan
Suatu persentase variable berdasarkan mana yg lebih besar antara total
aktiva atau total pendapatan :
Lebih dari Kurang dari Materialitas Kelebihan di atas
300 juta 1 milyar 856.000 + 0,00145 300 juta
1 milyar 3 milyar 1.840.000 + 0,00100 1 milyar
3 milyar 10 milyar 3.830.000 + 0,00067 3 milyar
10 milyar 30 milyar 8.550.000 + 0,00046 10 milyar
30 milyar 100 milyar 17.800.000 + 0,00031 30 milyar
100 milyar 300 milyar 39.700.000 + 0,00021 100 milyar
300 milyar …………….. 82.600.000 + 0,00015 300 milyar

Diketahui total asset 44 milyar dan total pendapatan 31 milyar. Materialitasnya adalah :
Rp. 17.800.000 + (0,00031 x ( Rp. 44.000.000.000 – Rp. 30.000.000.000)) = Rp. 22.140.000
Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
Materialitas ini sering disebut juga dengan tolerable misstatement,
adalah salah saji maksimum yg boleh ada dalam saldo akun sehingga
belum atau tidak dipertimbangkan sebagai salah saji material.
Risiko Audit
Risiko menurut arti katanya adalah kemungkinan adanya konsekuensi
jelek/tdk menguntungkan, rugi dan lain sebagainya.
Risiko audit adalah risiko yg terjadi dlm hal auditor tanpa disadari tdk
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yg mengandung salah saji material.
Risiko audit yg mau diterima auditor mempunyai hubungan terbalik dg
tingkat keinginannya mengekspresikan pendapat yg tepat.
Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dalam perencanaan audit dan
pengevaluasian akhir apakah lap. Keuangan secara keseluruhan disajikan
secara wajar sesuai prinsip akuntansi yg berterima umum.
Tipe – tipe Risiko Audit
Menurut Taylor dan Glezer tipe risiko audit pada dasarnya
ada dua, yaitu :
1. Risiko tipe I.
Adanya risiko bahwa suatu saldo akun mengandung kesalahan yg
jika digabungkan dg kesalahan-kesalahan pd saldo akun yg lain,
dapat mengakibatkan lap. Keuangan salah saji secara material.
Risiko tipe I ini terdiri atas risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Kedua risiko ini tdk dpt dikendalikan oleh auditor tapi dpt dinilai.
2. Risiko tipe II.
Adanya risiko bahwa auditor tdk dpt mendeteksi adanya
kesalahan seperti dlm risiko tipe I.
Risiko ini merupakan risiko deteksi. Risiko ini dapat dan harus
dikendalikan auditor.
Komponen Risiko Audit
1. Risiko Bawaan (inherent risk)
Risiko ini adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji
material dg asumsi tdk ada kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yg terkait.
Risiko bawaan dibedakan atas risiko bawaan setiap akun dan
risiko bawaan keseluruhan utk banyak akun.
Faktor2 yg menentukan risiko bawaan pd banyak akun :
Profitabilitas. Semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan, semakin kecil risiko bawaannya.
Jenis usaha dan sensitivitas operasi. Semakin sensitive
operasi suatu perusahaan, semakin tinggi risiko bawaannya.
Bidang usaha yg sangat dipengaruhi perkembangan
teknologi, dan kompetisi usahanya ketat, mengakibatkan
risiko bawaan yg tinggi.
Kelangsungan usaha. Perusahaan yg sedang menghadapi
masalah kebangkrutan mempunyai risiko bawaan yg tinggi.
Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yg dideteksi dlm audit
tahun sebelumnya. Risiko bawaan akan dinilai lebih tinggi apabila
bnyak salah saji yg terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya.
Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari
manajemen. Semakin baik hal2 tersebut yg dimiliki manajemen
klien, semakin kecil risiko bawaannya.
Faktor2 yg menentukan risiko bawaan pd suatu akun tertentu :
Auditabilitas akun atau transaksi. Semakin tinggi tingkat
auditabilitas akun, semakin rendah risiko bawaan pd akun
tersebut.
Kerumitan masalah akuntansi yg terkait. Masalah akuntansi
terkait meliputi masalah pengakuan dan kerumitan penilaian
akun. Masalah akuntansi yg rumit akan meningkatkan risiko audit.
Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yg dideteksi pd audit
tahun sebelumnya.
INDIKATOR RISIKO
FAKTOR – FAKTOR
Lebih Rendah Lebih Tinggi
Gaya Manajemen Didominasi oleh Didominasi oleh satu
pengawasan kelompok orang
Sikap manajemen Konservatif Agresif
terhadap laporan
keuangan
Indikator Risiko Tingkat perputaran Normal Tinggi
Bawaan pegawai staf akuntansi
Reputasi dalam Jujur Dikhawatirkan
masyarakat/dunia usaha
Tekanan terhadap Sedikit Sangat tinggi
pencapaian anggaran
Tingkat profitabilitas Pantas dan konsisten Tidak pantas dan
dibandingkan rata-rata berfluktuasi
masa lalu
Tingkat perubahan usaha Stabil Cepat
Keadaan usaha Sehat Tertekan
Sistem organisasi Sentralisasi Desentralisasi
INDIKATOR RISIKO
FAKTOR – FAKTOR
Lebih Rendah Lebih Tinggi
Isu tentang akuntansi yg Tidak ada Banyak
rumit
Kesulitan dalam Sedikit Banyak
pemeriksaan transaksi

Indikator Risiko dan saldo perkiraan


Kesalahan yg ditemukan Sedikit dan tdk material Banyak
Bawaan pada permulaan audit
Tingkat sensitifitas Relatif tdk sensitive Sangat sensitive
terhadap perubahan
tingkat bunga, inflasi,
dan keadaan ekonomi
Masalah kelangsungan Tdk ada yg serius yg Diragukan ada factor
hidup mempengaruhi kelangsungan
kelangsungan hidup
Hubungan dg klien Klien lama Klien baru
Dan lain - lain
2. Risiko Pengendalian (control risk)
Risiko ini adalah risiko bahwa suatu salah saji material yg dpt
terjadi dalam suatu asersi, tdk dpt dideteksi ataupun dicegah
secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan
prosedur pengendalian intern perusahaan.
3. Risiko Deteksi (detection risk)
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tdk dapat
mendeteksi salah saji material yg terdapat dalam suatu
asersi.
4. Risiko Sampling (sampling risk)
Risiko ini merupakan risiko bahwa kesimpulan yg diambil
oleh auditor dari hasil pengujian terhadap karakteristik
tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda dg
kesimpulan yg dibuat dari seluruh populasi yg diuji.
RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO
BAWAAN PENGENDALIAN DETEKSI AUDIT

Salah saji
material tdk dpt Salah saji Salah saji material
Kerentanan
Struktur dicegah atau Prosedur2 material yg dlm lap.keu dg
asersi2
pengendalian dideteksi oleh auditor utk tetap tak pendapat wajar
individual
intern struktur memeriksa terdeteksi tanpa pengeculian
terhadap salah
pengendalian asersi2 dalam asersi2 dlm laporan
saji material
intern klien individual auditor

Salah saji bs
Salah saji bs
dicegah atau
dideteksi oleh
dideteksi oleh
prosedur audit
struktur
yg digunakan
pengendalian
auditor
intern klien
Hubungan Antar Komponen Risiko
Audit
AR = IR x CR x DR
Keterangan :
AR : AUDIT RISK
IR : INHERENT RISK
CR : CONTROL RISK
DR : DETECTION RISK
Risiko deteksi merupakan risiko yg dapat dikendalikan oleh
auditor, oleh karena itu sudut pandang model tersebut
dialihkan ke risiko deteksi menjadi :

DR = AR : (IR x CR)
Hubungan tingkat keinginan
kepastian/keyakinan dengan komponen Risiko
Semakin besar/tinggi tingkat keinginan kepastian (confidence
level) maka semakin kecil/rendah risiko audit. Dari tiga
komponen tsb antara risiko bawaan dan risiko pengendalian
dengan risiko deteksi berhubungan terbalik. Semakin tinggi
risiko bawaan atau risiko pengendalian semakin rendah
risiko deteksi. Dengan demikian hubungan searah terjadi
antara tingkat keinginan kepastian dg tingkat risiko bawaan
dan risiko pengendalian. Hal yg sama antara tingkat risiko
deteksi dg tingkat risiko audit keseluruhan.
Hubungan tingkat Prosentase Risiko
keinginan (kuantitatif)
Tingkat
kepastian dg Keinginan
Risiko bawaan Kepastian
dan Pengendalian (kuantitatif)
Risiko Risiko
Bawaan Pengendalian

Rendah 0.8 0.3


Sedang 0.9 0.6
Tinggi 1 0.8
Contoh
Sebuah perusahaan/klien digolongkan sebagai perusahaan yg risikonya
rendah dengan tingkat risiko audit (AR) = 5%, risiko bawaan atau IR = 80% dan
CR = 30%. Dari kemungkinan tersebut berarti risiko deteksinya (DR) adalah :
DR = 0,05 : (0,80 x 0,30)
= 0,05 : 0,24
= 0,2083
= 20,83%
Dengan demikian minimum confidence level-nya adalah 100%-20,83% =
79,17%
Matriks Komponen Risiko
Kell dan Boynton menghubungkan antar komponen risiko ke
dalam suatu matriks.
Risiko Pengendalian

Risiko Bawaan Maksimum Tinggi Moderat Rendah


Tingkat risiko deteksi yg dpt diterima utk mencapai risiko audit yg rendah
Maksimum Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah Rendah
Tinggi Sangat Rendah Rendah Rendah Moderat
Moderat Rendah Rendah Moderat Tinggi
Rendah Rendah Moderat Tinggi *
Matriks tersebut menunjukkan konsistensi dari model risiko
audit yakni tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
berhubungan terbalik dengan tingkat risiko bawaan dan
risiko pengendalian.
Misalnya, jika risiko bawaan ditentukan tinggi, dan risiko
pengendalian ditentukan moderat, maka tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima adalah rendah.
Hubungan Risiko Audit dengan Bukti
Audit
Risiko mempengaruhi judgement yg dilakukan auditor
mengenai kecukupan bukti audit. Risiko audit mempunyai
hubungan terbalik dengan bukti audit. Semakin tinggi risiko
audit dan risiko deteksi, semakin sedikit bukti yg diperlukan.
Risiko bawaan dan risiko pengendalian mempunyai
hubungan searah dengan kecukupan bukti audit. Semakin
tinggi risiko bawaan dan risiko pengendalian, semakin
banyak bukti audit yg harus dihimpun auditor.
Hubungan timbal balik antara
materialitas, risiko audit, dan bukti audit
Hub. Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit

bukti audit materialitas risiko audit


Jika kita menetapkan risiko audit konstan dan mengurangi
meterialitas, maka bukti audit harus ditingkatkan untuk
melengkapi lingkaran. Dengan cara yg sama, jika kita
menetapkan tingkat materialitas konstan dan mengurangi bukti
audit, maka risiko audit harus ditingkatkan untuk melengkapi
lingkaran. Atau jika kita ingin mengurangi risiko audit, kita
dapat (1) menaikkan materialitas dan bukti audit konstan, (2)
menaikkan bukti audit sementara meterialitas konstan, (3)
menaikkan yg lebih kecil utk bukti audit dan materialitas.
Strategi Audit Pendahuluan
Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah
untuk menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin
untuk mendukung pendapat auditor mengenai apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar dalam segala aspek yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yg berterima umum. Karena ada
keterkaitan antara bukti materialitas dan komponen audit, maka
auditor dapat memilih dua alternative strategi audit :
1. Primarily substantive approach
2. Lower assessed level of control risk approach
Dalam memilih alternative strategi audit, faktor2 yg perlu
dipertimbangkan adalah :
A. Planned assessed level of control risk
B. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pngendalian internal yg
dihimpun.
C. Test of control yg dilaksanakan dalam menentukan risiko
pengendalian.
D. Planned assessed level of substantive test yg dilaksanakan auditor
untuk mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin.
Tingkat risiko pengendalian yg direncanakan (planned
assessed level of control risk) yg tinggi berarti auditor
menganggap bahwa struktur pengendalian intern klien
adalah sangat efektif dan dpt mengurangi kemungkinan
terjadinya salah saji. Oleh karena itu, auditor harus menguji
kebenaran anggapannya tersebut, dengan lebih banyak
melakukan pengujian pengendalian.
Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan yg rendah,
berarti auditor menganggap bahwa struktur pengendalian
intern klien sangat tdk efektif dan tdk akan dpt mencegah
terjadinya salah saji. Oleh karena itu, auditor kemudian
menguji apakah salah saji yang tak terdeteksi oleh
pengendalian intern klien tersebut dapat dideteksi oleh
prosedur audit. Dalam hal ini auditor melakukan pengujian
substantif
Luas pemahaman auditor atas pengendalian intern klien
dapat mempengaruhi pemilihan strategi audit yang akan
dilaksanakan. Apabila auditor sangat memahami
pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih
strategi audit primarily substantive approach. Apabila
auditor kurang memahami struktur pengendalian intern
klien, maka auditor dapat memilih strategi audit lower
assessed level of control risk approach.
Pada strategi ini, auditor lebih utama melakukan
pengujian substantive dari pada pengujian pengendalian.
Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit yg pertama
Primarily kali dari pada audit atas klien lama.
substantive Pra kondisi :
approach A. pengendalian yg terkait dengan suatu asersi tdk efektif
B. biaya utk melaksanakan :
- prosedur tambahan utk menghimpun pemahaman
struktur pengendalian intern
- test of control utk mendukung lower assessed level of
control risk melebihi biaya untuk melaksanakan test
substantive yang lebih ekstensif.
Akun yg diperiksa adalah akun yg tdk rutin atau jarang
terjadi. Akun yg sangat memerlukan jurnal penyesuaian.
Pada strategi ini auditor lebih mngutamakan
pengujian pengendalian daripada pengujian
Lower assessed substantive. Hal ini bukan berarti auditor
level of control tdk melakukan pengujian substantive, hanya
risk approach saja tdk se-ekstensif seperti pada strategi
primarily substantive approach. Auditor
lebih banyak melakukan prosedur utk
memperoleh pemahaman mengenai
struktur pengendalian klien. Strategi ini
banyak dilakukan atas audit klien lama
daripada klien baru.
Pra kondisi :
A. pengendalian yg terkait dg suatu asersi
Lower assessed dirancang dg baik dan sangat efektif.
level of control B. biaya utk melaksanakan :
risk approach
- prosedur tambahan untuk menghimpun
pemahaman struktur pengendalian intern.
- test of control utk mendukung lower assessed
level of control risk lebih rendah daripada biaya
utk melaksanakan tes substantive yg lebih
ekstensif.
akun yg diperiksa adalah akun yg dipengaruhi
transaksi rutin dan volumenya tinggi.
Kecurangan (Fraud)
Kecurangan merupakan segala sesuatu yg secara lihai dpt
digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara
menutupi kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui
dan cara tdk jujur yg lain.
Apabila tindakan yg mendasari terjadinya salah Saji material
(misstatement) adalah disengaja maka termasuk fraud
(kecurangan), tetapi jika tidak disengaja berarti error
(kesalahan).
1. Salah saji yg timbul dari kecurangan dalam
laporan keuangan yaitu salah saji atau
penghilangan dengan sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan
untuk mengelabui pemakai laporan
Macam fraud keuangan.
2. Salah saji yg timbul dari perlakuan yg tdk
semestinya. Hal ini seringkali disebut
dengan penyalahgunaan atau penggelapan
berkaitan dengan pencurian aktiva entitas
yg berakibat laporan keuangan tdk
disajikan sesuai dg prinsip akuntansi yg
berterima umum di Indonesia.
Fraud dalam perusahaan sebenarnya adalah
tanggung-jawab manajemen utk mencegah
dan menghalanginya dengan menyusun suatu
Tanggung jawab lingkungan pengendalian yg positif dan
aktivitas pengendalian yg memadai. Akan
auditor tetapi harapan masyarakat atas peran auditor
adalah untuk menemukan dan
mengungkapkannya. Namun demikian
tanggung-jawab ini masih sebatas pada
perencanaan dan pelaksanaan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material baik yg disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai