Anda di halaman 1dari 59

TRAUMA MATA TAJAM DAN

TUMPUL

Preseptor:
Ika Rahmawati,dr.,Sp.M.

Presentan:
Deunika Diananda
Ghea Naluritha S
Linda Junaedi
TRAUMA MATA TAJAM
DAN TUMPUL
Trauma pada mata

✣ Merupakan tindakan sengaja maupun tidak


sengaja yang menimbulkan perlukaan pada mata.
✣ Merupakan kasus kegawatdaruratan pada mata.
✣ Perlukaan pada mata dapat ringan hingga berat
-> kebutaan hingga kehilangan mata.
Klasifikasi Trauma pada Mata

✣ Trauma Fisis
✣ Trauma Mekanis
✣ Trauma Kimiawi
• Retinopati solaris
• Retinopati alat optik
Fisik • Retinopati radiasi

• Trauma tumpul
Mekani • Taruma tembus/Tajam
s

• Trauma basa
• Trauma asam
Kimiawi
Klasifikasi Ocular Trauma Berdasarkan Birmingham Eye Trauma
Terminology (BETT)

Types of Ocular
injuries

Closed globe
Open globe injuries
injuries

Blun
Rupture Lacerations Burns Lamellar Laceration
Trauma/Contusions

Intraoucular foreign
Penetrating trauma Perforating trauma
bodies
Term Definition & Explaination

Eyewall/dinding bola mata Sclera dan kornea

Closed globe injury Luka pada dinding bola mata, trauma tidak merusak intraokuler.

Open globe injury Mengenai keseluruhan dinding bola mata.

Kontusio Tidak ada luka keseluruhan bola mata. Trauma yang disebabkan
oleh energi langsung dari objek.

Lamella laceration Trauma tertutup bola mata yang ditandai luka yang mengenai
sebagian ketebalan dinding bola mata.

Rupture Luka keseluruhan pada dinding bola mata karena objek yang
tumpul. Mempengaruhi TIO.

Laserasi Lukayaneg mengenai seluruh dinding bola mata, disebakan benda


tajam. Trauma penetrasi ataupun perforasi.

Trauma penetrasi Luka yang masuk/entrance wound. Beberapa luka, setiap luka
penyebab berbeda.

Trauma perforasi Luka yang masuk dan keluar (entrance & exit). Penyebab yang
sama.
Penyakit Tanda dan Gejala
Trauma kimia Mata sakit atau panas, dapat
merah dan kelopak mata
sembab.
Perdarahan subkonjungtiva Tidak sakit dan penglihatan
normal.
Aberasi kornea Mata sakit, mata berair
Fraktur orbita Sakit saat pergerakan mata,
penglihatan ganda, Hifema, sakit,
penglihatan terganggu.
Laserasi konjungtiva Sakit, merah, rasa kelilipan.
Benda asing pada kornea Rasa kelilipan, mata berair,
penglihatan terganggu, silau.
Keratitis akibat sinar UV Sakit, silau, mata merah, merasa
kelilipan.
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
Konjungtiva
Merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak mata
✣ Mengandung kelenjar musin (bersifat membasahi bola mata
terutama kornea), yang dihasilkan oleh sel Goblet
✣ Tiga bagian :
- tarsal
- bulbi
- forniks
Edema Konjungtiva

✣ Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir


dapat menjadi kemotik akibat trauma tumpul
✣ Apabila kelopak mata terpajan dan langsung
terkena angin tanpa dapat mengedip → edema
pada konjungtiva
✣ Kemotik konjungtiva berat → palpebrae tidak
menutup → bertambah rangsangan terhadap
konjungtiva
✣ Dapat diberikan dekongestan (untuk mencegah
pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva)
✣ Pada kemotik konjungtiva berat, dapat dilakukan disisi →
cairan keluar melalui insisi tersebut
Hematoma Subkonjungtiva
✣ Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat bawah
konjungtiva (a. konjungtiva dan a. episklera)
✣ Diakibatkan :
- batuk rejan,
- trauma tumpul basis kranil (hematoma kaca
mata), atau
- pada keadaan PD yang rentan dan mudah
pecah
PD pecah, sering terjadi :
✣ Usia lanjut;
✣ Hipertensi;
✣ Arteriosklerosis;
✣ Konjungtiva yang meradang;
✣ Anemia
Manifestasi Klinis :

✣ Tampak merah dengan batas tegas; (bila dengan


penekanan tidak menghilang)
✣ Perubahan warna :
- membiru
- menipis
✣ Kemosis (edema)
✣ Krepitus konjungtiva
Pemeriksaan :
✣ Funduskopi
✣ Ekspolarai bola mata
(bila tekanan bola mata rendah dengan pupil
lonjong disertai penglihatan menurun dan
hematoma subkonjungtiva) → mencari
kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli
Penatalaksanaan :

✣ Kompres air hangat


✣ Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau
diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati.
Trauma Tumpul Kornea
Selaput bening mata (yang tembus cahaya),
merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata
sebelah depan. Terdiri dari :
✣ Epithelium
✣ Bowman’s layer
✣ Stroma
✣ Descemet’s membrane
✣ Endothelium
✣ Trauma tumpul yang keras dan cepat → edema
kornea → ruptur membran descement
✣ Keluhan :
- penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi
sekitar bola lampu/ sumber cahaya yg dilihat
- kornea terlihat keruh (uji plasido +)
✣ Edema kornea berat → masuknya serbukan sel
radang & neovaskularisasi → jaringan stroma kornea
Penatalaksanaan :
✣ Larutan hipertonik NaCl 5% /garam hipertonik 2-8%, glukose
40% dan larutan albumin
✣ Asetazolamide (bila terdapat peninggian tekanan bola mata)

̋ penyulit trauma kornea yang berat terjadinya kerusakan descemet


yg lama → keratopati bulosa → rasa sakit dan menurunkan tajam
penglihatan akibat astigmatisme iregular .
Erosi Kornea

Terkelupasnya epitel kornea yang dapat


diakibatkan : gesekkan keras pada epitel kornea.
Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran
basal.
Manifestasi Klinis :
✣ Nyeri hebat
✣ Mata berair dengan blefarospasme lakrimasi
✣ Fotofobia
✣ Penglihatan terganggu oleh media kornea yang keruh
(perhatikan timbulnya infeksi)
✣ Akan terlihat defek epitel kornea (diberi pewarnaan fluoresein
→ berwarna hijau)
Penatalaksanaan :
✣ Anastesi topikal
Memeriksa tajam penglihatan dan menghilangkan rasa sakit yang hebat)
✣ Antibiotik (Neosporin, Kloramfenikol, Sulfasetamid tetes mata)
Mencegah infeksi bakteri
✣ Sikloplegik (Tropikamida)
Rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar
✣ Pasien di bebat tekan selama 24 jam
(erosi yang kecil biasanya akan tertutup kembali
setelah 48 jam).
Erosi Kornea Rekuren
Biasanya terjadi akibat cedera yang merusak membran basal atau
tukak metaherpetik
✣ Terjadinya erosi kornea berulang → epitel tidak dapat
bertahan pada defek epitel kornea
✣ Biasanya membran basal yang rusak akan kembali normal
setelah 6 minggu
Penatalaksanaan :
Tujuan :
Melumas permukaan kornea → regenerasi epitel tidak cepat
terlepas untuk membentuk membran basal kornea
✣ Siklopegik (menghilangkan rasa sakit/ menurunkan gejala
radang uvea)
✣ Antibiotik (bentuk tetes & mata ditutup untuk mempercepat
tumbuh epitel baru dan mencegah infeksi sekunder)
✣ Lensa kontak lembek
Trauma Tumpul Uvea
A. Iridoplegia
✣ Dapat mengakibatkan kelumpuhan otot sfingter pupil/ iridoplegia → pupil
menjadi lebar atau midriasis
Manifestasi Klinis :
✣ Sukar melihat dekat (gangguan akomodasi)
✣ Silau (masuknya sinar pada pupil)
✣ Pupil tidak samar besar /anisokoria
✣ Bentuk ireguler
✣ Pupil tidak bereaksi terhadap sinar
Penatalaksanaan :
✣ Diberikan istirahat (mencegah kelelahan sfingter)
✣ Roboransia
B. Iridodialisis
Trauma tumpul → robekan pada pangkal iris sehingga bentuk
pupil menjadi berubah.
Manifestasi Klinis :
✣ Penglihatan ganda dengan satu matanya
✣ Terlihat pupil lonjong. Biasanya terjadi bersama-sama dengan
bentuknya hifema
Penatalaksanaan :
✣ Pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang
terlepas
C. Hifema
Terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah
iris atau badan siliar.
Manifestasi Klinis :
✣ Mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme
✣ Penglihatan menurun
✣ Hifema terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan
✣ Kadang terlihat iridoplegia atau iridodialisis
Penatalaksanaan :
✣ Tidur yang ditinggikan 30 derajat pada kepala, dan mata di
tutup
✣ Asetazolamid (bila terjadi penyulit glaukoma)
✣ Parasentesis (pada pasien dengan hifema bila terlihat tanda-
tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder, hifema penuh dan
berwarna hitam)
✣ Uveitis anterior (tetes mata midriatik dan streoid topikal)
(Bila terlihat tanda radang berat → steroid sistemik)
Trauma Tumpul Lensa

A. Dislokasi Lensa
Terjadi putusnya zonula Zinn yang akan mengakibatkan kedudukan
lensa terganggu
B. Subluksasi Lensa
Terjadi putusnya sebagian zonula Zinn sehingga lensa
berpindah tempat
(dapat juga terjadi : pasien menderita kelainan pada zonula Zinn
yang rapuh : Shindrom Marphan)
Manifestasi Klinis :
✣ Penglihatan berkurang (gambaran iris : iridodonesis)
✣ Lensa elastis menjadi cembung (mendorong iris kedepan →
sudut bilik mata tertutup → glaukoma sekunder)
✣ Mata menjadi lebih miopik
C. Luksasi Lensa Anterior
Pasien mengeluhkan :
✣ Penglihatan menurun mendadak
✣ Rasa sakit hebat
✣ Muntah
✣ Mata merah dengan blefarospasme
✣ Injeksi siliar berat
✣ Edema kornea
✣ Iris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar
✣ Tekanan bola mata tinggi
D. Luksasi Lensa Posterior
✣ Pasien mengeluhkan adanya skotoma pada lapang
pandangnya akibat lensa
✣ Menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau afakia
✣ Pasien melihat normal dengan lensa +12.0 dioptri untuk
jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans
✣ Lensa yang terlalu lama berada pada polus posterior →
penyulit akibat degenerasi lensa (glaukoma fakolitik/uveitis
fakotoksik)
✣ Bila luksasi menimbulkan penyulit → ekstrasi lensa
E. Katarak Trauma
✣ Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior
dan posterior
✣ Kontusio lensa menimbulkan katarak : bintang dan dapat pula
dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) → cincin Vossisus
✣ Trauma tembus besar pada lensa → terbentuknya katarak
dengan cepat disertai dengan terdapat masa lensa di dalam
bilik mata depan
Penatalaksanaan :
✣ Bila terjadi pada anak :
- Dipertimbangkan terjadinya ambliopia (dapat dipasang lensa inta
okular primer atau sekunder)
- Pada katarak trauma
✣ Apabila tidak terdapat penyulit, dapat ditunggu sampai mata
menjadi tenang
✣ Bila terjadi penyulit (glaukoma, uveitis)
Ekstraksi lensa
✣ Pada beberapa pasien dapat berbentuk cincin Sommering pada pupil
→ dapat mengurangi tajam penglihatan (disertai perdarahan, ablasi
retina, uveitis/salah letak lensa)
F. Cincin Vossius

✣ Yang merupakan cincin berpigmen yang terletak


tepat dibelakang pupil yang dapat terjadi segera
setelah trauma
✣ Cincin hanya menunjukkan tanda bahwa mata
tersebut telah mengalami suatu trauma tumpul
Dislokasi Lensa Cincin Vossius
Trauma tumpul retina dan koroid
Edema retina dan koroid
- Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina.
- Edema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-
abu.
- Edema retina akibat trauma tumpul juga mengakibatkan edema
makula sehingga tidak terdapat cherry red spot
Ablasi retina
- Trauma merupakan pencetus untuk ablasi retina
- Faktor risiko lain: retian tipis akibat retinitis, miopia, dan proses
degenerasi retina lainnya.
- Gejala: seeperti adanya selaput yang seperti tabir mengganggu lapang
pandangnya. Bila mengenai atau menutup daerah makula maka tajam
penglihatan akan menurun.
- Funduskopi: retina berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok, kadang terlihat seperti terputus-
putus
- Pasien harus dirawat secepatnya dan dilakukan pembedahan.
Ruptur koroid

- Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan


melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik
- Bila ruptur koroid mngenai daerah makula lutea maka tajam
penglihatan akan turun dengan sangat.
- Bila terjadi perdarahan subretina maka ruptur tidak akan terlihat
- Bila perdarahan sudah diabsorpsi maka akan terlihat bagian
ruptur berwarna putih karena sklera terlihat langsung tanpa
tertutup koroid.
Trauma tumpul saraf optik

Avulsi papil saraf optik


- Saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata
- Mengakibatkan turunnya tajam penglihatan yang berat
dan sering berakhir dengan kebutaan.
- Penderita ini perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi
retina dan saraf optiknya.
Optik neuropati traumatik
- Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik
demikian pula perdarahan dan edema sekitar saraf optik.
- Penglihatan berkurang, dapat ditemukan gangguan penglihatan
warna dan lapang pandang.
- Pengobatan pada waktu akut adalah dengan memberi steroid.
Bila penglihatan memburuk setelah steroid maka perlu
dipertimbangkan untuk pembedahan.
Trauma tembus bola mata
- Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva, bila robekan tidak
melebihi 1 cm, maka tidak perlu dijahit, bila lebih dari 1 cm diperlukan tindakan
penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma.
- Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata
maka akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti:
1. tajam penglihatan menurun
2. Tekanan bola mata rendah
3. Bilik mata dangkal
4. Bentuk dan letak pupil yang berubah
5. Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera
6. Terdapat jaringan yang di prolaps seperti cairan mata, iris,
lensa, badan kaca, atau retina
7. Konjungtiva kemotis

Bila terlihat salah satu tanda di atas atau dicurigai adanya


perforasi bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian
antibiotik topikal dan mata ditutup dan segera dikirm pada
dokter mata untuk dilakukan pembedahan.
- Lakukan pemeriksaan foto untuk mengetahui ada benda
asing yang masuk ke dalam mata
- Pasien juga diberi ani tetanus profilaktik, analgetika, dan
kalau perlu penenang
- Benda asing yang masuk ke dalam bola mata dikeluarkan
dengan virektomi
- Penyulit pada benda asing intraokular adalah endoftalmitis,
panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan
ftisis bulbi
Benda asing intraokular

Benda asing magnetik intraokular


- Benda asing yang magnetik atau tidak akan memberikan
gangguan pada tajam penglihatan . Akan terlihat kerusakan
kornea, lensa , iris ataupun sklera
Prinsip Penanganan Trauma

✣ Mengurangi meluasnya kerusakan jaringan untuk


membatasi daerah yang rusak.
✣ Menghindari infeksi
✣ Meningkatakan prognosa
Penanganan segera pada trauma mata

Pemeriksaan
Anamnesis Penanganan
Fisik
ANAMNESIS

When

Why Where

5W+1H

What Who

How
✣ Kapan terjadinya trauma
✣ Dimana tempat terjadinya trauma
✣ Apa objek penyebab trauma, macam/jenis benda
✣ Dengan siapa? Ada saksi mata.
✣ Apakah mendapatkan pertolongan pertama sebelumnya?
✣ Bagaimana terjadinya kejadian trauma tersebut?
✣ Bagaimana ketajaman penglihatan? Gangguan penglihatan?
✣ Riwayat pemakaian kaca mata? Penyakit mata? Riwayat trauma
pada mata?
Pemeriksaan Fisik
✣ Dilakukan secara hati-hati.
✣ Berikan anestesi lokal/topikal.
✣ Pemeriksaan visus.
✣ Periksa motilitas mata dan sensasi kulit
periorbita.
✣ Palpasi untuk mencari defek pada tulang orbita.
✣ Gunakan senter untuk memeriksa cedera tarsal
palpebra.
✣ Visus
✣ Pemeriksaan eksternal
✣ Pupil / Refleks Pupil
✣ Anterior segment/Bilik mata depan
✣ Oftalmoskop
✣ Intraokular pressure/TIO
✣ Lapang pandang
✣ Ruptur palpebra/konjungtiva.
✣ Kelainan pada kornea : benda asing, abrasi, erosi,
vulnus, dan perforasi.
✣ Bilik mata depan : dalam atau dangkal, hifema, benda
asing atau prolapsus iris.
✣ Rupture bulbi : pupil tidak bulat, khemosis hebat, TIO
menurun.
✣ Limbus kornea : rupture +/-
✣ Kemungkinan adanya benda asing di
kornea/konjungtiva, konjungtiva superior ->
eversikan. Di intraokular.
✣ Reaksi pupil terhadap cahaya. Refleks pupil direk
dan indirek.
✣ Ofaltmoskop direk dan indirek.
Penanganan Segera
✣ Bila terjadi ruptur bola mata -> manipulasi lebih lanjut harus
dihindari, perbaikan secara bedah. Obat sikloplegik atau
antibiotik topikal tidak diberikan sebelum pembedahan.
✣ Pakaikan pelindung mata
✣ Berikan antibiotik sistemik spektrum luas, ciprofloxacin oral
500 mg 2x1.
✣ Analgetik
✣ Antiemetik
✣ Antitoksin tetanus diberikan sesuai kebutuhan.
✣ Perhatian : penggunaan anestesi topikal, zat
warna dan obat lain yang diberikan ke mata yang
cedera harus steril.
Prognosis
✣ Semakin besar gaya atau benda penyebab, maka akan semakin berat
trauma yang terjadi.
✣ Semakin sederhana kerusakan/lesi akan semakin baik prognosisnya.
✣ Semakin kompleks kerusakan, maka prognosis lebih jelek.
✣ Semakin superfisial luka, semakin baik prognosisnya.
✣ Adanya infeksi sekunder -> uveitis, endoftalmitis, panoftalmitis ->
penyulit.
✣ Tindakan kurang tepat -> kerusakan semakin parah.
Pencegahan trauma mata

- Perlindungan pekerja (APD) seperti memakai kaca mata


- Mengerti bahan kimia apa saja yang ada di tempat kerja
- Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin
berbahaya untuk matanya
TERIMAKASIH
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai