Anda di halaman 1dari 39

TRAUMA

MATAALVIN RAMADHAN U
ARIEF PRASIDI
MUHAMMAD DANIAL HENDRIK K
MOHAMMAD ALVIAN SUBHAKTI
DM RSUD WONOSARI
DEFINISI
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun
tidak yang menimbulkan perlukaan mata
merupakan kasus gawat darurat mata.
TRAUMA KIMIA MATA GEJALA KLINIS
• Nyeri hebat disertai rasa terbakar
• Epifora
• Blefarospasme
Trauma yang mengenai
• Fotofobia
bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia • Penurunan visus
baik yang bersifat asam • Rasa mengganjal di mata
ataupun basa, dapat • Mata merah
merusak struktur bola
mata
PATOFISIOLOGI TRAUMA
ASAM
Asam cenderung berikatan dengan protein

Menyebabkan koagulasi protein plasma

Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi (ground glass appearance)

terbatas pada
permukaan luar saja kerusakan lebih lanjut

Asam masuk ke bilik mata depan menimbulkan iritis dan katarak

Ground glass
Gangguan persepsi penglihatan appearance
Patofisiologi Trauma Basa
Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel → penetrasi lebih lanjut

Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati

Edema → terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma, cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi)

Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)

Terjadi gangguan penyembuhan epitel


Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam
PEMERIKSAAN FISIK
Defek epitel kornea
Stroma yang kabur
Perforasi kornea
Reaksi inflamasi KOA
Peningkatan TIO
Kerusakan kelopak mata
Inflamasi konjungtiva
Penurunan ketajaman penglihatan
Pemeriksaan pH bola mata secara berkala
TATALAKSANA
Irigasi


Steroid

Siklopegik

Asam askorbat

Beta blocker/karbonik anhydrase inhibitor

Antibiotik profilaksis

Double eversi pada kelopak mata

Debridemen

Medikamentosa
TRAUMA TUMPUL
1. TRAUMA TUMPUL PALPEBRA

Trauma tumpul → benda yang keras/ tidak keras → manifestasi


echimosis (bruising/ black eye) dan edema.
Hematom Palpebra : pembengkakan/ penimbunan darah dibawah kulit
kelopak mata akibat pecahnya pembuluh darah palpebra
Dini : kompres dingin → menghentikan perdarahan & menghilangkan
rasa sakit
Lama : kompres hangat kelopak mata → memudahkan absorpsi darah
(Ilmu Penyakit Mata, FKUI)
HEMATOMA KACAMATA
Keadaan gawat dimana kelopak mata berwarna hitam
seperti sedang memakai kaca mata hitam
Fraktur basis krinii → pecahnya a. oftalmika →
darah masuk ke rongga orbita → fisura orbita →
terhenti karena ada septum orbita → hitam.
2. TRAUMA TUMPUL
KONJUNGTIVA
Bola mata terpapar angin atau benda luar →
terinfeksi → edema konjungtiva (kemotik
konjungtiva berat)
Mata berair, gatal, blurry atau double vision
Edem konjungtiva → diberikan dekongestan →
mencegah pembendungan cairan dalam selaput lendir
konjungtiva
HEMATOMA
SUBKONJUNGTIVA
Pecahnya a. konjungtiva & a. episklera
Faktor resiko
 Batuk rejan
 Trauma tumpul basis kranii (Hematoma kacamata)
 Pembuluh darah yang rentan dan mudah pecah (USILA, hipertensi,
arteriosklerosis, konjungtivitis, anemia, obat - obatan)
Tatalaksana dini : kompres hangat
Dapat hilang atau diabsorpsi dalam 1 -2 minggu tanpa diobati
3. TRAUMA TUMPUL
KORNEA
EDEMA KORNEA
Ruptur membran descement
Gejala : Penglihatan kabur & Terlihatnya pelangi sekitar bola
lampu atau sumber cahaya yang dilihat
Pemeriksaan : Kornea terlihat keruh & Uji plasido positif
Tatalaksana : Larutan hipertonik NaCl 5% atau larutan garam
hipertonik 2 - 8%, glukosa 40%, dan larutan albumin,
asetazolamin
Penyulit : keratopati bulosa, astigmatisme iregular
EROSI KORNEA
Terkelupasnya epitel kornea akibat gesekan keras pada epitel
kornea
Gejala : Nyeri sekali, Mata berair, Blefarospasme, Lakrimasi,
Fotofobia, Penglihatan terganggu karena kornea yang keruh
Pemeriksaan : Defek pada kornea → Fluorosensi hijau
Tatalaksana :
 Anestesi topikal → menghilangkan rasa sakit
 Antibiotik (neosporin, kloramfenikol, sulfasetamid tetes)
 Dibebat tekan 24 jam → erosi yang kecil akan tertutup kembali
setelah 48 jam
4. TRAUMA TUMPUL
UVEA
IRIDOPLAGIA
Kelumpuhan otot sfingter pupil → pupil jadi lebih lebar/
midriasis
Gejala : Sukar melihat dekat → gangguan akomodasi, Silau
(gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil)
Pemeriksaan :
 Pupil tampak tidak sama besar/ anisokoria
 Bentuk pupil ireguler & Pupil tidak bereaksi terhadap sinar
Tatalaksana : istirahat → mencegah adanya kelelahan sfingter &
pemberian reborantia
IRIDODIALISIS
 Robekan pangkal iris → bentuk pupil menjadi berubah
 Gejala : Pasien akan melihat ganda dengan satu mata
 Pemeriksaan : Pupil tampak lonjong
 (±) hifema
 Tatalaksana : pembedahan dengan reposisi pangkal iris
yang terlepas
5. TRAUMA TUMPUL
LENSA
DISLOKASI LENSA
Akibat putusnya zonula zinn sehingga kedudukan lensa terganggu
Subluksasi Lensa
Putusnya sebagian zonula zinn sehingga lensa berpindah tempat
spontan → zonula zinn yang rapuh (Sindrom Marphan)
Lensa yang elastis → cembung → mendorong iris kedepan →
sudut bilik mata tertutup → glaukoma sekunder
Gejala : penglihatan berkurang
Penyulit : glaukoma sekunder & uveitis
Tatalaksana : kacamata koreksi yang sesuai, ekstraksi lensa
LUKSASI LENSA
PutusnyaANTERIOR
seluruh zonula zinn di sekitar ekuator → lensa →
ke bilik mata depan
Gejala : Penglihatan menurun mendadak, Rasa sakit yang
sangat, Muntah, Mata merah, Blefarospasme, Injeksi siliar
yang berat, Edema kornea, Tekanan bola mata tinggi
Tatalaksana : asetazolamin → menurunkan tekanan bola
mata, ekstraksi lensa
• Komplikasi : glaukoma kongestif akut
LUKSASI LENSA
POSTERIOR
Putusnya zonul zinn di seluruh lingkaran ekuator dan
lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di
dataran bawah polus posterior fondus okuli
Gejala : skotoma pada lapang pandang/
berkurangnya lapang pandang, gejala mata tanpa
lensa/ afakia
Penyulit : glaukoma fakolitik, uveitis fakotoksik
Tatalaksana : ekstraksi lensa
KATARAK TRAUMA
Trauma tumpul →katarak subkapsular anterior atau posterior
Trauma tembus dapat terjadi katarak lebih cepat
 Perforasi kecil → menutup lebih cepat → kekeruhan terbatas
 Perforasi besar → katarak terbentuk cepat
Penyulit : glaukoma, uveitis
Cincin vossius
Cincin berpigmen yang terletak tepat dibelakang pupil dapat
terjadi segera setelah trauma yang merupakan deposit pigmen iris
pada dataran depan lensa (tampak seperti stempel jari)
6. TRAUMA TUMPUL RETINA DAN
KOROID
EDEMA RETINA DAN KOROID
Gejala : penglihatan segera menurun
Warna retina lebih abu - abu
Oklusi arteri retina sentral → cherry red spot
Trauma tumpul → edema makula → tidak ada cherry red spot
Edema makula/ edema berlin → edema luas → seluruh polus
posterior fundus okuli berwarna abu - abu & pembuluh darah
tampak lebih jelas
Akan terjadi kekeruhan dan tidak terdapat cairan interselular
ABLASI RETINA
Terlepasnya retina dari koroid
Faktor resiko : retina tipis (retinitis semata), miopia, degenerasi
Gejala : gangguan lapang pandang, penglihatan menurun
Pemeriksaan funduskopi : retina berwarna abu - abu dengan
pembuluh darah terlihat terangkat & berkelok - kelok
Ruptur koroid
Perdarahan subretina
Ruptur terletak di polus posterior bola mata dan melingkar
konsentris di sekitar pupil saraf optik
Jika mengenai makula lutea → penglihatan menurun
7. TRAUMA SARAF
OPTIK
AVULSI SARAF OPTIK
Saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata
Gejala :Turun tajam penglihatan yang berat →Kebutaan

Optik neuropati traumatik


Trauma tumpul → kompresi pada saraf optik, perdarahan,
edema sekitar saraf optik
Penglihatan berkurang, gangguan penglihatan warna dan
lapang pandang
DD : trauma retina, perdarahan badan kaca
Tatalaksana : Akut → steroid, memburuk → pembedahan
TRAUMA TEMBUS
BOLA MATA
Trauma tembus (Penetrasi) adalah trauma yang
mengakibatkan adanya luka yang menembus
intraokular. Dapat menyebabkan gangguan pada
lapisan mata terluar tanpa menganggu kontinuitas
anatomi seluruh mata

Perforasi akibat trauma adalah adanya laserasi akibat


trauma yang mengakibatkan keluarnya jaringan
mata/ gangguan struktur anatomi.
TANDA - TANDA TEMBUS
BOLA MATA
 Nyeri
 Tajam penglihatan yang menurun
 Tekanan bola mata rendah
 Bilik mata dangkal
 Bentuk dan letak pupil yang berubah
 Terlihat ada ruptur pada kornea atau sklera
 Terdapat jaringan yang di prolaps seperti cairan mata, iris,
lensa, badan kaca, atau retina
 konjungtiva kemotis
TATALAKSANA
Analgesik
Antibiotik / Antitetanus
Mata ditutup
Rujuk dokter spesialis mata
Tidak boleh diberikan steroid lokal
•Robekan konjungtiva < 1 cm tidak perlu penjahitan
Robekan konjungtiva > 1 cm → Penjahitan untuk
mencegah terjadi granuloma
HIFEMA
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam
bilik mata depan yang bersal dari pembuluh darah iris GEJALA
dan badan siliar yang pecah yang dapat terjadi Penurunan penglihatan
akibat trauma ataupun secara spontan, sehinnga mendadak
darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya
mengisisebagian ataupun seluruh isis bilik mata depan Nyeri pada mata
Blefarospasme
Epifora
KLASIFIKASI
Berdasarkan Tampilan Klinis

Berdasarkan Penyabab

Hifema traumatika

Hifema akibat tindakan medis (misalnya


kesalahan prosedur operasi mata).
Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan
badan silier, sehingga pembuluh darah pecah.
Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh
darah (contohnya juvenile xanthogranuloma).
Hifema akibat neoplasma (contohnya
retinoblastoma).
DIAGNOSIS
 Adanya riwayat trauma pada mata
 Pemeriksaan ketajaman penglihatan: menggunakan kartu mata
Snellen; visus dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous
humor, iris dan retina.
 Lapang pandang: penurunan dapat disebabkan oleh patologi
vaskuler okuler, glaukoma.
 Pengukuran tonografi: mengkaji tekanan intra okuler.
 Slit Lamp Biomicroscopy: untuk menentukan kedalaman COA dan
iridocorneal contact, aqueous flare, dan synechia posterior.
 Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler.

Tes provokatif: digunakan untuk menentukan adanya


glaukoma bila TIO normal atau meningkat
TATALAKSANA
NON-OPERATIF OPERATIF
Bedrest total elevasi kepala 45 derajat Parasintesis : Tindakan pembedahan dengan
mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata
Obat anti fibrinolitik depan
Obat anti perdarahan
Tetes mata steroid
Tetes mata siklopegik : sulfas atropine
Obat-obatan anti-glaucoma, timolol maleate
BLOWOUT FRACTURE

Definisi

• Fraktur yang terjadi pada daerah basis orbita, yang dapat


disertai dengan kombinasi fraktur lengkungan zygomatikum,
maxilaris dan tulang-tulang orbital lain.
Etiologi

• Kecelakaan lalu lintas


• Perkelahian
• Kecelakaan pekerjaan (benda jatuh ke bagian wajah, jatuh dari
ketinggian, dll)
• Kecelakaan olahraga (mis: tinju, sepak bola, tenis, dll)
KLASIFIKASI
“Pure” blowout fractures – tekanan dari
luar yang diteruskan ke fragmen tulang
orbita, melibatkan area sentral dari tulang
orbita

“Impure” blow out fracture – melibatkan


fraktur sampai dengan rima orbita
PATOFISIOLOGI
Dua teori mekanisme terjadinya fraktur blowout :
1. Fraktur blowout disebabkan adanya peningkatan tekanan intraorbita yang mendadak
akibat energi yang dikenakan ke bola mata oleh benda tumpul yang diameternya lebih
besar daripada ukuran orbital rim.
2. Bahwa objek yang membentur orbita menimbulkan kompresi pada bagian inferior
tepian orbita, yang kemudian menyebabkan dasar orbita melengkung dan patah.

Teori Hydraulic /
Retropulsion Teori Buckling
TEORI BUCKLING

Suatu konduksi dimana jika suatu benturan


langsung mengenai rima orbita, maka akan
ditransfer menuju tulang yang paling lemah dan
tipis, khususnya dasar orbita dan menyebabkan
fraktur di daerah ini.

Benturan pada rima orbita menyebabkan fraktur


yang besar dari dinding dasar dan dinding medial
orbita. Fraktur ini sering menyebabkan herniasi
dari isi orbita.
TEORI HYDRAULIC / RETROPULSION

Dikemukakan oleh Pfeiffer pada tahun 1943.


Teori ini menyatakan pukulan yang diterima
bola mata ditransmisikan menuju dinding orbita
sehingga menyebabkan fraktur.

Waterhouse juga mempelajari teori ini lebih


mendalam dimana terjadi fraktur kecil pada
anterior dan mid medial tulang dasar orbita
akibat benturan pada bola mata. Herniasi dari
isi orbita juga sering terjadi.
Gejala Klinis

• Ekimosis dan edem palpebra akibat benturan


• Diplopia
• Keterbatasan gerak bola mata ke atas dan ke
bawah
• Hipestesia atau parestesia pada pipi dan gigi
bagian atas.
• Nyeri saat melakukan gerak bola mata
• Proptosis dapat terlihat jika edema berat atau
perdarahan menyertai fraktur dasar orbita.
• Enfotalmus (melesaknya bola mata ke dalam
rongga orbita)
• Bisa terjadi kebutaan akibat rusaknya nervus
optikus.
DIAGNOSIS
Gangguan
Mekanisme
Nyeri gerak bola
Anamnesis cedera (MOI)
mata

Sumber : Saxena et al, 2010

36
DIAGNOSIS
Pemeriksan Early sign
fisik Peri orbital ekimosis
Emphysema dari kelopak mata
Paraesthesia dan anesthesia
Ipsilateral epistaksis
Proptosis

Late sign
Enopthalmos dan mekanikal ptosis
Diplopia
Ekimosis Proptosis Enoftalmus
37
DIAGNOSIS
Foto
Pemeriksaan CT-
Rontge MRI
penunjang Scan
n
Pemeriksan
fisik

Orbital computed tomography


Irregularitas dari orbital floor (CT) dengan potongan koronal.
Hanging drop opacity Herniasi Jaringan lemak orbital keluar ke Foto kepala posisi Waters
sinus maxillaris
38
TATA LAKSANA
Non Surgical Surgical
Indikasi :
Avoid nasal blowing  Diplopia
 Herniasi yang besar ke antrum
Antibiotik sistemik
 Bola mata yg tertarik dan tegang
Analgesik  Enophthalmus
Obat anti inflamasi
Waktu :
Kompres dingin  David J. David (1995)

Penatalaksanaan dini  < 2 minggu post trauma


persistent enophtalmus dan dipoplia karena atropi dari
periorbital tissue dan dari otot ektraocular

Anda mungkin juga menyukai