Anda di halaman 1dari 56

Konsep Dasar Biaya dan

Harga Pokok Produk


Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya
 Akuntansi Biaya secara khusus berkaitan dengan:
• biaya produksi,
• perhitungan harga pokok produk,
• pengendalian biaya, dan
• pengambilan keputusan yang diambil oleh manajemen.

 Untuk menentukan harga pokok secara teliti maka biaya perlu


diklasifikasikan sehingga dapat dipisahkan antara biaya produksi dan biaya
non produksi.

 Konsep Biaya
Untuk membahas akuntansi biaya, perlu dipahami terlebih dahulu konsep biaya
yang meliputi : Cost, Expense, Revenues, Profit & Loss, dan Losses .
Cost adalah harga perolehan dari aktiva yang digunakan dalam aktivitas
bisnis, yaitu jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang, dalam bentuk :
kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lainnya yang
diserahkan/dikorbankan, atau nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan,
atau hutang yang timbul atau tambahan modal.
Contoh :
1. Pembelian mesin Rp. 1.000.000 akan timbul harga perolehan Rp.1.000.000
2. Pembelian bahan baku Rp 200.000 membentuk harga perolehan bahan baku.

Expenses adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan


revenue, dan akan digunakan sebagai pengurang penghasilan.
Contoh :
Apabila mesin dapat dipakai 10 tahun maka biaya penyusutan Rp 100.000 setiap
tahun.
Harga perolehan bahan baku yang dipakai, misalnya Rp. 150.000 membentuk
biaya bahan baku
Revenues adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam
bentuk: kas yang diterima; atau piutang yang timbul; atau nilai aktiva
lainnya yang dapat diterima; atau nilai jasa yang dapat diterima; atau
pengurangan hutang; dalam rangka penjualan barang dagangan; produk
atau jasa yang dilakukan perusahaan kepada pihak lain.

Profit and Loss adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar
antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi
yang sama. Apabila revenue lebih besar dari expenses, maka selisihnya
adalah profit, dan apabila expenses yang lebih besar dari pada revenue
maka selisihnya adalah loss

Losses adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan


karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang
diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.
Perbedaan Expense, Loss, dan Losses

Revenue xxx
Expenses (xxx)
Gross profit or loss xxx
Operating expense (xxx)
Net operating income xxx
Losses (xxx)
Net profit or loss xxx
Penggolongan/Klasifikasi Biaya
• Klasifikasi adalah proses pengelompokkan secara sistematis atas
keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu
yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih
mempunyai arti / lebih penting.
• Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan
digunakan untuk berbagai macam tujuan, penggolongan biaya harus
disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan,
oleh karena itu penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut
digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan
biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya
yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya.
Penggolongan/Klasifikasi Biaya
Beberapa cara penggolongan biaya yang sering dilakukan adalah sebagai
berikut :
I. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi Pokok dari
Kegiatan/Aktivitas Perusahaan.
II. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Akuntansi Dimana Biaya
Akan Dibebankan.
III. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tendensi Perubahannya Terhadap
Aktivitas, atau Kegiatan , atau Volume.
IV. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Objek atau Pusat Biaya yang
Dibiayai.
V. Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya.
VI. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan.
I. Penggolongan Biaya Sesuai Fungsi Pokok dari Kegiatan
Perusahaan
Penggolongan Penggolongan Biaya Sesuai Fungsi Pokok
Keterangan
Fungsi Pokok Perusahaan
Biaya Biaya Biaya 1. Sebelum Revolusi Industri, Biaya Bahan Baku
Fungsi dan Biaya Tenaga Kerja Langsung disebut
Manufaktur/ Bahan Bahan
Produksi
Produksi Baku Baku Prime Cost (Biaya Pokok), karena Biaya
Biaya Overhead Pabrik relatif sangat Kecil. Setelah
Tenaga Revolusi Industri, istilah ini tidak tepat.
Kerja Biaya 2. Biaya Konversi adalah biaya untuk
Langsung Konversi mengubah bahan baku menjadi produk
Biaya
selesai.
FUN BIA Overhead
GSI YA Pabrik Biaya 3. Biaya Pemasaran ditambah Biaya
Produksi/ Administrasi & Umum disebut Biaya
Fungsi Biaya
Pemasaran Pemasaran Manufaktur Komersial dan sering disebut Biaya
Biaya Penempatan ke Pasar.
Fungsi Biaya Komersial 4. Biaya Produksi ditambah Biaya Komersial,
Biaya Non
Administrasi & Administrasi & Produksi / sering disebut Biaya Pembuatan & Penjualan
Umum Umum Periodik ( Cost to make and sell ).
Fungsi Biaya
Keuangan Keuangan Biaya
Total
I. Penggolongan Biaya Sesuai Fungsi Pokok dari Kegiatan
Perusahaan

Fungsi Pokok Kegiatan Perusahaan, dapat digolongkan sebagai berikut :


a. Fungsi produksi
Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
b. Fungsi pemasaran
Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai
yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat
memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan dengan
mengumpulkan kas dari hasil penjualan.
c. Fungsi administrasi dan umum
Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan
agar dapat efektif dan efisien. Berhubungan dengan fungsi lain, tetapi
manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan langsung pada fungsi lain.
d. Fungsi keuangan
Adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Dana selalu dapat
dicukupi dari dalam perusahaan & dari luar perusahaan.

Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka, biaya dikelompokkan menjadi:


1. Biaya Manufaktur/Produksi/Pabrik
2. Biaya Pemasaran
3. Biaya Administrasi dan Umum
4. Biaya Keuangan
1. Biaya Manufaktur/Produksi/Pabrik > a. Biaya Bahan Baku
Penggolongan Barang Dikonsumsi & Biaya Barang Dikonsumsi

Penggolongan Barang Dikonsumsi Pembelian Barang Pemakaian Barang


Harga Perolehan
Biaya Bahan
Bahan Baku (Cost)
Baku
Bahan Baku
Bahan
Bahan Harga Perolehan Biaya Bahan
Penolong Bahan Penolong Penolong
Elemen Biaya
Biaya Supplies & Overhead Pabrik
Dikonsumsi Harga Perolehan
Barang Suku Cadang
Pabrik Supplies & Suku
Dikonsumsi Pabrik
Cadang Pabrik, dsb

Bukan Dikonsumsi Harga Perolehan Biaya Supplies Elemen Biaya


Bahan Pemasaran Supplies Pemasaran Pemasaran
Pemasaran, dsb
Dikonsumsi Elemen Biaya
Administrasi & Harga Perolehan Biaya Supplies
Administrasi
Umum Supplies Kantor, dsb Administrasi
Umum
Berdasarkan kegiatan perusahaan tersebut, maka biaya
dikelompokkan menjadi :
1. Biaya Manufaktur (biaya produksi/biaya pabrik)
Adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi.
Terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu
a. Biaya Bahan Baku
Sebelumnya kita bahas dahulu barang yang dikonsumsi oleh perusahaan, dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Bahan (materials) adalah barang yang akan diproses menjadi produk selesai
atau barang yang akan merupakan bagian dari produk selesai.
2) Barang yang Bukan Bahan adalah barang yang dikonsumsi perusahaan tetapi
tidak merupakan bagian dari produk selesai, misalnya supplies yang dipakai di
pabrik maupun non pabrik, suku cadang yang dipakai di pabrik untuk perbaikan
mesin merupakan barang yang bukan bahan sehingga bukan merupakan
bagian dari produk selesai
Bahan (Materials) dapat digolongkan menjadi :
Bahan Baku (Direct/Raw materials)
Adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.
Sehingga,
Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan
produk. Contoh : pada perusahaan mebel, papan kayu, pipa besi, spon adalah bahan baku.
 Bahan penolong atau bahan pembantu (Indirect materials).
Adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai tetapi pemakaiannya tidak dapat
diikuti jejaknya atau manfaatnya pada produk selesai tertentu, atau nilainya relatif kecil
sehingga meskipun dapat ditelusuri jejak pemakaiannya menjadi tidak praktis atau tidak
bermanfaat. Sehingga,
Biaya bahan penolong adalah harga perolehan bahan penolong yang dipakai di dalam
pengolahan produk.
Dalam menghitung harga pokok produk, biaya bahan penolong diperlakukan sebagai elemen
biaya overhead pabrik. Contoh pada perusahaan mebel : dempul, paku, palmir, plitur adalah
bahan penolong.
b. Biaya Tenaga Kerja (Labour)

Penggolongan Tenaga Kerja & Biaya Tenaga Kerja

Penggolongan Tenaga Kerja Balas Jasa ( Teken Prestasi ) Tenaga Kerja


Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja
Pabrik Pabrik (Produksi)
Biaya Tenaga Kerja Elemen Biaya
Tidak Langsung Overhead

Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja Elemen Biaya


Tenaga Kerja
Pemasaran Pemasaran Pemasaran

Tenaga Kerja
Biaya Tenaga Kerja Elemen Biaya
Administrasi
Administrasi Umum Administrasi Umum
Umum
b. Biaya Tenaga Kerja (Labour)
Tenaga kerja adalah semua karyawan perusahaan yang memberikan jasa kepada
perusahaan, sehingga,
Biaya Tenaga Kerja (BTK) adalah semua balas jasa yang diberikan perusahaan
kepada semua karyawan.
BTK sesuai fungsi di mana perusahaan berada, dapat digolongkan menjadi :
 Biaya Tenaga Kerja Pabrik/Produksi,
 Biaya Tenaga Kerja Pemasaran,
 Biaya Tenaga Kerja Adm & Umum.

Biaya tenaga kerja di pabrik dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
 Biaya tenaga kerja langsung (Direct/Touch labour) adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
 Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labour) adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh
perusahaan.
c. Biaya Overhead pabrik (factory overhead cost)
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang
elemennya dapat digolongkan ke dalam :
1. Biaya bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4. Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5. Biaya listrik, air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Biaya overhead lain-lain
Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik, semua departemen
pembantu merupakan elemen biaya overhead pabrik
2. Biaya Pemasaran
Adalah biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan
piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan :
a. Fungsi penjualan
b. Fungsi penggudangan produk selesai
c. Fungsi pengepakan dan pengiriman
d. Fungsi periklanan
e. Fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang
f. fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan
3. Biaya administrasi dan umum
Adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini
terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini adalah gaji pimpinan tertinggi
perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan, dsb.
4. Biaya Keuangan
Adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan, misalnya biaya
bunga
II. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Akuntansi dimana Biaya Dibebankan

Manfaat
Diagram Test Pengeluaran
Beberapa Periode
Akuntansi/Periode
yang akan Datang
Satu Periode Harga
(1) Pengeluaran
Akuntansi atau Kurang Perolehan Biaya
Modal (Capital
/ Saat ini (Kapitalisasi
Expenditures)
Asset)

Jumlah Relatif (3)


Besar Pengeluaran
Pengeluaran (2) Penghasilan
Biaya
Kecil (4) (Revenues
Expenditures)
Keputusan
Manajemen
II. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Akuntansi
dimana Biaya Dibebankan
Untuk dapat menggolongkan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana
biaya dibebankan, lebih dahulu perlu dibahas pengeluaran (expenditures),
dimana pengeluaran akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tsb akan
menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran adalah sbb :
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa
periode akuntansi yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini
dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, akan diperlakukan sebagai
biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.
b. Pengeluaran Penghasilan ( Revenue Expenditures)
Pengeluaran penghasilan adalah pengeluaran yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi.
Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam
biaya, atau tidak dikapitalisasikan sebagai aktiva.
III. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tendensi Perubahannya terhadap Aktivitas atau Kegiatan atau Volume.

(Rp. 000,-)
Grafik Perilaku Biaya (Rp. 000,-)

10 10

8 8
y = bx
6 6 y=a

4 4

2 2

X ( 000,- ) X ( 000,-)
2 4 6 8 10 2 4 6 8 10

Grafik Biaya Variabel Grafik Biaya Tetap


Y
(Rp. 000,-)

10 Y = Jumlah Total Biaya


8 a = Jumlah Total Biaya Tetap
6 y = a + bx
b = Biaya Variabel Satuan
x = Volume Kegiatan
4

X ( 000,-)
2 4 6 8 10

Grafik Biaya Semi Variabel


III. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tendensi Perubahannya terhadap
Aktivitas atau Kegiatan atau Volume
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Karakeristik :
 Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
 Biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume
kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah
volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Karakteristik :
 Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total
biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya
variabel
 Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan,
jadi biaya satuan konstan
c. Biaya Semi variabel
Karakteristik :
 Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
 Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah berbalik dihubungkan
dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai
dengan tingkatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan, semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan
IV. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya
yang dibiayai
Biaya ini dihubungkan dengan :
 Produk yang dihasilkan,
 Departemen-departemen yang ada dalam pabrik,
 Daerah pemasaran,
 Bagian-bagian dalam organisasi yang lain, atau bahkan
 Individu,
Biaya ini dibagi menjadi :
a. Biaya langsung (Direct cost)
Adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada
objek atau pusat biaya tertentu
b.Biaya tidak langsung (Indirect cost)
Adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan
pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati
oleh beberapa objek atau pusat biaya
IV. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai
Hubungan Penggolongan Biaya Sesuai Objek atau Pusat Biaya
Biaya
Direct Cost Indirect Cost
1 Produk yang Direct Cost to Biaya Bahan Baku & Biaya Tenaga Kerja Indirect Cost to Biaya OverheadPabrik
dihasilkan Product langsung Product
2 Departemen- Direct Cost to Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Indirect Cost to Biaya Overhead (BTK-Tidak
departemen Departement/ langsung, Biaya Overhead (Biaya Bahan Departement/ Langsung, Biaya Penyusutan
Direct Departmental Penolong, BTK-Tidak Langsung, Biaya Indirect Bangunan Pabrik-Tunggal)
dalam pabrik Penyusutan Mesin, Biaya Penyusutan
Expense Departmental
Pabrik ) Expense

3 Daerah Direct Cost to Gaji Ka.Cab & Staff Regional Pemasaran Indirect Cost to Gaji Manajer Pemasaran Kantor
pemasaran Distribution Area Distribution Area Pusat

4 Bagian-bagian
dalam organisasi
yang lain

5 Individu
Departemen di dalam pabrik dapat dikelompokkan menjadi 2 :
1. Departemen Produksi (Producing Departement)
adalah departemen atau bagian di dalam pabrik di mana dilakukan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang dihasilkan baik
dengan tangan (manual) maupun dengan mesin.
Dalam suatu pabrik, departemen produksi umumnya dibagi ke dalam
pusat biaya yang lebih kecil berdasar tahap-tahap pengolahan produk /
kelompok mesin
2. Departemen Jasa atau Departemen Pembantu (Service
Departement)
adalah departemen atau bagian di dalam pabrik di mana pada
departemen tersebut tidak dilakukan pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai atau pengolahan bagian produk selesai, akan tetapi
departemen tsb menghasilkan jasa yang akan dinikmati oleh departemen
lain, baik departemen produksi maupun departemen pembantu yang lain
V. Penggolongan Biaya untuk tujuan Pengendalian Biaya
Terbagi ke dalam kelompok :
a. Biaya Terkendali (Controllable cost)
Yaitu biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan
tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya tidak Terkendalikan (Uncontrollable Cost)
Yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat / pimpinan tertentu
berdasarkan wewenang yang ia miliki dalam jangka waktu tertentu.
Pedoman / batasan tanggungjawab :
1. Memiliki wewenang mendapatkan/menggunakan barang/jasa
2. Secara berarti tindakan sendiri dapat mempengaruhi jumlah biaya
3. Telah ditunjuk manajemen untuk membantu orang yang bertanggungjawab
VI. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan
Keputusan
Terbagi dalam kelompok :
a. Biaya Relevan (Relevant Cost)
Adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena
itu biaya tsb harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau lebih dari
2 alternatif.
b. Biaya tidak relevan (Irrelevant Cost)
Biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu
biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses
pengambilan keputusan.
Contoh pengambilan keputusan diantaranya adalah membeli atau membuat
produk, menerima atau menolak pesanan khusus, mengganti atau tetap
memakai mesin lama, dll
Metode Pengumpulan Harga Pokok
Dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau
kontrak dapat dipisahkan identitasnya.
2. Metode Harga Pokok Proses ( Process Cost Method)
Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk
setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan.
1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)

Formulir
Permintaan
Bahan

Pesanan
Pesanan
Produksi Kartu Jam Tenaga
Penjualan KARTU
(Production Kerja Langsung
(Sales Order) BIAYA
Order)
Kita Simak,
Aliran dokumen Tarif Overhead
Metode Harga Pokok Yg ditentukan
Proses !!!!. dimuka
1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)

Costing System

Contoh
Contoh perusahaan
perusahaan ::
1.
1. PT.
PT. Wijaya
Wijaya Karya
Karya (perusahaan
(perusahaan konstruksi
konstruksi bangunan)
bangunan)
2.
2. RS.
RS. Hasan
Hasan Sadikin
Sadikin (perawatan
(perawatan kesehatan)
kesehatan)
Job-order
3.
3. Ruhut
Ruhut Sitompul
Sitompul && Rekan
Rekan Lawyer
Lawyer Firm
Firm (Bantuan
(Bantuan hukum)
hukum) Cost
 Setiap periode memproduksi banyak jenis produk yang berbeda.
 Produk dibuat sesuai pesanan customer.
 Biaya ditelusuri dan dialokasikan ke Setiap pekerjaan
  
2. Metode Harga Pokok Proses ( Process Cost Method)
Costing
System

Memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar.


 Setiap satu unitProcess
produk tidak dapat dibedakan dengan unit produk lainnya.
Costing
 Setiap unit dibebani biaya yang sama setiap periode.

Contoh
Contoh perusahaan:
perusahaan:
1.
1. PT.
PT. Holchim
Holchim Indonesia
Indonesia Tbk.
Tbk. (produksi
(produksi semen)
semen)
2.
2. PT.
PT. Krakatau
Krakatau Steel
Steel (pengolahan
(pengolahan baja)
baja)
3.
3. Coca-Cola
Coca-Cola (meracik
(meracik dan
dan mengemas
mengemas minuman)
minuman)
Job Order Costing vs Proses Costing
Perbedaan Job Order Costing Proses Costing
Dasar kegiatan produksi Pesanan pelanggan Budget produksi
Tujuan produksi Untuk melayani pesanan Untuk persediaan yg akan dijual

Bentuk produk Tergantung spesifikasi pemesan Homogen dan standar

Biaya produksi dikumpulkan Setiap pesanan Setiap satuan waktu

Kapan biaya produksi dihitung Pada saat suatu pesanan selesai Pada akhir periode / satuan waktu
diproduksi
Menghitung harga pokok Harga pokok pesanan ttt Harga pokok periode ttt
Jml produk pesanan ybs Jml produk periode ybs
Contoh perusahaan Percetakan, kontraktor, konsultan, Semen, kertas, tekstil, penyulingan
akuntan minyak, PLN, air minum, pabrik gula
Modifikasi Metode Harga Pokok
Biasanya perusahaan dapat menggunakan kombinasi job order costing dan proses
costing secara bersamaan, misalnya pada perusahaan mebel, disamping melayani
pesanan juga membuat mebel untuk persediaan yang kemudian dijual. Contoh
modifikasi adalah :
a) Harga Pokok Pesanan Berganda (Multiple Job Cost Method)
Biasanya digunakan oleh perusahaan kontraktor bangunan yang mengerjakan
kontrak untuk jangka panjang dan terdiri dari beberapa tahap pekerjaan, maka harga
pokok pesanan harus diselenggarakan untuk setiap tahap pekerjaan. Misalnya
kontrak pembangunan proyek penyulingan minyak dan gas, tahap pekerjaannya
dapat dibagi menjadi :
1. Tahap perataan tanah dan jalan ke lokasi pabrik
2. Tahap pembangunan bangunan pabrik dan kantor
3. Tahap pemasangan mesin-mesin
4. Tahap pemasangan pipa dari aliran minyak dan gas
5. Tahap pembangunan sarana pelabuhan
6. Tahap pembangunan perumahan dsb
b. Metode Harga Pokok Kelas / Jenis (Class Cost Method)
Dalam beberapa perusahaan dapat menghasilkan beberapa jenis produk
yang dapat digolongkan ke dalam kelas atau kelompok-kelompok tertentu.
Misalnya pada pabrik botol dapat dihasilkan 150 jenis botol yang berbeda-
beda, ukuran maupun bentuknya dalam pembuatan botol dipengaruhi
oleh warna botol yaitu untuk botol yang warnanya sama digunakan bahan
dengan komposisi dasar yang sama, maka jenis botol tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam botol hijau misalnya 40 jenis, botol putih 60
jenis, dan botol coklat 50 jenis.
Biaya dikumpulkan berdasar golongan, yaitu warna botol, dan selanjutnya
dialokasikan pada setiap jenis botol misalnya berat botol atau jam mesin
pengerjaan.
c. Metode Harga Pokok Perakitan (Assembly Cost Method)
Pada beberapa perusahaan, ada yang melakukan proses produksi
dengan membeli seluruh atau sebagian bagian produk (suku cadang) dari
pihak luar kemudian dirakit menjadi beberapa jenis produk, misalnya
pada suatu perusahaan perakitan kendaraan bermotor dapat merakit
kendaraan merk Toyota, Daihatsu dsb.
Kendaraan merk tsb masih dapat terbagi lagi, misalnya Toyota dibagi
menjadi Kijang, Corolla, dll. Ditinjau dari tujuan produksi, produk yang
dirakit untuk persediaan yang kemudian dijual, tetapi harga pokok harus
dikumpulkan untuk setiap jenis kendaraan dan merk yang dirakit.
Sistem Akuntansi Biaya
Merupakan bagian dari Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan di dalam
perusahaan secara keseluruhan.
Sistem akuntansi biaya adalah organisasi dari formulir, catatan-catatan dan laporan-
laporan yang terkoordinasi dengan tujuan untuk melaksanakan kegiatan dan
merupakan informasi bagi biaya manajemen. Terbagi menjadi 2 golongan :
1. Sistem harga pokok sesungguhnya (Historical Cost System)
Adalah pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan harga pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati.
Pada sistem ini, harga pokok produk, pesanan, atau jasa baru dapat dihitung pada
akhir periode setelah biaya yang sesungguhnya dikumpulkan.
Apabila dihubungkan dengan tujuan pokok akuntansi biaya, sistem ini hanya dapat
dipakai untuk tujuan penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan.
Sedangkan untuk tujuan lainnya yaitu perencanaan dan pengendalian biaya serta
pengambilan keputusan oleh manajemen, sistem harga pokok yang sesungguhnya
tidak dapat memuaskan atau menyajikan informasi untuk tujuan tersebut
2. Sistem Harga Pokok yang Ditentukan di muka (Predetermined
Cost System)
Agar tujuan pokok akuntansi iaya dapat dicapai perlu digunakan sistem harga pokok
ditentukan di muka (predeterminded cost system).
Sistem ini adalah sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan
atau jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan di muka sebelum
suatu produk atau jasa yang dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan di
muka sebelum suatu produk atau pesanan atau jasa mulai dikerjakan.
Contoh : Penetapan harga pokok pada proses perencanaan dan pengambilan
keputusan.
Laporan Keuangan
Sebagaimana halnya pada Perusahaan Perdagangan, akuntansi untuk
Perusahaan Manufaktur menghasilkan Laporan Keuangan yang terdiri atas :
Neraca, Laporan Rugi-Laba dan Laporan Laba Yang Ditahan.
 
NERACA
Pos-pos Aktiva, Hutang dan Modal perusahaan yang terdapat pada Neraca
Perusahaan Manufaktur pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan yang
terdapat pada Neraca Perusahaan Perdagangan.
Hanya saja karena jenis operasinya yang berbeda pada Perusahaan
Manufaktur, yaitu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, maka pada
sisi Aktiva dalam hal ini pos Persediaan, terdiri atas Persediaan Bahan Baku,
Persediaan Bahan Pembantu, Persediaan Produk Dalam Proses dan
Persediaan Produk Selesai.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hal tersebut, berikut
ini di­berikan contoh mengenai Neraca dari Perusahaan Manufaktur (Per­
hatikan pos Persediaan dan aktiva tetap dalam Neraca di halaman berikut)
PT JAKARTA
Balance Sheet
December 31, 2010
Assets   Liabilities and stockholder equity
Cash  62.000Current liabilities
Accounts Receivable 160.000   Accounts Payable  60.000
Allowance for bad debt  2000 158.000Payroll Payable  15.000

Prepaid Insurance 1.000  Total Current liabilities 75.000


Material Inventories 38.000  

Work in Process inventories 80.000   Long term liabilities

Finished Goods inventories 60.000 178.000  Mortgage Payable, 10% 200.000


Total current Assets 399.000  Total liabilities 275.000

Property, Plant, Equipment  


Factory Building 400.000  

Accum Deprec- Factory building 60.000  340.000Stock holders equity

Factory Equipment 460.000   Common Stock - $5 Par Value 600.000

Accum Deprec- Factory Equipment 138.000  322.000Retained Earnings 218.000

Land 32.000  Total Stock holders equity 818.000

Total Property, Plant, Equipment 694.000 

Total Assets 1.093.000  Total liabilities and stockholder equity 1.093.000


Untuk membuat neraca pada akhir periode datanya diambil neraca
lajur yang telah dibuat terlebih dahulu.
Penjelasan Neraca :
Persediaan Bahan Baku :
Merupakan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan
baku tersebut akan dipergunakan dalam proses produksi perusahaan yang
bersangkutan, misalnya : kayu pada perusahaan meubelair.
Persediaan Bahan Pembantu :
Merupakan harga pokok bahan pembantu yang ada pada tanggal neraca.
Bahan Pembantu, diperlukan dalam pengolahan bahan baku dalam proses
produksi, misalnya : cat kayu pada perusahaan meubelair.

Persediaan bahan baku dan bahan pembantu biasanya digabung


menjadi persediaan bahan (Material inventory)
Persediaan
• Produk Dalam Proses : Merupakan harga pokok produk dalam
proses yang ada pada tanggal neraca. Yaitu Produk yang belum
selesai dan masih me­merlukan pengolahan lebih lanjut untuk
menjadi Produk Selesai.
 
• Persediaan Produk Selesai : Merupakan harga pokok produk
yang telah selesai diolah dan siap untuk dijual kepada
konsumen, yang ada pada tanggal neraca.
LAPORAN LABA RUGI
Pada pembahasan mengenai Laporan Rugi-Laba dari Perusahaan Perdagangan
dikenal apa yang dinamakan dengan Harga Pokok Barang yang dijual, yaitu harga
perolehan dari barang yang dijual oleh perusahaan yang bersangkutan, yang
dihitung dengan cara sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan Perusahaan dagang
Merchandise Inventory, Jan, 1, 2010 162.100

Purchases 67,800
Less: Purchases Return and Allowance 1,200
Purchases Discount 1,300 2,500
Net Purchases 65,300
Plus: Freight – in 3,900
Cost of goods purchased 69,200
Cost of goods available for sale 92,900
Less: Merchandise Inventory, Dec, 31, 2005 18,500
Cost of goods sold 74,400
Harga Pokok Penjualan Per­usahaan Manufaktur dihitung dengan
cara sebagai berikut :

Finished goods inventory, beginning 56.000


Add: Cost of good manufactured 1.176.000
Good available for sale  1.232.000
Less: Finished goods inventory, ending 60.000
Cost of good sold 1.172.000
Cara menghitung harga pokok produksi, perusahaan Manufaktur adalah
sebagai berikut :
Perhitungan Harga pokok produksi :
Direct Material      
Material Purchases 480.000  
Freight in 6.000  
Purchases return (0)  
Net purchases 486.000  
Material inventory, beginning 40.000  
Material available for use 526.000  
Material inventory, ending (38.000)  
Direct Material used 488.000
Direct Labour 371.000
Factory overhead   304.000
Cost of productions 1.163.000
Work in Process inventory, beginning 93.000
 Goods available for process 1.256.000
Work in Process inventory, ending (80.000)
Cost of good manufactured 1.176.000
Sebelum menghitung harga pokok produksi, harus dihitung atau diketahui lebih dahulu
biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik).
Karena menggunakan prosedur persediaan periodic, maka semua data biaya produksi
dan harga pokok produksi diolah dan diambil dari neraca lajur.
Penjelasan Laporan laba-rugi :
Biaya produksi terdiri dari :
Biaya Bahan Baku
adalah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi pada periode yang
bersangkutan. Untuk menghitung biaya bahan baku atau bahan baku yang dipergunakan
di dalam proses produksi, adalah sebagai berikut : persediaan bahan baku awal periode
ditambah pembelian bersih (lihat perhitungan tersebut di atas) dikurangi persediaan
bahan baku akhir periode.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
adalah gaji atau upah dari tenaga kerja atau pekerja yang jasanya dapat diperhitungkan
langsung dengan produk yang dihasilkan. Sedangkan Biaya Tenaga Kerja Tidak
Langsung adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara tidak
langsung terlibat dalam pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya tersebut
harus dipisahkan dengan biaya tenaga kerja langsung, masuk ke biaya overhead pabrik .
 Biaya Overhead Pabrik
adalah semua jenis biaya, kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang
diperlukan dalam produksi.
Misalnya : biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik,
Biaya reparasi dan Pemeliharaan mesin pabrik, penyusutan mesin produksi, penyusutan
bangunan pabrik dan sebagainya.
 Persediaan Produk Dalam Proses awal periode :
adalah produk dalam penyelesaian yang terdapat pada awal periode akuntansi, nilainya
diperhitungkan untuk menambah biaya produksi yang ter­jadi pada periode tersebut.
 Persediaan Produk Dalam Proses akhir periode :
adalah nilai produk dalam proses pada akhir periode akuntansi diperhitungkan sebagai
pengurang dari jumlah nilai persediaan produk dalam proses awal dan biaya produksi.

 Perhitungan harga pokok produksi sebagaimana dibahas tersebut di atas,


biasanya disajikan dalam bentuk laporan harga pokok produksi yaitu sebagai
lampiran dari Laporan Rugi Laba perusahaan.
 Penyajian Income statement secara keseluruhan adalah pada halaman
berikutnya:
PT JAKARTA
Income Statement
For the year ended December 31, 2010
Sales 1.800.000
Finished goods inventory, beginning 56.000
Add: Cost of good manufactured (gambar 4) 1.176.000
Good available for sale  1.232.000
Less: Finished goods inventory, ending (60.000)
Cost of good sold 1.172.000
Gross Profit 628.000
Operating expense
Selling expense 200.000
Administrative Expenses 185.000
Other operating Expense 1.500
Total Operating expense 386.500
Income from operations 241.500
Non operating revenue and expense
Interest expense 20.000
Income from operations before tax 221.500
Federal income tax expense 107.000
Net Income 114.500
Contoh : Perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan dari data terbatas
Berikut ini data yang disajikan oleh PT Deco tahun 2010 :
a) Yang berhubungan dengan persediaan :

Persediaan Persediaan Awal Persediaan Akhir


Bahan Rp 2.000.000 Rp 3.000.000
Barang dalam proses Rp 4.500.000 Rp 5.000.000
Barang jadi Rp 8.000.000 Rp 7.000.000

b) Yang berhubungan dengan transaksi selama tahun 2010


Pembelian bahan Rp 41.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 30.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 6.500.000
Biaya bahan penolong Rp 6.000.000
Macam-macam biaya overhead pabrik Rp 7.500.000
Berikut ini adalah solusinya :
Tabel 1 : menghitung biaya bahan baku
Persediaan awal Bahan Rp 2.000.000
Pembelian bahan
Rp 41.000.000
Siap dipakai Rp 43.000.000
Persediaan akhir bahan Rp 3.000.000
Biaya bahan Rp 40.000.000

Tabel 2 : Biaya bahan biaya produksi


menghitung Rp 40.000.000
Biaya upah langsung Rp 30.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 20.000.000
Biaya produksi Rp 90.000.000
Tabel 3 menghitung harga pokok produksi

Biaya produksi Rp 90.000.000


Persediaan awal barang dalam proses Rp 4.500.000
Siap diproduksi  Rp 94.500.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp 5.000.000
Harga pokok produksi Rp 89.500.000

Tabel 4 menghitung harga pokok penjualan


Harga pokok produksi Rp 89.500.000
Persediaan awal barang jadi Rp 8.000.000
 Siap dijual Rp 97.500.000
Persediaan akhir barang jadi Rp 7.000.000
Harga pokok penjualan Rp 90.500.000

Pemahaman kegiatan perusahaan manufaktur diperlukan untuk memahami akuntansi biaya


yang diperlukan dan laporan-laporan lain yang diperlukan. Data biaya memberikan informasi
dalam menetapkan baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan. Penetapan
harga pokok tersebut diperlukan untuk menyusun laporan laba-rugi dan neraca perusahaan.
Latihan Soal
• SOAL 1
PT ARJUNA memiliki saldo pada tanggal 1 Agustus 2010:
Persediaan bahan Rp. 3.200.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 7.400.000
Persediaan barang jadi Rp. 6.200.000

Berikut ini adalah informasi PT ARJUNA selama bulan Agustus 2010 :


Pembelian bahan Rp. 43.100.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 39.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 6.500.000
Biaya bahan penolong Rp. 9.000.000
Macam-macam biaya overhead pabrik Rp. 7.500.000
• PT ARJUNA memiliki persediaan per 31 Agustus 2010:

Bahan Rp. 6.300.000


Produk dalam proses Rp. 9.600.000
Produk selesai Rp. 5.000.000

Diminta :
• Hitung biaya produksi
• Hitung harga pokok produksi
• Hitung harga pokok penjualan

Soal 2
• PT KARINA adalah perusahaan industri yang menggunakan system akuntansi umum
(fisikal). Saldo awal dan akhir Juni 2010 masing-masing rekening persediaan adalah
sebagai berikut :
Selama bulan Juni 2010 terjadi transaksi sbb : Pembelian bahan baku Rp 10.800.000,
biaya tenaga kerja langsung baik yang sudah dibayar maupun belum Rp 8.000.000
dan biaya produksi tidak langsung didasarkan tarip 75% dari biaya tenaga kerja
langsung
Berdasarkan data soal 2, maka hitunglah
a) Biaya bahan baku
b) Biaya produksi
c) Harga pokok produksi
d) Harga pokok penjualan
SOAL 3
 Dalam bulan Maret 2006, PT INL memakai bahan baku senilai Rp
80.600.000 ke dalam proses. Departemen Penggerindaan
menggunakan 15.000 jam kerja dengan tarif Rp 1.400 per jam, dan
Departemen Pemesinan menggunakan 12.000 jam dengan tarif Rp
1.500 per jam. Overhead pabrik dibebankan dengan tarif 60% dari
biaya tenaga kerja untuk semua departemen. Saldo awal dan akhir
masing-masing rekening persediaan adalah sebagai berikut :

Keterangan Barang jadi Barang dalam proses Bahan

Persediaan Awal Rp 2.200.000 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000

Persediaan Akhir Rp 3.000.000 Rp 1.700.000 Rp 1.800.000


Diminta :
1. Biaya Produksi bulan Mei adalah :
2. Harga pokok produksi adalah
3. Harga pokok penjualan adalah
4. Pembelian bahan baku

Soal 4
Kegiatan proses produksi dalam bulan Mei 2006, di PT
SEMAR. Berikut ini adalah data biaya produksi dan data
masing-masing jenis persediaan
Keterangan biaya Jumlah Biaya
Biaya tenaga kerja Rp 120.000
Tarif overhead pabrik ¾ dari Biaya upah langsung
Pembelian bahan Rp 131.100

PERSEDIAAN Awal akhir


Finished goods Rp 25.200 Rp 35.200
Work in Process Rp 15.300 Rp 23.300
Material Rp 23.400 Rp 44.500

Diminta :
1. Biaya Produksi bulan Mei adalah
2. Harga pokok produksi adalah
3. Harga pokok penjualan adalah

Anda mungkin juga menyukai