Anda di halaman 1dari 43

ADAPTASI KURIKULUM dan

PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH INKLUSIF
Disampaikan :
Dra.KUSTIATUN WIDIANINGSIH,M.Phil.SNE
Perum Bumi Mondoroko AL 22 Singosari Malang
Tongas Kulon Probolinggo

Hp.081 239 70167


Email . ockyzul@yahoo.co.id
KURIKULUM MODIFIKASI
PENGERTIAN
MANAJEMEN KELAS :
Proses pengelolaan belajar di kelas dengan memperhatikan
perencanaan kegiatan belajar mengajar dan komponen fisik (Santrock).

Manajemen kelas inklusif memiliki dua pemahaman :


 mengumpulkan orang-orang dengan berbagai keragamannya
menjadi satu dan memberi ruang bagi mereka untuk menghargai
perbedaan masing-masing.
 memberi kesempatan pada orang-orang yang memiliki pengetahuan
dan kondisi yang berbeda untuk saling bekerjasama (Feldman,
Khademian, Ingram & Schneider; 2006. 93)
PENGERTIAN

Bagaimana sebuah manajemen kelas dikatakan inklusif ?


Manajemen kelas dikatakan inklusif apabila pengelolaan
pembelajaran bersifat terbuka dan ramah kepada
setiap siswa dengan setiap perbedaannya .

Ini berarti manajemen kelas berorientasi pada pemenuhan kebutuhan siswa


dalam belajar; tidak berarti hanya menguntungkan siswa berkebutuhan tersebut
saja, namun semua siswa dan semua komponen sekolah juga mendapatkan
keuntungan.
Manajemen seperti ini ditandai dengan sikap dan perilaku menghargai
keunikan individu siswa, sekaligus merangkul keberagaman semua siswa.
CIRI MANAJEMEN
KELAS INKLUSIF

Rencana pembelajaran yang akomodatif


Kegiatan pembelajaran yang melibatkan kerja
sama
Lingkungan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan memudahkan
PENGELOLAAN
KELAS INKLUSIF

Cara efektif mengelola keragaman dalam kelas inklusif atau biasa


disebut nine golden ways (UNESCO , 2001) :
 Melibatkan semua murid (include all pupils)
 Komunikasi (communicate)
 Mengelola kelas (manage the classroom)
 Merencanakan pembelajaran (plan your lesson)
 Merencanakan pembelajaran individual (plan individual plan)
 Memberikan pertolongan individual (give individual help)
 Menggunakan sarana pembantu (use assitive aids)
 Mengelola perilaku (manage behavior)
 Mengerjakan bersama (manage together)
TUJUAN MANAJEMEN KELAS
INKLUSIF

1. Mengisi 3 ranah pendidikan yang seimbang yaitu


pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
2. Melatih warga kelas untuk melakukan penyesuaian sosial
3. Mengaplikasikan pendidikan nilai
4. Meniadakan hambatan siswa dalam beraktivitas dan
berpartisipasi dalam belajar.
5. Memberikan tantangan kepada guru
6. Membiasakan saling membantu dan bekerjasama
MANFAAT

1. Guru
a. Mempermudah proses belajar mengajar
b. Mengembangkan kreativitas dan inovasi yang fleksibel dan akomodatif
dalam pembelajaran
c. Mengajar menjadi lebih positif dan efektif

2. Siswa
d. Menciptakan sistem belajar yang kooperatif
e. Mengembangkan kreativitas, inisiatif, dan sikap toleran
f. Mengembangkan pengajaran akademik dan non-akademik yang
seimbang, termasuk pengembangan sosial emosi

3. Orang tua
g. Mengetahui sistem belajar di sekolah
h. Meningkatkan kepercayaan terhadap guru dan sekolah
i. Memperkuat tanggung jawab pendidikan anak di sekolah
KOMPONEN
MANAJEMEN KELAS

1. Rencana Pembelajaran meliputi : tujuan, materi,


waktu dan durasi, media, dan evaluasi
pembelajaran
2. Lingkungan Pembelajaran meliputi : penataan
perabot kelas, pencahayaan, fentilasi, pemantulan
suara, aturan dan tata tertib kelas, pajangan kelas,
sudut belajar, kebersihan dan keamanan.
PERBEDAAN
Apa yang membedakan manajemen kelas yang
inklusif dengan manajemen kelas pada
umumnya ?

Manajemen kelas inklusif bercirikan ramah dan


akomodatif terhadap kebutuhan peserta didik.
Oleh karena itu, dalam manajemen kelas yang
inklusif, terdapat modifikasi kegiatan
pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum
tambahan (supplemental curriculum).
CONTOH PENATAAN KELAS
INKLUSIF

GURU Catatan :
Papan Tulis
GP : Gangguan
perilaku
GP TD
TG : Tunagrahita
TG LV TR TN

TR : Tunarungu

TN : Tunanetra

TD : Tunadaksa

LV : Low Vision
CONTOH PENATAAN KELAS
INKLUSIF

Catatan :

GP : Gangguan perilaku

Papan Tulis TG : Tunagrahita

TR : Tunarungu

TN : Tunanetra
GP TN
TD
TD : Tunadaksa

TR TG
CONTOH PENATAAN KELAS
INKLUSIF

Siswa-siswa sedang mengikuti kegiatan belajar


mengajar di kelas
MODIFIKASI KEGIATAN
PEMBELAJARAN

PENGERTIAN

melakukan perubahan sederhana dan praktis yang dapat


memudahkan siswa dalam proses belajar.
Tujuan :
 meminimalkan kesulitan dan meniadakan hambatan siswa
dalam belajar
 memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar
 memberikan pengalaman berhasil kepada siswa dalam
belajar
Kurikulum Modifikasi
Kurikulum modifikasi merupakan hasil dari
penyesuaian kurikulum standar satuan
pendidikan dengan kemampuan peserta didik
berkebutuhan khusus.

 Pesertadidik berkebutuhan khusus


membutuhkan modifikasi kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
berdasarkan ketunaan atau kondisi khusus
yang dimilikinya.
Modifikasi kurikulum dilakukan secara individual
disesuaikan dengan hasil asesmen akademik.

Secara administatif proses modifikasi kurikulum


terlihat dalam silabus dan Rancangan Proses
Pembelajaran (RPP) yang digunakan. Bagi peserta
didik yang membutuhkan layanan individual,
proses modifikasi kurikulum terlihat dalam
Program Pembelajaran Individual (PPI).
BAGAIMANA DAN APA

Bagaimana modifikasi kurikulum pada setting pendidikan inklusif?


 Duplikasi
 Modifikasi
Adisi (menambahkan)
Substitusi (menggantikan)
Omisi (menghilangkan)

Apa yang dimodifikasi?


 materi
 metode
 media
 penilaian
 waktu dan tempat
Model pengembangan kurikulum
Kurikulum Umum (Duplikasi)
Pada model kurikulum ini, peserta didik
berkebutuhan khusus mengikuti kurikulum
standart satuan pendidikan seperti peserta
didik pada umumnya. Program layanan
khususnya lebih diarahkan kepada proses
pembimbingan belajar, motivasi dan
ketekunan belajarnya.
Kurikulum Substitusi

Pada model kurikulum ini, beberapa bagian


dari kurikulum standart ditiadakan dan
diganti dengan pembelajaran yang kurang
lebih setara sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan belajar peserta didik
berkebutuhan khusus. Model
penggantian/substitusi dapat dilakukan
dalam hal tujuan pembelajaran, materi,
proses, atau evaluasi.
Kurikulum Omisi

Pada model kurikulum ini, peserta didik


berkebutuhan khusus menggunakan
kurikulum di bawah standart. Beberapa
bagian dari kurikulum standart ditiadakan
sama sekali karena tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan/dicapai oleh peserta
didik berkebutuhan khusus.
. APA YANG DI MODIFIKASI ?
modifikasi pada
 isi kurikulum
 Tujuan Pembelajaran
 strategi pembelajaran
 jenis dan cara penilaian
 program tambahan lainnya.

Ada mata pelajaran tertentu yang dapat diikuti dengan


penuh tanpa modifikasi, dan ada mata pelajaran tertentu
yang harus dengan program individual.
. KURIKULUM SEKOLAH
REGULER PENUH
Tidak sampai harus melakukan modifikasi
kurikulum.
Pada model ini peserta didik berkebutuhan
khusus hanya membutuhkan bimbingan atau
intervensi khusus, seperti remedial,
pendampingan, latihan yang lebih intensif,
dll.
Tambahan intervensi khusus dapat
dilakukan oleh guru kelas atau GPK.
. KURIKULUM INDIVIDUAL

 Tidak memungkinkan menggunakan kurikulum


reguler maupun modifikasi
 Tingkat kebutuhan pelayanan khususnya termasuk
sedang atau agak berat.
 Dikembangkan oleh tim sekolah, orangtua, dan
profesi lain.
 Tempat pembelajaran tidak harus di kelas reguler,
dapat di kelas khusus yang ada di sekolah reguler
sesuai dengan kemampuan peserta didik.
 Proses pembelajaran dan penilaian menggunakan
standar yang berbeda.
KURIKULUM TAMBAHAN
(supplemental curriculum)

• program belajar untuk siswa berkebutuhan


khusus sesuai jenis disabilitasnya;
• tidak diprogramkan dalam kurikulum
sekolah umum;
• wajib bagi siswa berkebutuhan khusus
sebagai pendukung belajar mandiri;
• menjadi kurikulum tambahan di sekolah
umum dalam bentuk program pembelajaran
individu (PPI).
BENTUK KURIKULUM TAMBAHAN

Bentuk kurikulum tambahan berbeda untuk setiap siswa


berkebutuhan khusus, misalnya:
• siswa dengan gangguan penglihatan membutuhkan
pembelajaran huruf braille;
• siswa dengan gangguan pemusatan perhatian membutuhkan
latihan untuk menambah konsentrasi dalam belajar;
• siswa dengan kesulitan belajar membutuhkan pembiasaan
terhadap gaya belajarnya.
• terapi sensori integrasi,
• terapi wicara,
• terapi okupasi, ataupun
• fisioterapi.
SIAPA YANG MELAKUKAN

Di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, kurikulum


tambahan menjadi tugas dan tanggung jawab sekolah
bersangkutan. Dalam hal ini, guru kelas memiliki peran utama,
dalam arti:

 mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan


dan ketrampilan tentang pelaksanaan kurikulum tambahan;
 meminta sekolah untuk menjalin kerja sama dengan sekolah
luar biasa, pusat sumber atau klinik layanan terapi;
 mengusulkan agar sekolah membuat rujukan kepada orangtua
siswa berkebutuhan khusus supaya anaknya mendapatkan
kurikulum tambahan di salah satu tempat di atas;
 bekerja sama dengan guru pembimbing khusus untuk
memberikan kurikulum tambahan bagi siswa berkebutuhan
khusus di sekolah.
Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013)
1. Identitas Sekolah
2. Identitas mata pelajaran
3. Kelas/ semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan KD - KI 1
Indikator Pencapaian Kompetensi KD – KI 2
8. Materi Pembelajaran KD – KI 3
9. Alokasi waktu Indikator .....
10. Metode pembelajaran
Indikator ....
11. Media Pembelajaran
12. Sumber belajar
KD – KI 4
13. Langkah-langkah Pembelajaran Indikator...
14. Penilaian hasil Pembelajaran Indikator ...

27
Prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5. Mengakomodasi pada keterkaitan dan keterpaduan KD,
Keterkaitan dan keterpaduan materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

28
Langkah Penyusunan RPP
1. Kegiatan Pendahuluan
◦ Orientasi
 Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang
menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat
kabar, menampilkan slide animasi, fenomena alam,
fenomena sosial, atau lainnya.
◦ Apersepsi
 Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang
materi yang akan diajarkan.

29
Langkah Penyusunan RPP
Lanjutan Kegiatan Pendahuluan
◦ Motivasi
 Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang
akan diajarkan
◦ Pemberian Acuan
 Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
 Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi
pelajaran secara garis besar.
 Pembagian kelompok belajar.
 Penjelasan mekanisme pelak­sana­an pengalaman belajar (sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

30
Langkah Penyusunan RPP
2. Kegiatan Inti
 menggunakan model pembelajaran,
metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran.

31
Langkah Penyusunan RPP
Lanjutan Kegiatan Inti
Menggunakan pendekatan tematik dan/atau
tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri
dan penyingkapan (discovery) dan/ atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning )
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
jenjang pendidikan.
 Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang terinntegrasi pada pembelajaran

32
Langkah Penyusunan RPP
Kegiatan Penutup
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya..
33
Contoh Format RPP Modifikasi

Satuan Pendidikan : ……………………………

Kelas/Semester : ……………………………………..

Mata Pelajaran : ……………………………………..

Topik : ……………………………………..

Pertemuan Ke- : …………………………………….. 34


Lanjutan…………

F Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Deskripsi ABK Alokasi Waktu
NON ABK
Pendahuluan ………………………… ……………………
…………………………
Inti
Penutup
G Alat dan Sumber Belajar
- Alat dan Bahan
- Sumber Belajar
H Penilaian Proses dan Hasil Belajar
- Teknik
- Bentuk
- Instrumen (Tes dan Non tes)
- Kunci dan Pedoman penskoran
- Tugas
35
Terima Kasih

36
PROGRAM PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL
PENGERTIAN

Program Pembelajaran Individual (PPI) :


Progam pengajaran dimana siswa belajar sesuai dengan kemampuan,
cara dan kecepatannya sendiri hingga ia mampu menguasai bahan
pelajaran dengan perhatian, bantuan dan tindakan tertentu.

PPI membutuhkan kerja sama :


1. Siswa
2. Orangtua
3. Guru ( guru kelas & GPK)
4. Tenaga profesional lainnya
PERBEDAAN
PPI DAN RPP

ASPEK PPI RPP


Waktu Dibuat minimal untuk 3 bulan Dibuat setiap tatap muka
Subjek Seorang siswa Seluruh siswa di kelas
Dasar Kurikulum, asesmen dan profil Kurikulum
penyusunan siswa
Pihak yang Guru, GPK, siswa lain, orang Guru
terlibat tua/keluarga, tenaga profesional
Ruang lingkup Bidang studi dalam KTSP, Bidang studi dalam KTSP
program khusus sesuai dengan
kebutuhan siswa
PENYUSUNAN PPI

Penyusunan PPI harus mempertimbangkan :


1. Tujuan pengajaran
2. Materi pelajaran
3. Pelayanan pendukung
Kurikulum pendukung : penggunaan alat bantu mengajar, materi yang
mudah diakses
Kurikulum tambahan : pelayanan pendukung yang terkait dengan
kebutuhan masing-masing siswa, misal: tuna netra memerlukan
braille, tuna rungu membutuhkan bahasa isyarat, dan terapi wicara
4. Metode (strategi atau cara) yang akan dipilih guru untuk
menyampaikan bahan pembelajaran, misal: meminta penjelasan,
mengajak siswa untuk melakukan penelitian sederhana.
5. Penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa
6. Metode guru membimbing dan mengevaluasi
PENYUSUNAN PPI

Tahap penyusunan PPI :


1. Mempelajari profil siswa untuk mendapatkan informasi
mengenai kemampuan siswa secara umum;
2. Menentukan kemampuan pembelajaran yang yang paling
mendasar yang perlu ditingkatkan;
3. Menentukan kekuatan dan kelemahan siswa terhadap pokok
bahasan dan mata pelajaran tertentu;
4. Membuat tujuan umum (kompetensi dasar);
5. Membuat tujuan spesifik (indikator);
6. Menyusun kegiatan pembelajaran (materi, metode, media,
evaluasi);
7. Menentukan alokasi waktu, tempat dan pihak yang terlibat.
CONTOH
Nama : Tari Inklusifiana
Sekolah : SMPN Inklusi Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas :9 Materi : Sistem eksresi
Tgl lahir : 15 Tahun

Kemampuan Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi


Kelebihan : Siswa dapat Agar siswa kritis Metode : Sebutkan organ-
1. Mampu menerima menyebutkan organ mampu mengenali Diskusi informasi organ sistem
instruksi penyusun sistem organ-organ penyusun eksresi pada
pembelajaran ekresi pada manusia sistem eksresi pada manusia dengan
Media :
2. Ada kemauan
manusia benar
Charta/model torso
belajar
3. Rajin ke sekolah
Tempat :
Di sekolah dan di rumah
Kelemahan :
4. Selalu
Waktu :
menegerjakan
tugas namun 60 menit
selalu tidak
selesai
5. Hampir setiap
hari tugas selalu
ditanyakan guru
6. Jika tes hasilnya
selalu kurang
TERIMA KASIH, WASSALAM

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai