Anda di halaman 1dari 54

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Keuangan Dana BOS

Oleh:
EMIL YADI, M. Pd. I
TIM BOS KANWIL KEMENAG PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2021
Setelah mempelajari mata pelatihan
ini,diharapkan peserta mampu Menyusun
laporan kegiatan dan pertanggungjawaban
keuangan dana BOS sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan
MATERI KONSEP LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN DANA
KEUANGAN BOP/BOS RA/MADRASAH 1

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
2

PERPAJAKAN
3
Laporan
pertanggungjawaban (LPJ)
• merupakan laporan dalam
bentuk dokumen tertulis
yang disusun untuk
melaporkan pelaksanaan
kegiatan dari suatu unit
organisasi kepada unit
organisasi lainnya yang
lebih tinggi atau sederajat.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
Fungsi Laporan

• sebagai bahan evaluasi terhadap seluruh


proses pelaksanaan kegiatan.
• Sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas
pelaksanaan kegiatan di masa mendatang. 
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

1
PELAKSANAAN KEGIATAN
laporan yang berisi tujuan, manfaat, fungsi, serta isi
kegiatan dari awal hingga akhir secara rinci.

Laporan ini berfungsi


2 PENGGUNAAN DANA.
laporan wajib berisi rincian dana yang
dipergunakan untuk suatu kegiatan.
untuk mempermudah pembukuan keuangan di sebuah organisasi.
Tujuan Penyusunan LPJ

Menjabarkan secara rinci proses pelaksanaan kegiatan,


mulai dari sebelum digelar, saat berlangsung, dan setelah
kegiatan selesai

Menggambarkan masalah yang dihadapi oleh seluruh


panitia pelaksana kegiatan dan pada akhirnya dapat
dijadikan bahan pembelajaran untuk kegiatan di masa
mendatang

mengukur kemampuan tim pelaksana kegiatan dalam


mempertanggungjawabkan hasil kerja masing-masing
pihak yang terlibat serta apapun yang menyangkut
keuangan, termasuk pemasukan dan pengeluaran dalam
pelaksanaan kegiatan.
Prinsip-prinsip Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Rinci 

Transparan

Sistematis dan terpadu

Komprehensif

Format dan Sistematika Penyusunan LPJ


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BOP/BOS, RA/MADRASAH
• Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor : 6572 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan pada
Raudhatul Athfal (BOP-RA) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
pada Madrasah Tahun Anggaran 2021
PEMBUKUA
N
Dasar Hukum
• UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
• PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah,
• PP Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tatacara Pelaksanaan APBN,
• PMK Nomor 190 Tahun 2012 tentang Tatacara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan APBN,
• PMK Nomor 162 Tahun 2013 tentang Kedudukan dan Tanggung
jawabBendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN,
• Perdirjen Perbendaharaan Nomor 03 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN,
• Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor : 6572 Tahun 2020
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional
Pendidikan pada Raudhatul Athfal (BOP-RA) dan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) pada Madrasah Tahun Anggaran
2021
BKU adalah suatu buku yang mencatat semua
penerimaan dan pengeluaran kas melalui
bendahara pengeluaran.

pencatatan pada Buku


Kas Umum (BKU), Buku pembantu adalah buku tambahan yang
Berdasarkan menjelaskan sumber dan tempat kas yang
tempatnya buku-buku pembantu, diterima dan dibayarkan oleh bendahara
buku pengawaan pengeluaran
anggaran belanja
Buku pengawasan anggaran belanja merupakan
identifikasi dokumen sumber suatu buku yang mencatat realisasi belanja
(valid dan memang harus negara yang terjadi di satker, baik yang melalui
dibukukan) bendahara pengeluaran maupun tidak.
Berdasarkan
PEMBUKUAN prosesnya
analisis transaksi (di buku apa
dan sebagai apa suatu dokumen
sumber harus dibukukan)

tujuan manajerial
(mengawasi pengelolaan
kas)
Berdasarkan tujuannya
Pertanggungjawaban (dasar
penyusunan laporan
pertanggungjawaban dari
bendahara )
BUKU

Sekurang-kurangnya;
Buku Kas Umum
Buku Pembantu
 Buku Pembantu Kas
 Buku Pembanatu Bank
 Buku Pembantu Pajak
 Buku Pembantu Lain-lain
PEMBUKUAN DANA BOS
1. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan dengan tulis tangan atau
menggunakan komputer. Dalam hal pembukuan dilakukan dengan komputer, Bendahara wajib mencetak
buku kas umum dan buku pembantu paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dan menatausahakan hasil
cetakan BKU dan buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Kepala RA/Madrasah dan Bendahara.

2. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam BKU dan buku pembantu yang relevan sesuai dengan
urutan tanggal kejadiannya.

3. Uang tunai yang ada di kas tunai tidak lebih dari Rp 10.000.000 (sepuluh Juta)

4. Dalam hal penyimpanan dana BOP/BOS pada bank, agar memperhatikan kemudahan pencairan dan tidak ada sisa
saldo
5. Apabila dalam satu bulan berjalan tidak/ belum terjadi transaksi pengeluaran/penerimaan, maka tetap ada pembukuan
dalam bulan tersebut dengan uraian NIHIL dan ditandatangani oleh bendahara dan diketahui oleh kepala RA/Madrasah
PEMBUKUAN
6. Apabila Bendahara berhenti dari jabatannya, maka BKU, buku pembantu, dan bukti pengeluaran harus
diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita Acara Serah Terima

7. Pembukuan dan dokumen pendukung bukti pengeluaran BOP/BOS, (kuitansi/ faktur/nota/bon dari
vendor/toko/supplier) wajib diarsipkan oleh RA/ Madrasah sebagai bahan audit. Setelah diaudit, maka data tersebut
dapat diakses oleh publik.

8. Seluruh arsip data keuangan ditata dengan rapi sesuai dengan urutan nomor dan tanggal kejadiannya, dan disimpan di
suatu tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat. Seluruh dokumen pembukuan ini harus disimpan di
RA/Madrasah dan dipertanggungjwabkan kepada;

a. Pengawas Madrasah

b. Tim Penelola BOP/BOS Tingkat Kabupaten/Kota untu RA,MI dan MTs atau Tim Pengelola BOP/BOS Tingkat
Provinsi untu MA dan MAK

c. Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah

d. Lembaga pemeriksa lainnya apabila diperlukan.


TULIS TANGAN
1

 Pada halaman pertama buku kas umum dicatat oleh pemegang kas jumlah
halamannya yang kemudian diberi tanggal dan ditandatangani olehnya.
Buku Kas Umum ini di
gunakan sejak tgl….  Tiap halaman diberi nomor urut dan di paraf
berisi 50 halaman  Halaman terakhir dipergunakan untuk catatan pemeriksaan kas
 Buku Kas Umum dikerjakan sendiri oleh bendaharawan/pemegang kas
bandung,…. bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat/atasan yang berwenang
bendahara
 Jumlah-jumlah penerimaan dan pengeluaran dibukukan terlebih dahulu
setelahnya baru diterima jumlahnya atau dibayarkan
…………..
 Buku Kas Umum ditulis dengan tinta hitam
 Buku Kas Umum tidak diijinkan adanya ruangan-ruangan yang tidak terisi,
Tanda bekas hapusan atau tindasan tulisan; jika ada coretan-coretan harus
dikerjakan dengan dua garis lurus dengan lineal sedemikian sehingga tulisan
yang semulanya masih dapat terbaca, kemudian diparaf.
LANJUTAN; TULIS TANGAN

 Buku Kas sedikitnya satu kali sebulan ditotal dan ditutup dan uang kasnya di hitung
 Penutupan kas dicatat dalam register penutupan kas
 Perbedaan jumlah saldo buku dan saldo kas dicatat dalam BKU
 Sebagai pos pertama, dibukukan saldo kelebihan/kekurangan yang didapat karena penutupan buku.
 Pemindahbukuan ke buku kepala/register dicatat dalam BKU dalam suatu ruang yang menyebutkan pula
halaman dari pada buku kepala/register itu
 Jika bendaharawan/pemegang kas meninggalkan tempat kedudukannya BKU tidak boleh dibawa serta
dan harus ditinggalkan di kantornya
 Jika bendaharawan/pemegang kas menyimpan uangnya di Bank, maka ia harus menyimpannya atas
rekening jabatannya dan ia harus pula mempunyai Buku Pembantu Bank dan mencatat semua
penyetoran dan pengambilan dalam buku tersebut.
KOMPUTER

 Bendahara wajib mencetak BKU dan buku-buku pembantu


sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan serta menata
usahakan hasil cetakan BKU dan buku-buku pembantu bulanan
yang telah ditandatangani bendahara dan diketahui atasan
langsung/Kuasa Pengguna Anggaran.
 Pada akhir tahun anggaran, BKU, Buku-buku pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran wajib ditutup dan pada bagian akhir BKU
digunakan untuk catatan hasil pemeriksaan kas.
 Pemeriksaan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau oleh
Atasan langsung Bendahara sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu bulan. Untuk meneliti kesesuaian antara saldo buku dan
saldo kas.
 Jika terjadi penggantian bendahara dalam suatu periode
pembukuan, dilakukan pemeriksaan Kas dan serah terima yang
dituangkan dalam berita Acara Pemeriksaan Kas

18
PERBAIKAN KESALAHAN
SUSUNAN LAPORAN
Rencana Kegiatan dan Anggaran Buku Pembantu Pajak
01 Raudlatul Athfal/Madrasah
(RKARA/RKAM)
03 (Formulir BOS K-3)

Buku Kas Umum Opname Kas dan Berita Acara


02 (Form BOP BOS K-2) 04 Pemeriksaan Kas

05 Bukti pengeluaran
01 RKARA/RKAM

- ditandatangani RKRA/RKAM dapat - dalam hal terjadi


RKARA/RKAM harus
oleh Kepala direvisi sesuai perubahan RKARA/RKAM
ketentuan yang berlaku memuat rencana
RA/Madrasah, maka perlu dilakukan
berdasarkan
- diketahui oleh persetujuan dari pejabat addendum/ perubahan penggunaan dana
Komite Madrasah, pembuat komitmen yang disepakati oleh PPK secara rinci, yang
dan ketua yayasan (PPKK) Program dan pihak kepala
dibuat tahunan dan per
BOP/BOS pada Kantor
(swasta), Kementerian Agama
RA/Madrasah
semester untuk tiap
- dibuat 1 (satu) kali - RKAM pada Madrasah
kabupaten/kota atau
Negeri dibuat untuk sumber dana yang
dalam 1 (satu) Kantor Wilayah
Kementerian Agama memisahkan anggaran diterima oleh
tahun pada awal
Provinsi BOS dengan anggaran
Tahun anggaran, DIPA
RA/Madrasah
02 Buku Kas Umum
(Form BOP BOS K-2) disusun untuk sumber dana yang
dimiliki oleh RA/Madrasah
Untuk Madrasah Negeri, pembukuan
yang bersumber dari dana BOS dibuat
secara khusus tetap mengacu pada meliputi semua transaksi internal
pembukuan utama yang dananya dan eksternal, baik tunai maupun
bersumber dari DIPA non-tunai, termasuk yang
berhubungan dengan pihak ketiga.
Dokumen asli ini disimpan di
Madrasah dan diperlihatkan
kepada pengawas Madrasah, BKU harus diisi tiap transaksi
PPK yang menyalurkan dana (segera setelah transaksi terjadi)
BOS, dan aparat pemeriksa dan transaksi yang dicatat di
fungsional umum lainnya apabila dalam buku kas umum juga harus
diperlukan dicatat dalam buku kas pembantu.
.
RA diwajibkan membuat
Tiap bulan harus dilakukan penutupan pembukuan dari dana yang
buku kas yang ditandatangani oleh diperoleh RA dengan membuat
bendahara dan Kepala RA/Madrasah buku kas umum (BKU)
.
Madrasah negeri dan swasta diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
Madrasah dengan membuat buku kas umum (BKU) dan buku pembantu pajak .
BUKU KAS UMUM
Buku Pembantu Pajak
03 (Formulir BOS K-3)

• Buku pembantu pajak berfungsi


mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta
memonitor pungutan dan
penyetoran pajak yang
dipungut selaku wajib pungut
pajak pada madrasah negeri
BUKU PEMBANTU PAJAK
Opname Kas dan Berita
04 Acara Pemeriksaan Kas

• Tiap kali menjelang penutupan BKU, kepala


RA/madrasah melakukan opname kas
dengan menghitung jumlah kas baik yang ada di
RA/Madrasah dalam bentuk kas tunai maupun
kas yang ada di bank atau rekening
RA/Madrasah.
• Hasil dari opname kas kemudian dibandingkan
dengan saldo akhir BKU pada bulan
bersangkutan.
• Apabila terjadi perbedaan, maka harus Jelaskan
penyebab perbedaannya.
• Setelah pelaksanaan opname kas, maka kepala
RA/Madrasah dan bendahara menandatangani
berita acara pemeriksaan kas
Opname Kas
dan Berita
Acara
Pemeriksaan
Kas
05 BUKTI PENGELUARAN

1) Setiap transaksi pengeluaran yang dilakukan oleh RA/Madrasah harus didukung dengan bukti
kuitansi/peneluaran yang sah yang dikeluarkan oleh bendahara
2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai bea materai. Aturan Materai Terbaru adalah
10.000,- untuk batas nominal atau transaksi per objek adalah Rp. 5.000.000,-. Jika Nominal atau
transaksi dibawah tersebut maka bebas biaya Materai.
3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya.
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur/nota pembelian
sebagai lampiran kuitansi.
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala RA/Madrasah dan lunas dibayar oleh Bendahara.
6) Segala jenis dokumen pelaporan dan bukti pengeluaran aslinya harus disimpan oleh Lembaga
sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
KWITANSI
BUKTI TAGIHAN YANG SAH
MAK………
3/III/HONOR/2020

KPA/MADRASAH…………

LIMA BELAS JUTA RUPIAH


Honorarium guru honorer dan tenaga
Mengetahui/ kependidikan honorer bulan Januari 2020
Menyetujui
PPK
Bandung 2 Januari 2020

Lunas Bayar
Tgl 3 /3/ 2020
………………………. 15.000.000,-

Luthfi
Agung Purnawarman
LATIHAN PEMBUKUAN
PELAPORAN RA/MADRASAH PENERIMA BOP/BOS

1 2 3
Laporan
Pencatatan Pelayanan Laporan aset
Pertanggungjawaban
Dana BOP dan BOS dan penanganan
(formulir BO-08) pengaduan masyarakat
.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BOP DAN BOS
 Laporan disusun dalam bentuk surat pernyataan tanggung jawab yang
ditandatangani oleh Kepala RA/Madrasah yang isinya memuat pernyataan; bahwa
dana BOP/BOS telah diterima, digunakan dan jika ada sisa dana dikembalikan ke
kas negara dan bahwa seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan semua
bukti pengeluaran disimpan oleh pihak RA/madrasah.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut;
1. Setiap kegiatan yang dilakukan harus dibuatkan laporan singkat pelaksanaan kegiatan,
surat keputusan (SK) kegiatan dan surat tugas (jika diperlukan)
2. Surat Order, Balasan Order
3. Bukti pengeluaran dana (kuitansi/faktur pajak/surat setoran pajak/nota /bon dari
vendor/toko/supplier) harus menyertakan tanggal pembelian dan stempel took
4. Berita Acara Serah terima Barang
5. Dokumentasi kegiatan, berupa foto, video, dan media publikasi online/offline (jika
diperlukan)
6. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun
dokumen pendukungnya, disimpan dalam bentuk softcopy dan Hardcopy dan ditata
dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu
tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.
DOKUMEN PENDUKUNG LPJ
1. rencana kegiatan dan anggaran Roudlatul Athfal 7. Surat perjanjian kerjasama yang telah
(RKARA) dan rencana kegiatan/anggaran ditandatangani (formulir BO-06)
Madrasah (RKAM) (formulir BO K-1)
8. Surat setoran pajak (SSP)/ bukti setor pajak
2. Pembukuan (BKU) (formulir BOP- BOS K-2),/
9. Keputusan penetapan Madrasah sebagai
BPP (formulir BOP_K3)
penerima dana BOP/BOS (khusus RA/Madrasah
3. Kuitansi pengeluaran (formulir BOP_BOS K-9) / swasta)
faktur
10. Surat pernyataan tentang jumlah siswa dalam
4. Laporan singkat per kegiatan (jika diperlukan) (formulir BO-02A/02B/02C/02D) per semester

5. Surat pernyataan tanggung jawab belanja 11. Daftar siswa yang dibebaskan dari segala jenis
(SPTB) (formulir BO-07) pungutan (formulir BO-03) (jika ada)

6. Surat pernyataan tanggungjawab mutlak 12. Surat pernyataan kebenaran data rekening
(SPTJM) (formulir BO-08) RA/Madrasah (formulir BO-04)
LAPORAN DANA BOP/BOS

RA/Madrasah Tingkat Kab/Kota Tingkat Rovinsi Tingkat Pusat

1. Laporan 1. Rekapitulasi
1. Rekapitulasi 1. Rekapitulasi
Pertanggungjawab penyaluran
an Dana BOP dan BOP/BOS per penyaluran penyaluran
BOS (formulir BO- RA/Madrasah
BOP/BOS per BOP/BOS provinsi
08) (formulir BOS-K4)
2. laporan kabupaten/Kota (formulir BOS-K6)
2. Rekapitulasi
penanganan
(formulir BOS-K5) 2. Rekapitulasi
pengaduan penanganan
masyarakat di 2. Rekapitulasi penanganan
pengaduan
tingkat
penanganan pengaduan
RA/Madrasah (jika masyarakat
ada) pengaduan masyarakat per
3. Laporan aset
masyarakat provinsi
DUMAS
PENYAMPAIAN LAPORAN (LPJ, LAYANAN DAN DUMAS)

PENGAWAS MADRASAH Tim pengelola BOP/BOS Aparatur pengawasan


Lembaga pemeriksa
tingkat kabupaten kota. intern pemerintah.
lainnya apabila
diperlukan

Laporan asset disampaikan kepada kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan
Transparansi pengelolaan keuangan dan kebijakan anti
korupsi

• Setiap RA/Madrasah harus mempublikasikan


dokumen pendukung transparansi informasi
secara lengkap
• Rekapitulasi realisasi penggunaan dana
BOP/BOS Berdasarkan komponen
pembiayaan BOP/BOS.
• Dipublikasikan tiap semester
• Dilakukan melalui pemasangan pada
informasi Madrasah atau website resmi
RA/Madrasah atau tempat lainnya yang
mudah diakses oleh masyarakat
Bendahara Pemerintah
dibedakan (Madrasah Negeri)
perlakuan
Kewajiban
perpajakan
pembelian bahan pendukung
kegiatan habis pakai, bahan
operasional persediaan, sarana
pendukung pembelajaran dan
bahan habis pakai
Bendahara Non Pemerintah
(RA/Madrasah Swasta)
Bendaharawan Pengelola Dana
BOS Pada Madrasah Negeri
a. tidak perlu memungut PPh pasal 22 sebesar 1,5%
b. Memungut dan menyetorkan PPN sebesar 10% untuk
nilai pembelian lebih dari Rp 2.000.000,- (dua juta
rupiah) atas penyerahan barang kena pajak atau jasa
kena pajak oleh pengusaha kena pajak rekanan
pemerintah. Hal ini dikecualikan terhadap nilai
pembelian ditambah PPN jumlah tidak boleh melebihi
Rp2.000.000,-(dua juta rupiah) dan bukan merupakan
pembayaran yang dipecah-pecah tidak dikenakan
PPN
c. PPN yang terutang dipungut dan disetor oleh
pengusaha kena pajak rekanan pemerintah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku umum. pemungut
PPN dalam hal ini bendaharawan pemerintah tidak
perlu memungut PPN atas pembelian barang atau
jasa yang dilakukan oleh bukan pengusaha kena
pajak (PKP)
Bendaharawan/Pengelola
Dana BOP/BOS Pada
RA/Madrasah Swasta
1. Tidak mempunyai kewajiban memungut
PPh pasal 22, karena tidak termasuk
sebagai pihak yang ditunjuk sebagai
pemungut PPh pasal 22
2. Membayar PPN yang dipungut oleh
pihak penjual (pengusaha kena pajak
tidak perlu memungut PPN atas
pembelian barang atau jasa yang
dilakukan oleh bukan pengusaha kena
pajak atau(PKP)
PEMBELIAN/PENGGANDAAN BUKU TEKS PELAJARAN DAN/ ATAU PENGGANTI
BUKU TEKS YANG SUDAH RUSAK

Bendahara Pemerintah Bendahara Non Pemerintah


a. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan
a. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh
buku-buku pelajaran agama, tidak perlu memungut PPh pasal
22 sebesar 1,5%
pasal 22, karena tidak termasuk sebagai pihak
yang ditunjuk sebagai pemungut PPh pasal 22
b. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan
buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang bebaskan
b. Batas pembelian buku-buku pelajaran umum,
c. Memungut dan menyetorkan PPN sebesar 10% untuk nilai kitab suci dan buku pelajaran agama, PPN yang
pembelian lebih dari Rp 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) atas
terutang dibebaskan
penyerahan barang kena pajak berupa buku-buku yang bukan
buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran
c. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak
agama. Kecuali untuk nilai pembelian ditambah PPN nya
jumlahnya tidak melebihi Rp1.000.000 (Satu Juta Rupiah) dan
penjual (pengusaha kena pajak) atas pembelian
bukan merupakan pembayaran yang dipecah-pecah buku yang bukan buku-buku pelajaran umum,

d. PPN yang terutang dipungut dan disetor oleh pengusaha kena kitab suci dan buku-buku pelajaran agama
pajak rekanan pemerintah
PAJAK HONOR KEGIATAN

Bagi guru/pegawai bukan PNS sebagai peserta kegiatan, harus


dipotong PPh pasal 21 dengan menerapkan tarif pasal 17
undang-undang PPH sebesar 5% dari jumlah bruto Honor
Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut
a. Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen)

b. Golongan III dan dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto

c. Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto
HONORARIUM BULANAN
 Penghasilan rutin setiap bulan untuk guru bukan PNS (GBPNS), tenaga kependidikan bukan PNS, pegawai bukan PNS, untuk jumlah
per bulan sampai dengan Rp 4.500.000,-(empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) tidak terhutang PPh pasal 21.

 Untuk jumlah lebih dari itu, PPh pasal 21 dihitung dengan menyetahunkan penghasilan sebulan. Dengan perhitungan sebagai berikut

1) Penghasilan sebulan xxxxxx

2) penghasilan neto setahun (x12) xxxxxx

3) dikurangi PTKP*) xxxxxx

4) Penghasilan kena pajak xxxxxx

5) PPh pasal 21 terutang setahun 5% (jumlah s.d. Rp 50 juta) dst

6) PPh pasal 21 sebulan (:12 xxxxxx

*) besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) adalah

a) status sendiri Rp 54 Juta

b) tambahan status kawin Rp 4,5 Juta

c) tambahan tanggungan keluarga maksimal 3 orang @ Rp 4,5 juta


HONOR KEPADA TENAGA KERJA LEPAS ORANG PRIBADI

1. Tidak dilakukan pemotongan PPh pasal 21 , dalam hal penghasilan


sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp 200.000,-

2. Dilakukan pemotongan PPh pasal 21, dalam hal penghasilan sehari


atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 200.000,- (Dua Ratus
ribu rupiah) dan jumlah sebesar Rp 200.000,- (Dua Ratus ribu rupiah)
tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto
KEGIATAN JASA
(PPh 23 )
1. Penghasilan yang dibayarkan kepada
pihak lain dan/rekanan berupa sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta (selain tanah dan
bangunan) seperti sewa kendaraan,
perlengkapan kegiatan (sound system,
tenda genset dan lainnya)
2. Penghasilan yang dibayarkan kepada
pihak lain/rekanan berupa imbalan
sehubungan dengan jasa Teknik, jasa
manajemen, jasa konsultan dan jasa
lainnya (seperti jasa perawatan, jasa
kebersihan, jasa catering, dan
sebagainya) tarif pajak sebesar 2% dari
jumlah bruto belanja jasa tersebut
SEWA
TANAH/BANGUNAN
• Kewajiban perpajakan yang
terkait dengan penggunaan dana
BOS pada Madrasah negeri untuk
membayar pajak penghasilan
pasal 4 ayat 2 untuk membayar
sewa tanah/bangunan berupa
tanah, rumah, gedung
perkantoran, gedung pertemuan
rumah, gudang dan bangunan
industri dengan objek dan tarif
10% x jumlah bruto (nilai
persewaan)
SEKIAN & TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai