Anda di halaman 1dari 10

Lampiran I

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 39 Tahun 2020


Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Tanda Tangan
Elektronik Di Lingkungan Kementerian Agama

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan e-Govemment, dan
persiapan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis ELektronik (SPBE), Kementerian Agama terus berupaya
meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan yang diberikan agar dapat berjalan secara
transparan, akuntabel efektif dan efisien, baik layanan yang diberikan untuk internal
Kementerian Agama maupun layanan yang diberikan kepada publik. Salah satu upaya
Kementerian Agama untuk memenuhi upaya tersebut adalah dengan pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi dalam setiap layanan yang diberikan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) di Kementerian Agama sudah dilakukan cukup lama sejak keberadaan
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pada tahun 1995. walau sudah dimulai
cukup lama akan tetapi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada SPBE di
Kementerian Agama masih dirasakan berjalan lambat terutama untuk percepatan
pengesahan dan penerbitan dokumen yang masih dilakukan secara manual dengan tanda
tangan basah.
Selain menggunakan tanda tangan basah pada pengesahaan dan penerbitan
dokumen, beberapa satuan kerja menggunakan tanda tangan elektronik berupa scan tanda
tangan ataupun kode matriks dua dimensi yang lebih dikenal dengan istilah QR Code,
dimana penggunaan tanda tangan elektronik tersebut tidak memiliki sertifikat elektronik
seperti yang disyaratkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Teransaksi Elektronik. Ketidakberadaan sertifikat elektronik
pada tanda tangan elektronik yang digunakan tidak hanya bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah akan tetapi juga akan berimplikasi kepada legalitas dokumen yang
ditandatangani.
Untuk mempercepat proses layanan publik yang diberikan dan untuk menertibkan
penggunaan tanda tangan elektronik di lingkungan Kementerian Agama, pada tanggal 9
Juni 2020 ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN) yang diwakili oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) dengan Kementerian
Agama yang diwakili oleh Biro Hubungan Masyakat Data dan Informasi Tentang
Pemanfaatan Sertifikat Elektronik Pada Sistem Elektronik Di Lingkungan Kementerian
Agama. Dengan ditandatanganinya PKS tersebut maka satuan kerja di Kementerian Agama
dapat menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSSN.
Sebagai tindak lanjut penandatanganan PKS tersebut, maka perlu dibuat sebuah
petunjuk teknis terkait penggunaan tanda tangan elektronik yang ada di Kementerian
Agama.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Maksud dari Petunjuk Teknis Penggunaan Tanda Tangan Elektronik Di Lingkungan
Kementerian Agama dalam rangka sebagai pedoman penggunaan tanda tangan
elektronik di lingkungan Kementerian Agama
2. Tujuan
Petunjuk teknis ini bertujuan:
a.Memberikan panduan dan keseragaman dalam penggunaan tanda tangan elektronik
di Kementerian Agama
b.Mendukung penggunaan tanda tangan elektronik dalam berbagai layanan yang ada
di Kementerian Agama
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam petunjuk teknis ini adalah pedoman atas penggunaan tanda tangan
elektronik di lingkungan Kementerian Agama, meliputi:
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan Penggunaan Tanda Tangan Elektronik
3. Pelaporan dan Pengawasan Penggunaan Tanda Tangan Elektronik
D. Pengertian Umum
Dalam petunjuk teknis ini , yang dimaksud dengan :
1. Balai Sertifikasi Elektronik yang selanjutnya disebut BSrE adalah Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Deputi Bidang Proteksi.
2. Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi disebut Biro HDI adalah Biro pada
Sekretariat Jenderal Kementerian Agama yang sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor
42 Tahun 2016 bertanggung jawab terhadap perumusan kebijakan operasional di bidang
hubungan masyarakat, data, dan teknologi informasi.
3. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan
elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum dalam transaksi elektronik
yang dikeluarkan oleh penyelenggara Sertifikat Elektronik.
4. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik.
5. QR Code adalah matriks berkode dua dimensi yang berisi informasi terhadap dokumen
yang ditandatangani secara elektronik.
6. Aplikasi tanda tangan elektronik adalah aplikasi yang dibangun dan di kelola oleh Biro
Hubungan Masyarakat Data dan Informasi yang memiliki fungsi pendaftaran sertifikat
elektronik, penandatangan dokumen elektronik dan pemeriksaan keaslian dokumen
elektronik.
7. Passphrase adalah serangkaian angka dan/atau huruf dan/atau karakter tertentu yang
digunakan sebagai alat autentikasi untuk melakukan akses ke Sertifikat Elektronik.
8. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal Kementerian Agama.
9. Inspektorat Jenderal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
10. Menteri adalah Menteri Agama.
BAB II
PELAKSANAAN PENGGUNAAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

A. Sertifikat Elektronik

Dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Nomor : B-156-050


/B.VIII/3/HK.00.5/06/2020 Tanggal 9 Juni 2020 antara Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN) dan Kementerian Agama tentang Pemanfaatan Sertitikat Elektronik Pada Sistem
Elektronik Di Lingkungan Kementerian Agama, maka diperlukan beberapa langkah sebagai
berikut:
1. Satuan kerja yang sudah menggunakan tanda tangan elektronik baik yang berbentuk
scan tanda tangan ataupun martiks berkode dua dimensi (QR Code) yang tidak memiliki
sertifikat elektronik harap segera mendaftarkan sertifikat elektronik untuk pejabat yang akan
menandatangani dokumen secara elektronik.
2. Satuan kerja yang sudah menggunakan tanda tangan elektronik baik yang berbentuk
scan tanda tangan atau martiks berkode dua dimensi (QR Code) ataupun yang tidak ada
visual sama sekali, dimana seritifikat elektroniknya tidak dikeluarkan oleh penyelenggara
sistem elektronik yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika, maka harus
segera merubah sertifikat elektroniknya kepada penyelenggara sistem elektronik yang
sudah terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
3. Daftar penyelenggara sertifikat elektronik yang terdaftar pada Kementerian Komunikasi
dan Informatika dapat dilihat pada halaman website https://tte.kominfo.go.id/listPSrE/_
4. Satuan kerja yang sudah menggunakan tanda tangan elektronik baik yang berbentuk
scan tanda tangan atau martiks berkode dua dimensi (QR Code) ataupun yang tidak ada
visual sama sekali, dimana seritifikat elektroniknya dikeluarkan oleh penyelenggara sistem
elektronik yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika, maka tetap dapat
menggunakan sertifikat elektronik yang ada sampai sertifikat elektronik tersebut habisa
masa berlakunya.
5. Satuan kerja yang sudah menggunakan tanda tangan elektronik seperti pada point 4 ,
maka diharapkan segera berkoordinasi dengan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama
yang diwakili oleh Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi dengan memberikan
salinan Perjanjian Kerja Sama yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja yang dimaksud
dengan penyelenggara Sistem Elektronik.
6. Satuan kerja yang belum menggunakan tanda tangan elektronik baik pada sistem
elektronik yang ada maupun pada salinan dokumen elektronik yang dikeluarkan, harap
segera mendaftarkan sertifikat elektronik melalui aplikasi yang dibangun oleh Biro
Hubungan Masyarakat Data dan Informasi
7. Sekretariat Jenderal yang diwakili oleh Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi
harus membangun dan mengelola aplikasi atau sistem informasi yang digunakan untuk
melakukan pendaftaran sertifikat elektronik para pejabat yang ada di lingkungan
Kementerian Agama.
8. Satuan kerja yang akan menggunakan tanda tangan elektronik pada sistem
elektroniknya tidak perlu melakukan perjanjian kerja sama yang baru , cukup menggunakan
Perjanjian Kerja Sama Nomor : B-156-050 /B.VIII/3/HK.00.5/06/2020 Tanggal 9 Juni 2020
antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Agama tentang
Pemanfaatan Sertitikat Elektronik Pada Sistem Elektronik Di Lingkungan Kementerian
Agama.
.
B. Pendaftaran Sertifikat Elektronik
Pendaftaran sertifikat elektronik untuk pejabat atau orang yang ditunjuk sebagai
penandatangann dokumen secara elektronik dapat dilakukan dengan cara sebegai berikut:
1. Pendaftaran sertifikat elektronik dilakukan dengan menggunakan aplikasi Tanda Tangan
Elektronik (TTE) yang dikelola oleh Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi dengan
alamat situs web https://tte.kemenag.go.id
2. Untuk melengkapi pendaftaran sertifikat elektronik, maka perlu disiapkan beberapa data
sebagai berikut:
a. Nomor Induk Pegawai
b. Nomor Induk Kependudukan
c. Alamat Surat Elektronik (Email)
alamat email yang dimasukkan adalah email dinas Kementerian Agama dengan
domain @kemenag.go.id. Email merupakan email pribadi bukan email atas nama
jabatan.
d. Photo tanda tangan
Tipe file untuk photo tanda tangan bisa jpg, jpeg atau png dengan besar file maksimal
500 kb.
e. Photo Kartu Tanda Penduduk
Tipe file untuk photo Kartu Tanda Penduduk bisa jpg, jpeg atau png dengan besar file
maksimal 500 kb.
f. Surat Rekomendasi
Untuk instansi daerah, Surat rekomendasi dikeluarkan oleh Pejabat Minimal setingkat
eselon II. Untuk instansi Kementerian Agama Pusat, surat rekomendasi dikeluarkan
oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi. Surat Rekomendasi
ditandatangani dan dibuat dengan tipe dokumen pdf maksimal sebesar 500 kb
3. Data yang dimasukkan untuk pendaftaran sertifikat elektronik pada aplikasi Tanda
Tangan Elektronik Kementerian Agama akan dikirimkan secara lansung kepada aplikasi
milik BSSN untuk memperoleh sertifikat elektronik.
4. Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi menunjuk satu orang verifikator yang
dibutuhkan BSSN untuk menginformasikan pendaftaran sertifkat elektronik yang dilakukan
5. Apabila pendaftaran sertifikat elektronik disetujui maka, BSSN akan mengirimkan
passphrase secara otomatis pada email yang dimasukkan pada saat pendaftaran sertifikat
elektronik.
6. Pendaftaran sertifikat elektronik dan penggunaan tanda tangan elektronik harus
dilakukan sendiri tidak boleh diwakilkan. Segela penyalahgunaan tanda tangan elektronik
menjadi tanggung jawab pemilik sertifikat elektronik.

C. Penerapan Tanda Tangan Elektronik


Sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama Nomor : B-156-050 /B.VIII/3/HK.00.5/06/2020
Tanggal 9 Juni 2020 antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian
Agama tentang Pemanfaatan Sertitikat Elektronik Pada Sistem Elektronik Di Lingkungan
Kementerian Agama, maka penerapan tanda tangan elektronik pada sistem elektronik atau
dokumen elektronik yang ada di Kementerian Agama perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pemilik aplikasi atau sistem elektronik wajib mencantumkan logo Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) pada setiap aplikasi yang menggunakan sertifikat elektronik yang
dikeluarkan oleh BSSN
2. Pemilik aplikasi atau sistem elektronik wajib mencantumkan informasi pada dokumen
keluaran aplikasi yang menggunakan Sertifikat Elektronik bahwa dokumen telah
ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang dikeluarkan oleh
BSSN
3. Sebagai penyeragaman bentuk visualisasi tanda tangan elektronik di Lingkungan
Kementerian Agama, maka bentuk tanda tangan elektronik di Lingkungan Kementerian
Agama adalah sebagai berikut:
a. Visualiasi tanda tangan elektronik dilambangkan dengan logo Balai Sertifikasi Elektronik
(BSrE) di atas nama penandatangan dokumen
b. Mencantumkan matriks berkode dua dimensi (QR Code) pada bagian kiri halaman footer
dokumen, dimana QR code akan berisi tautan dokumen yang asli untuk mempermudah
verifikasi oleh penerima dokumen. QR Code juga memuat logo Kementerian Agama yang
diletakkan di tengah QR Code
c. Pada bagian kanan halaman footer dokumen berisi informasi dokumen telah
ditandatangani secara elektronik dengan narasi sebagai berikut:
“ Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik
yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya, silakan scan QRCode disamping
dan pastikan tautan pada QR code mengarahkan ke tautan tte.kemenag.go.id “
4. Pemilik sistem elektronik wajib mengirimkan dokumen asli kepada Biro Hubungan
Masyarakat Data dan Informasi, untuk disimpan agar mempermudah penerima dokumen
untuk memeriksa keaslian dokumen pada aplikasi Tanda Tangan Elektronik di
tte.kemenag.go.id
5. Untuk mempermudah pengiriman dokumen asli sistem elektronik ke aplikasi Tanda
Tangan Elektronik, maka Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi harus membangun
Application Programming Interface (API) yang nantinya akan digunakan untuk mengirimkan
dokumen asli secara otomatis dari sistem elektronik yang dibangun oleh satuan kerja
kepada aplikasi Tanda Tangan Elektronik yang dibangun Biro Hubungan Masyarakat Data
dan Informasi.
6. Sistem elektronik yang menggunakan tanda tangan elektronik harus menggunakan
domain atau subdomain resmi sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Registrar Nama Domain Instansi Penyelenggara
Negara. Domain resmi untuk instansi Kementerian Agama adalah :
a. Kemenag.go.id
b. Halal.go.id
c. Domain .go.id lain yang ditetapkan atas persetujuan Kementerian Komunkasi dan
Informatika
7. Untuk institusi pendidikan, boleh menggunakan domain atau subdomain selain yang
disebutkan pada point 6. Domain yang diijinkan untuk institusi pendidikan adalah ac.id untuk
domain institusi penddikan tinggi dan domain sch.id untuk pendidikan dasar dan menengah.
BAB II
PELAPORAN DAN PENGAWASAN PENGGUNAAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

A. Tahap Pelaporan
Pelaporan penggunaan tandatangan elektronik pada sistem elektronik yang
digunakan disampikan secara berkala minimal setiap 6 bulan sekali. Format yang
digunakan untuk pelaporan disesuaikan dengan format yang dikeluarkan oleh BSrE.
Laporan minimal memuat pemanfaatan sertifikat elektronik pada sistem elektronik yang
digunakan termasuk jumlah dokumen yang telah dikeluarkan dan proses pengiriman
salinan dokumen asli ke aplikasi Tanda Tangan ELektronik.

B. Tahap Pengawasan
Pengawasan terhadap penggunaan tanda tangan elektronik di lingkungan
Kementerian Agama :
1. Pengawasan terhadap penggunaan tanda tangan elektronik di Lingkungan
Kementerian Agama dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
2. Biro Hubungan Masyarakat Data dan Informasi melakukan koordinasi dengan
Inspektorat Jenderal dalam pelaksanaan penggunaan tanda tangan elektronik di
Kementerian Agama.
Lampiran II
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 39 Tahun 2020
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Tanda Tangan
Elektronik Di Lingkungan Kementerian Agama

CONTOH SURAT REKOMENDASI

KOP SURAT
SURAT REKOMENDASI PERMOHONAN PENERBITAN SERTIFIKAT
ELEKTRONIK OSD BSSN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama Lengkap :
2. NIP :
3. NIK :
4. Pangkat/Golongan :
5. Jabatan :
6. Instansi :
7. Unit Kerja :
8. Alamat Email : (harus email kemenag.go.id atas nama pribadi)

Dengan ini memberikan rekomendasi kepada :

1. Nama Lengkap :
2. NIP :
3. NIK :
4. Pangkat/Golongan :
5. Jabatan :
6. Unit Kerja :
7.Instansi :
Kota
: Provinsi
:
8. Alamat Email : (harus email kemenag.go.id atas nama pribadi)
9. No. Telepon :
Untuk melakukan pendaftaran sertifikat elektronik sekaligus menjadi
pemegang sertifikat elektronik yang digunakan pada:
a. Sistem :
b. Kegunaan :
Demikian surat rekomendasi ini saya buat, agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Ditandatangani
di :
Tanggal :
Hormat saya,

NIP.

Anda mungkin juga menyukai