A K P E N G
PA J B A D A N )
IB P A JA K
(WA J
Disampaikan oleh:
Dr. Ita Salsalina Lingga,
S.E.,M.Si.,Ak.,CA
Penghitungan PPh Akhir Tahun
Lanjut A A.Penghasilan Neto Fiskal 164.000.000
B.Zakat (sudah ada di Rekonsiliasi Fiskal) 0
Lanjut B
C.Kompensasi Kerugian -
Lanjut C D.Pengh Tdk Kena Pajak (PTKP) tidak ada 0
E.Penghasilan Kena Pajak ( PKP ) 164.000.000
Lanjut D F.PPh Terutang 22.960.000
G.PPh yang dipotong / dipungut pihak ketiga
(PPh 22 / 23 / 24) sdngkan PPh 21 tidak ada ( 10.960.000)
H.PPh yg harus dibayar sendiri / 12.000.000
PPh yg lebih dipotong -
H.PPh Yang Dibayar Sendiri :
- PPh Pasal 25 (angsuran)/STP Pokok PPh 25 (7.000.000)
- Fiskal Luar Negeri -
J. PPh Kurang Bayar / Lebih Bayar (PPh Psl 29) 5.000.000
PEMBUKUAN
Buku
Dokumen Harian Buku Besar
Sumber /Jurnal
Neraca Saldo Ayat Jurnal
Harian Neraca Saldo
Setlh Penyesuaian Seblm
Penyesuaian Penyesuaian
REKONSILIASI (Penyesuaian)
Rekonsiliasi
L/K L/K
Akuntansi
Fiskal
Fiskal
Rekonsiliasi
Perkiraan Akuntansi Fiskal
Positif Negatif
Peredaran Usaha :
1
1 2
Tdk. Final
Final
300.000.000
100.000.000
-
-
-
100.000.000
300.000.000
-
2 Biaya Usaha terdapat
(Sumbangan 50.000.000)
200.000.000 50.000.00
0
- 150.000.000
PH NETO 3
Bukan Objek
Objek PPh
FISKAL (Pasal 4 ayat 3)
1 2
Bukan Final Final
(Pasal 4 ayat 1) (Pasal 4 ayat 2)
Biaya KOREKS
(expenses) I
FISKAL
2 Deductible 1 Non Deductible
(Pasal 6 ayat 1) (Pasal 9 ayat 1 & PP) 5
Objek PPh Bukan Final 1
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
No Jenis PPh
1. Bunga Tabungan/Deposito, Jasa Giro (kecuali saldo s.d. Rp7,5jt) 20%
2. Transaksi/Penjualan saham di bursa efek 0,1%
3. Hadiah Undian 25%
4. Jasa Konstruksi (Perusahaan Kontraktor) 2% - 6%
5. Sewa tanah dan/atau bangunan (Perusahaan Mall,dll) 10%
6. Revaluasi Aktiva Tetap 10%;18%
7. HIBAH, BANTUAN, SUMBANGAN, DAN WARISAN SESUAI PSL 4 ayat (3) a & b
KECUALI SUMBANGAN DLM PSL 6 ayat (1) i s.d. m dan ZAKAT
8. PAJAK PENGHASILAN
9. BIAYA YG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP/
TANGGUNGANYA
10. GAJI YG DIBAYARKAN KPD ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA/PERSERO
KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
11. SANKSI ADMINISTRASI & SANKSI PIDANA YG BERKENAAN PELAKSANAN UU
PERPAJAKAN
PEMUPUKAN DANA CADANGAN 1
PMK-81/PMK.03/2009
12
Pemberian Natura/Kenikmatan
2
PMK-83/PMK.03/2009 jo PER - 51/PJ/2009
JENIS PEMBERI PENERIMA CONTOH
A BUKAN BUKAN PPh 21 Ditanggung Perush., Pengobatan Karyawan, Premi
BIAYA PHSLAN Asuransi
B BUKAN PHSLAN Natura dari Bukan Subjek Pajak atau Dari Subjek PPh yang
BIAYA Dikenakan PPh Final
Dibebankan
melalui
AMORTISASI PENYUSUTAN
Amortisasi Kelompok 1
Program Aplikasi Khusus adalah program yang dirancang khusus
untuk keperluan otomatisasi sistem administrasi, pekerjaan atau
kegiatan usaha tertentu, seperti dibidang perbankan, pasar modal,
perhotelan, rumah sakit atau penerbangan
Jika ada up grade, maka hitung NSB Fiskalnya kemudian ditambahkan
biaya up grade dan diamortisasi dari awal
24
PENGHITUNGAN PPh BADAN
Dg. Omset s.d. 4,8 Miliar atau > 50 Miliar
Peredaran bruto PT I dalam tahun pajak 2010 sebesar
di atas 50 miliar
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut
dikenakan tarif Pajak Penghasilan badan yang berlaku karena jumlah
peredaran bruto PT I melebihi Rp 50.000.000.000.
Pajak Penghasilan yang terutang:
25% x Rp500.000.000 = Rp125.000.000
Peredaran bruto PT J dalam tahun pajak 2010 sebesar
Rp4.500.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
s.d. 4,8 miliar
Rp500.000.000.
Penghitungan pajak yang terutang:
Omset
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut
dikenakan tarif sebesar 50% dari tarif Pajak Penghasilan badan yang berlaku
karena jumlah peredaran bruto PT J tidak melebihi Rp4.800.000.000.
Pajak Penghasilan yang terutang:
50% x 25% x Rp500.000.000 = Rp62.500.000
25
PENGHITUNGAN PPh Badan Dengan Omset
Sethn > 4,8 Miliar s.d. 50 Miliar
Peredaran bruto PT K dalam tahun pajak 2010 sebesar
Rp 30.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp 3.000.000.000.
C Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang:
O
N
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang
T memperoleh fasilitas:
O (Rp4,8 miliar : Rp 30 miliar) x Rp3 miliar = Rp 480.000.000
H
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas:
Rp3 miliar – Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000