Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEERAWATAN PADA

NY. A DENGAN DIABETES


MELLITUS
Disusun Oleh :
Adelia Oktafiani 21120002
Aini Rawasi 21120004
Ambar Oktawidaswara 21120006
Anggita Farah Salekha 21120008
Ayu Pratiwi 21120011
Indah Tri Setyowati 21120031
Nurfadilah Subana 21120045
Risqi Abdullah 21120054
Saskia Putri Maharani 21120056
Selvi Emiliyana 21120057
Shofi Alfiyyah 21120059
Sindi Rismawati 21120061
Siska Nanda Widiawati 21120062
Tri Hartatik 21120065
Tria Ayu Ningtyas 21120066
Definisi Proses Menua
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan
Batasan Lanjut Usia
Menurut World Health Organization (WHO), ada empat
tahapan lanjut usia yaitu :
1. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
Klasifikasi Lansia
Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:
1. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih
dengan masalah kesehatan
4. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat mengahasilkan barang atau
jasa
5. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah, sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
Ciri-Ciri Lansia
Menurut Depkes RI (2016), ciri-ciri lansia adalah
sebagai berikut :
1. Lansia merupakan periode kemunduran
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
3. Menua membutuhkan perubahan peran
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perubahan Pada Lansia
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi
proses penuaan secara degeneratif yang akan
berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga
kognitif, perasaan, sosial dan seksual (Azizah dan
Lilik M, 2011).
Definisi Diabetes Millitus
Diabetes melitus merupakan sekumpulan
gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya (Smelzel dan Bare, 2015).

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok


penyakit atau gangguan metabolik dengan
karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –
duanya (ADA, 2017).
Etiologi
Menurut Smeltzer 2015 Diabetes Melitus
dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori
klinis yaitu :
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DM TIPE
1)
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM
TIPE II)
Manifestasi Klinis
Menurut PERKENI (2015) , penyakit diabetes melitus
ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak
disadari penderita. Tanda awal yang dapat diketahui
bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar
gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam
darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air
seni(urine)penderita kencing manis yang
mengandung gula(glucose),sehingga urine sering
dilebung atau dikerubuti semut.
Pathway
WOC
Reaksi Autoimun obesitas,usia,genetik

DM tipe I DM tipe II

Sel Beta Prancreas Hancur Sel Beta Prancreas Rusak

Defisiensi Insulin

Anabolisme Proses Liposis Meningkat penurunan pemakaian

kerusakan pada antibodi Gliserol asam lemak bebas Glukosa

kekebalan tubuh aterosklerosis katogenesis Hiperglikemia

neoropati sensori perifer ketonuria Poliphagi viskolita


ketoasidosis Polidipsi darah
klien merasa sakit pada luka

- nyeri abdomen Poliurea aliran

- mual, muntah Darah melambat


- coma
makro veskuler mikro vaskuler Ischemic

Jaringan

Jantung selebral retina ginjal Ketidakefektifan

Gula Darah

Miocard infark penyumbatan retina neoropati

Keti efektifan
Nyeri Akut Nerkrosis luka Perfusi

ganggren

aktivitas terganggu

intolenransi
aktivitas
Kerusakan
integritas kulit
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet
2. Olahraga
3. Edukasi/penyuluhan
4. Pemberian obat-obatan
5. Pemantauan gula darah
6. Melakukan perawatan luka

Penatalaksanaan Medis
7. Terapi dengan Insulin
8. Obat Antidiabetik Oral
Klasifikasi
Klasifikasi ulkus diabetik adalah sebagai berikut:
Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam
keadaan utuh dengan adanya kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti “claw, callus”
Derajat I : Ulkus superfisial yang terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam yang menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa adanya
osteomielitis.
Derajat IV : Gangren yang terdapat pada jari kaki atau
bagian distal kaki dengan atau tanpa adanya selulitis.
Derajat V : Gangren yang terjadi pada seluruh kaki atau
sebagian pada tungkai
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Identitas
Nama : Ny. A
Umur: 66 th
Alamat : Gg Guru Saliin Rt.005 Rw 05 No. 58 Ulujami Pesanggarahan Jak-sel 12250
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk panti : 30 April 2020
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Betawi
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda

Status kesehatan saat ini


Klien mengatakan pusing, badan lemas dan kedua jari kaki suka kesemutan, kebas, dan terkadang nyeri.

Riwayat kesehatan masa lalu


Klien pernah masuk RSUK pesanggrahan dikarenakan HB : 7,6 g/dl tahun 2018, di rawat di RSUD Budi
Asih karena terdapat luka pada mata kaki kanan dengan Gula darah sewaktu 275. Klien menyandang DM
tipe 2 sejak 10 tahun yang lalu.

Riwayat kesehatan keluarga /


Klien memiliki keluarga yang menderita penyakit Diabetes Mellitus yaitu ibu klien.
Keterangan :
Klien saat ini tinggal bersama anak laki-lakinya, suami klien
meninggal 3 tahun yang lalu karena penyakit PPOK. Klien memiliki 3
anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Ketiga anak perempuan klien
sudah menikah. Ibu klien sudah meninggal dan memiliki penyakit
DM Tipe 2.
Pengkajian persistem (jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di
bawah meliputi pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
Keadaan umum
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
GCS : ( E: 4, M: 6 , V: 5)
TTV : TD : 100/70 mmHg, Suhu : 37,30C
Nadi : 78 x/menit, RR: 20x/menit
BB/TB : 49 KG/155 cm
Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
Tegap √
Bungkuk
Kifosis
Skoliosis
Lordosis
Keluhan : Klien mengeluh nyeri pada kaki yang luka sebelah Kanan.
1) Indeks Massa Tubuh

1) BMI : BB(kg) = 45 Kg = 18,73


(TB(m) x TB(m)) 1,55 x 1,55

Klasifikasi nilai :

a) Kurang : < 18,5


b) Normal : 18,5 – 24,9 √
c) Berlebih : 25 – 29,9
d) Obesitas : > 30
Head to Toe
Kepala :
Kebersihan : bersih
Kerontokan rambut : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya, jelaskan : .......................................................................................
Mata
Konjungtiva : Anemis
Sklera : tidak
Stabismus : tidak
Penglihatan : kabur
Peradangan : tidak
Katarak : ya
Penggunaan kacamata : ya
Keluhan : tidak
Jika ya , jelaskan : Menggunakan kacamata rabun dekat, riwayat post op katarak tahun 2017 mata
kiri, saat ini katarak mata kanan.
Hidung
Bentuk hidung : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya , jelaskan : ....................................................................................
Mulut, Tenggorokan
Kebersihan : baik
Mukosa : lembab
Peradangan : tidak
Gigi : tidak karies , ompong
Radang gusi : tidak
Kesulitan mengunyah : ya
Keluhan lain : ya
Jika ya , jelaskan : klien tidak bisa makan makanan yang keras
Telinga
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak
Pendengaran : tidak terganggu
Jika ya , jelaskan : ..................................................................................
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak
JVD(Jugularis Vena Distensi) : tidak
Kaku kuduk : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya , jelaskan : ..................................……………………………..
Dada
Bentuk dada : normal chest (√) / barrel chest/ pigeon chest
Payudara : simetris
Retraksi dinding dada : tidak
Suara nafas : vesikuler
Wheezing : tidak
Ronchi : tidak
Suara jantung tambahan : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
Abdomen
Bentuk : distended/flat (√) / lainnya
Nyeri takan : ya/tidak (√)
Kembung : ya/tidak (√)
Supel : ya (√) /tidak
Bising Usus : ada (√)/tidak , frekuensi : 5 x/menit
Massa: ya/tidak (√) , regio
Keluhan : ya/tidak (√)
Jika ya , jelaskan : ..........................................................................
Genetalia
Kebersihan : baik (√) /tidak
Frekuensi BAK : 4 x/hari
Frekuensi BAB : 1 hari sekali
Haemoroid : ya/tidak (√)
Hernia : ya/tidak (√)
Keluhan : ya/tidak (√)
Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
Ekstremitas
Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5 5 5 5 5 5 5 5
5555 5555
Ket :
= Lumpuh
= Ada Kontraksi
= Melawan gravitasi dengan sokongan
= Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
= Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
= Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal (√) /terbatas
Deformitas : ya (√)/tidak
Tremor : ya /tidak(√)
Edema : ya (√)/ tidak , pitting edema (√) /tidak
Penggunaan alat bantu : ya (√) /tidak , jenis : tongkat dan kursi roda
Nyeri persendian : ya/tidak (√)
Paralysis : ya/tidak (√)
CRT : < 3 detik
Keluhan : ya (√) /tidak
Jika ya , jelaskan : klien mengeluh tidak biasa berjalan jauh dan jika berjalan
jauh harus menggunakan alat bantu, jari- jari kaki dan tangan klien tampak
mengalami perubahan bentuk.
Integumen
Kebersihan : baik (√)/tidak
Warna : pucat/tidak (√)
Kelembapan : kering (√) /lembab
Lesi/Luka : ya /tidak(√)
Perubahan tekstur : ya /tidak (√)
Gangguan pada kulit : ya/tidak (√)
Keluhan : ya (√) /tidak
Jika ya , jelaskan : kulit tampak kendor dan kering.
Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan )
Glukosa darah puasa : 115 mg/dl (70 -113 mg/dl)
Glukosa darah 2 jam PP : 153 mg/dl (<140 mg/dl)
HbA1c : 5,6 % (4-6 %)
Asam Urat : …..
Kolestrol : 191 mg/dl (< 200mg/dl)
Pola aktifitas sehari – hari
Klien tidak mengalami sulit tidur pada malam hari, klien bangun pagi untuk mandi pukul 05:00 mengganti pakaian,
menyiapkan sarapan pagi (3 telur rebus), dan berjemur di depan rumah.
Pengkajian psikososial dan spiritual : Psikososial (kemampuan sosialisasi klien saat ini, sikap klien terhadap orang lain,
harapan klien dalam berhubungan dan kepuasan klien dalam membina hubungan ).
‘’Klien kadang mengikuti kegiatan sekitar seperti penngajian RT. Sosialisasi klien dengan tetangga baik, stabilitas emosi klien
stabil.’’
Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :
Pertanyaan tahap satu :
Apakah klien mengalami sulit tidur ?
Jawab: klien tidak mengalami sulit tidur dimalam hari.
Apakah klien sering gelisah
Jawab:klien mengatakan gelisah jika tidak berada dirumah.
Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?
Jawab: klien mengatakan tidak pernah nangis sendiri
Apakah klien sering was – was atau khawatir ?
Jawab: klien menjawab tidak
(Lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih dari satu)
Pertanyaan tahap dua :
Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ?
Ada banyak masalah atu fikiran ?
Ada masalah dengan keluarga ?
Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
Cendrung mengurung diri ?
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF
Spiritual
Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian dan harapan klien
terhadap kehidupan spiritualnya. Klien menganut agama islam, klien kadang mengikuti kegiatan
keagamaan, klien mengakui setiap orang pasti akan mati, klien mengatakan dapat beribadah lebih
baik.
Pengkajian status fungsional klien
KATZ Indeks :
Termasuk katagori yang manakah klien
Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan mandi.
Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
Lain-lain.
Keterangan : mandiri. berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun
ia anggap mampu.

Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ?
Klien termasuk dalam kategori ketergantungan sebagian, dengan total nilai 110
ModifikasidariBarthelIndeks
Termasukyangmanakahklien?
Klientermasukdalamkategoriketergantungansebagian,dengantotalnilai110
Keterangan
130 : Mandiri
65- 129 : Ketergantungansebagian (√)
<65 : TotalCare

NO. KRITERIA DENGAN BANTUAN MANDIRI KETERANGAN

1 Makan 5 10 Frekuensi 3 x

Jumlah seporsi

Jenis nasi dan lauk pauk


2 Minum 5 10 Frekuensi 4- 6

Jumlah 600 ml

Jenis air mineral


3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya 5 – 10 15  

4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi ) 0 5 Frekuensi 2 kali / hari

5 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh 5 10  


dan menyiram)

6 Mandi 5 15 Frekuensi 2 kali / hari


7 Jalan di permukaan datar 0 5  
8 Naik turun tangga 5 10  
9 Mengenakan pakaian 5 10  
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1

Konsistensi : Lembek
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 4

Warna : kuning jernih


12 Olah raga / latihan 5 10 Frekuensi : 1x / hari

Jenis : berjemur dan jalan santai


13 Rekreasi / pemanfaatan waktu luang 5 10
Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Shorf
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN

(√) 01 Tanggal berapa hari ini ?

(√) 02 Hari apa sekarang ini ?

(√) 03 Apa nama tempat ini ?

(√) 04 Dimana alamat anda ?

(√) 05 Berapa umur anda ?

(√) 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)

(√) 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?

(√) 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?

(√) 09 Siapa nama Ibu anda ?

(√) 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari


setiap angka baru, semua secara menurun

0
Score =

Interprestasi :

a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh (√)


b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Morse Fall Scale
No Pengkajian Skala Nilai Ket

1 Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh Tidak 0


0  
  dalam 3 bulan terakhir? Ya 25

2 Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Tidak 0 Diabetes


25
  Lebih dari satu penyakit ? Ya 25 dan rematik

3 Alat Bantu Jalan : Klien


  0
   Bedrest/dibantu perawat berjalan

   Kruk/tongkat/walker   15 menggunaka

   Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, n tongkat

lemari, meja) dan

15 berpeganga

n pada
  30
benda

sekitar jika

jalanan

tidak datar

4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0


0  
  Terpasang infuse ? Ya 20

5 Gaya berjalan/cara berpindah :

 Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak   0

sendiri) 0  

 Lemah (tidak bertenaga)   10

 Gangguan/tidak normal (pincang/diseret)   20

6 Status mental
  0 0  
 Lansia menyadari kondisi dirinya

 Lansia mengalami keterbatasan daya ingat   15 0  

Total Nilai 40  
Keterangan :
Hasil score MFS adalah 40

Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan

Tidak Resiko 0 – 24 Perawatan dasar

Resiko Rendah 25 – 30 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh


standar.

Resiko Tinggi >31 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh


resiko tinggi.
PENATALAKSANAAN
Therapi / pengobatan termasuk diet yang menunjang
masalah :
Metformin 3x1 tablet (oral),
Lantus 1 x 5 unit (Subcutan),
Metilprednisolon 3x1 tablet PO,
Dexamethason 2x1 (oral),
Antasida 2x1 (Oral),
Klien kontrol rutin ke RSUK 1 bulan sekali.
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan pusing 1. Tampak adanya luka pada mata kaki sebelah kanan klien
2. Klien mengatakan badan lemas 2. Tampak adanya edema pada kaki kanan klien
3. Klien mengatakan kedua jari sering 3. Tampak adanya pitting edema
kesemutan 4. Jari kaki dan tangan klien tampak mengalami perubahan bentuk
4. Klien mengatakan kaki kebas dan nyeri pada 5. Klien tampak menggunakan alat bantu berjalan (jenis tongkat dan
bagian kaki kanan kursi roda)
5. Klien mengatakan tidak bisa berjalan jauh 6. TTV :
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 37,30C
Nadi : 78 x/menit
RR: 20x/menit
Glukosa darah puasa : 115 mg/dl (70 -113 mg/dl)
Glukosa darah 2 jam PP : 153 mg/dl (<140 mg/dl)
- Hasil score mfs adalah 40 (resiko tinggi)
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Gangguan toleransi glukosa darah
- Klien mengatakan pusing Darah
- Klien mengatakan badan lemas
DO :
- Glukosa darah puasa : 115 mg/dl (70 -113 mg/dl)
- Glukosa darah 2 jam PP : 153 mg/dl (<140 mg/dl)
 

2 DS : Perfusi Perifer Tidak Efektif Hiperglikemia


- Klien mengatakan kedua jari sering kesemutan
- Klien mengatakan kaki kebas
- Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki kanan
DO :
- Turgor kulit klien menuun
- kulit klien tampak kering
- Tampak adanya edema pada kaki kanan klien
 

3 DS : - Resiko jatuh Faktor resiko :


DO : - Penggunaan alat bantu berjalan
- Hasil score mfs adalah 40 (resiko tinggi)
- Klien tampak menggunakan alat bantu berjalan (jenis tongkat - Hiperglikemia

dan kursi roda)


- Gangguan pengelihatan

- Jari kaki dan tangan klien tampak mengalami perubahan


bentuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan (P&E) Tanggal Tanggal Paraf
Ditemukan Teratasi
1 (D.0027)      
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
berhubungan dengan Gangguan toleransi glukosa
darah
2 (D.0009)      
Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan
Hiperglikemia)
3 (D.0143)      
Resiko jatuh berhubungan dengan Faktor resiko :
- Penggunaan alat bantu berjalan

- Hiperglikemia

- Gangguan pengelihatan
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1 (D.0027) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemi (I.03115)
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah keperawatan selama 3x24 jam Observasi
berhubungan dengan Gangguan toleransi diharapkan kestabilan gula darah Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil: Monitor kadar glukosa darah
DS : (L.03022) Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
- Klien mengatakan pusing 1. Pusing menurun Terapeutik
- Klien mengatakan badan lemas 2. Lelah/lesu menurun Berikan asupan cairan oral
DO : 3. Kadar glukosa dalam darah Edukasi
- Glukosa darah puasa : 115 mg/dl (70 membaik Anjurkan monitor kadar gula darah secara mandiri
-113 mg/dl) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Glukosa darah 2 jam PP : 153 mg/dl Anjurkan pengelolaan diabetes
(<140 mg/dl) Kolaborasi
  1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

2 (D.0009) Setelah dilakukan Tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079)


Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
dengan Hiperglikemia diharapkan perfusi perifer meningkat Periksa sirkulasi perifer
DS : dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor gagguan sirkulasi
Klien mengatakan kedua jari sering kesemutan (L.02011) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
Klien mengatakan kaki kebas Edema perifer menurun ekstermitas
Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki Nyeri ekstremitas menurun Terapeutik
kanan Parastesia menurun 1. Lakukan pencegahan infeksi
DO : Turgor kulit membaik 2. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Turgor kulit klien menuun Edukasi
kulit klien tampak kering 3. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
Tampak adanya edema pada kaki kanan klien 4. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
  dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

3
3 (D.0143) Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh (I.14540)
Resiko jatuh berhubungan dengan Tindakan keperawatan Observasi
Faktor resiko : selama 3x24 jam 1. Identifikasi faktor resiko jatuh
- Penggunaan alat bantu berjalan diharapkan tingkat jatuh 2. Hitung resiko jatuh dengan menggunakan
menurun dengan kriteria skala (mis. Fall Morse Scale), jika perlu
- Hiperglikemia
hasil: Terapeutik
(L.05037) 3. Pastiak roda tempat tidur dan kursi roda
- Gangguan pengelihatan
1. Berjalan jarak jauh cukup terkunci
DS : - meningkat 4. Gunakan alat bantu berjalan
DO : 2. Nyeri saat berjalan Edukasi
- Hasil score mfs adalah 40 (resiko menurun menurun 5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tinggi) tidak licin
- Klien tampak menggunakan alat Dukungan Ambulasi (I.06171)
bantu berjalan (jenis tongkat dan Observasi
kursi roda) 6. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
- Jari kaki dan tangan klien tampak
7. Monitor kondisi umum selama ambulasi
mengalami perubahan bentuk
Terapeutik
8. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
 
bantu
  9. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika
perlu
Edukasi
10. Anjurkan melakukan ambulasi dini
11. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan
 
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan suatu gangguan krinis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang
diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes melitus yang utama
adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Depensent Diabetes Melitus
(NIDDM). Faktor yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, umur yang berkaitan
dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubaha vaskuler, obesitas, banyak makan, aktivitas fisik
yang kurang, penggunaan obat yang bermacam-macam, keturunan, keberadaan penyakit lain, sering stress.

Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering muncul adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia adalah menilai
penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya, menghilangkan gejala-
gejala akibat hiperglikemia lebih bersifat konservatif, mengendalikan glukosa darah dan berat badan.
 
Saran
Semoga dengan dibuatnya asuhan keperawatan ini, mahasiswa dapat mempergunakannya dalam menambah wawasan
tentang asuhan keperawatan pada gerontik.
Bagi mahasiswa, diharapkan untuk memperdalam pengetahuan dalam menerapkan asuhan keperawatan gerontik secara
efektif dan efisien baik teoritis maupun di dalam kasus.

Anda mungkin juga menyukai