DM tipe I DM tipe II
Defisiensi Insulin
Jaringan
Gula Darah
Keti efektifan
Nyeri Akut Nerkrosis luka Perfusi
ganggren
aktivitas terganggu
intolenransi
aktivitas
Kerusakan
integritas kulit
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet
2. Olahraga
3. Edukasi/penyuluhan
4. Pemberian obat-obatan
5. Pemantauan gula darah
6. Melakukan perawatan luka
Penatalaksanaan Medis
7. Terapi dengan Insulin
8. Obat Antidiabetik Oral
Klasifikasi
Klasifikasi ulkus diabetik adalah sebagai berikut:
Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam
keadaan utuh dengan adanya kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti “claw, callus”
Derajat I : Ulkus superfisial yang terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam yang menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa adanya
osteomielitis.
Derajat IV : Gangren yang terdapat pada jari kaki atau
bagian distal kaki dengan atau tanpa adanya selulitis.
Derajat V : Gangren yang terjadi pada seluruh kaki atau
sebagian pada tungkai
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Nama : Ny. A
Umur: 66 th
Alamat : Gg Guru Saliin Rt.005 Rw 05 No. 58 Ulujami Pesanggarahan Jak-sel 12250
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk panti : 30 April 2020
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Betawi
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
Klasifikasi nilai :
1 Makan 5 10 Frekuensi 3 x
Jumlah seporsi
Jumlah 600 ml
4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi ) 0 5 Frekuensi 2 kali / hari
Konsistensi : Lembek
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 4
0
Score =
Interprestasi :
Kruk/tongkat/walker 15 menggunaka
15 berpeganga
n pada
30
benda
sekitar jika
jalanan
tidak datar
sendiri) 0
6 Status mental
0 0
Lansia menyadari kondisi dirinya
Total Nilai 40
Keterangan :
Hasil score MFS adalah 40
- Hiperglikemia
- Gangguan pengelihatan
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1 (D.0027) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemi (I.03115)
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah keperawatan selama 3x24 jam Observasi
berhubungan dengan Gangguan toleransi diharapkan kestabilan gula darah Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi
glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil: Monitor kadar glukosa darah
DS : (L.03022) Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
- Klien mengatakan pusing 1. Pusing menurun Terapeutik
- Klien mengatakan badan lemas 2. Lelah/lesu menurun Berikan asupan cairan oral
DO : 3. Kadar glukosa dalam darah Edukasi
- Glukosa darah puasa : 115 mg/dl (70 membaik Anjurkan monitor kadar gula darah secara mandiri
-113 mg/dl) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Glukosa darah 2 jam PP : 153 mg/dl Anjurkan pengelolaan diabetes
(<140 mg/dl) Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
3
3 (D.0143) Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh (I.14540)
Resiko jatuh berhubungan dengan Tindakan keperawatan Observasi
Faktor resiko : selama 3x24 jam 1. Identifikasi faktor resiko jatuh
- Penggunaan alat bantu berjalan diharapkan tingkat jatuh 2. Hitung resiko jatuh dengan menggunakan
menurun dengan kriteria skala (mis. Fall Morse Scale), jika perlu
- Hiperglikemia
hasil: Terapeutik
(L.05037) 3. Pastiak roda tempat tidur dan kursi roda
- Gangguan pengelihatan
1. Berjalan jarak jauh cukup terkunci
DS : - meningkat 4. Gunakan alat bantu berjalan
DO : 2. Nyeri saat berjalan Edukasi
- Hasil score mfs adalah 40 (resiko menurun menurun 5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tinggi) tidak licin
- Klien tampak menggunakan alat Dukungan Ambulasi (I.06171)
bantu berjalan (jenis tongkat dan Observasi
kursi roda) 6. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
- Jari kaki dan tangan klien tampak
7. Monitor kondisi umum selama ambulasi
mengalami perubahan bentuk
Terapeutik
8. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu
9. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika
perlu
Edukasi
10. Anjurkan melakukan ambulasi dini
11. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan suatu gangguan krinis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang
diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes melitus yang utama
adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Depensent Diabetes Melitus
(NIDDM). Faktor yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, umur yang berkaitan
dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubaha vaskuler, obesitas, banyak makan, aktivitas fisik
yang kurang, penggunaan obat yang bermacam-macam, keturunan, keberadaan penyakit lain, sering stress.
Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering muncul adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia adalah menilai
penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya, menghilangkan gejala-
gejala akibat hiperglikemia lebih bersifat konservatif, mengendalikan glukosa darah dan berat badan.
Saran
Semoga dengan dibuatnya asuhan keperawatan ini, mahasiswa dapat mempergunakannya dalam menambah wawasan
tentang asuhan keperawatan pada gerontik.
Bagi mahasiswa, diharapkan untuk memperdalam pengetahuan dalam menerapkan asuhan keperawatan gerontik secara
efektif dan efisien baik teoritis maupun di dalam kasus.