Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS GENDER

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


SYAHRIA NARTIKA (194110311)
SYLVIA NURETI SANTI J R (194110312)
Kelompok 7
TESA NOFFITRIZEN (194110313) 2A
TRISNA MILLENIA (194110314)
YOSHINTA ANELKA (194110
KERANGKA HARV
ARD
Pengertian Kerangka hardvard

Analisis Model Harvard atau Kerangka Analisis Harvard, dikemb


angkan oleh Harvard Institute for International Development, bek
erja sama dengan Kantor Women In Development (WID)-USAID.
Model Harvard ini didasarkan pada pendekatan efisiensi WID ya
ng merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gend
er yang paling awal
Tujuan
Tujuan kerangka Harvard adalah untuk:
• Menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang
dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki, secara rasional.
• Membantu para perencana merancang proyek yang lebih
efisien dan memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.
• Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk
mencapai tujuan efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang
optimal.
• Memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan
Penggunaan
Komponen/langkah dalam teknis analisis gender model
Harvard meliputi analisis profil kegiatan 3 peran atau triple
roles (terdiri atas peran publik dengan kegiatan produktifnya,
peran domestik dengan kegiatan reproduktifnya dan peran
kemasyarakatan dengan kegiatan sosial budayanya), profil
akses dan kontrol dan faktor yang mempengaruhi kegiatan
akses dan kontrol. Sedangkan parameter yang digunakan
adalah usia, alokasi waktu, jenis dan lokasi kegatan serta
pendapatan
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
Kerangka Harvard

• Praktis dan mudah digunakan • Tidak fokus pada dinamika relasi


khususnya pada analisis mikro yakni kuasa dan kesenjangan (inequality)
level komunitas dan keluarga. • Tidak efektif untuk sumberdaya
• Berguna untuk baseline informasi yang yang tidak kasat mata seperti
detail. jaringan sosial dan sosial capital
• Fokus pada hal-hal yang kasat mata, • Terlalu menyederhanakan relasi
fakta objektif, fokus pada perbedaan gender yang kompleks, kehilangan
gender dan bukan pada kesenjangan. aspek negosiasi, tawar-menawar
• Mudah dikomunikasikan pada pemula dan pembagian peran
Contoh Kasus
Di sebuah desa, terdapat keluarga petani.Keluarga tersebut terdiri
dari 4 orang.Seorang ayah, seorang ibu, dan 2 orang anak. Ayah
bekerja sebagai petani. Ibu tinggal di rumah untuk mengurus
anak, namun sesekali membantu pekerjaan sang ayah. Mereka
tinggal di desa yang subur, nyaman, dan memiliki lingkungan
sosial yang baik.Para petani di desa tersebut memiliki
perkumpulan organisasi, begitu juga dengan para ibu.
Berikut ini analisis model Harvard untuk keluarga petani tersebut:

Analisis Harvard 1: Profil Kegiatan Kegiatan Reproduksi    


Kegiatan Perempuan Laki-laki   Menjaga anak √  
Aktivitas Produksi       Memasak dan penyiapan makanan √  
  Pertanian       Membersihkan rumah √  
1. Pembersihan lahan   √   Mengambil air √ √
2. Persiapan benih   √   Mengambil kayu api √ √
3. Penanaman √     Merawat si sakit/manula √  
4. Penyiangan √ √   Mengawasi anak belajar √  
pembersihan     Memperbaiki rumah   √
5. Pemupukan √ √   Belanja di pasar √
6. Panen √ √
7. Pengeringan/penyimpa √
Kegiatan Sosial    
nan
         PKK √  
8. Perawatan tanaman/ √
         Dasawisma √  
pemusnahan hama
         Perkumpulan organisasi tani √
atau penyakit
Analisi Harvard 2: Profil Akses control atas sumber Benefit        
daya dan benefit Pendapatan dari     √  
luar      
Akses Kontrol
Akses   √   √
Peremp Laki- Peremp Laki-laki kepemilikan  
uan laki uan Kebutuhan √ √
dasar: makanan,  
Sumber daya         pakaian, tempat
Tanah   √     tinggal
Alat produksi   √     Pendidikan √
Tenaga kerja       √
Uang √   √
Pendidikan √ √  
Simpanan √
Analisis Harvard 3: Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi Hambatan Kesempatan

         Norma masyarakat dan hierarki sosial   √


         Faktor demografi √  
         Struktur lembaga/faktor ekonomi   √
         Sikap masyarakat terhadap intervensi luar (LSM, dsb) √ √
ANALISIS KEBUTUHAN GE
NDER MOSER
Pengertian

Teknik analisis model Moser atau disebut juga Kerangka


Moser, didasarkan pada pendapat bahwa perencanaan
gender bersifat teknis dan politis. Kerangka ini mengasu
msikan adanya konflik daIam proses perencanaan dan p
roses transformasi serta mencirikan perencanaan sebag
ai suatu "debat".
Tujuan
a.Mengarahkan perhatian ke cara di ma d.Memeriksa dinamika akses kepada
na pembagian pekerjaan berdasarkan dan kontrol pada penggunaan sum
gender mempengaruhi kemampuan p ber-sumber daya antara perempua
erempuan untuk berpartisipasi dalam i n dan laki-Iaki dalam berbagai kont
ntervensi-intervensi yang telah direnc eks ekonomi dan budaya yang berb
anakan. eda-beda
b.Membantu perencanaan untuk mema
hami bahwa kebutuhan-kebutuhan wa e.Memadukan gender kepada semua
nita adalah seringkali berbeda dengan kegiatan perencanaan dan prosedu
kebutuhan-kebutuhan laki-Iaki. r.
c. Mencapai kesetaraan gender dan pe f. Membantu pengklarifikasian batasa
mberdayaan melalui pemberian perha n-batasan politik dan teknik dalam
tian kepada kebutuhan-kebutuhan pra pelaksanaan praktek perencanaan
ktis perempuan dan kebutuhankebutu .
han gender strategis.
Konsep Utama Model Moser

1 Peran lipat tiga (triple roles) perempuan pada tiga area

2 Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan yang bersifat praktis dan


strategis bagi perempuan dan laki-laki.

3 Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada kesejahteraan (welfare), Kesamaan


(equity), anti kemiskinan, effisiensi dan pemberdayaan atau dari WID ke GAD.
Kerangka Analisis Model Moser
Alat analisis I : Tiga Peran Gender

Alat analisis ini memetakan pembagian kerja berdasarkan gender


dengan mempertanyakan: siapa (L/P) mengerjakan apa? Moser
mengidentifikasikan 3 peran perempuan terutama perempuan yang
berpenghasilan rendah dalam 3 peran.
SIAPA (L/P) MENGERJAKAN APA?
Peran Kerja Reproduktif Peran Kerja Produktif Peran Kerja Komunitas
(termasuk pelayanan sosial)
1)    Pemeliharaan rumah tangga dan 1)   Pekerjaan di luar rumah 1)   Perayaan-petrayaan dan upacara-upacara (agama, budaya)
anggotanya, termasuk melahirkan yang biasanya dibayar 2)   Kegiatan politik lokal.
dan pengasuhan anak, pemeliharaan seperti produksi barang, jasa 3)   Tidak dipertimbangkan dalam analisa ekonomi.
kesehatan keluarga (anak, orangtua, dan perdagangan.  
orang cacat, dll). 2) Lebih dihargai Kerja komunitas terbagi dua:
2)    Pekerjaan ruma-tangga seperti: dibandingkan pekerjan 1)   Kegiatan Pengelolaan Komunitas
memasak, menyediakan makanan, reproduktif. a)    Peran perempuan adalah perpanjangan tangan dari pekerjaan
menyediakan air dan bahan bakar 3)   Fungsi, tanggungjawab reproduktif di tingkat komunitas.
(kayu, minyak tanah, gas, dll), dan upah laki-laki dan Mis. memasak dalam pesta/selamatan tetangga.
berbelanja, pemeliharaan perempuan seringkali b)   Pekerjaan sukarela yang tidak dibayar.
(membersihkan rumah). berbeda. 2)   Kegiatan Politik
3)    Disebut juga ”ekonomi 4)   Perempuan seringkali Komunitas
pengasuhan” (care economy, Diane kurang dilihat dan dinilai a)    Secara umum dijalankan oleh laki-laki, yang berkaitan dengan
Elson), tidak dipertimbangkan dalam dibandingkan laki-laki. organisasi politik formal, sering dalam kerangka politik nasional.
analisa ekonomi. b)    Umumnya dibayar
c)     Bermanfaat secara tidak langsung, berkaitan dengan peningkataan
status/ kekuasaan
Kerangka Analisis Model Moser
Alat analisis II : Penilaian Kebutuhan Gender
Dua tipe kebutuhan gender:

Kebutuhan praktis gender Kebutuhan strategis gender


1)   Merespon kebutuhan yang bersifat langsung , cepat 1)   Kebutuhan yang memungkinkan perempuan mentransformasikan
dalam konteks yang khusus dan jangka pendek ketidakseimbangan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki.
2)   Tidak mempersoalkan perubahan relasi kuasa dan 2)   Merespon kebutuhan yang bersifat jangka panjang dalam upaya
posisi perempuan yang timpang perubahan pembagian kerja gender yang lebih setara, kekuasaan dan
3)   Melestarikan peran kerja reproduksi perempuan. kontrol, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan hak-
4)   Untuk menjawab kondisi kehidupan yang terbatas hak hukum, kekerasan domestik, kesetaraan upah dan kontrol
menjadi lebih baik seperti: penyediaan air bersih, perempuan atas dirinya sendiri.
peningkatan pendapatan dalam rumah tangga, pemberian 3)   Bisa menyebabkan konflik, resistensi dari mereka yang menikmati
makanan untuk ibu hamil, pemberian kebutuhan khusus hubungan relasi kuasa yang ada, bisa juga terjadi proses negosiasi
perempuan di pengungsian: pakaian dalam, pembalut, dan kerjasama.
penambahan jumlah wc khusus perempuan di tempat
umum, dll.
Kerangka Analisis Model Moser
Alat analisis III : Pemilahan Kontrol Atas Sumberdaya dengan pengambilan
keputusan dalam rumah tangga

Untuk mendapat data kita perlu mengajukan pertanyaan:


• Siapa yang mempunyai kontrol atas sumberdaya ?
• Apa saja sumberdaya yang dikontrol
• Siapa yang mengambil keputusan?
• Bagaimana cara pengambilan keputusannya?
Kerangka Analisis Model Moser
Alat analisis IV : perencanaan untuk menyumbangkan 3 peran
gender

Perlu memeriksa “apakah sebuah program yang dilaksanakan


akan meningkatkan beban kerja dari salah satu peran gender
dan merugikan peran gender yang lain”. Tujuannya untuk
menghindari penambahan beban kerja atau untuk
mengetahui bagaimana perempuan membuat keseimbangan
terhadap ketiga perannya yaitu peran reproduktif, produktif
dan komunitas.
Kerangka Analisis Model Moser
Alat analisis V : Memahami Perbedaan Tujuan berbagai Intervensi
:Matrik KebijakanWID/GAD
• Alat untuk evaluasi atas pendekatan yang digunakan dalam suatu
program atau perencanaan sehingga dapat membantu kita untuk
mengantisipasi kelemahan, hambatan dan kesulitan yang mungkin
timbul.
• Berguna untuk mempersiapkan pendekatan yang paling sesuai untuk
kerja/program mendatang.
• Moser memberikan lima (5) tipe pendekatan kebijakan. Ke-5 tipe ini
bukanlah sesuatu yang dibaca secara kronologis, karena dalam
praktiknya bisa muncul bersamaan atau secara berkesinambungan.
Kelima tipe ini bisa dilihat alam matriks berikut:
Tipe Pedekatan  
Kebijakan Keterangan
Gender
Kesejahteraan 1)      Pendekatan yang muncul pada tahun 1950-70an, namun masih populer sampai saat ini.
(Welfare) 2)      Melihat peran reproduksi perempuan saja.
3)      Memenuhi kebutuhan praktis perempuan
4)      Perempuan sebagai penerima manfaat intervensi pembangunan yang pasif.
5)      Top-down dan tidak memperthitungkan pembagian kerja seksual dan status sub-ordinasi perempuan.
Kesamaan 1)      Pendekatan Wome in Development (WID) atau perempuan dalam pembangunan, dikembangkan 1976-1985.
(Equity) 2)      Mengakui perempuan sebagai peserta aktif pembangunan dan 3 peran gender perempuan.
3)      Mempromosikan kesetaraan bagi perempuan dan memenuhi kebutuhan strategis gender melalui intervensi negara, dengan
memberikan otonomi perempuan di sektor politik dan ekonomi serta mengurangi ketidaksetaraan mereka dengan laki-laki.
4)      Dianggap dipengaruhi oleh cara berpikir Feminis Barat dan dipandang mengancam laki-laki.
5)      Tidak populer pada banyak pemerintahan.
Anti kemiskinan 1)      Lebih kurang radikal dari pendekatan kesamaan WID, muncul setelah tahun 1970an.
(Anti poverty) 2)      Berdasarkan argumen bahwa perempuan seringkali tidak terwakili dalam fakta mengenai orang miskin.
3)      Bertujuan agar perempuan bisa keluar dari kemiskinan dengan meningkatkan produktivitas mereka.
4)      Kemisikinan perempuan dlihat sebagai problem dari keterbelakangan bukan karena tersubordinasi.
5)      Mengakui peran produktif perempuan dan berupaya untuk menjawab kebutuhan praktis gender misalnya melalui program income
improvement  (peningkatan pendapatan).
6)      Sangat populer di kalangan LSM.
Efisiensi 1)      Adaptasi dari pendekatan Kesamaan WID sejak muncul krisis hutang pada era 80-an.
(Efficiency) 2)      Membuat pembangunan lebih efektif dan efisien melalui pengakuan kontribusi ekonomi perempuan
3)      Berupaya memenuhi kebutuhan praktis dan mengakui 3 peran gender perempuan
4)      Kerap berasumsi bahwa waktu kerja perempuan fleksibel dan perempuan diharapkan untuk mengurangi waktu kerja
reproduktif dan sosialnya dan memperpanjang waktu kerja produktif.
5)      Sering salah mengasosiasikan ”partisipasi perempuan” dengan meningkatkan kesamaan gender dan kemampuan perempuan
mengambil keputusan.
6)      Pendekatan yang masih sangat populer dipakai.

Pemberdayaan 1)      Pendekatan yang terbaru, diartikulasikan oleh perempuan dunia ke-3 (negara berkembang spt di Asia)
(Empowerment) 2)      Bertujuan untuk memberdayakan perempuan dengan mendukung inisiatif mereka sendiri sehingga menghasilkan kemandirian.
3)      Subordinasi perempuan tidak hanya dilihat sebagai akibat penindasan laki-laki, tetapi juga sebagai akibat penindasan kolonial dan neo-
kolonial.
4)      Mengakui berbagai pengalaman perempuan yang bervariasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kelas, ras, usia, dst dan
intervensi harus memperhatikan berbagai aspek penidnasan perempuan.
5)      Mengakui ketiga peran gender perempuan dan berupaya menjawab kebutuhan strategis gender melalui mobilisasi perempuan misalnya
mengorganisasikan kelompok perempuan untuk membuat permintaan untuk pemenuhan kebutuhan praktis gender.
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Kekurangan
Kebutuhangender moser

a. Kekuatan/Keutamaan Kerangka Moser: • Fokus pada perempuan dan laki-laki


• Mampu melihat kesenjangan perempuan dan tidak pada relasi sosial
dan laki-laki • Tidak menekanakan aspek lain dari
• Penekanan pada seluruh aspek kerja yang kesenjangan seperti akses atas sumber
membuat peranan ganda perempuan daya
terlihat • Pendekatan kebijakan yang berbeda-
• Menekankan dan mempertanyakan beda bercampur dalam prakteknya
asumsi dibalik proyek-proyek intervensi • Kerja secara efektif lebih berfungsi
• Penekanan pada perbedaan antara sebagai alat analisis intervensi
memenuhi kebutuhan dasar-praktis
ketimbang perencanaan.
dengan kebutuhan strategis.
Gender Analysis Path
way
Pengertian

GAP adalah suatu model analisis untuk mengetahui ke


senjangan gender dengan melihat aspek, akses, peran
, kontrol dan manfaat yang diperoleh laki-laki dan pere
mpuan dalam parogram pembangunan mulai kebijaka
n sampai dengan monitoring dan evaluasi..
Kegunaan

1 Menetapkan program yang responsif gender

2 Efesiensi dan efektivitas

3 Layak untuk rencana pembangunan


Kerangka GAP

GAP dibuat dengan menggunakan metodologi sederh


ana dengan 8 langkah yang harus dilakukan dalam 3 t
ahap, yaitu Tahap I Analisis Kebijakan Responsif Gend
er; Tahap II Formulasi kebijakan yang Responsif Gend
er; Tahap III Rencana Aksi yang Responsif Gender
PEMBERDAYAAN LO
NGWE
Definisi Model Longwe Framework
Sara Hlupekile Longwe memperkenalkan konsep isu-isu perempuan. M
enurut definisinya, isu-isu perempuan adalah mengenai persamaan den
gan laki-laki dalam setiap peran sosial dan ekonomi, dan mencakup set
iap tingkat persamaan (kesejahteraan, akses, penyadaran, partisipasi, k
ontrol). Misalnya suatu isu menjadi isu perempuan ketika isu itu dilihat p
ada hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan bukan hanya meliha
t hal-hal yang berkaitan dengan peran gender tradisional perempuan d
an peran gender yang distereotipekan jenis kelamin subordinat.
Kegunaan
Kerangka Longwe berfokus langsung pada penciptaan situasi/pe
ngkondisian di mana masalah kesenjangan, diskriminasi dan sub
ordinasi diselesaikan. Longwe menciptakan jalan untuk mencapa
i tingkat pemberdayaan dan kesederajatan (equality) di mana dit
unjukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar-praktis perempuan
tidak pernah sama dengan, pemberdayaan maupun sederajat (e
qual). Pengambilan keputusan (kontrol) merupakan puncak dari
pemberdayaan dan kesederajatan (equality
Kerangka Longwe
a. Level kesederajatan (Equality level)
Tujuan utama alat ini adalah untuk menilai apakah sebuah proyek/program
intervensi pembangunan mampu mempromosikan kesederajatan dan
pemberdayaan perempuan atau tidak. Asumsi dasar dibalik alat ini adalah
bahwa titik tercapainya kesederajatan (equality) antara perempuan dan laki-
laki mengindikasikan level pemberdayaan perempuan.

b. Isu Spesifik Perempuan – dengan tujuan pada pengenalan akan


kebutuhan spesifik perempuan. Asumsi utamanya adalah bahwa semua
isu perempuan berkaitan dengan equality dalm peran sosial dan
ekonomis. Tiga level pengenalan atas isu perempuan di dalam proyek
adalah NEGATIF, NETRAL & POSITIF.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai