Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS GENDER MENGGUNAKAN METODE HARVARD

Dikembangkan oleh Harvard Institute for International


Developmentbekerja sama dengan Kantor Women in Development (WID)-
USAID. Model Harvard didasarkan pada pendekatan efisiensi WID yang
merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender paling awal.
Model analisis Harvard lebih sesuai digunakan untuk perencanaan proyek,
menyimpulkan data basis atau data dasar.

1. Tujuan Kerangka Harvard


Adapun Tujuan Dari Kerangka Harvard, Yaitu:
a. Untuk menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi
yang dilakukan
oleh perempuan dan laki-laki secara rasional.
b. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih
efisien dan
memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.
c. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai
tujuan efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal.
d. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat dan
melihat faktor penyebab perbedaan.

2. Fokus Analisis Havard


Terdiri dari empat fokus analisis yakni:
a. Akses yaitu: Apakah intervensi pembangunan memberi ruang atau
membuka pintu bagi laki-laki dan perempuan untuk terlibat dan
mendapatkan manfaat dari intervensi tersebut.
b. Partisipasi yaitu: Apakah laki-laki dan perempuan terlibat secara
nyata dalam proses intervensi tersebut. Bilamana tidak, apa kendala
yang dihadapi?
c. Kontrol yaitu: Apakah laki-laki dan perempuan sama-sama
memiliki kekuatan/kekuasaan terhadap pengambilan keputusan
terkait dengan intervensi tersebut.
d. Manfaat yaitu: Apakah intervensi itu benar-benar menguntungkan
laki-laki dan perempuan? Keuntungan mana yang akan bertambah,
atau mana yang akan menguntungkan untuk laki-laki dan mana
yang akan menguntungkan untuk perempuan?

3. Alat Analisis Harvard


Komponen/langkah dalam teknis analisis gender model Harvard
meliputi analisis profil kegiatan 3 peran atau triple roles (terdiri atas
peran publik dengan kegiatan produktifnya, peran domestik dengan
kegiatan reproduktifnya dan peran kemasyarakatan dengan kegiatan
sosial budayanya), profil akses dan kontrol dan faktor yang
mempengaruhi kegiatan akses dan kontrol. Sedangkan parameter yang
digunakan adalah usia, alokasi waktu, jenis dan lokasi kegiatan serta
pendapatan (Puspitawati, 2012).
a. Profil Kegiatan Berguna untuk mengidentifikasi pekerjaan produktif
dan reproduktif dengan pertanyaan kunci: siapa melakukan apa?
Parameter lainnya juga perlu dilihat namun tergantung pada konteks,
seperti:
1) Gender dan penggolongan usia: perempuan dewasa, laki-laki
dewasa, anak perempuan, anak laki-laki, atau manula yang
melakukan pekerjaan tersebut;
2) Alokasi waktu: berapa alokasi waktu yang dipakai untuk
pekerjaan tertentu dan apakah dilakukan secara musiman
ataukah harian.
3) Fokus pekerjaan: dimana pekerjaan itu dilakukan, tujuannya
untuk mengetahui peta mobilitas penduduk.
Contoh kasus tertulis berdasarkan video yang ditonton pada tanggal 16
April 2019
Di sebuah kota, terdapat satu keluarga. Keluarga tersebut terdiri dari 5 orang.
Seorang ayah, seorang ibu, dan 3 orang anak yang terdiri dari 2 anak
perempuan dan 1 anak laki-laki. Ayah bekerja sebagai buruh bangunan. Ibu
tinggal di rumah untuk mengurus anak, namun sesekali bekerja dipabrik
penjahitan baju sebagai tambahan pendapatan keluarga. Mereka tinggal di
kota yang padat penduduk perumahan serta kendaraan yang memadati
lingkungan sekitar. Setiap hari dimulai dari pagi hari sang ibu sangat sibuk
untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga mulai dari membangunkan dan
mengurus anak serta suaminya, menyiapkan sarapan, menyiapkan kebutuhan
suami untuk bekerja, mengurus rumah sampai semua barang dirumah rapi
tersusun, sang ibu baru dapat meninggalkan rumah untuk bekerja menjahit
pakaian, sedangkan sang ayah sudah pergi bekerja lebih dulu. Sebelum ibu
bekerja ibu menitipkan si bungsu ditempat penitipan anak karena selagi ibu
bekerja tidak ada yang menjaganya karena kedua kakaknya pergi bersekola h
tanpa diantar kedua orang tuanya. Ayah bekerja dengan keras tanpa kenal
lelah namun diselang pekerjaannya sang ayah sempat memperhatikan wanita
yang lewat disekitarnya tanpa mengingat istrinya. Sedangkan dilain tempat
sang ibu bekerja dengan giat serta penuh semangat sampai mendapat teguran
dari atasannya untuk bekerja lebih cepat. Dari hasil pekerjaan sang ayah
mendapatkan upah dua kali lipat dari sang istri, tetapi sang ayah
menghabiskan waktu untuk berpesta minuman bersama rekan kerjanya.
Sedangkan sang istri menggunakan upahnya yang kurang dari kata cukup
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga setelah selesai bekerja. Kemudian
sang ibu segera menjemput sibungsu ditempat penitipan.Dilain tempat
sebelum sang ibu pulang kedua anaknya si sulung dang si tengah membantu
pekerjaan ibu seperti menjemur baju. Sedangkan sang ayah ketika pulang
bekerja langsung bersantai dengan menonton tv. Sedangkan sang ibu
menyiapkan makan malam, anak perempuannya membantu mencuci piring
dan menyetrika baju, ibu memasak sambil membersihkan rumahnya, setelah
selesai memasak ibu menghidangkan makanan di meja makan dan keluarga
itupun makan malam bersama. Setelah selesai makan malam ibu dan anak
nya membersihkan meja makan dan mencuci piring, setelah selesai
membereskan meja makan sang ibu memutuskan untuk duduk disamping
sang suami sambil merajut baju dan menonton tv, entah kenapa kebetulan
acara di tv malam itu menayangkan sebuah keluarga yang sama persis
ceritanya yang di alami keluarga tersebut, sang suami merasa sedikit
tersinggung hingga ia mematikan tv tersebut. Lalu mereka memutuskan
untuk tidur, dalam tidurnya keduanya bermimpi tentang sebuah keluarga
yang harmonis. Dalam mimpinya ayah menjadi suami yang baik untuk
istrinya dan ayah yang baik untuk anak-anaknya. Sang suami mengubah pola
hidup buruknya menjadi lebih baik dengan membantu menjaga anak dan
membantu sang istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan menyayangi
istrinya kembali. Ternyata hal tersebut hanyalah sebuah mimpi yang dapat di
katakan mustahil dalam kehidupan nyata. Saat terbangun dari tidurnya
mereka saling memandang dan tersenyum satu sama lain.

Analisis Harvard 1: Profil Kegiatan


Kegiatan Perempuan Laki-laki
Aktivitas Produksi


Buruh bangunan

Mengoprasikan alat berat
Menjahit pakaian 

Kegiatan Reproduksi

Membangunan anggota keluarga dipagi hari


Menjaga anak 

Memasak dan menyiapkan sarapan 

Menyiapkan kebutuhan kerja suami 

Membersihkan rumah 

Menitipkan anak 
Belanja kebutuhan sehari-hari di pasar 

Menjemput anak 

Menonton televisi  

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan analisis profil kegiatan pada


metode harvard berdasrkan video bahwa kegiatan perempuan mulai dari
ibu dan kedua anak perempuannya baik dari segi aktivitas produksi
maupun reproduksi pada video tersebut lebih mendominasi pada
kegiatan reproduksi dibandingkan dengan kegiatan anggota keluarga
laki-laki yaitu ayah dan si bungsu yang hanya melakukan kegiatan
pekerjaan produksi dan kegiatan yang dapat dikatakan hanya untuk
memenuhi kebutuhannya saja seperti makan, menonton tanpa membantu
proses kegiatan reproduksi tersebut. Menurut kelompok kami hal ini
dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan gender antara laki-laki
dan perempuan dalam sebuah keluarga dimana hanya perempuanlah
yang seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah padahal seharusnya
laki-laki dapat sesekali membantu pekerjaan tersebut.
b. Akses dan Kontrol – Sumber dan Manfaat
Bermanfaat untuk menolong pengguna untuk membuat daftar
sumber-sumber daya keluarga atau warga atas kegiatan yang
dilakukan pada Alat 1. Alat ini menunjukkan apakah perempuan
atau laki-laki mempunyai akses atas sumber-sumber daya, siapa
yang mengontrol pengunaannya, siapa yang mengontrol
pemanfaatan atas sumber-sumber daya milik keluarga atau warga.
Akses adalah peluang untuk memanfaatkan sumber-sumber daya
tetapi tidak mempunyai hak untuk mengontrolnya, sedangkan
Kontrol adalah kekuasaan untuk mengambil keputusan akan
penggunaan sumberdaya serta keuntungannya.
Analisi Harvard 2: Profil Akses Control Atas Sumber Daya Dan
Benefit
Akses Kontrol
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Sumber daya


Alat produksi 

Tenaga kerja 

Uang  

Pendidikan 
 

Benefit

Pendapatan dari luar   

Kebutuhan dasar:
makanan, pakaian,
tempat tinggal 
 
Pendidikan

Dapat disimpulkan berdasarkan analisis profil akses control , SDA dan


benefit pada metode harvard berdasrkan video bahwa peran perempuan
dan laki-laki dilihat dari alat produksi dapat dikatakan seimbang karena
antara ayah dan ibu masing-masing menggunakan alat reproduksi
tersendiri seperti penggunaan mesin operator bangunan yang
memudahkan sang ayah untuk bekerja dan mesin jahit yang digunakan
ibu untuk bekerja. Disini dapat dilihat perbedaan gender anatara ayah
dan ibu dimana seorang laki-laki dapat mengerjakan tugas atau
pekerjaan yang lebih berat dibanding seorang wanita, namun baik ayah
maupun ibu keduanya berperan baik sebagai tenaga kerja didalam
keluarga tersebut sehingga kebutuhan keuangan dalam keluarga dapat
terpenuhi, ditandai dengan kedua anaknya dapat bersekolah serta sang
ibu mampu menitipkan anak bungsunya ditempat penitipan.
Sedangkan berdasarkan analisa benefit pendapatan dari luar berasal dari
ibu yang membantu dalam meningkatkan pendapatan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan, walaupun pekerjaan ibu tidak serupa dengan
pekerjaan yang dilakukan ayah, sehingga dari hasil pendapatan ayah dan
ibu dapat terpenuhinya kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian yang
layak, tempat tinggal dan pendidikan untuk anaknya.
c. Faktor-faktor Yang Memengaruhi
Berguna untuk mendapatkan informasi faktor-faktor yang
memengaruhi perbedaan-perbedaan gender dalam hal ketenagaan
kerja, akses dan kontrol sebagaimana yang terdaftar dalam Alat 1 dan
Alat 2. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh baik pada masa
lampau maupun masa sekarang menolong untuk memberikan
indikasi/tanda bagi tren di masa depan.Identifikasi ini penting karena
akan menunjukan kesempatan dan hambatan baik bagi perempuan
maupun laki-laki karena perbedaan gender mereka.
Faktor-faktor Yang Memengaruhi ini mencakup semua yang
membentuk relasi gender dan menentukan perbedaaan kesempatan
dan hambabatan bagi laki-laki dan perempuan, yaitu:
1) Norma-norma sosial dan strata sosial (misal:
Polakeluarga/komunitas, praktik budaya, keyakinan/agama, dst);
2) Kondisi demografi;
3) Struktur kelembagaan,termasuk struktur birokrasi pemerintah,
kesepakatan sosial, dan penerusan pengetahuan, ketrampilan dan
tekhnologi;
4) Keadaan ekonomi secara umum, misalnya tingkat kemiskinan,
tingkat inflasi, distribusi pendapatan, trend perdagangan
internasional, dan infrastruktur.
5) Kegiatan-kegiatan politik baik internal maupun ekternal,
6) Parameter hukum.
7) Pelatihan dan pendidikan, sikap masyarakat terhadap pekerja
pembangunan.
Analisis Harvard 3: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Kesempatan
Norma masyarakat dan hierarki sosial 

Faktor demografi 

Struktur lembaga 

faktor ekonomi 
Sikap masyarakat terhadap intervensi luar

(LSM, dsb)

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi dari video yang telah ditonton


yaitu dari norma pada keluarga adanya sikap saling bantu antara kaum
perempuan yaitu ibu dan anak sedangkan sang ayah hanya terfokus pada
pekerjaan diluar rumah kemudian terdapat budaya minum-minuman hal
itu menunjukkan adanya sikap kurang baik yang ditunjukkan ayah
sebagai kepala keluarga.
Sedangkan dalam komunitas pada keluarga tersebut tidak tampak karena
masing-masing anggota keluarga sangat sibuk dalam lingkup
keluarganya saja sehingga tidak berbaur dengan masyarakat sekitar,
ditambah karena faktor demografi mereka tinggal dikota yang
masyarakatnya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Struktur kelembagaan dilihat dari adanya keterampilan dan teknologi
yang baik pada saat ayah dan ibu bekerja, meski gender disini sangat
tampak baik dari keterampilan dalam bekerja maupun sistem teknologi
yang dipakai.
Faktor ekonomi keluarga tersebut dapat terpenuhi karena ibu membantu
memenuhi pendapatan keluarga sehingga dapat memiliki rumah yang
layak dan dapat menyekolahkan kedua anaknya.
Sikap masyarakat terhadap pandangan luar dalam video ini tidak
ditampakkan, karena hanya terfokus pada gender satu keluarga saja.
4. Kekuatan Kerangka Analisis Gender Harvard
a. Memberikan gambaran yang jelas tentang pembagian kerja
berdasarkan gender khususnya menunjukkan pekerjaan perempuan
terlihat, membuat pembedaan akses dan kontrol .
b. Alat analisis yang praktis dan mudah untuk disesuaikan dengan
kondisi terutama untuk proyek pada level mikro
c. Pintu masuk yang netral gender untuk mendiskusikan isu gender
dengan kaum awam tidak terlalu menimbulkan defensifitas dari
kelompok laki-laki.

5. Kelemahan Kerangka Analisis Gender Harvard


a. Relasi gender diasumsikan bersifat statis/tidak menunjukkan
dinamika relasi (kolaborasi, persaingan, negosiasi, dst); tidak
memperhitungkan relasi yang tidak setara antara perempuan dan laki-
lakisehingga proyek lebih menekankan kegiatan yang terpisah antara
laki-laki dan perempuan.
b. Tidak memperhitungkan perubahan waktu atau musim
c. Tidak sensitif terhadap perbedaan budaya atau konteks yang
menentukan alokasi sumberdaya bagi penerima manfaat
d. Lebih berfokus pada efisiensi daripada kesetaraan
e. Tidak memperhitungkan sumberdaya yang terlihat secara kasatmata
seperti sumberdaya manusia (human capital) seperti: keterampilan,
pengethuan, kapasitas untuk bekerja dan kesehatan dan modal
sosial (social capital) seperti jaringan sosial, hubungan kekerabatan,
dll.
KELOMPOK 1
1. PRILI PUSPA DEWI
2. PUTRI NUR CAHAYANI
3. TALITHA VINDY
4. HELMIA MEINIKA
5. KHARINDA ANGGELY
6. DIAH PUSPITA SARI
7. DORA ANGGILIA
8. ESI MOTHI
9. SEPTI NOVIA
10. SINTYA MONICA
11. INTAN MAHARANI
12. VONNY SAFA

Anda mungkin juga menyukai