Anda di halaman 1dari 13

PURPOSIVE

SAMPLING

KELOMPOK 3
1. Fatah Kholison (ST182014)

2. Ferdin Alfino Iskandar (ST182015)

3. Ferryda Leyla Mariana W. (ST182016)

4. Guntur Setiawan (ST182017)

5. Hari Purnomo (ST182018)

6. Indah Adhitama Chrisnanda (ST182019)

7. Jumiran (ST182020)
Purposive Sampling

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non


random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian. 
Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada
dua hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik
sampling tersebut, yaitu non random sampling dan
menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti
itu sendiri.
Non random sampling

Non random sampling adalah teknik sampling yang tidak


memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Sedangkan ciri
khusus sengaja dibuat oleh peneliti agar sampel yang diambil
nantinya dapat memenuhi kriteria-kriteria yang mendukung
atau sesuai dengan penelitian. Kriteria tersebut biasa diberi
istilah dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
Rumus Purposive Sampling

Pada dasarnya, sampling jenuh kemudian simple random


sampling adalah teknik sampling yang terbaik. Namun kita
tidak bisa menutup mata adanya kriteria tertentu yang dapat
memunculkan bias hasil penelitian. Oleh karena itu teknik
purposive perlu dipertimbangkan untuk dipergunakan.
Rumus menentukan jumlah sampel berdasarkan purposive, akan
menjadi dilematis. Sebab meskipun kita telah mengetahui daftar
populasi yang akan kita teliti, namun ada kalanya jumlahnya tidak
mencukupi jika akan menerapkan rumus simple random sampling
oleh karena adanya batasan atau kriteria. Maka semua itu
dikembalikan lagi pada peneliti, lebih menekankan jumlah yang
mencukupi atau ketatnya batasan-batasan pada sampel.
 
Langkah-langkah Purposive Sampling
Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut:
– Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria
tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias.
– Tentukan kriteria-kriteria.
– Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.
– Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek
penelitian serta memenuhi kriteria. 
Syarat Purposive Sampling

Syarat digunakannya teknik ini antara lain:

– Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.


– Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah
sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling

Kelebihan:

– Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan


penelitian.
– Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.
– Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah
ditemui atau didekati oleh peneliti.
Kekurangan:

– Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan


representatif dalam segi jumlah.
– Dimana tidak sebaik sample random sampling.
– Bukan termasuk metode random sampling.
– Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil
kesimpulan statistik.
Contoh Purposive Sampling
Contoh mudah dalam penerapan teknik ini pada penelitian menggunakan 
metode kohort adalah sebagai berikut: apabila peneliti akan meneliti
dengan judul “Pengaruh konsumsi tablet besi selama hamil terhadap kadar
hemoglobin pasca melahirkan.” Maka peneliti menetapkan kriteria khusus
sebagai syarat populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan sampel, yaitu
apabila ibu tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit anemia.
Alasannya ditetapkan kriteria tersebut adalah karena kadar
hemoglobin tidak hanya disebabkan oleh konsumsi tablet
besi, melainkan oleh berbagai penyebab lainnya yang
mendasar seperti penyakit anemia megaloblastik, anemia
aplastik atau berbagai jenis anemia lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai