Purposive sampling merupakan salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti
menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
1. Notoatmodjo
2. Sugiyono
Purposive sampling yaitu salah satu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangkan khusus
supaya data dari hasil penelitian yang dilakukan menjadi lebih representatif.
3. Arikunto
Purposive sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel non-random karena objek dan
subjek yang dipilih didasarkan pada pertimbangan tertentu.
Digunakan oleh para peneliti jika sebuah penelitian membutuhkan kriteria khusus agar
sampel yang diambil nanti sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri dan dapat
memecahkan masalah serta memberikan nilai yang lebih representatif, sehingga tehnik
yang diambil dapat memenuhi objektif dilakukannya suatu penelitian.
Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi
jumlah.
Dimana tidak sebaik sample random sampling.
Bukan termasuk metode random sampling.
Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan statistik.
Tentukan tujuan dari penelitian. Hal tersebut merupakan hal pertama yang harus
dilakukan untuk dapat memilih sampel yang sesuai.
Setelah menentukan tujuan dari penelitian, buat daftar kriteria untuk mendapatkan sampel
penelitian yang sesuai.
Pilih daftar populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian dan pastikan memiliki
objek atau subjek yang memenuhi kriteria.
Buat aturan jelas daftar minimal dan maksimal dari sampel.
Lakukan penelitian terhadap sampel yang terpilih sesuai dengan kriteria yang sebelumnya
dibuat.
Rumus dalam menentukan jumlah sampel berdasarkan purposive sangat dilematis. Sebab
meskipun anda telah mengetahui jumlah populasi yang akan diteliti.
Tetapi biasanya jumlah populasi tersebut tidak cukup apabila anda mencoba untuk menerapkan
rumus simple random sampling karena adanya kriteria tertentu.
Oleh karena itu, semua keputusan kembali ke tangan si peneliti, apakah dia lebih menekankan
jumlah yang mencukupi atau ketatnya persyaratan pada sampel.
https://sarjanaekonomi.co.id/purposive-sampling/
Pengertian Purposive Sampling
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada dua hal yang sangat
penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random sampling dan
menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri.
Menurut Arikunto (2006) pengertiannya adalah: teknik mengambil sampel dengan tidak
berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang
berfokus pada tujuan tertentu.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah: pengambilan sampel yang berdasarkan atas
suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui
sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2010) pengertiannya adalah: teknik untuk menentukan sampel penelitian
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa
lebih representatif.
Berdasarkan pengertian para ahli atau pakar di atas, kita dapat mengambil poin-poin penting
perihal pengertian teknik sampling tersebut serta indikasi penggunannya. Menurut statistikian,
purposive sampling lebih tepat digunakan oleh para peneliti apabila memang sebuah penelitian
memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil nantinya sesuai dengan tujuan penelitian
dapat memecahkan permasalahan penelitian serta dapat memberikan nilai yang lebih
representatif. Sehingga teknik yang diambil dapat memenuhi tujuan sebenarnya dilakukannya
penelitian.
Contoh mudah dalam penerapan teknik ini pada penelitian menggunakan metode kohort adalah
sebagai berikut: apabila peneliti akan meneliti dengan judul “Pengaruh konsumsi tablet besi
selama hamil terhadap kadar hemoglobin pasca melahirkan.” Maka peneliti menetapkan kriteria
khusus sebagai syarat populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan sampel, yaitu apabila ibu
tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit anemia. Alasannya ditetapkan kriteria tersebut
adalah karena kadar hemoglobin tidak hanya disebabkan oleh konsumsi tablet besi, melainkan
oleh berbagai penyebab lainnya yang mendasar seperti penyakit anemia megaloblastik, anemia
aplastik atau berbagai jenis anemia lainnya.
Contoh diatas menunjukkan pada kita, bahwa ditetapkannya kriteria tersebut adalah agar tidak
terjadi bias hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian dengan menggunakan teknik purposive
tersebut dapat lebih memberikan hasil yang representatif.
Pada dasarnya, sampling jenuh kemudian simple random sampling adalah teknik sampling yang
terbaik. Namun kita tidak bisa menutup mata adanya kriteria tertentu yang dapat memunculkan
bias hasil penelitian. Oleh karena itu teknik purposive perlu dipertimbangkan untuk
dipergunakan. Berbicara perihal rumus menentukan jumlah sampel berdasarkan purposive, akan
menjadi dilematis. Sebab meskipun kita telah mengetahui daftar populasi yang akan kita teliti,
namun ada kalanya jumlahnya tidak mencukupi jika akan menerapkan rumus simple random
sampling oleh karena adanya batasan atau kriteria. Maka semua itu dikembalikan lagi pada
peneliti, lebih menekankan jumlah yang mencukupi atau ketatnya batasan-batasan pada sampel.
Kelebihan:
1. Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.
3. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah ditemui atau didekati oleh
peneliti.
Kekurangan:
1. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi jumlah. 2.
Dimana tidak sebaik sample random sampling.
3. Bukan termasuk metode random sampling.
4. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan statistik.
https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-sampling.html
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan
sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan
penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon
responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya,
calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat
memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang
mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal,
gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/
http://www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html
https://www.slideshare.net/pchymbolont/purposive-sampling
https://www.slideshare.net/siddhisood/sampling-techniques-systematic-purposive-sampling
https://www.slideshare.net/irenefebriani/8-sesi-3-metode-pengambilan-sampel-2019
https://akuntanmuslim.com/purposive-sampling-adalah/
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta