Anda di halaman 1dari 27

Aktivitas di Tempat Kerja dan

Posisi Kerja

Kelompok 2:
Fathin Aqila Syukry (12518588)
Margaretta Sisterindah (13518975)
Putri Nabilla (15518658)
TABLE OF CONTENTS

Sikap Kerja Duduk Sikap Kerja Berdiri

Sikapi Berbaring
AKTIVITAS DI TEMPAT KERJA

Tempat Aktivitas Kerja di Industri


● Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi
antara manusia dengan alat-alat, mesin dan bahan dengan objek
pekerjaan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk
● Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya. Sebagaimana diperinci dalam pasal
2 (UU Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
SIKAP KERJA ERGONOMIS

1. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja


2. Beban statis menjadi seminimal mungkin
3. Pembuatan/penentuan kriteria dan ukuran baku peralatan kerja
(meja, kursi dll)
4. Dilakukan sikap berdiri dan duduk secara bergantian
a. Sikap Kerja Duduk
Beberapa jenis pekerjaan ada yang harus dilayani oleh pekerja dengan posisi
duduk seperti juru tik, pekerjaan di laboratorium, tukang jahit manual atau
bertenaga motor listrik (garment), pengedit film, sopir dan sebagainya.
Posisi duduk atau bekerja dengan duduk, ada beberapa persyaratan:

1.Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.


2.Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
3.Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan
Menurut Grandjean (1993) pelayanan pekerjaan dengan posisi duduk
memiliki keuntungan, antara lain pembebanan pada kaki, penggunaan energi
sehingga keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi, dibandingkan
dengan bekerja pada posisi berdiri

Posisi pelayanan kerja dengan posisi duduk, tentunya tidak dapat


digeneralisasikan sebab juru tik yang menghadap monitor dengan penuh
konsentrasi akan berbeda dengan tukang jahit manual
SIKAP KERJA DUDUK

Keuntungan Kerugian
1. Mengurangi kelelahan pada kaki 1. Melembeknya otot perut
2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah 2. Melengkungnya punggung
3. Berkurangnya pemakaian energi 3. Efek buruk bagi organ bagian
dalam
Ditinjau dari aspek kesehatan, bekerja
pada posisi duduk yang memerlukan
waktu lama dapat menumpulkan otot
perut semakin, tulang belakang
melengkung, otot bagian mata
terkonsentrasi sehingga cepat merasa
lelah. Kejadian teresebut, jika tidak
diimbangi dengan rancangan tempat
duduk yang baik, tidak menutup
kemungkinan terjadi gangguan dibagian
punggung, ginjal dan mata.
Alat yang Digunakan Dalam Posisi Kerja Duduk
Bagian Meja: Bagian Kursi:
Alas meja dapat disetel/disesuaikan dengan Tinggi kursi dapat disetel naik atau turun dengan cara
tinggi siku tenaga kerja sehingga terbentuk memutar tiang sandaran kursi. Penyetelan ini
performance tenaga kerja tinggi siku sebesar digunakan untuk menyesuaikan duduk setiap tenaga
10 cm-15 cm di atas meja, ini agar terjadi kerja sehingga terbentuk awal performance lutut kaki
performance kerja yang nyaman tenaga kerja pada sudut siku 90 derajat. Pada sandaran
(comfortable). kursi juga dapat disetel naik turun, hal ini digunakan
untuk penyesuaian pinggang tenaga kerja agar tetap
dalam tertahan oleh sandaran kursi, sehingga otot
rangka tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Posisi Kerja Duduk

Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak,kepala agak ke depan.

Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja

Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik
b. Sikap Kerja Berdiri

Keuntungan Kerugian
Otot perut tidak kendor, sehingga Otot kaki cepat lelah
vertebra (ruas tulang belakang) tidak
rusak bila mengalami pembebanan
Pemenuhan Kondisi Kerja Berdiri

Diperlukan mobilitas atau jalan Diperlukan jangkauan tangan


berpindah tempat yang lebih panjang

Ruang kerja yang cukup luas


Terjadi kecenderungan
untuk selonjor kaki pekerja bila
mengerahkan tenaga yang besar
harus duduk
1. Berdiri bergantian dengan duduk dan
berjalan
2. Ketinggian pekerja tergantung pada tugas
3. Ketinggian meja kerja harus disesuaikan
4. Menyediakan cukup ruang untuk kaki
5. Hindari jangkauan berlkebihan
Terdapat hal-hal yang perlu
6. Perubahan postur
diperhatikan dalam bekerja 7. Variasi tugas dan kegiatan
dengan posisi berdiri, antara 8. Postur duduk alternatif
9. Postur tangan dan lengan
lain: 10. Pilih model alat yg tepat
11. Alat genggam tidak boleh terlalu berat
12. Pemeliharaan alat kerja
13. Perhatikan bentuk genggaman
14. Hindari melakukan tugas diatas bahu
15. Hindari bekerja tangan di belakang tubuh
16. Lakukan gerakan yg diperlukan
Posisi Sikap Kerja Berdiri yang Baik
Posisi Sikap Kerja Duduk dan Berdiri
yang Baik
C. Sikap Berbaring
Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE — tergeletak di belakang), rawan (berbaring pada
perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di samping [biasanya kiri] — dengan atas lutut tertekuk), Fowler di
(tergeletak di belakang, dengan kepala tinggi), lutut-dada atau genupectoral (berbaring di lutut, dengan
dada beristirahat di tempat tidur), dorsal lithotomy (tergeletak di belakang, dengan kaki di sanggurdi),
dan lateral (berbaring di samping). Posisi telentang dapat dimodifikasi dengan menekuk lutut dan
menempatkan kaki datar di tempat tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-down — berbaring dengan
kepala lebih rendah dari kaki)-digunakan untuk mengobati sengatan, dengan mempromosikan aliran
darah ke otak. Posisi ini juga digunakan untuk beberapa bagian dari postural drainase, untuk membantu
mengeringkan sekresi dari segmen paru-paru. Posisi terbalik Trendelenburg dapat digunakan untuk
meningkatkan tabung pakan dan sebagai prosedur darurat untuk membantu menghentikan pendarahan di
cedera kepala.
1. Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Tujuan

● Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


● Meningkatkan rasa nyaman
● Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
● Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
2. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan
klavikula.

Tujuan

● Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi


● Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
● Memasukkan obat supositoria
● Mencegah dekubitus
3. Posisi Trendelenburg

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran
darah ke otak.

Tujuan
● Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
● Pasien shock.
● pasien hipotensi.
4. Posisi Dorsal Recumben

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan
untuk merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.

Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang.
5. Posisi Lithotomi

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan Tujuan


mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses ● Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi. vagina,taucher, pemeriksaan rektum, dan sistoscopy
● Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi
ambeien, pemasangan alat intra uterine devices (IUD),
dan lain-lain.
6. Posisi Genupectoral

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di Tujuan


tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan
sigmoid. vagina.
Posisi Orthopeneic

Posisi pasien duduk dengan menyandarkan


kepala pada penampang yang sejajar dada,
seperti pada meja.

Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan
kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa
tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa
pada elevasi sedang.

Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak
bisa tidur terlentang.
Posisi Supinasi

Posisi telentang dengan pasien menyandarkan


punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan
memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi
tertentu.

Indikasi

● Pasien dengan tindakan post anestesi atau


penbedahan tertentu
● Pasien dengan kondisi sangat lemah atau
koma.
Posisi
Pasien tidur dalam posisi
Pronasi
telungkup Berbaring
dengan wajah menghadap
ke bantal.

Tujuan Indikasi
● Memberikan ekstensi ● Pasien yang menjalani
maksimal pada sendi lutut bedah mulut dan
dan pinggang kerongkongan
● Mencegah fleksi dan ● Pasien dengan pemeriksaan
kontraktur pada pinggang pada daerah bokong atau
dan lutut punggung.
Posisi
Posisi miring dimana pasien bersandar
Lateral
kesamping dengan sebagian besar berat tubuh
berada pada pinggul dan bahu.

Tujuan Indikasi
● Mempertahankan body aligement ● Pasien yang ingin beristirahat
● Mengurangi komplikasi akibat ● Pasien yang ingin tidur
immobilisasi ● Pasien yang posisi fowler atau
● Meningkatkan rasa nyaman dorsal recumbent dalam posisi lama
● Mengurangi kemungkinan tekanan ● Penderita yang mengalami
yang menetap pada tubuh akibat kelemahan dan pasca operasi.
posisi yang menetap.

Anda mungkin juga menyukai