Anda di halaman 1dari 37

Penatalaksanaan Diabetes Melitus

sebagai Comorbid Covid-19

dr. Supriyanto Kartodarsono, Sp.PD-KEMD, FINASIM


Divisi Endokrinologi dan Metabolik
Bag Penyakit Dalam RSUD DrMoewardi/Fak Kedokteran UNS
SURAKARTA

1
WHO 2003
Latar Belakang WH Pneumonia atypi, SARS
(SARS Co-V)

8 Desember 2019
Wuhan, Provonsi Hubey, China

Pneumonia dengan penyebab tidak


diketahui
Bekerja dan tinggal di Huanan
Seafood Market
COVID-19 Oleh WHO
Februari 2020 7 Januari 2020
ditemukan SARS-CoV-2 2
Latar Belakang

5 Oktober 2020

11 Maret 2020
Global Pandemic

3
COVID 19 dan Diabetes Melitus
Diabetes merupakan salah satu komorbid pada infeksi COVID 19

17.0% 56.0%

41.7%
33.8%
8.0%
5.0%

HT DM CVD HT OBESE DM
Meta analsisis pada 46248 Penelitian di New York, pada 5700 pasien
pasien terinfeksi COVID 19, yang Masuk Rumah Sakit
(median age 46 y)1 (median age 63 y)2
4

1. Yang J, et al. Prevalence of comorbidities and its effects in coronavirus disease 2019 patients: A systematic review and meta-analysis. Int J Infect Dis. 2020;94:91–5.
2. Richardson S, et al. Presenting Characteristics, Comorbidities, and Outcomes among 5700 Patients Hospitalized with COVID-19 in the New York City Area. JAMA
- J Am Med Assoc. 2020;323(20):2052–9.
COVID 19 dan Diabetes Melitus
Diabetes merupakan salah satu komorbid pada infeksi COVID 19

50.6%
Angka kejadian DM2 pada orang yang
34.4% terinfeksi SARS-CoV-2 bervariasi,
tergantung usia dan lokasi dimana
19.8% penelitian dilaksanakan, keparahan
10% penyakit, dan metode pemeriksaan
HT DM CVD PPOK
Prevalensi Comorbid infeksi
COVID 19 di Indonesia
5

Indonesia SGTPC 19. Peta Sebaran [Internet]. https://covid19.go.id/peta-sebaran. 2020 [cited 2020 Sep 19]. p. 1.
Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran
COVID 19 dan Diabetes Melitus
Orang dengan diabetes memiliki tingkat keparahan dan kamatian yang
lebih tinggi bila terinfeksi COVID 19
32.00%

31.00%
25.00%
22.20% 26.90%
25.00%
19.00%
17.60% 22.00%
21.00%
16.20%
13.80%
11.00% 14.00% 14.00%
9.40% 12.50%
8.00% 10.00%
5.70% 5.10% 5.90%
4.50% 6.10%

Liu et al Guan et al Wu et al Zhang et al Wang et al Huang et al CDC, USA


Yang et al Zhou et al Wu et al Chen et al Guan et al
Derajat tidak berat Derajat berat
Survivor non Survivor

Perbandingan Severity pasien DM dengan Perbandingan Mortality pasien DM dengan


COVID 19 COVID 19
6

Singh AK, Gupta R, Ghosh A, Misra A. Diabetes in COVID-19: Prevalence, pathophysiology, prognosis and practical considerations. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev [Internet].
2020;14(4):303–10. Available from: https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.04.004
COVID 19 dan Diabetes Melitus
Korelasi antara kontrol glikemik yang baik dengan luaran yang lebih
baikan pada pasien COVID 19 dengan DM Type 21

28.8%

6.2%
DM No DM
Hiperglikemia No Hiperglikemia

Penelitian 1122 pasien di 88 RS, Penelitian retrospektif di Hubei China, pada 7337
tingkat mortalitas dan LOS yang pasien, pasien dengan control glikemik >180
lebih tinggi2 mg/dL memiliki survial rate lebih rendah1
7

1. Zhu L, She ZG, Cheng X, Qin JJ, Zhang XJ, Cai J, et al. Association of Blood Glucose Control and Outcomes in Patients with COVID-19 and Pre-existing Type 2 Diabetes. Cell Metab [Internet]. 2020;31(6):1068-1077.e3.
Available from: https://doi.org/10.1016/j.cmet.2020.04.021
2. Bode B, Garrett V, Messler J, McFarland R, Crowe J, Booth R, et al. Glycemic Characteristics and Clinical Outcomes of COVID-19 Patients Hospitalized in the United States. J Diabetes Sci Technol. 2020;14(4):813–21.
Latar Belakang

CORONAVIRUS beramplop, Tidak bersegmen, Possitive-Sense Single Stranded RNA,


ukuran genom virus 26-32 kb, Virus RNA terbesar

4 Sub type, α dan β CovS paling banyak infeksi manusia

Alur masuk Membran mukosa nasal, laring dan masuk paru

Angiotensin- Converting Enzyme 2 (ACE-2) Pneumosit II

Kaskade Inflamasi

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) 8


COVID 19 dan Diabetes Melitus
Faktor yang mempengaruhi
buruknya luaran pasien DM
dengan infeksi COVID 19:
- Usia yang lebih tua
- Komorbid yang diderita
(hipertensi, penyakit
kardivaskuler),
- Obesitas
- Inflamasi
- Hiperkoagubilitas
- Kondisi hiperlglikemia

Apicella M, Campopiano MC, Mantuano M, Mazoni L, Coppelli A, Del Prato S. COVID-19 in people with diabetes: understanding the reasons for worse outcomes. Lancet Diabetes Endocrinol [Internet]. 2020;8(9):782–92. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/S2213-8587(20)30238-2
Aspek Biologi Molekuler COVID 19 pada DM
1,2,3,4
Immune Response and Inflamatory Cytokine

Disregulasi innate immunity & adaptive immunity

Sel Th 2, Sel T Reg, Sel Th 17, Sel T memori, Sel NK


DIABETES

COVID 19
Sel T CD8 +, Sel Th1

IL-2, IL-1β, IL-6,IL-17, NF-KB

IL-20, IL-4, IL-5

CXCL8, CXCL1, CXCL2, CXCL10, CCL2, CCL7


? CXCL6, CXCL11,CCL2, CCL3, CCL4, CCL7, CCL8, CCL20
10
1. Zhou T, Hu Z, Yang S, Sun L, Yu Z, Wang G. Role of Adaptive and Innate Immunity in Type 2 Diabetes Mellitus. J Diabetes Res. 2018;2018.p.36-42
2. Tsalamandris S, Antonopoulos AS, Oikonomou E, Papamikroulis GA, Vogiatzi G, Papaioannou S, et al. The role of inflammation in diabetes: Current concepts and future perspectives. Eur Cardiol Rev . 2019;14(1):p.50–9
3. Forbes JM, Cooper ME. Mechanisms of diabetic complications. Physiol Rev. 2013;93(1):p.137–88.
4. Jamilloux Y, Henry T, Belot A, Viel S, Fauter M, El Jammal T, et al. Should we stimulate or suppress immune responses in COVID-19? Cytokine and anti-cytokine interventions. Autoimmun Rev [Internet]. 2020;19(7):1p. 02567. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.autrev.2020.102567
Aspek Biologi Molekuler COVID 19 pada DM
Immune Response and Inflamatory Cytokine

ARDS,Sistemik
inflamation &
Multi organ
dysfunction

11

Muniyappa R, Gubbi S. COVID-19


pandemic, coronaviruses, and diabetes
mellitus. Am J Physiol - Endocrinol Metab.
2020;318(5):p.E736–41.
ACE 2 pada Diabetes dan COVID 19

ACE 2 pada Diabetes dan COVID 19

• ACE2, enzim carboxypeptidase yang


merupakan reseptor S1 subunit dari
coronavirus2
• Meregenerasi vasodilatory angiotensin 1-
7(Ang 1-7)2
• Pada pancreas ekspresi ACE2 dapat
dilihat pada sel asiner3
• Peningkatan ekspresi ACE2 reseptor
pada Alvolar Type 2, myocardium, ginjal
dan pancreas akan meningkatkan
pengikatan seluler dari SARS-CoV-23,4
12
1. Muniyappa R, Gubbi S. COVID-19 pandemic, coronaviruses, and diabetes mellitus. Am J Physiol - Endocrinol Metab. 2020;318(5):p.E736–41.
2. Drucker DJ. Coronavirus Infections and Type 2 Diabetes-Shared Pathways with Therapeutic Implications. Endocr Rev. 2020;41(3):1–13
3. Wysocki J, Ye M, Soler MJ, Gurley SB, Xiao HD, Bernstein KE, et al. ACE and ACE2 activity in diabetic mice. Diabetes. 2006;55(7):p.2132–9.
4. Soldo J, Heni M, Alfred K, Birkenfeld AL, Peter A. Increased Hepatic ACE2 Expression in NAFL and Diabetes d A Risk for COVID-19 Patients ? 2020;(June):p.4–6.
13
ACE 2 pada COVID 19 dg DM
SK Muscle
*Insulin Tidak sensitif
ACE 2 pada COVID 19
Liver
*Insulin tidak sensitive
Darah
dengan DM
*Hyperglikemia
*Peningkatan fibrosis

Infeksi SARS-CoV2 Vaskulature


Penurunan ACE2
*ROS
Peningkatan AN-II *penurunan eNOS
Diabetes Melitus Penurunan Ang 1-7 *Hipertropi

Ginjal Pancreas
*peningkatan ROS *Peningkatan ROS
*Hypertropy *Inflamasi
*Inflamasi *Penurunan Sekresi
Insulin

Jantung
Otak Paru
*peningkatan ROS
*Activated microglial *Inflamasi
*Hypertropi
*Elevated cytokines *disfungsi endotel
*Inflamasi
*Neuro-inflamasi *Disfungsi Cardiopumonal
*alterd conductance

End Organ damage Acute Respiratory Distress 14


Syndrome

Kematian Pramanik P, Pramanik P. Diabetes mellitus augments the complications of


patients with COVID-19: a review. Int J Res Med Sci. 2020;8(7):p.2716.
Aspek Biologi Molekuler COVID 19 pada DM
DPP4 pada COVID 19 dengan DM

DPP4 CD26 Adenosin deaminase & caveolin-1


Respon Imun dan inflmasi
Diekspresikan di pembuluh darah sistemik, paru, ginjal,
usus & jantung
berikatan
GLP-1, GIP, Sitokin & Growth Factor

Reseptor Fungsional Coronavirus


Saluran pernapasan  memfasilitasi masuknya virus  badai sitokin dan
imunopatologi  COVID-19
15

• Raj VS, Mou H, Smits SL, Dekkers DHW, Müller MA, Dijkman R, et al. Dipeptidyl peptidase 4 is a functional receptor for the emerging human coronavirus-EMC. Nature. 2013;495(7440):p.251–4.
• Solerte SB, Di Sabatino A, Galli M, Fiorina P. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP4) inhibition in COVID-19. Acta Diabetol [Internet]. 2020;57(7):p.779–83. Available from: https://doi.org/10.1007/s00592-020-01539-z
• Valencia I, Peiró C, Lorenzo Ó, Sánchez-Ferrer CF, Eckel J, Romacho T. DPP4 and ACE2 in Diabetes and COVID-19: Therapeutic Targets for Cardiovascular Complications? Front Pharmacol. 2020;11(August):p.1–14.
Enzim DPP4 pada COVID 19 dg DM
DPP4 pada COVID 19 dengan DM

Penghambat DPP4
(Gliptin)
• Mengurangi masuknya
virus
• Menguranhi replikasi
virus
• Menghambat inflamasi
dan badai sitokin

16

Solerte SB, Di Sabatino A, Galli M, Fiorina P. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP4)


inhibition in COVID-19. Acta Diabetol [Internet]. 2020;57(7):p.779–83.
Available from: https://doi.org/10.1007/s00592-020-01539-z
Manajemen DM pada COVID 19
• Pada orang dengan DM harus menjaga kontrol metaboliknya dan kontrol
kadara glukosanya, baik dengan infeksi SARS-CoV-2 maupun tidak.
• Kontrol metabolik meliputi kontrol tekanan darah, lemak darah dan juga
berat badan.
• Semua pasien tanpa diabetes tetapi memiliki risiko tinggi dan terpapar
virus harus memonitor terjadinya new onset diabetes terkait COVID 19.
• Semua pasien DM terinfeksi COVID 19 harus mendapatkan kontrol
glikemik yang baik

17

Apicella M, Campopiano MC, Mantuano M, Mazoni L, Coppelli A, Del Prato S. COVID-19 in people with diabetes: understanding the reasons for worse outcomes. Lancet Diabetes Endocrinol [Internet]. 2020;8(9):p.782–92. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/S2213-8587(20)30238-2
Ramanathan K, Antognini D, Combes A, Paden M, Zakhary B, Ogino M, et al. Practical recommendations for the management of diabetes in patients with COVID-19. Lancet Diabetes Endocrinol. 2020;8(JJune 2020):1p.9–21.
Manajemen DM pada COVID 19

18

Ramanathan K, Antognini D, Combes A, Paden M, Zakhary B, Ogino M, et al. Practical recommendations for the management of diabetes in patients with COVID-19. Lancet Diabetes Endocrinol. 2020;8(JJune 2020):1p.9–21.
Manajemen DM pada COVID 19

Tatalakasana Non Farmakologis


• Edukasi
• Terapi Nutrisi medis
• Latihan fisik
• Pengeloalan Stres

Tatalaksana Farmakologis

19
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalakasana Non Farmakologis Edukasi
• Edukasi Awal berupa Perjalanan penyakit, pentingnya pengendalian DM,
risiko atau komplikasi yang mungkin terjadi, bagaimana cara pemantauan
glukosa darah, pengenalan pada hipoglikemia, pentingnya olahraga
teratur1
• Edukasi lanjut dapat diberikan mengenai penyulit akut dan menahun, serta
penatalakasanan DM dengan penyulit penyakit lainnya1

COVID 19 American Association of Diabetes Educator


7 kebiasaan  selalu aktif, makan sehat, konsumsi obat rutin, monitor
gula darah, selesaikan masalah, kurangi risiko terpapar dan coping
stress yang baik2 20

1. Soelistijo SA. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabets Melitus Type 2 Dewasa di Indonesa 2019. 2019th ed. Lindarto D, editor. Jakarta: PB PERKENI; 2019. 245 hal.
2. Banerjee M, Chakraborty S, Pal R. Diabetes self-management amid COVID-19 pandemic. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2020;14(4):p.351–4.
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalakasana Non Farmakologis Terapi Nutrisi Medis
• Pola makan harus memenuhi pola makan gizi seimbang dan harus
ditekankan tentang pentingnya makan dengan teratur 1,2
• Komposusi diet yang dianjurkan Kabohidrat (45-65%), lemak sebesar (20-
25%) Protein (10%), natrium (<1500 mg/24jam). serat (14 g/1000kkal),
pemanis alternative sesuai kebutuhan. 1,2
• Pastikan penderita DM selalu dalam kondisi terhidrasi dengan baik1,2

COVID 19
Surey di USA  1/3 penderita DM diet kurang sehat karena
keterbatasan pasokan dan lockdown
21

1. Soelistijo SA. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabets Melitus Type 2 Dewasa di Indonesa 2019. 2019th ed. Lindarto D, editor. Jakarta: PB PERKENI; 2019. 245 hal.
2. Banerjee M, Chakraborty S, Pal R. Diabetes self-management amid COVID-19 pandemic. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2020;14(4):p.351–4.
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalakasana Non Farmakologis Latihan Fisik
• Program latihan fisik teratur 3 – 5 hari seminggu (30 – 45 menit, total 150
menit/pekan), jeda <2 hari 1
• Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari ≠ latihan fisik.
• Latihan fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50 – 70%
denyut jantung maksimal)1

COVID 19
Lockdown dan physical distancing  keterbatasan olahraga diluar
ruangan. Penderita DM wajib untuk tetap melakukan olaharaga
didalam ruangan2
22

1. Soelistijo SA. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabets Melitus Type 2 Dewasa di Indonesa 2019. 2019th ed. Lindarto D, editor. Jakarta: PB PERKENI; 2019. 245 hal.
2. Banerjee M, Chakraborty S, Pal R. Diabetes self-management amid COVID-19 pandemic. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2020;14(4):p.351–4.
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalakasana Non Farmakologis Pengelolaan Stress

COVID 19
• Pasien harus memanfaatkan telekomunikasi dalam mendiskusikan
masalah psikologis dengan caregiver selama ini.
• Dukungan sosial juga dapat membantu meringankan penderitaan akibat
penyakit COVID-19 dan efek multifasetnya terhadap populasi.
• Stres psikologis dapat dikurangi dengan secara sukarela melepaskan
perasaan terkunci di rumah dan sebagai gantinya menghabiskan waktu
berkualitas orang yang dicintai.
• Anda juga disarankan untuk meminimalkan menonton, membaca, atau
mendengarkan berita tentang COVID-19 dengan sengaja1
23

McGowan, M. L., Norris, A. H. & Bessett, D. Mental Health and the Covid-19 Pandemic. N. Engl. J. Med. 383, 508–510 (2020).
Manajemen DM pada COVID 19
Diagram Alur
Diabetes dengan
Faktor Risiko
Kardiovaskuler
pada COVID 19

24

Ceriello, A. et al. Issues of cardiovascular risk management in people with diabetes in the COVID-19 Era. Diabetes Care 43, 1427–1432 (2020).
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana Farmakologis

25
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana
Farmakologis

See, S., Care, D. & Suppl, S. S. 9.


Pharmacologic Approaches to Glycemic
Treatment: Standards of Medical Care in
Diabetes-2020. Diabetes Care 43, S98–S110
(2020).

26
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana Farmakologis Kriteria Klinis COVID 19

Demam ringan, batuk, malaise, rhinorrhea, sakit tenggorokan dengan atau


RINGAN tanpa hemoptisis, mual, muntah, diare, tetapi tanpa gambaran radiologis
pneumonia dan tidak adanya perubahan mental.

Demam, gejala pernafasan termasuk batuk kering dan sesak nafas yang
SEDANG mungkin muncul bersamaan dengan gambaran radiologi.

Dispnea, frekuensi pernapasan >30 / menit, saturasi oksigen darah 93%, rasio
BERAT PaO2 / FiO2 <300, dan / atau paru-paru menginfiltrasi> 50% bidang paru dalam
waktu 24-48 jam.

Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang memerlukan ventilasi


mekanis bersamaan dengan adanya kegagalan disfungsi multiorgan, asidosis
KRITIS metabolik, dan disfungsi koagulasi (biasanya setelah 7 hari)
27
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana Farmakologis Rekomendasi

Pertahankan obat sesuai regimen awal, dianjurkan untuk


RINGAN
meningkatkan frekuensi pengukuran glukosa
Pertahankan regimen awal jika kondisi mental pasien, nafsu
makan, dan kadar glukosa dalam batas normal.
SEDANG
regimen insulin premix  insulin basal-bolus atau pompa
insulin

BERAT Insulin intravena harus menjadi pengobatan lini pertama.


Pasien yang sedang dalam pengobatan continuous
KRITIS renalreplacement therapy (CRRT),
28
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana Farmakologis Rekomendasi
Terapi Pertimbangan selama COVID 19 Rekomendasi
Metformin Risiko hipoksia dan asidosis laktat pada Hentikan bilan kondisi memburuk dengan
gangguan pernafasan dan penyakit akut instabilitas hemodinamik atau hipoksia
SGLT2 Risiko dehidrasi meningkat dan Hentikan bila intake oral tidak memungkinkan
inhibitors ketoasidosis euglikemik atau kondisi memburuk
GLP-1RAs Efeksamping gastrointestinal dan risiko Hentikan pada kondisi berat
aspirasi
DPP4 Tidak ada risiko hipoglikemia, dapat Dapat dilanjutkan pada pasien tidak kritis
inhibitors digunakan pada fungsi renal dalam
rentang luas,
Sulfonilure Risiko hipoglikemia, bila intake jelek dan Hentikan apabila tidak mampu makan secara
a kombinasi dengan hydroxychloroquine teratur atau berisiko hipoglikemia
atau chloroquine 29

Katulanda, P. et al. Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia 63, 1440–1452 (2020).
Manajemen DM pada COVID 19
Tatalaksana Farmakologis Rekomendasi
Terapi Pertimbangan selama COVID 19 Rekomendasi
Pioglitazone Risiko retensi cairan dan edema, Hentikan bilan kondisi memburuk dengan
kontraindikasi pada hemodinamik instabilitas hemodinamik atau hepatic injury
yang tidak stabil tau disfungsi cardiak
Insulin Membutuhan monitoring lebih sering Obat pilihan pada kondisi berat
karena risiko hipoglikemia
ACEI/ARBs Risiko yang belum jelas dalam Lanjtkan bila tidak ada kontraindikasi yang
meningkatkan infeksi dan keuntungan spesifik hipotensi, hiperkalemia, AKI)
belum jelas dalam mengurangi
inflamasi
Aspirin Risiko kardivaskuler lebih besar pada Lanjutkan pada pasien dalam terapi aspirin
covid 19 dan tidak ada kontaindikasi
30
Statins Mungkin menigkatkan transmisi dan Pertimbangkan secara individual risiko dan
kejadian myositis keuntungan
Katulanda, P. et al. Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia 63, 1440–1452 (2020).
Tatalaksana Farmakologis Rekomendasi
Jenis Obat Keuntungan Kerugian Interaksi dengan
pengobatan COVID 19
metformin Tidak ada risiko hipoglikemia Risiko asidosis laktat pada distress Lopinavir
pernafasan, gangguan ginjal dan
gagal jantung
DPP-4 Tidak ada risiko hipoglikemia, Tidak ada data Lopinavir/ritonavir,
inhibitor dapat digunakan pada fungsi Atazanavir
renal dalam rentang luas,
memiliki potensi sebagai anti-
inflamasi, memiliki potensi
modifikasi ikatan SARS-CoV-2
pada DPP-4
SGLT2- Tidak ada risiko hipoglikemia Risiko hypovolemia, imbalance Atazanavir
inhibitor elektrolit, Euglikemik Ketoasidisis
Sulfonylurea Tidak ada data Risiko hipoglikemia, apabila Lopinavir/ritonavir,
dikombinaskian dengan agen Hydroxychloroquine
hipoglikemik oral lainnya
Pioglitazon Anti-inflamasi Risiko Retensi cairan dan HF Favipiravir
Insulin Direkomendasikan pad apasien Risiko Hipoglikemia, Mungkin perlu Hydroxychloroquine
kritis dosis tinggi pada pemberian IV
31

Apicella, M. et al. COVID-19 in people with diabetes: understanding the reasons for worse outcomes. Lancet Diabetes Endocrinol. 8, 782–792 (2020).
Bagan preventif dan manajemen pasien diabetes terhadap Infeksi COVID 19

32

Katulanda, P. et al. Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia 63, 1440–1452 (2020).
Bagan preventif dan manajemen pasien diabetes terhadap Infeksi COVID 19

33

Katulanda, P. et al. Prevention and management of COVID-19 among patients with diabetes: an appraisal of the literature. Diabetologia 63, 1440–1452 (2020).
Diabetes Onset Baru pada COVID 19
• Tropisme SARS-Cov-2 untuk sel β  kerusakan akut sekresi insulin atau
kerusakan sel  diabetes secara de novo.
• Pada infeksi COVID 19 terjadi pankreatitis, yang dapat memicu terjadi
gangguan produksi insulin, dan menyebabkan hiperglikemia. Infeksi
COVID 19 dan DM memiliki hubungan imbal balik, COVID 19 dapat
menginduksi pasien DM baru dan DM akan memperburuk infeksi COVID
19.
• New-Onset DM sering dilaporkan pada seri kasus, dan beberapa
menujukan adanya KAD. Beberapa penelitian menunjukkan
perbandingan luaran antara new-onset hiperglikemia yang lebih buruk
dibandingkan dengan normoglikemia dan pasien DM

34

Wang, F., Wang, H., Fan, J. & Zhang, Y. Pancreatic Injury Pattern in Patienst With Coronavirus Disease 19 Pneumonia. Gastroenterology 159, 367–370 (2020).
Singh, A. K. & Singh, R. Hyperglycemia without diabetes and new-onset diabetes are both associated with poorer outcomes in COVID-19. Diabetes Res. Clin. Pract. 108382 (2020) doi:10.1016/j.diabres.2020.108382
Simpulan
• Diabetes Melitus akan memperberat kondisi pasien dengan infeksi
SARS-CoV2.
• Pada orang diabetes melitus apabila terjadi infeksi SARS-CoV2 memiliki
luaran yang lebih buruk dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.
• Usia, Obesitas, Penyakit kardiovaskuler, hiperkoagulasi dan
hiperglikemia menjadi faktor penyebab dari burukknya luaran orang
dengan diabetes.
• Pada Diabetes Melitus terjadi disregulasi sistem imun baik innate
maupun adaptif yang memperberat infeksi COVID 19. ACE, DPP4
berperan dalam proses inifeksi COVID 19.

35

Wang, F., Wang, H., Fan, J. & Zhang, Y. Pancreatic Injury Pattern in Patienst With Coronavirus Disease 19 Pneumonia. Gastroenterology 159, 367–370 (2020).
Singh, A. K. & Singh, R. Hyperglycemia without diabetes and new-onset diabetes are both associated with poorer outcomes in COVID-19. Diabetes Res. Clin. Pract. 108382 (2020) doi:10.1016/j.diabres.2020.108382
Simpulan
• Tatalaksana pada pasien DM disesuaikan dengan kondisi infeksi COVID
19 serta menyertakan manajemen metabolik lainya seperti hipertensi dan
dislipidemia.
• Pada infeksi SARS-CoV-2 didapatkan adanya kerusakan sela Beta
pancreas yang dapat menyebabkan new onset diabetes. Pada pasien
new onset diabetes memiliki luaran yang lebih buruk dibandingkan
pasien DM dan Non-DM.

36

Wang, F., Wang, H., Fan, J. & Zhang, Y. Pancreatic Injury Pattern in Patienst With Coronavirus Disease 19 Pneumonia. Gastroenterology 159, 367–370 (2020).
Singh, A. K. & Singh, R. Hyperglycemia without diabetes and new-onset diabetes are both associated with poorer outcomes in COVID-19. Diabetes Res. Clin. Pract. 108382 (2020) doi:10.1016/j.diabres.2020.108382
Terimakasih

37

Anda mungkin juga menyukai