Anda di halaman 1dari 44

Kode Etik Profesi Fisioterapi

oleh :
Drs.Djohan Aras, S.Ft,Physio, M.Pd

dibawakan pada Konas IFI ke X dan TITAFI XXIII


jakarta 21-23 Agustus 2008
APA ITU PEND. PROFESI ?
I. DASAR
1. UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, 3 jenis pendidikan :
 Pend. Akademik merupakan Pend.Sarjana dan Pasca Sarjana
untuk menguasai disiplin ilmu tertentu ( S1, S2, S3)
 Pend. Profesi adalah Pend.tinggi setelah prog.sarjana
mempersiapkan peserta didik memiliki pekerjaan dgn persaratan
keahlian khusus (S1.Profesi, Sp1 dan Sp2).
 Pend.Vokasi adalah Pend.tinggi mempersiapkan peserta didik
memiliki pekerjaan dgn keahlian terapan tertentu , maksimal
setara dgn prog.sarjana (D.III/D.IV)
 Gelar ada 3 : Gelar Akademik ( S.Ft), Gelar Profesi (Physio), Gelar
Vokasi (S.St.Ft).
 Konsekuensi :
 Pend. Profesi tidak sama , tidak setara dan tidak selevel dengan
Pend Vokasi dalam hal kontens kompetensi, dan aturan dasar
praktek
 Lulusan Pend.Vokasi dpt lanjut ke Pend.Profesi via pend.
Akademik dgn perlakuan khusus
2. SKB Mendiknas – Menkessos No : 3/U/SKB/2001 dan No :
232/Menkes-Kesos/SKB/2oo1, ttg Pend.Profesi
Kedokteran :
 Psl 1.1. Mendiknas adlh Menteri yg bertanggungjawab
di bid.Pendiknas
 Psl 1.2.Menkes adlh Menteri yg bertanggungjawab di
bid. Kes.
 Psl 1.3 .Pend.Profesi Kedok adlh Pend.lanjutan stlh
S.Ked. yg diarahkan pd persiapan penerapan keahlian
dokter, dokter spesialis (Sp.1), dan dokter sub spesialis /
dokter spesialis konsultan (Sp.2) , ta : Prog dokter tahap
Profesi, Prog dokter Spesialis dan Prog dokter Sub
Spesialis
 Psl 1.4. Ikatan Dokter Ind (IDI) adlh Org Profesi
Kedokteran .
 Analogi :Prog.FT.Profesi, (S1.Profesi),
Prog.FT.Spesialis (SP.1), Prog. FT. Sub Spesialis
(SP.2).
 Psl 2.1. Mendiknas bertjb dlm pengelolaan dan penetapan baku
mutu Akademik Prog S.Ked utamanya penguasaan Iptek
Kedokteran sbg landasan mengikuti Prog Pend Profesi dan
Prog pasca Sarjana.
 Psl 2.2. Menkes bertjb dlm :
a. Penentuan jumlah dan jenis teng dokter
b. Penyediaan dan pembinaan sarana kes. tempat praktek
pend. profesi kedok teran berbagai jenjang.
 Psl 2.3.IDI bertjb dlm pengelolaan sist Pend. Profesi
Kedokteran meliputi :
a. Penetapan Prog. studi berbagai jenjang
b. Penetapan Kurikulum Pend. Profesi berbagai jenjang

c. Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi


d. Penetapan sertifikasi lulusan dalam dan Luar Negeri

e. Penetapan sebutan Profesi (singkatan dan kewenangan


penggunaannya)
Apa konsekuensi tanggungjawab dan kewenangan IFI
terhadap Prog Pend Profesi FT
1. Konsekuensi Pend.Profesi bidang Fisioterapi adlh Pend.lanjutan
stlsh Sarjana Fisioterapi yakni prog.FT tahap profesi (Physio), Sp1
FT (Physio pediatrik) dan Sp2 FT (Physio Pediatrik Konsultan
disingkat Physio pediatrik (K)
2. IFI bertanggungjawab dlm pengelolaan sistem Pend Profesi
Fisioterapi :
a. Penetapan Prog. studi berbagai jenjang profesi FT di Institusi
tertentu
b. Penetapan Kurikulum Pend. Profesi FT berbagai jenjang

c. Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi FT


d. Penetapan sertifikasi lulusan FT dalam dan Luar Negeri
e. Penetapan sebutan Profesi FT (singkatan dan kewenangan
penggunaannya)
3. Kepmenkes No.1363 tahun 2001, ttg Registrasi
dan Ijin Praktek FT. Psl
13.2. dan 3. masih diskriminatif bagi FTs, karena
jenjang Pend.FT(hanya Diploma) dianggap tidak
setara dan tidak selevel dengan
Pend.Kedokteran.
Konsekuensi bagi FT:
 Sistem pelayanan FT. di lapangan terkesan
diskriminatif
 Harus meningkatkan jenjang Pend.FT ke Level
Sarjan Profesi, (Sp1, Sp2 ) dan Pasca Sarjan, di
samping pendidikan Vokasi
4. Masalah Kajian fakta di lapangan :
 Fisioterapi tidak diakui sebagai profesi, tetapi vokasi
 Lulusan Fisioterapi tidak selevel dengan dokter
 Penanggung jawab klinik Fisioterapi / bagian Fisioterapi di
rumah sakit tertentu pada umumnya bukan fisioterapis
 Fisioterapi tidak boleh mengintervensi pasien sebelum di konsul
ke dokter
 Fisioterapi adalah asisten dokter
 Penilaian PAK Fisioterapi di RS tertentu adalah dokter
 Pembagian financial dan fasilitas antara fisioterapis dengan
dokter sangat timpang
 Fisioterapis bermasa bodoh atau menentang tanpa konsep
 Tidak tercipta jalinan kemitraan dalam pelayanan
 Fisioterapis selalu dirugikan
Kompetensi Fisioterapi diambil oleh disiplin lain !
II. SOLUSI
1. IFI harus berbenah diri dan melakukan pembenahan agar
seperti IDI – PPNI. Dalam pend.Profesi FT.
2. Regionalisasi pengembangan pendidikan tinggi
Fisioterapi (Pend S1 Profesi, pasca Sarjana dan pend.
Vokasi), Quality Control.
3. Identifikasi perbedaan kompetensi jenjang pendidikan
Fisioterapi : D.III, D.IV, S1 Profesi ke dalam masing-
masing kurikulumnya.
4. Lulusan pendidikan vokasi dapat lanjut (program B) ke
pendidikan Profesi via Pend.Akademik / sarjana
Fisioterapi dengan perlakuan khusus.
Solusi :
5. Kewenangan mutlak pendidikan profesi berada pada IFI
bekerjasama Dikti dan Depkes
6. Pendidikan sarjana Fisioterapi merupakan satu
kesatuan dengan pendidikan profesi Fisioterapi yang tak
terpisahkan
7. Cara terbaik menyelesaikan masalah Fisioterapi di
Indonesia adalah melalui pendidikan sarjana (S1)
profesi Fisioterapi, dan Pasca Sarjana di samping
Pend.Vokasi, sehingga setara dan selevel dengan
pendidikan lain. dkl aspek knowledge, teknologi, skill
berada dalam 1 person (Three in one) dikontrol oleh
etika Fisioterapi
Mengapa hrs Pend.Profesi FT ?
1. Sbg. Konsekuensi kelanjutan Pend. Akademik
2. Agar FTs. dpt melakukan kewenangan Praktek
Profesi :
- Terampil implementasi Ilmu Penget.FT
- Terampil Implementasi Tehnologi FT
- Terampil Implementasi Metode/tehnik
modalitas FT
3. Agar FTs. Memp.Taja dan Taga Profesi
4. Agar FTs. Mendapat perlindungan Profesi.
Apa efek Pend Profesi ?
1. Efek Fungsional : Pend.FT setara dan selevel dgn Profesi
lain ; berhak Praktek Profesi dan bermitra profesi
2. Efek Struktural : CPNS dan penyesuaian kepangkatan
III/b, dengan catatan Jumlah SKS Pend Profesi minimal
30 SKS.
3. Efek Psikological : Rasa percaya diri meningkat,
- Pend.setara dan selevel dgn Profesi lain
- Three in one dlm diri FTs.
Profil lulusan S1 FT Profesi (The Five Star
Physiotherapist / Predikat Kinerja
Tertinggi FTs)
1. Care Provider = penyelenggara
pelayanan Fisioterapi
2. Decision Maker = pembuat keputusan
tindakan Fisioterapi
3. Educator = pendidik
4. Community Leader = panutan masyarakat
5. Manager = manajer Fisioterapi
Butuh 7 Area Kompetensi capai profil lulusan S1 FT
Profesi :
1. Kemampuan komunikasi efektif
2. Kemampuan menerapkan landasan ilmu-ilmu Fisioterapi
3. Kemampuan melakukan layanan Fisioterapi profesional
4. Kemampuan mengelola informasi untuk modifikasi
teknologi tindakan Fisioterapi
5. Kemampuan mendidik, meneliti, dan mengembangkan diri
serta belajar sepanjang hayat.
6. Kemampuan manajerial Fisioterapi
7. Kemampuan menjunjung tinggi etika moral Fisioterapi ,
Fisioterapi kolegal dan profesionalisme dalam pelayanan
Fisioterapi.
Cara mencapai Profil Lulusan S1 FT
Profesi butuh 3 upaya :

1. Proses pembelajaran (menguasai dasar ilmu) dalam


bentuk teori.
2. Latihan keterampilan (menguasai keterampilan
klinik) dalam bentuk praktek simulasi dan orientasi
praktek (pre klinik).
3. Kepanitraan interensip (pemahiran kompetensi)
dalam bentuk praktek komprehensif klinik berupa
kompetensi profesi.
Tujuan Pendidikan Prodi Ilmu Fisioterapi Profesi

Tujuan pendidikan dari Program Studi Ilmu Fisioterapi Profesi


adalah menghasilkan sarjana Fisioterapi profesi yang kompeten
sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan proses fisioterapi yang inovatif dengan
baik dan benar
2. Mampu melakukan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat
3. Mampu menerapkan prinsip manajemen dalam pelayanan
fisioterapi
4. Mampu melakukan penelitian di bidang fisioterapi
5. Mampu melakukan kemitraan yang profesional dan
proporsional
Contoh : Area Kompetensi Kemampuan Komunikasi
Efektif
a. Gambaran Umum
- Komunikasi efektif pintu keberhasilan
- Komunikasi efektif bersifat : instruktif, koordinatif, persuasif
dan konsultatif
- Ruang Lingkup :
* Profesi : Pasien, keluarga, sejawat fisioterapis, Nara
medik
* Birokrasi : Pengambil kebijakan
* Sosial : Masyarakat umum
b. Kompetensi Inti
Mampu menggunakan prinsip, teknik, metode, dan terminologi
berkomunikasi secara verbal, non verbal, dengan pasien,
anggota keluarga, masyarakat, sejawat Fisioterapi , dan
profesi lain.
Lulusan Fisioterapi mampu :
1). Berkomunikasi dengan pasien serta anggota
keluarganya.
a). Bersambung rasa dengan pasien dan
keluarganya.
b). Mengumpulkan informasi
c). Berkomunikasi Terapeutik
2). Berkomunikasi dengan kolega Fisioterapi
3). Berkomunikasi dengan masyarakat
4). Berkomunikasi dengan profesi lain
c. Komponen Kompetensi
 Menerapkan prinsip komunikasi dalam hal :
Assessment, konseling, penjelasan berbagai
prosedur, negosiasi pembuatan keputusan,
pendidikan penderita, dengan tetap menjaga
kerahasiaan, otonomi dan reaksi positif klien.
 Menggunakan Prinsip-prinsip komunikasi
terhadap individu dan kelompok dalam hal :
komunikasi tertulis, kerjasama kelompok,
pertemuan klinik, presentasi oral dan publikasi,
pendidikan keluarga dan masyarakat, komunikasi
dengan profesi lain.
d. Substansi Kompetensi
1. Komunikasi kesehatan
2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
3. Kesehatan masyarakat
4. Etika profesi dan hukum kesehatan
5. Bahasa
6. Psikologi fisioterapi
7. Proses fisioterapi
8. Agama
Struktur Kurikulum Pend. Profesi
a. Pend. Sarjana FT (S.Ft) merupakan satu kesatuan
tak terpisahkan dgn pend. Profesi FT (Physio) 
setara & selevel dgn dokter.
b. Masukan Pend. Profesi FT adalah lulusan S1 FT
c. Jumlah SKS = minimal 30 SKS (30% x 100 SKS
Komp. utama)
u/ Pend. Profesi FT UNHAS 32 SKS (sesuai
persyaratan CPNS S1 Profesi III/b)
d. Kriteria penentuan kompetensi kurikulum
profesi FT :
- kompetensi utama 30%
- kompetensi pendukung, % sesuai
kebutuhan.
- aplikasi bersifat komprehensif teknologi
skill minded (interensif / pemahiran
kompetensi), artinya full praktek.
- terukur dan lentur.
e. PBM profesi  38 SKS (2 semester / 1 tahun)

 Pedoman buku kepanitraan


 Pembimbing klinik dan akademik
 Rolling skill Lab.
 Laporan kasus bagian
 Studi kasus 1 x seminggu
 Ujian bagian
 Laporan kasus akhir studi program profesi
f. Struktur Kurikulum Program Profesi ( 32 SKS )

MK Keahlian Berkarya & Kurikulum Kurikulum


Bobot Teori Praktek
No Kode MK Perilaku Berkarya Inti Institusi
 sks  sks  sks
(Kuratif)  sks  sks

1 501C133 Manaj. FT Komp. Profesi 3 0 3 3 0


Musculo Skeletal & Bedah
2 502C133 Manaj. FT Komp. Profesi 3 0 3 3 0
Neuromuskular
3 503C133 Manaj. FT Komp. Profesi 3 0 3 3 0
Kardio Vaskulo Pulmonal
4 504C133 Manaj. FT. Komp. Profesi 3 0 3 3 0
Keswan dan Kulit Kelamin

Jumlah 12 0 12 12 0
MK Keahlian Berkarya & MK Kurikulum Kurikulum
Bobot Teori Praktek
No Kode Perilaku Berkarya Inti Institusi
 sks  sks  sks
(Preventif – Promotif)  sks  sks

5 506C133 Manaj. FT Komp. Profesi OR 3 0 3 3 0


dan Kebugaran
6 507C133 Manaj. FT Komp. Profesi 3 0 3 3 0
Aktivitas Fungsional,
7 508C133 Pemeliharaan diri & Rekreasi 3 0 3 3 0
Manaj. FT Komp. Profesi
8 509C133 Kesehatan Kerja (Ergonomi) 3 0 3 3 0
Manaj. FT Komp. Profesi
Tumbuh Kembang (Pediatri)

Jumlah 12 0 12 12 0
MK Keahlian Berkarya & Kurikulum Kurikulum
Bobot Teori Praktek
No Kode MK Perilaku Berkarya Inti Institusi
 sks  sks  sks
(Preventif – Promotif)  sks  sks

9 510C133 Manaj. FT Komp. Profesi 3 0 3 3 0


Geriatri
10 505C132 Manaj. FT Komp. Profesi 2 0 2 2 0
Psikiatri
11 511C133 Manaj. FT Komp. Isu 3 0 3 3 0
Profesi

Jumlah 8 0 8 8 0

Jumlah SKS Keseluruhan 32 0 32 32 0


Distribusi Mata Kuliah Persemester Program Profesi

SMT NO KODE MATA KULIAH SKS


01. 501C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Musculoskeletal - bedah 3
02. 502C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Neuromuskular 3
03. 503C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Kardio Vaskulo Pulmonal 3
IX 04. 504C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Keswan dan Ginekologi 3
05. 505C132 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Psikiatri 2
Jumlah 14
01. 506C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Olah Raga dan Kebugaran 3
02. 507C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Aktifitas Fungsional 3
Pemeliharaan Diri dan Rekreasi
03. 508C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Ergonomi dan Hiperkes 3
X 04. 509C133 Manaj. FT.Profesi Komprehensif Tumbuh Kembang Anak 3
(Pediatri)
05. 510C133 Manaj. FT. Profesi Komprehensif Lansia (Gediatri) 3
06. 511C133 Manaj. FT. Komprehensif Isu Profesi 3

Jumlah 18
Makna penilaian skill Profesi laboratorium
berdasarkan Piramida Miller :
Tingkat kemampuan 1 : Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini sehingga dapat menjelaskan kepada teman
sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip,
maupun proses Fisioterapi, serta komplikasi yang timbul dan
sebagianya.

Tingkat kemampuan 2 : Pernah melihat atau pernah


didemonstrasikan
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses
Fisioterapi, serta komplikasi yang timbul dan sebagianya).
Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini.
Tingkat kemampuan 3 : Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi.
Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses Fisioterapi,
serta komplikasi yang timbul dan sebagianya). Selama pendidikan,
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini dan
pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.

Tingkat kemampuan 4 : Mampu melakukan secara mandiri.


Lulusan Fisioterapi memiliki pengetahuan teoritis mengenai
keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip, maupun proses Fisioterapi,
serta komplikasi yang timbul dan sebagiannya). Selama pendidikan,
pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan
pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi,
serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan ini dalam konteks praktek Fisioterapi secara mandiri.
SPESIALISASI

Konfederasi dunia untuk fisioterapi (WCPT)


menegaskan adalah hak tiap anggota organisai untuk
membuat kebijakan nasional yang mengijinkan
praktek spesialis bila menurut pertimbangan mereka
menguntungkan bagi masyarakat dan profesi dengan
mendorong peningkatan standar fisioterapi.
Fisioterapis spesialis adalah fisioterapis yang
dapat menunjukkan kemampuan klinis tingkat
lanjut, dengan memenuhi syarat - syarat secara
memuaskan,

Prosedur yang diperlukan dan syahkan secara


formal pengetahuan dan ketrampilannya oleh
organisasi anggota atau badan I lembaga
akreditasi.
WCPT mengharapkan pemaduan dan penyelarasan
pengembangan praktek spesialis dengan mengambil
definisi dan acuan sebagai berikut:
Fisioterapi spesialis adalah aplikasi lanjut dari
kewenangan klinis yang dilakukan fisioterapis yang
qualified pada area praktek tertentu dalam lingkup
aktivitas yang diakui sebagai fisioterapi.
.
Wewenang klinis tingkat lanjut ini menunjukkan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
melampaui/melebihi syarat yang diperlukan
untuk melakukan praktek dasar profesi.
Profesi spesialis adalah yang {disarankan) dituju
secara formal oleh praktek fisioterapi yang diakui
oleh organisasi anggota yang didalamnya
memungkinkan fisioterapis untuk
mengembangkan dan menunjukan pengetahuan
dan keterampilan pada tingkat yang lebih
tinggi.))Kualifikasi
OTONOMI

Elemen sentral dari otonomi adalah


terjaminnya seorang fisioterapis bebas untuk
melakukan keputusan profesional (profesional
judgement) dalam meningkatkan (promotion)
kesehatan, mencegah (prevention) dan
pemeliharaan serta penyembuhan klien dalam
batas pengetahuan yang didapat dan
kompetensinya.
Secara luas, tindakan fisioterapis adalah tanggung
jawab fisioterapis secara individu, yang disertai
oleh keputusan profesi mereka yang tidak dapat
dikontrol atau dikompromikan oleh pegawai,
orang dari profesi lain atau lainnya.

Sebagai pembatasan otonomi profesi yang benar,


profesi fisioterapi mempunyai tanggung jawab
yang berkesinambungan untuk mengaturan diri
(self regulating)
FISIOTERAPI GLOBAL

A DOCTOR’S REFERAL
IS NOT NECESSARY TO ATTEND
THIS PRACTICE AS A PRIVATE PATIENT.
Dimana bila secara legal (hukum) atau etik diperlukan
surat pengantar untuk memulai pelayanan fisioterapi,
surat rujukan harus hanya berisi informasi medis yang
penting.

Fisioterapis harus kualified dan profesional yang


diperlukan untuk melakukan pemeriksaan
komprehensif terhadap klien, menformulasikan
diagnosa fisioterapi, merencanakan dan melakukan
pengobatan yang tepat, mengevaluasi hasil pengobatan
dan menentukan rencana selesai pengobatan.
HUBUNGAN DENGAN DOKTER
( MEDICAL PRACTIONERS )

Fisioterapi dikenal sebagai profesi tenaga/ pelayanan


kesehatan yang bekerja secara terbuka dan
berkedudukan sama secara profesional dengan dokter
dalam melakukan perawatan terhadap klien.

Dalam perkembangannya, di beberapa negara


fisioterapi mendapatkan status kontak pertama
(berhubungan langsung) dimana rujukan dokter tidak
menjadi suatu keharusan secara legal atau menurut etik
sebelum melakukan layanan fisioterapi.
KODE ETIK FISIOTERAPI
 Physical therapist work within the ethical principles
detailed in a code of ethics published by their
profesional organisation. In Member Organisation
of WCPT, this code must be consistent with WCPT’s
ethical principles.
 Fisioterapi bekerja dengan tuntunan prinsip-prinsip
etika yang dirinci sejara jelas pada kode etik profesi
yang dikeluarkan oleh organisasi profesi . Sebagai
anggota WCPT, kode etik profesi fisioterapi harus
sejalan dengan prinsip-prinsip kode etik yang
dikeluarkan oleh WCPT.
Kode etik Profesi Fisioterapi
Tap.Konas IFI. VIII . Thn. 2003. ( 7 butir )
Pendahuluan : K.E.F. adalah Tatanan perilaku seorang Fisioterapis yang
bertujuan untuk memelihara martabat dan integritas profesi fisioterapi,
mengutamakan kepentingan klien/pasien, kpd pihak yang membutuhkan.
Untuk menghindari hal-hal yang dpt terjadi di kemudian hari, maka
anggota IFI dlm melayani hendaknya ( kesimpulan) :
1. Menghargai hak dan martabat individu
2. membantu siapa saja yang membutuhkan pelayanan sec.prof
tanpa diskriminasi
3. Memberikan pelayanan prof. sec. jujur, kompeten & bertjwb
4. Mengakui batasan & kewenangan profesi & hanya memberi
kan pelay dlm lingkup profesi FT.
5. Menjaga rahasia Pasien/klien yang dipercayakan kpdnya
6. Selalu memelihara standar prof, serta meningkatkan penge
tahuan dan keterampilan
7. membei kontribusi dlm perencanaan & pengembangan pelay demi
pening
katan derajat kes. Individu dan masyarakat.
KEF. I. Menghargai Hak dan Martabat Individu

1. Hak Pasien / Klien ada 6 butir


2. Hak Fisioterapis ada 5 butir
- Mandir –Rasa bebas dan aman – bekerjasama dgn TS
- menolak melakukan interfensi jika dipandang tdk baik bagi
pasien/klien
- Jasa yang layak dan pelay profesional.
3. Hak Profesi IFI ada 4 butir
- Loyalitas anggotanya, dan melindungi anggotanya
- Norma baik dan menolak pelecehan dari siapapun
- Pengajaran FT. yang berkualitas, kompeten edan berpenga
laman di bidangnya
- praktek FT yang prof. dan menolak digurui sec.semena-mena disiplin lainnya dalam bid FT.
KEF. II. Membantu siapa saja yang mem
butuhkan pelay FT. tanpa diskriminasi
KEF. III. Memberikan pelay FT. profesional, jujur
kompeten dan bertanggungjawab
a. Taja Profesi
b. Taja Organisasi Profesi
KEF. IV. Mengakui batas dan kewenangan profesi dan
hanya memberikan pelay dlm lingkup prof
FT.
KEF.V. Menjaga rahasia individu yang dipercayakan kpdnya
KEF.VI. Selalu memelihara standar prof dan meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan FT.


KEF.VII. Memberikan kontribusi dlm perencanaan dan
pengem
bangan pelay u/ meningkt derajat kes. Indiv 7 masy.
Kesimpulan
 Fisioterapi profesi yang mandiri
 Mempunyai otonomi yang tak dapat diganggu gugat oleh profesi lain,
seperti kemandirian profesi medis dan kesehatan lainnya misalnya
dokter, dokter gigi.
 Dengan demikian Fisioterapi mempunyai tanggung jawab dan tanggung
gugat dalam menjalankan tugasnya.
 Bukan hanya dalam dimensi penyembuhan dan pemulihan tetapi
pemeliharaan, pencegahan, peningkatan kesehatan.
 Berperan bagi kehidupan manusia mulai sejak dari pra konsepsi, janin,
proses pra - pasca kelahiran, anak, bayi, balita, remaja, dewasa, usia
produktif, dan usia lanjut
 Perkembangan Fisioterapi didasari oleh perkembangan ilmu Fisioterapi
yang dikembangkan dari penelitian-penelitian ilmiah.
Sepanjang memakai
istilah Fisioterapi harus
mengikuti kaidah
universal
SEKIAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai