Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah:

PENGANTAR FISIOTERAPI

DISUSUN OLEH :
- Muhimmatul Khoiroh
(1761140121029)
DOSEN PENGAMPU :
- ZULFIATUL ALIYAH, S.Tr.Fis
- TASALINA YOHANA , S.Si, M.Ked.Trop
PROGRAM STUDI :
DIII-FISIOTERAPI

STIKES AR-RAHMA MANDIRI


INDONESIA
KATA PENGANTAR
Penyusunan Modul Pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Fisioterapi ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk mewujudkan Student Contered Learning di
STIKES AR-Rahma Mandiri Indonesia.

Selesainya penyusunan laporan modul pembelajaran ini tidak terlepas dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, yang penulis tidak dapat sebutkan
namanya satu persatu. Sehubungan dengan itu, maka melalui kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak termaksud.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa modul ini belum sempurna. Sehubungan


dengan itu, saran-saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak, tetap penulis nantikan.
Semoga modul ini dapat memberi konstribusi yang bermakna bagi peningkatan efektivitas
proses dan optimalisasi hasil pembelajaran dalam lingkup STIKES AR-Rahma Mandiri
Indonesia, dan khususnya dalam lingkup Prodi Fisioterapi, pada masa mendatang.

Pasuruan, 1 Desember 2021

Penulis
l
E
r
F
k
P
a
id
s
tn
e
p
m
o
K
Peta Konsep
A. Kompetensi Fisioterapi
1. Jenis Peran Kompetensi
a. Peran Pengelola
1) Menerapkan keterampilan dalam melakukan pelayanan fisioterapi,
2) Menunjukkan sikap profesional sebagai pengelola fisioterapi, dan
3) Berperan serta dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan,
perencanaan dan pelaksanaan upaya kesehatan, sebagai tim terpadu sesuai
dengan sistem upaya kesehatan.
b. Peran Pelaksana
1) Assesment fisioterapi
Termasuk dalam examination (pemeriksaan) dan evaluation (evaluasi).
Pemeriksaan/pengumpulan data-data pada perorangan untuk kelompok,
nyata, atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan
perjalanan penyakit (history taking) meliputi riwayat penyakit dan
anamnese (pemeriksaan), screening (penapisan), tes khusus, dan
pengukuran. Evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui hasil analisa
(mengurai data) dan sintesa (merangkai yang cocok) dalam sebuah
pertimbangan klinis.
2) Diagnosa fisioterapi
Dihasilkan dari pemeriksaan dan evaluasi. Merupakan hasil dari alasan-
alasan yang dapat menunjukkan adanya disfungsi gerak dan dapat
mencakup :
a) Gangguan/kelemahan (impairment),
b) Limitasi fungsi (functional limitations), ketidakmampuan (disabilities),
dan
c) Sindroma (syndromes).
3) Perencanaan fisioterapi (planning)
a) Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan
biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi,
termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui
pasien/klien, family atau tenaga kesehatan lainnnya.
b) Dapat menjadi pemikiran perencanaan alternatif untuk dirujuk kepada
pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi.
4) Intervensi fisioterapi
a) Mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan
secara manual,
b) Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
c) Dokumentasi,
d) Koordinasi, dan
e) Komunikasi.
5) Evaluasi/Re-Evaluasi/Re-Assesment
Pemeriksaan kembali dengan tujuan evaluasi hasil.
6) Prognosis
Mengembangkan rencana pelayanan meliputi penentuan perkiraan
tingkat perbaikan dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan fungsi gerak tubuh selama terapi.
7) Pelaksanaan layanan terapi
c. Peran Pendidik
1) Melakukan pendidikan kepada pasien, keluarga dan masyarakat agar
berperilaku hidup sehat,
2) Memberikan informasi tentang fisioterapi kepada tenaga kesehatan lain,
dan
3) Melakukan pendidikan dalam rangka pengembanga diri dan sejawat.
d. Peran Peneliti
1) Merencanakan penelitian,
2) Melakukan penelitian,
3) Mempresentasikan dan mensosialisasikan hasil penelitian, dan
4) Menerapkan hasil penelitian.
2. Elemen Kompetensi
a. Peran pengelola berkompeten untuk melaksanakan kemampuan
manajemen dan profesionalisme dalam memberikan pelayanan.
b. Peran pelaksana berkompeten untuk melaksanakan pelayanan dengan
pendekatan sistem asuhan fisioterapi.
c. Peran pendidik berkompeten dalam memberikan pendidikan kesehatan
dan pemahaman pelayanan fisioterapi bagi pasien, klien keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya.
d. Peran peneliti berkompeten untuk melakukan penelitian dibidang ilmu
dan teknologi fisioterapi dalam pengembangan pelayanan.
3. Contoh Standar Kompetensi
a. Mampu menganalisa ilmu murni biofisika manusia, ilmu sosial, ilmu
perilaku dan teknologi sebagai dasar pengetahuan fisioterapi dan
meintegrasikan dalam praktik,
b. Mampu melakukan asesmen dan pendekatan terhadap pasien dan klien
dalam upaya melakukan asuhan fisioterapi,
c. Mampu menegakkan diagnosis fisioterapi, prognosis fisioterapi,
intervensi, dan
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pasien dan klien dalam menyusun
tujuna pembelajaran tindakan kesehatan dan fisioterapi.
B. Pendidikan Fisioterapi
1. Jenjang Pendidikan
a. D3 → A.Md.Ft atau A.Md.Fis
Pendidikan D3 dapat ditempuh dalam waktu paling cepat yakni 3 tahun.
Kewenangan pendidikan D3 fisioterapi meliputi kewenangan yang bersifat
prosedural/instruksional, yaitu melakukan tindakan fisioterapi kepada pasien
sesuai intruksi dari fisioterapis yang berkualifikasi minimal pendidikan
Profesi, tidak untuk peresepan obat.
b. D4 → S.St.Ft
Pendidikan D4 dapat ditempuh dalam 4 tahun untuk lulusan SMA, dan
1-2 tahun untuk lulusan D3 Fisioterapi. Seorang dengan lulusan D4 tidak bisa
melakukan praktek mandiri, kecuali melanjutkan ke pendidikan Profesi. Akan
tetapi dapat melakukan tindakan kepada pasien berupa pemeriksaan dan
peresepan obat jika memang diperlukan, tetap diperlukan konsultasi dengan
yang lebih ahli, berbeda dengan D3 yang hanya melakukan tindakan.
c. S1 → S.Ftr atau S.Ft
Pendidikan S1 dapat ditempuh selama 4 tahun waktu normal untuk lulusan
SMA dan dua tahun untuk alih jenjang dari D3 Fisioterapi. Lulusan S1
Fisioterapi tidak diperkenankan melakukan tindakan fisioterapi kepada pasien
kecuali telah lulus pendidikan Profesi Fisioterapi.
d. Profesi Fisoterapi → Ftr
Pendidikan Profesi Fisioterapi dapat ditempuh selama 1,5 tahun bagi
lulusan D4 dan S1 Fisioterapi. Lulusan Profesi Fisioterapi memiliki
kewenangan untuk melakukan praktek fisioterapi mandiri.
e. S2 dan S3→ tergantung dengan jurusan yang diambil
Pendidikan S2 Fisioterapi dapat ditempuh dalam waktu dua tahun bagi
lulusan D4 dan S1 Fisioterapi. Lulusan D4 dan S1 Fisioterapi dapat
melanjutkan S2 Fisioterapi atau kesehatan diluar negeri. Saat ini beberapa
lulusan Fisioterapi Indonesia telah/sedang menyelesaikan pendidikan S2 dan
S3 diluar negeri. Akan tetapi dikutip dari website www. edukasi.okezone.com
pada tanggal 6 November 2017 Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Mohamad Nasir telah merestui pendirian studi fisioterapi untuk strata
magister atau S2 pertama di Indonesia pada Universitas ‘Aisyiyah (Unisa)
Yogyakarta. Akan tetapi sampai saat ini penulis belum dapat memastikan
berita tersebut benar-benar akan terealisasikan atau memang hanya sekedar
cita–cita, semoga memang benar terealisasikan agar para lulusan Fisioterapi
tidak bersusah payah pergi jauh-jauh keluar negeri untuk menempuh
pendidikan S2.
2. Jenis Pendidikan Fisioterapi
a. Pendidikan Akademik
Pendidikan Akademik merupakan sistem Pendidikan yang mengarah pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
tertentu. Saat kamu memilih Pendidikan Akademik, kamu akan lebih banyak
mendapatkan teori dibanding praktik. Perbandingan teori dan praktiknya
adalah 60% : 40% .

Pendidikan Akademik mencakup :

1) Pendidikan Sarjana (S1)


2) Magister/Master (S2)
3) Doktor (S3)
b. Pendidikan Vokasi
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan mengacu kepada penguasaan
keahlian terapan tertentu. Dengan demikian pendidikan terapan yang kamu
dapatkan, kamu akan lebih banyak praktik dibandingkan teori. Perbandingan
teori dan praktiknya adalah 40% : 60%.

Pendidikan Vokasi mencakup program :

1) Diploma I (D1)
2) Diploma II (D2)
3) Diploma III (D3)
4) Diploma IV (D4)

c. Pendidikan Profesi
Pendidikan Profesi merupakan lanjutan dari Pendidikan Akademik, ketika
kamu sudah mendapatkan gelar Sarjana (S1). Pendidikan Profesi dipersiapkan
untuk peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus dan juga mendapatkan gelar profesi/keahlian tertentu, dikarenakan
teori pada jenjang S1 lebih banyak daripada praktek sehingga pada jenjang
profesi ini lebih ditekankan pada prakteknya daripada teori.

Anda mungkin juga menyukai