Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Tata Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:

Khumaidi S.Pd

Disusun oleh Kelompok 3:

1. Siti Zuhro (1761140121039)

2. Sulistianingsih (1761140121042)

PROGRAM STUDI D-III FISIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AR RAHMA MANDIRI INDONESIA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tata Bahasa Indonesia” ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Tata Bahasa Indonesia” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu
kami dengan senang hati menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca.

Terima kasih.

Pasuruan, 22 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

A. Pengertian Tata Bahasa...................................................................................................2

B. Ciri-ciri Tata Bahasa.......................................................................................................2

C. Sifat Tata Bahasa.............................................................................................................2

D. Jenis-Jenis Tata Bahasa...................................................................................................3

E. Bidang-Bidang Tata Bahasa............................................................................................6

F. Aspek-Aspek Tata Bahasa..............................................................................................7

G. Pembagian Tata Bahasa..................................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

LAMPIRAN............................................................................................................................12

A. Lampiran 1:...............................................................................................................12

B. Lampiran 2:...............................................................................................................19

C. Lampiran 3:...............................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat untuk dapat mengawasi
dan memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampain berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah
peran aturan baku tersebut digunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang
baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang
baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memiliki peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan
dan difahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat, sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud tata bahasa?

2. Apa yang di maksud bahasa lisan?

3. Apa yang di maksud bahasa tulis?

C. Tujuan

1. Agar memahami pengertian tata bahasa

2. Agar bisa memahami apa itu bahasa lisan

3. Agar bisa memahami apa itu bahasa tulis

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Bahasa

Tata bahasa adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kaidah-kaidah


yang mengatur penggunaan bahasa. Tata bahasa merupakan ilmu linguistik “Ilmu
yang mempelajari bahasa”. Tata bahasa berperan penting dalam penyusunan kata
maupun kalimat. Tata bahasa dalam bahasa Indonesia sudah diatur dalam buku Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Sementara itu, dalam bahasa Inggris, istilah tata bahasa kerap kita kenal
dengan sebutan grammar. Grammar inilah yang menjadi langkah awal dalam
menguasai bahasa Inggris. Demikian pula dengan bahasa Indonesia, di mana terlebih
dahulu harus memahami tata bahasa yang ada.

B. Ciri-ciri Tata Bahasa

Berikut ini terdapat beberapa tata bahasa, terdiri atas:

1. Pembentukan kata dilihat dari afiksasi (pengimbuhan) dan reduplikasi


(pengulangan)

2. Sarana-sarana dari tingkat leksikal maupun dari tingkat gramatikal dapat


digunakan untuk menyatakan arti

3. Satuan sintaksis bersifat senyawa

4. Jalinan tingkat gramatikal dan leksikal yang perlu diperhatikan

C. Sifat Tata Bahasa

Secara umum tata bahasa bersifat normatif “umum” yaitu tata bahasa tersebut
disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa yang umum dipakai dalam suatu
masyarakat. Suatu tata bahasa normatif memberikan uraian atas struktur umum dari
suatu bahasa. Tetapi mengingat bahwa bahasa selalu berkembang setiap saat, maka
selalu ada perubahan yang terjadi atas struktur bahasa, oleh karena itu tata bahasa
normatif harus tetap bersifat deskriptif.

Pada bahasa yang sudah tidak dipakai lagi “sudah mati” dalam komunikasi
sehari-hari, tata bahasa normarif dari bahasa-bahasa tersebut selalu bersifat preskiptif
yaitu menentukan atau mengatur kaidah-kaidah itu harus diikuti secermat-cermatnya
dan tidak boleh dirubah lagi. Misalnya tata bahasa dari bahasa-bahasa Latin, Yunani,
Sansekerta yang bersifat preskiptif.

2
D. Jenis-Jenis Tata Bahasa

Berdasarkan cara penyusunannya, tata bahasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Tata Bahasa Deskriptif

Tata bahasa yang di susun berdasarkan percatatan “deskripsi” yang


nyata atas struktur suatu bahasa,Tata bahasa ini biasanya meliputi suatu
lingkungan masa yang tertentu “sinkronis”

2. Tata Bahasa Historis-Komparatif

Tata bahasa yang membicarakan perkembangan struktur bahasa dari


satu jaman ke jaman lain “historis atau diakronis”,serta mengadakan
perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam jaman itu
atau perbandingkannya dengan bahasa-bahasa lainnya “komparatif”.

3. Tata Bahasa Tradisional


Linguistik modern awal mulai pada saat munculnya paham baru
Ferdinand de Saussure. Dibalik itu, terbentang ke belakang kira-kira 2000
tahun masa tata bahasa tradisional. Tata bahasa tradisional adalah suatu istilah
yang kerap kali digunakan untuk meringkaskan jajaran sikap-sikap dan
metode-metode yang dijumpai pada masa studi gramatikal sebelum
kedatangan/ munculnya ilmu linguistik. “Tradisi” yang dipermasalahkan itu
telah berkisar sekitar 2000 tahun,Masa tersebut begitu panjang, dan
menyangkut berbagai bahasa kuno, seperti Yunani, latin didunia barat, bahasa
sangsekerta di India, bahasa Ibrani di timur tengah, Romawi kuno dan begitu
pula karya- karya para pakar beserta para penulis Renaissance dan para pakar
tata bahasa preskriptif abad ke-18.

Pengajaran bahasa dikaitkan dengan pembicaraan dalam buku ini


adalah bahasa Indonesia dan bahasa asing di Indonesia yang berasal dari
barat, yakni bahasa Inggris, pengajaran bahasa Indonesia mendapat pengaruh
dari bahasa Belanda yang juga berasal dari dunia barat.

Analisis tata bahasa tradisional mendasarkan pada kaidah bahasa lain


terutama Yunani, Romawi, dan Latin. Semua mafhum bahwa karakteristiik
bahasa Indonesia, misalnya, tidak sama dengan bahasa-bahasa tersebut.
Bahasa Yunani, Romawi, dan Latin tergolong bahasa deklinatif, yaitu yang
perubahan katanya menunjukkan kategori, kasus, jumlah, atau jenisnya
(Kridalaksana, 1984: 36), sedangkan bahasa Indonesia tergolong sebagai
bahasa inflektif, yaitu perubahan bentuk katanya menunjukkan hubungan
gramatikal (Kridalaksana, 1984: 75). Oleh karena itu, analisis yang demikian
akan menjumpai berbagai kesulitan.

3
4. Tata Bahasa Generatif

Arti tata bahasa generatif adalah bahwa bahasa adalah struktur pikiran


manusia. Tujuan tata bahasa generatif adalah membentuk model lengkap
bahasa terdalam ini (dikenal sebagai i-language). Model ini dapat digunakan
untuk menjelaskan semua bahasa manusia dan memperkirakan ketatabahasaan
dari ungkapan apapun (yang berarti memperkirakan apakah ungkapan ini
terdengar benar oleh para penutur asli suatu bahasa).

Pendekatan terhadap bahasa dirintis olehNoam Chomsky. Kebanyakan


teorigeneratif (meskipun tidak semuanya) menganggap bahwa sintaksis
didasarkan pada struktur kalimat yang konstituen. Tata bahasa generatig
berada diantara teori yang berfokus terutama pada bentuk kalimat, daripada
fungsi komunikaya.

5. Tata Bahasa Transformasi

Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah


Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui
bukunya Syntactic Structures(1957), yang kemudian disebut classical
theory. Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok
pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the
Theory of Syntax (1965) disebut standard theory.Karena pendekatan teori ini
secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga
sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini
mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970,
Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and
binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.

6. Tata Bahasa Struktural

Tata bahasa struktural mendasarkan analisisnya pada karakteristik


bahasa yang bersangkutan sebagaimana adanya bukan didasarkan pada kaidah
bahasa lain. Dengan demikian, kajiannya bersifat deskriptif. Sesuai namanya,
pengkajian tidak didasarkan pada nosi atau arti, tetapi pada struktur atau
perilakunya dalam sruktur: fona dalam fonem, fonem dalam silabel, silabel
dalam leksem, leksem dalam tagmem (frasa, klausa, kalimat). Untuk
menggambarkan struktur tertentu, struktur tersebut ditempatkan pada
kontinum struktur lain yang melingkupinya. Simposium tata bahasa tentang
kata majemuk pada 20 Oktober 1979 merumuskan simpulan, di antaranya
sebagai berikut.

a. Prinsip yang harus dipegang di dalam mengidentifikasikan apakah


suatu konstruksi merupakan konstruksi majemuk atau tidak ialah
4
bahwa konstruksi itu memperlihatkan derajat keeratan yang tinggi
sehingga merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.
b. Sebagai konstruksi yang tak terpisahkan, konstruksi majemuk
berperilaku sebagai kata, artinya masing-masing konstituen
konstruksi hilang otonominya. Hilannya otonomi itu berarti bahwa
masing-masing konstituen tidak dapat dimodifikasikan secara
terpisah, maupun di antaranya tidakdapat disisipkan morfem lain
tanpa perubahan atas makna aslinya. (Parera, 1988: 117-118)

Rumusan simpulan tersebut dengan jelas menunjukkan penggunaan


teori struktural dalam pengindentifikasian konstruksi majemuk seperti tersurat
pada istilah (1) konstruksi, (2) kesatuan, (3) konstituen konstruksi, (4) derajat
keeratan, dan (5) disisipi.

Bagaimanakah Ramlan dalam buku Sintaksis mengidentifikasi kalimat


tanya? Kalimat tanya, menurut Ramlan (1981: 33), berpola intonasi [2] 3// [2]
3 2 Ú. Pola tersebut berbeda dengan pola kalimat berita [2] 3 // [2] 3 1 Ø, atau
pola intonasi kalimat suruh 2 3 Ø atau 2 3 2 Ø (Ramlan, 1981: 32-45).
Pengidentifikasian seperti itu menunjukkan bahwa nosi tidak lagi menjadi
kerangka konsep struktural, melainkan struktur otonom satuan bahasa yang
didesripsikanlah yang dijadikan pijakannya.

7. Tata Bahasa Tagmemik

Pelopor teori Tagmemik adalah Prof. Kenneth Lee Pike seorang


pendeta Kristen Protestan dan seorang ahli bahasa ulung yang ikut mendirikan
dan mengembangkan Summer Institute of Linguistics, suatu organisasi yang
bergerak di bidang penerjemahan Injil. Sebagai seorang pendeta Kristen, Pike
membaktikan hidupnya untuk kegiatan pengajaran dan penyebaran Injil serta
penerjemahan Injil ke dalam bahasa-bahasa yang belum pernah mengenal
kitab ini.

Sebagai seorang ilmuwan, Pike membaktikan dirinya di bidang


penelitian dan pengembangan ilmu bahasa (Lembaga Bahasa Universitas
Atma Jaya, 1987:71). Teori Tagmemik berkembang dari sebuah teori yang
lebih komprehensif tentang bahasa dalam ruang lingkup perilaku manusia
yang dikembangkan Pike antara tahun 1954-1960.

8. Tata Bahasa Pedagogik

Tata bahasa pedagogis atau pedagogical grammar adalah suatu


deskripsi gramatikal mengenai suatu bahasa yang diperuntukan bagi maksud-
maksud pedagogis, seperti pengajaran bahasa, rancang- bangun, silabus, atau
persiapan materi/ bahan pengajaran.
5
E. Bidang-Bidang Tata Bahasa

Dalam bahasa Indonesia terdapat 4 bidang tata bahasa modern dalam bahasa
Indonesia yaitu:

1. Fonologi

Dalam istilah Fonologi berasal dari kata Yunani yaitu phone yang berarti
bunyi dan logos berarti ilmu, fonologi disebut juga sebagai tata bunyi. Fonologi
merupakan bagian dari tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisa
bunyi bahasa secara umum. Fonologi merupakan ilmu tentang perbendaharaan
fonem sebuah bahasa serta distribusinya. Fonologi meliputi dua bagian yaitu:

a. Fonetik yaitu bagian ilmu linguistik yang mempelajari bunyi yang


diproduksi oleh manusia.

b. Fonemik yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut


fungsinya sebagai pembeda arti.

2. Morfologi

Morfologi berarti pengetahuan tentang bentuk. Morfologi ialah bidang


linguistik atau tata bahasa yang mengkaji tentang pembentukan kata atau morfem-
morfem dalam suatu bahasa. Morfologi disebut juga sebagai tata bentuk. Morfem
merupakan satuan ujaran yang memiliki makna gramatikal atau leksikal yang turut
serta pada pembentukan kata atau yang menjadi bagian dari kata. Berdasarkan
potensinya morfem dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Morfem terikat yaitu morfem yang tidak mampu berdiri sendiri, sehingga
harus selalu berikatan dengan morfem bebas melalui proses morfologis atau
proses pembentukan kata.
b. Morfem bebas yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata serta
secara gramatikal menduduki satu fungsi pada kalimat.

3. Sintaksis

Sintaksis berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu syn berarti bersama dan
taxis berarti pengaturan. Sintaks yaitu ilmu mengenai prinsip serta peraturan
untuk membuat sebuah kalimat. Selain itu sintaks juga berguna untuk merujuk
langsung pada sebuah peraturan atau prinsip yang mencakup struktur kalimat
pada bahasa apapun.

4. Semantik

Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu semantikos yang berarti


memberikan tanda. Semantik yaitu cabang linguistik yang mempelajari makna
6
yang terkandung pada suatu bahasa, kode atau jenis representasi lain. Semantik
biasanya dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi makna: sintaksis,
pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta
pragamatika, penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu
kondisi atau konteks tertentu.

F. Aspek-Aspek Tata Bahasa

Berikut ini terdiri beberapa aspek-aspek tata bahasa, terdiri atas:

1. Dilihat dari Tujuannya

Tujuan penulisan tata bahasa pendidikan adalah menciptakan alat


bantu belajar berbahasa agar proses penguasaan bahasa sasaran berjalan
dengan mudah. Tata bahasa ini berkenaan dengan bagaimana cara membantu
siswa agar ia dapat memahami dan memproduksi ujaran dalam bahasa yang
dipelajari.

2. Dilihat dari Pengorganisasian Isinya

Tata bahasa deskriptif diorganisasikan dengan melandaskan pada teori


bahasa atau linguistic. Sedangkan tata bahasa pendidikan diorganisasikan
menurut prinsi-prinsip tata bahasa.

3. Dilihat dari Dasar Pemeriannya

Dasar pemerian tata bahasa deskriptif adalah data empiris atau intuisi
yang diperoleh dari seorang penutur bahasa.

4. Dilihat dari Gaya Penyajiannya

Umumnya gaya penyajiannya tata bahasa deskriptif merupakan uraian


sistematis dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan dalam penyajian materi
tata bahasa pendidikan berkenaan dengan pertanyaan.

5. Dilihat dari Ruang Lingkup Pemakaiannya

Tata bahasa deskriptif dalam ruang lingkup pemakaiannya bersifat


universal dalam arti dan formatnya tidak ditentukan oleh variabel yang ada
pada para pemakai, melainkan ditentukan oleh kaidah keilmuan linguistik.
Pakar sintaksis pun berusaha mendapatkan aturan umum yang diterapkan pada
setiap bahasa. Kata sintaksis juga sering digunakan untuk merujuk pada aturan
yang mengatur sistem matematika seperti logika, bahasa pemrograman
komputer dan bahasa formal buatan.

G. Pembagian Tata Bahasa

7
1. Tata Bahasa Lisan

Tata lisan merupakan bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa


dalam berkomunikasi. Ragam lisan standar, misalnya orang berpidato atau
memberi sambutan dalam situasi perkuliahan dan ceramah. Ragam lisan non-
standard, misalnya dalam percakapan antarteman di pasar atau dalam
kesempatan nonformal lainnya.

2. Tata Bahasa Tulis

Tata bahasa tulis menggunakan huruf sebagai unsur dasarnya. Hal ini
berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, dan kosa kata. Kelengkapan tata bahasa
seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan dalam mengungkapkan ide. .

a. Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

1) Tidak memerlukan kehadiran orang

2) Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap

3) Tidak terikat ruang dan waktu

4) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan

b. Kelebihan ragam bahasa tulis :

1) Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai


media atau materi yang menarik dan menyenangkan dan
sebagai sarana memperkaya kosakata

2) Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan


masyarakat

3) Digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan


atau menyampaikan informasi atau mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

c. Kekurangan ragam bahasa tulis :

1) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti


bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus
disusun lebih sempurna

2) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan


jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual
8
3) Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat
diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan
diperlukan keseksamaan yang lebih besar.Beberapa teori di
atas dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa tulis adalah
bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis dapat
berupa ragam tulis yang standar maupun yang nonstandard.
Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku
pelajaran,teks,majalah,surat kabar,poster, iklan.Sedangkan
ragam tulis yang nonstandard dapat kita temukan dalam
majalah remaja,iklan atau poster.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur


penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari
bahasa yaitu linguistik.

Tata bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia (TBBBI). Kualitas penerapan tata bahasa yang benar dan tepat masih sangat
rendah, hal ini terbukti seperti yang dipraktikkan oleh bangsa Indonesia di media
massa maupun saat berkomunikasi di kehidupan nyata dan kehidupan maya.

Macam-macam tata bahasa yaitu Tata Bahasa Deskriptif, Tata Bahasa


Pedagogis, Tata Bahasa Preskriptif, Tata Bahasa Referensi, Tata Bahasa Teoretis,
Tata Bahasa Tradisional.

B. Saran

Terkait dari pembuatan makalah ini,kami selaku penyusun makalah mohon


maaf atas ketidak sempuarnaan makalah yg kami buat,dan kami menyarankan
bagi pembaca untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut akan usaha pemuda
sebagai salah satu cara memaksimalkan pemahaman mengenai tata bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir. (1978). Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
10
Anggraeni, Bea dan Handayani, Dwi. (2002). Kesantunan Imperatif Dalam Bahasa Jawa
Dialek Surabaya: Analisis Pragmatik. Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.
Brown, P. dan Levinson, S. (1978). “Universals in Language Usage: Politeness
Phenomena”. In Goody, Esther N., ed. Questions and Politeness: Strategies in Social
Interaction (Cambridge Papers in Social Anthropology). Cambridge: Cambridge University
Press, 56-310.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

LAMPIRAN

A. Lampiran 1:
11
Soal Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur


penggunaan bahasa disebut…

a. Ciri-ciri bahasa

b. Tata bahasa

c. Ragam bahasa

d. Kedudukan bahasa

e. Sikap bahasa

2. Tata bahasa Indonesia memiliki beberapa ciri salah satunya adalah…

a. Tidak memerlukan orang kedua

b. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi

c. Bahasa manusia memiliki sistem terpisah

d. Bahasa bukan diturunkan melainkan dipelajari

e. Pembentukan kata dilihat dari afikasi dan reduplikasi

3. Mengapa tata bahasa normatif harus tetap bersifat deskriptif?

a. Karena disusun berdasarkan gejala bahasa yang umum dipakai dan selalu ada
perubahan

b. Karena agar bisa membingungkan

c. Karena tata bahasa tidak normatif

d. Karena tata bahasa kata tidak dilihat dari afikasi duplikasi

e. Karena tata bahasa bakalan membingungkan

4. Tata bahasa yang disusun berdasarkan percatatan yang nyata atas struktur suatu
bahasa, dan meliputi suatu lingkungan masa yang tertentu disebut…

a. Tata bahasa tradisional

b. Tata bahasa historis

12
c. Tata bahasa generatif

d. Tata bahasa deskriptif

e. Tata bahasa transformasi

5. Suatu deskripsi gramatikal mengenai suatu bahasa yang diperuntukkan bagi


maksud-maksud seperti pengajaran bahasa disebut…

a. Tata bahasa generatif

b. Tata bahasa historis

c. Tata bahasa pedagogic

d. Tata bahasa deskriptif

e. Tata bahasa tradisional

6. Tata bahasa yang didasarkan pada kaidah bahasa lain dan kajiannya bersifat
deskriptif disebut…

a. Tata bahasa structural

b. Tata bahasa tradisional

c. Tata bahasa deskriptif

d. Tata bahasa pedagogik

e. Tata bahasa historis

7. Seorang guru akan mengajar kompetensi dasar 4.8 mengembangkan cerita rakyat
(hikayah) ke dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai.
Sumber pembelajaran yang paling sesuai dengan kompetensi dasar tersebut
adalah…

a. Lingkungan sekolah

b. Kumpulan cerita rakyat

c. Berbagai buku referensi

d. Rekaman drama dari televisi

e. Teks berita dalam surat kabar

8. Pernyataan berikut yang merupakan ciri teks deskripsi adalah…

13
a. Bersifat menceritakan

b. Mengandung bukti dan kebenaran

c. Menggunakan contoh, fakta gambar peta, dan angka

d. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan


indra

e. Tidak jelas

9. “Kedatangan Presiden disambut dengan upacara adat.”

Fungsi imbuhan “ke-an” pada kalimat di atas sama dengan fungsi akhiran “nya”
pada kalimat…

a. Boni mengecat ulang sepedanya

b. Sakitnya membuat aku tidak tahan

c. Tas itu bukan main mahalnya

d. Ibu menjual kuenya di pasar

e. Kakinya terlindas ban motor

10. Penulisan unsur serapan berikut yang tepat adalah…

a. Analisa

b. Ekstrim

c. Adzan

d. Konkrit

e. Sistim

11. Mengapa bidang fonologi sangat penting dalam tata bahasa?

a. Karena memang penting

b. Untuk meningkatkan kemampuan membaca

c. Untuk menghasilkan bunyi yang jelas dan dapat dimengerti

d. Jawaban B dan C benar

e. Semua benar

14
12. “Kamu sangat boong.”

Kalimat di atas menunjukkan contoh tata bahasa bidang…

a. Semantic

b. Simantik

c. Sintaksis

d. Morfologi

e. Fonologi

13. Tata bahasa yang menggunakan huruf sebagai unsur dasarnya adalah…

a. Tata bahasa tulis

b. Tata bahasa lisan

c. Tata bahasa deskriptif

d. Tata bahasa tradisional

e. Tata bahasa sensoris

14. Kelebihan ragam bahasa tulis adalah…

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media yang
menarik

b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat

c. Digunakan untuk menyampaikan maksud

d. A dan B benar

e. A,B, dan C benar

15. Aspek tata bahasa yang menciptakan alat bantu belajar berbahasa agar proses
penguasaan bahasa sasaran berjalan mudah disebut…

a. Aspek tata bahasa dari tujuannya

b. Aspek tata bahasa dari pengorganisasian isinya

c. Aspek tata bahasa dari dasar pemeriannya

d. Aspek tata bahasa dari gaya penyajiannya

15
e. Aspek tata bahasa dari lingkup pemakaiannya

16. Bidang linguistik atau tata bahasa yang mengkaji tentang pembentukan kata atau
morfem dalam suatu bahasa disebut…

a. Fonologi

b. A dan C benar

c. Semantik

d. Morfologi

e. Sintaksis

17. “Bu, bakso satu.”

Makna yang benar untuk kalimat diatas adalah…

a. Ibu makan bakso

b. Ibu saya mau makan

c. Baksonya mantap bu

d. Ibu baksonya gak enak

e. Ibu saya beli baksonya satu

18. Di bawah ini yang termasuk contoh tata bahasa struktural adalah…

a. Bawa jajan ke rumah

b. Ranti menjadi anak tercantik di sekolahnya

c. Darahnya warna biru

d. Kukang berjalan di lantai

e. Bu baksonya pahit

19. Suatu istilah yang kerap kali digunakan untuk meringkaskan jajaran sikap dan
metode-metode yang dijumpai pada masa gramatikal sebelum datangnya ilmu
linguistik disebut…

a. Tata bahasa historis

b. Tata bahasa pedagogik

16
c. Tata bahasa tradisisonal

d. Tata bahasa deskriptif

e. Tata bahasa struktural

20. Bidang tata bahasa yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa,
kode atau jenis representasi lain disebut…

a. Fologi

b. Morfologi

c. Sintaksis

d. Fonologi

e. Semantik

21. “Bahasa adalah struktur pikiran manusia”, merupakan arti dari tata bahasa…

a. Transformasi

b. Struktural

c. Generatif

d. Deskriptif

e. Tradisional

22. Afiksasi adalah pembentukan kata dengan cara memberikan imbuhan pada kata
dasar. Dibawah ini yang merupakan contoh afiksasi adalah…

a. Menang

b. Mengorbankan

c. Mendatang

d. B dan C benar

e. Medali

23. “Pembentukan kata dilihat dari afiksasi dan reduplikasi”, merupakan…tata bahasa.

a. Ciri-ciri

b. Jenis-jenis

17
c. Sifat

d. Bidang-bidang

e. Pengertian

24. Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu semantikos yang berarti memberikan…

a. Kata

b. Kalimat

c. Tanda

d. Bahasa

e. Tujuan

25. Tata bahasa yang membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman
ke zaman lain, disebut tata bahasa…

a. Tradisional

b. Generatif

c. Tagmemik

d. Historis-Komparatif

e. Transformasi

Kunci Jawaban:

1. B 6. A 11. D 16. D 21. C

2. E 7. B 12. E 17. E 22. D

3. A 8. D 13. A 18. B 23. A

4. D 9. B 14. E 19. C 24. C

5. C 10. A 15. A 20. E 25. D

B. Lampiran 2:

18
Soal Essay:

1. Jelaskan tata bahasa historis-komparatif dan contohnya!

Jawaban: Tata bahasa yang membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu
zaman ke zaman lain “historis atau diakronis”, serta mengadakan perbandingan antara
struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau membandingkannya
dengan bahasa-bahasa lainnya “komparatif”. Contohnya bahasa Jawa dan bahasa
Madura, bahasa Madura itu menyerap dari bahasa Jawa, misalnya angka 60 dalam
bahasa Jawa disebut “Suwidak” atau “Sewidak”, sedangkan dalam bahasa Madura
disebut “Sabidhak”.

2. Berilah contoh pembentukan kata dilihat dari afiksasi dan reduplikasi!

Jawaban: Afiksasi(pengimbuhan), contohnya kata “sapu” agar menjadi kata kerja


diberi imbuhan me- menjadi “menyapu”. Sedangkan reduplikasi(pengulangan),
contohnya kata “sayur” jika diulang menjadi “sayur-mayur”, kata “anak” menjadi
“anak-anak”(keduanya berbeda karena reduplikasi memiliki beberapa jenis).

3. Jelaskan apa yang dimaksud sarana dari tingkat leksikal maupun gramatikal!

Jawaban: Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai
makna dan tujuan, leksikal berarti makna yang terdapat di dalam kamus/diperoleh dari
sebuah kata dasar, gramatikal adalah makna yang diperoleh dari kata yang telah
mendapat afikasi maupun kata yang mengalami proses morfofonemik dan
pemajemukan. Jadi maksudnya, tata bahasa merupakan perantara dari tingkat leksikal
maupun gramatikal untuk menyatakan arti.

4. Jelaskan dan beri contoh satuan sintaksis bersifat senyawa!

Jawaban: Kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis. Satuan yang lebih besar
dari kata, berturut-turut ialah frase, klausa dan kalimat. Jadi maksudnya satuan-satuan
diatas bersifat senyawa(dibentuk oleh dua atau beberapa unsur).

5. Berikan contoh tata bahasa tradisional!

Jawaban:

6. Berikan contoh tata bahasa generatif!

Jawaban: 1. “Pria itu bahagia”, 2. “Pria bahagia adalah”, seorang penutur asli akan
menilai kalimat pertama dapat diterima dan kalimat keduan tidak dapat diterima. Dari
sini, kita dapat membuat asumsi tertentu tentang aturan yang mengatur bagaimana
bagian dari pidato harus diurutkan dalam kalimat bahasa Inggris.

7. Jelaskan arti dari pedagogis dan contohnya!

19
Jawaban: Tata bahasa pedagogis mengacu pada konten tata bahasa yang diajarkan
kepada siswa yang belajar bahasa selain bahasa pertamanya atau metode yang
digunakan dalam mengajarkan konten tersebut. Contohnya silabus, peta konsep.

8. Kenapa dan kapan disebut gramatikal? Berikan contoh yang terjadi pada studi
gramatikal!

Jawaban:

9. Berikan contoh dari bidang tata bahasa semantik!

Jawaban: Contohnya pada kalimat “Bu, bakso satu”, yang bermakna “Bu, beli
baksonya satu”.

10. Apakah tata bahasa tulis hanya digunakan pada orang yang bisu?

Jawaban: Tidak, karena orang yang bisa menulis bukan hanya orang bisu, jadi orang
normal juga dapat menggunakan tata bahasa tulis.

11. Berikan contoh dari bidang tata bahasa sintaksis!

Jawaban: Ibu(subjek) membeli(predikat) baju(objek) di pasar(keterangan).

12. Berikan contoh dari bidang tata bahasa morfologi dan fonologi!

Jawaban: Morfologi mempelajari struktur kata, sedangkan fonologi mempelajari


tentang perilaku dan fungsi bunyi bahasa. Contohnya orang Jawa saat menyebut kata
“contoh” ada unsur yang hilang, yaitu huruf “h”. harusnya “contoh” menjadi “conto”.

13. Apa perbedaan morfologi dan sintaksis?

Jawaban: Perbedaannya adalah morfologi mempelajari struktur kata, sedangkan


sintaksis mempelajari struktur kalimat.

14. Apa yang dimaksud afiksasi dan reduplikasi?

Jawaban: Afiksasi adalah proses pembentukan kata yang mengalami pengimbuhan


atau pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar ataupun bentuk dasar. Sedangkan
reduplikasi adalah adalah pengulangan kata atau unsur kata.

15. Seperti apa ciri dari tagmemik?

Jawaban: Setiap struktur terdiri atas tagmen-tagmen(bagian dari suatu kontuksi


gramatikal yang memiliki empat macam kelengkapan spesifikasi ciri), bersifat
eklektif(perpaduan dari aneka macam teori yang dirangkum sesuai dengan proposisi
masing-masing), bersifat universal.

16. Apa yang dimaksud dengan kaidah-kaidah penggunaan dalam tata bahasa?
20
Jawaban:

17. Apakah kita harus menguasai semua jenis tata bahasa?

Jawaban: Tidak harus mengusai semua tata bahasa, kita hanya perlu mengerti dan

18. Apakah grammar dan gramatikal berbeda? Jika berbeda, berikan contohnya!

Jawaban: Grammar adalah himpunan dari aturan-aturan yang terstruktur yang


mengatur susunan kalimat, frase, dan kata dalam bahasa apapun, bukan hanya dalam
bahasa Inggris. Sedangkan gramatikal adalah kata lain dari tata bahasa yang berarti
sama yakni jenis kaidah bahasa yang mengatur kriteria penggunaan kata dan kalimat.

C. Lampiran 3:

21
22

Anda mungkin juga menyukai