Anda di halaman 1dari 33

Virologi Dasar

Astika Nur Rohmah, S.Kep., Ns., M.Biomed


Konsep Virologi
• Virologi adalah studi tentang sifat virus dan
hubungan antara virus dan inang.
• Virus sering menyebabkan penyakit serius,
berhubungan dengan beberapa kanker dan
kelainan bawaan, juga dapat digunakan sebagai
alat untuk rekayasa genetika
• Virus pada awalnya dibedakan dari agen infeksi
lain karena sangat kecil (dapat disaring) dan
karena termasuk parasit intraseluler.
Virus adalah organisme hidup?
• Kehidupan dapat didefinisikan sebagai serangkaian
proses kompleks yang dihasilkan dari aksi protein yang
ditentukan oleh asam nukleat.
• Asam nukleat pada sel hidup beraksi setiap saat.
• Karena virus tidak aktif di luar sel inang yang hidup,
sehingga virus tidak dianggap sebagai organisme
hidup
Struktur Umum Virus
• Virus bukan organisme hidup
• Tidak dapat mereplikasi secara mandiri
• Tidak bisa bertahan lama secara mandiri
• Tidak mengandung ribosom (tidak dapat
mensintesis protein)
Struktur Umum Virus
• Virus hanya memiliki sedikit atau tidak ada
enzim sendiri untuk metabolisme,
• virus kekurangan enzim untuk sintesis protein
dan ATP.
• Untuk memperbanyak, virus harus mengambil
metabolisme sel inang.
Ukuran dan Struktur
• Metode Analisis menggunakan mikroskop
Elektron (resolusi 5 nm) dan X-ray crystallography
• Virus jauh lebih kecil (φ 20-300nm) daripada
bakteri, jamur, dan protozoa
• Struktur virus : Nucleocapsid, Protein shell
(capsid), Many viruses also have an outer
envelope
Viral sizes are determined with the aid of electron
microscopy. Different viruses vary considerably in
size. Although most are quite a bit smaller than
bacteria, some of the larger viruses (such as the
vaccinia virus) are about the same size as some very
small bacteria (such as the mycoplasmas, rickettsias,
and chlamydias). Viruses range from 20 to 1000 nm
in length.
Shape of Viruses

Spherical Brick-shaped Bullet-shaped

Rod-shaped Tadpole-shaped Filament


Structure and Composition
• The Virus particle called a virion
• Virion consists of nucleocapsid with 2
components (the single or double stranded,
linear, circular or segmented DNA or RNA
genome)
• Virion with surrounding protein shell called
the capsid
Chemical Compositio of Viruses
• Viral Protein
• Viral Nucleic Acid
• Viral Carbohydrate
• Viral Lipids
Chemical Composition of Viruses
Composition of Viruses
Viral Nucleic Acids
Viral core
Viral Protein and Viral enzymes

Viral envelopes
Viral core :
The viral nucleic acid genome, in the
center of the virion, Control the viral
heredity and variation, responsible for the
infectivity
Viral Envelopes
Naked Capsid and Enveloped Virus
Three major types of viral infection occurs: The Host Cell

1. Abortive (no replication, no visible host cell effect, no


disease)
2. Cytolytic (cell death and virus dissemination then disease,
then death or recovery of the host)
3. Persistent
• Latent = No effect on the cell, but may re-activate
(e.g.herpes)
• Productive = Give chronic carriage or disease (e.g. hepatitis B)
• Transforming = Producing tumours (e.g. EBV lymphomas)
Clasisification of Viruses
Clasisification of Viruses
Virus Replication
Reseptor

Enzim Lisozim
1. Fase Adsorbsi
Pada tahap adsorbsi, virus menempel pada permukaan
dinding/membran sel inang. Tempat penempelan virus terletak pada
bagian yang mengandung protein tertentu yang dapat dikenali oleh
reseptor virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh
adanya reseptor pada ujung serabut ekor virus. Daerah tempat
penempelan virus tersebut dinamakan daerah reseptor (receptor
site/receptor spot)
2. Fase Injeksi
Pada tahap injeksi, virus melakukan penetrasi pada dinding atau
membran sel dan masuk ke dalam sitoplasma atau hanya
memasukkan materi genetik (DNA atau RNA) ke dalam sel inang
dengan kapsid tetap berada di permukaan dinding atau membran
sel inang.

Pada sel tumbuhan yang mempunyai dinding sel kaku, masuknya


virus ke dalam sel inang dilakukan dengan bantuan serangga ketika
memakan bagian tumbuhan. Virus hewan juga dapat masuk ke
dalam sel inang melalui proses fagositosis. Fagositosis adalah
proses yang digunakan oleh sel untuk menelan dan kemudian
mencerna partikel nutrisi atau bakteri.
3. Fase Eklifase
Pada fase eklifase, setelah bercampur dengan sitoplasma inang, DNA
virus mengambil alih kendali DNA inang. Materi genetik virus akan
mengendalikan segala proses di dalam sel inang. Di sini, materi genetik
yang dibawa oleh virus digunakan untuk memproduksi protein yang
diperlukan oleh virus.
4. Fase Sintesis
Setelah virus berhasil mengendalikan seluruh aktivitas sel inang,
selanjutnya virus akan menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk
menghasilkan komponen-komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut
ekor dan kepala.
5. Fase Replikasi
Komponen-komponen virus yang sudah terbentuk pada tahap sintesis
kemudian direplikasi (digandakan) dalam jumlah yang sangat banyak.
Proses replikasi komponen-komponen virus ini menggunakan protein
serta DNA dan RNA dari sel inang yang sudah dikuasai oleh virus.
6. Fase Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara
kepala, ekor dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan
menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai
terbentuk, diisi dengan DNA virus sehingga terbentuklah virus baru
yang telah utuh. Proses ini dapat menghasilkan virus-virus baru
sejumlah 100-200 buah.

7. Fase Lisis
Setelah terbentuk virus-virus baru yang sempurna, maka induk virus
akan mengeluarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang
yang kemudian diikuti dengan pelepasan virus-virus baru. Viru-virus
baru ini kemudian akan mencari sel lain untuk kemudian
menginfeksinya dan melanjutkan siklus hidup mereka
H1N1 2009 (Swine Flu)
Influenza Virus
New human strains every year
• Mutations

Pandemic strains
Genetic Recombinant Viruses
•1957 Asian Flu H2N2
•1968 Hong Kong Flu H3N2
•1977 Russian Flu H1N1
• 2009 Swine Flu H1N1

Bird Flu
Directly from birds (H5N1)
Structure of the Influenza Virus
Hemagglutinin (HA)

Neuraminidase (NA)

M2

Nucleoprotein (NP)

M1

Polymerase (P) Proteins


Viruses and Human Diseases Coronavirus (RNA)
Contoh Virus DNA
 Adenovirus: Menginfeksi organ
 Coryza, rhinovirus: menyebabkan
pencernaa (usus), organ respirasi,
dan menyebabkan tumor pada penyakit pilek (Flu)
manusia  Poxivirus: menyebabkan cacar
 Hepatitis B: penyebab penyakit  Human cytomegalovirus:
hepatitis B penyebab kebutaan pada orang
 Herpes simplex: Menginfeksi mulut dengan sistem kekebalan rendah
dan alat kelamin manusia  Epstein-Barr virus: menyebabkan
 Papilloma: menyebabkan kanker kelainan Burkitt's lymphoma dan
penyakit Hodgkin
 Papavovirus: Kutil pada manusia dan
kanker pada hewan
 Poliovirus: Penyakit polio
 Paramyxovirus: menyebabkan
pneumonia, penyakit gondong &
campak
Contoh Virus RNA
 Orthomycovirus: menyebabkan  Noroviruses: menyebabkan sakit perut
influenza
 Coronaviruses: menyebabkan
 Picornavirus: infeksi perut, meningitis, timbulnya  SARS
dan hepatitis
 Rubella: menyebabkan rubella
 Dengue fever virus: menyebabkan (campak jerman)
demam berdarah
 Hepatitis A: menyebabkan hepatitis A
 Rhabdovirus: Rabies
 Hepatitis C: menyebabkan hepatitis C
 Reovirus: Muntah dan diare
 HIV-1 dan HIV2: menyebabkan
 Togo virus (Flavivirus): Demam penyakit AIDs
berdarah, demam kuning
 Myxovirus: menyebabkan influenza
 Poliovirus: menyebabkan penyakit polio
 Rhinoviruses: menyebabkan demam
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai