Anda di halaman 1dari 29

Pelaporan Kepemilikan

Antarperusahaan
1. Akuntansi untuk Investasi pada Saham Biasa

Pencatatan investasi pada saham biasa tergantung pada tingkat pengaruh


dan pengendalian yang dimiliki investor atas investeenya. Adapun metode-
metode yang dapat digunakan untuk melaporkan investasi saham biasa
diperusahaan lain dan tingkat kepemilikan dan pengaruhnya, yakni:
• Konsolidasi, penggabungan untuk pelaporan aset, kewajiban, pendapatan,
dan beban individual untuk dua atau lebih perusahaan yang berhubungan
istimewa seakan-akan mereka adalah satu perusahaan.
• Metode ekuitas, pelaporan investasi selain pada anak perusahaan.
Metode ini sering digunakan ketika satu perusahaan mempunyai
kepemilikian 20%-50% saham biasa diperusahaan lain.
• Metode biaya, pelaporan investasi dalam efek ekuitas yang tidak
diperdagangkan ketika konsolidasi dan metode ekuitas tidak sesuai untuk
digunakan.
2. Metode Biaya
2.1 Prosedur Akuntansi Berdasarkan Metode Biaya
Metode biaya digunakan ketika investor tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan atas investee. Metode biaya oleh investor mencatat investasi saham
biasa sebesar biaya historisnya atau biaya perolehannya, nilai tercatatnyapun
tidak berubah dan tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Pendapatan diakui oleh
investor jika deviden diumumkan oleh investee.
lustrasi
PT ABC membeli 20% saham biasa PT XYZ senilai Rp 100.000.000 pada awal
tahun tetapi tidak mempunyai pengaruh signifikan atas PT XYZ. Selama tahun
berjalan PT XYZ mempunyai laba bersih Rp 60.000.000 dan membayar dividen
Rp 20.000.000. jurnal yang dibuat PT ABC adalah:
2.2 Prosedur Akuntansi Berdasarkan Metode Biaya
Dalam metode biaya, perlakuan khusus diharuskan pada situasi dimana investor
memegang saham diperusahaan yang mengumumkan deviden lebih besar dari laba
yang diperolehnya sejak investor mengakuisisi saham investee. Deviden yang
diumumkan oleh investee lebih besar dari laba sejak akuisisi oleh investor dianggap
sebagai deviden likuidasi.
Ilustrasi Dividen Likuidasi
Diasumsikan bahwa PT Investor membeli 10% saham biasa ke PT Investee pada
tanggal 2 januari 20X1. Laba tahunan deviden dari investee, jumlah dividen yang diakui
oleh investor tiap tahun berdasarkan metode biaya, dan pengurangan nilai tercatat
investasi PT Investor di PT Investee adalah sebagai berikut.
Jurnal pada tahun 20X3 pada pembukuan PT Investor:
(3) Kas 12.000.000
Investasi pada saham PT Investee 1.000.000
Pendapatan Deviden 11.000.000

Dividen Likuidasi Setelah Perubahan dari Metode Ekuitas


Jika pencatatan investasi dari metode ekuitas berubah menjadi metode biaya,
maka tanggal perubahan metode tersebut menggantikan tanggal akuisisi sebagai
tanggal referensi untuk menentukan dividen likuidasi.

Sudut Pandang Investee atas Dividen Likuidasi


Dividen yang diterima investor melebihi laba sejak tanggal akuisisi, dianggap
sebagai dividen likuidasi oleh investor, tetapi biasanya bukan merupakan dividen
likuidasi dari sudut pandang investee.
2.3 Akuisisi pada Tanggal Interim
Investasi selain pada awal atau akhir tahun fiskal umumnya tidak menimbulkan
masalah besar. Satu-satunya kesulitan hanyalah penentuan apakah sebagai
deviden yang diterima oleh investor merupakan deviden likuidasi ketika investee
mengumumkan dividen sesaat setelah investor membeli saham investee.

2.4 Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki


Perubahan dalam jumlah saham investasi dari dividen saham, pemecahan saham,
atau pembalikan saham tidak menyebabkan adanya pengakuan formal dalam
pembukuan investor. Nilai tercatat investasi sebelum dividen saham atau
pemecahan saham menjadi nilai tercatat baru dari jumlah saham yang lebih
besaratau lebih kecil tersebut.

Pembelian Saham Tambahan


Pembelian saham tambahan dicatat sebesar biaya perolehan sebagaimana
invetasi awal. Persentase kepemilikan baru dari investor terhadap investee
dihitung, dan jika tersedia bukti lain, dievaluasi untuk menentukan apakah
investasi tetap dicatat sebesar nilai tercatatnya atau apakah perlu berganti
menjadi metode ekuitas.
Penjualan Saham
Jika seluruh atau sebagian saham investasi pada perusahaan lain dijual,
transaksi tersebut diperlakukan dengan cara yang sama seperti penjualan
aset tidak lancar lainnya. Keuntungan atau kerugian penjualan diakui dari
selisih antara harga jual yang diterima dan nilai tercatat investasi yang dijual.
Jika saham yang dibeli pada harga yang berbeda, harus ditentukan pada saat
penjualan lembar saham mana yang dijual. Saham mana yang dijual dapat
ditentukan melalui pemisahan, penomoran saham, atau cara-cara lain.

3. Metode Ekuitas
Akuntansi metode ekuitas untuk investasi dalam saham biasa entitas lain
ditunjukan untuk mencerminkan perubahan ekuitas atau kepemilikan investor
dalan investee. Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan
disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan
deviden yang diumumkan oleh investee
3.1 Penggunaan Metode Ekuitas
Dalam PSAK 15 “ Akuntansi untuk investasi dalam perusahaan Asosiasi”
mengharuskan metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi dimana
kepemilikan investor atas saham berhak suara memberikan investor
“kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan
keuangan” perusahaan.
3.2 Ekuitas Investor atau Investee
Dalam metode ekuitas, investor mencatat investasi sebesar biaya perolehan
awal. jumlah ini disesuaikan secara berkala untuk perubahan dalam ekuitas
pemegang saham investee yang disebabkan karena laba, rugi, dan
pengumuman dividen investee. pengaruh dari laba, rugi dan pengumuman
dividen invstee terhadap akun investasi investor dan akun lain dapat
digambarkan sebagai berikut.

3.3 Pengakuan Pendapatan


Dalam metode ekuitas, laporan laba rugi investor termasuk bagian
proporsional investor atas laba atau rugi investee untuk tiap periode. Nilai tercatat
investasi disesuaikan dengan jumlah yang untuk mencerminkan perubahan dalam
asset bersih investee karena adanya laba bersih tersebut.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas
PT XYZ dengan membeli 20% saham biasa PT XYZ pada awal tahun. PT XYZ melaporkan
laba sebesar Rp60.000.000 untuk tahun berjalan. PT ABC mencatat bagiannya atas laba
PT XYZ sebesar Rp12.000.000, dengan ayat jurnal sebagai berikut :
(4) Investasi pada saham PT XYZ 12.000.000
Pendapatan dari investasi 12.000.000
(mencatat pendapatan dari investasi pada PT XYZ)
Ayat jurnal ini disebut sebagai akrual ekuitas dan biasanya dibuat sebagai ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode begitu juga sebaliknya kalau investee melaporkan rugi
berarti mengurangi investasi.

3.4 Pengakuan Dividen


Dalam metode ekuitas dividen dari investasi tidak diakui sebagai pendapatan karena
pendapatan atau kerugian diakui pada saat laba tersebut diakui oleh investee serta telah
dikapitalisasi dalam nilai investasi. Sebaliknya dividen yang diumumkan investee sebagai
pengurang ekuitasnya sehingga mengurangi nilai tercatat investasi. Akibatnya semua
dividen dari investee diperlakukan sebagai dividen likuidasi . Oleh karena itu , jika PT ABC
memperoleh 20% saham biasa PT XYZ mengumumkan serta membayar dividen sebesar
Rp 20.000.000,- maka bagaimana ayat jurnal dicatat PT ABC ?
(5) Kas 4.000.000
Investasi pada saham PT XYZ 4.000.000
Mencatat penerimaan dividen dari PT XYZ
3.5 Nilai Tercatat Investasi
Dalam metode ekuitas, akun investasi dalam pembukuan investor disesuaikan
dengan bagian investor atas laba atau rugi dan dividen investee, nilai tercatat investasi
biasanya tidak sama dengan biaya perolehan investasi awal.
Ilustrasi, PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ senilai Rp 100.000.000 PT XYZ
memperoleh laba sebesar Rp 60.000.000 dan membayar dividen Rp 20.000.000. Nilai
tercatat investasi diawali dengan biaya perolehan awal Rp 100.000.000 dan bertambah
sebesar bagian PT ABC atas laba PT XYZ yaitu sebesar Rp 12.000.000. Nilai tercatat
dikurangi oleh bagian PT ABC atas dividen PT XYZ yaitu Rp 4.000.000. Oleh karena itu nilai
tercatat investasi pada akhir periode = Rp 108.000.000 (Rp 100.000.000 + Rp 12.000.000-
Rp 4.000.000 )
3.6 Akuisisi Pada Tanggal Interim
Pada saat investasi dibeli, investor mulai mengakui pendapatan dari investee
menggunakan metode ekuitas pada tanggal akuisisi. tidak ada laba investee sebelum
tanggal akuisisi investasi yang boleh diakui oleh investor. Ketika pembelian dilakukan
antara tanggal neraca, jumlah laba yang diperoleh investee dari tanggal akuisisi sampai
akhir periode fiscal perlu diestimasi investor untuk mencatat akrual ekuitas.
Ilustrasi, PT ABC mengakuisisi 20% saham biasa PT XYZ pada tanggal 1 Oktober
senilai Rp 109.000.000,- PT XYZ mengakui laba secara merata selama tahun tersebut Rp
60.000.000,- dan membayar dividen Rp 20.000.000,- pada tanggal 20 Desember . Nilai
investasi tercatat meningkat Rp 3.000.000,- yang menunjukkan bagian PT ABC atas laba
PT XYZ yang diperoleh antara tanggal 1 Oktober s.d 31 Desember dan menurun Rp
4.000.000,- dari dividen yang diterima pada akhir tahun.
3.7 Perbedaan antara Biaya Perolehan & Nilai Buku
Diferensial adalah selisih antara nilai perolehan dengan nilai buku investee Ada beberapa
alasan mengapa nilai perolehan melebihi nilai buku aset bersih. Salah satu alasannya
adalah aset investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya. Alasan lainnya adalah
adanya goodwill yang tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih.
Dalam metode ekuitas bagian dari deferensial harus diamortisasi selama masa
manfaat ekonomis dari aset tersebut. Sebaliknya kalau terjadi kerugian akibat adanya
penurunan nilai harus diakui jika penurunan nilai aset tersebut tidak bersifat sementara.

Amortisasi Atau Penghapusbukuan Diferensial


Pendekatan untuk mengamortisasi diferensial yang paling konsisten yaitu dengan
mencerminkan semua aspek investasi dalam satu baris dineraca dan satu baris di
laba rugi adalah mengurangi pendapatan dari investee yang diakui investor dan saldo
akun investasi
Pendapatan dari investee xxx
Investasi pada saham biasa investee xxx
Diferensial mencerminkan jumlah yang dibayarkan investor melebihi nilai buku
investasi dan termasuk dalam jumlah investasi. Jadi amortisasi atau pengurangan
diferensial menyebabkan pengurangan akun investasi dan laba bersih investor juga
harus dikurangi dengan jumlah yang sama untuk mengakui bahwa sebagian dari
jumlah yang dibayarkan untuk investasi telah habis.
Ilustrasi Perlakuan Diferensial
PT A membeli 40% saham biasa PT B 2 Januari 2011 senilai Rp 200.000.000. PT B
pada tgl tersebut mempunyai aset bersih dengan nilai buku Rp 400.000.000,- dan nilai
wajar Rp 465.000.000 . Bagian PT A atas nilai buku aset bersih PT B Rp 160.000.000
(Rp 400.000.000 x 0,40). Diferensial sebesar Rp 40.000.000, dihitung sebagai berikut :

Selisih lebih nilai wajar diatas nilai buku sebesar Rp 65.000.000 terdiri dari Rp
15.000.000 peningkatan nilai tanah PT B dan Rp 50.000.000 peningkatan nilai
peralatan PT B. 40% bagian PT A atas peningkatan nilai dimaksud terdiri dari :

Oleh karena itu, diferensial sebesar Rp 26.000.000 dialokasikan ke tanah dan


peralatan, dan sisanya dialokasikan ke goodwiil. Hal itu dapat diilustrasikan pada
diagram berikut
Karena tanah mempunyai umur ekonomis tidak terbatas maka tidak
diamortisasi, sedangkan peralatan diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5
tahun, jadi amortisasi tahunan dari diferensial tersebut adalah Rp 4.000.000.
PT B mengumumkan dividen sebesar Rp 20.000.000 selama tahun 2011dan pada
akhir tahun melaporkan laba bersih Rp 80.000.000 selama tahun tersebut.
Menggunakan metode ekuitas, PT A mencatat ayat jurnal berikut dalam
pembukuannya selama tahun 2011 yaitu sebagai berikut.

(6) Investasi pada saham PT B Rp 200.000.000


Kas Rp 200.000.000
(Mencatat pembelian saham PT B)
(7) Kas Rp 8.000.000
Investasi pada saham PT B Rp 8.000.000
(Mencatat dividen PT B ( 40% x Rp 20.000.000))
(8) Investasi pada saham PT B Rp 32.000.000
Pendapatan dari investee Rp 32.000.000
(Mencatat pendapatan metode ekuitas ( 40% x Rp 80.000.000))
(9) Pendapatan dari investee Rp 4.000.000
Investasi pada saham PT B Rp 4.000.000
(Amortisasi peralatan terkait dengan peralatan)

Dengan ayat jurnal tersebut PT A mengakui pendapatan dari PT B dan menyesuaikan


investasinya di PT B menjadi bersaldo akhir Rp 220.000.000.
Ada dua akun yang digunakan untuk mengakui diferensial dan amortisasi diferensial
yaitu “Pendapatan dari Investee” dan “Investasi pada Saham PT B”.
Pelepasan Diferensial Aset Terkait
Sebagai contoh, dalam ilustrasi sebelumnya PT B menjual tanah dimana tanah
tersebut terkait dengan diferensial PT A sebesar Rp 60.000.000. PT A tidak mengakui
penuh 40% keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut. Asumsikan bahwa PT
B membeli tanah tersebut tahun 2010 sebesar Rp 75.000.0000,- dan menjualnya
tahun 2013 sebesar Rp 125.000.000,- PT B mengakui keuntungan dari penjualan
sebesar Rp 50.000.000,- dan bagian PT A atas keuntungan penjualan tersebut
sebesar 40% atau Rp 20.000.000,-.Akan tetapi bagian keuntungan yang diakui PT A
harus disesuaikan dengan perhitungan yaitu sebagai berikut.

Jadi, PT B melaporkan laba bersih termasuk keuntungan dari penjualan tanah


sebesar Rp 150.000.000,- untuk tahun 2012. PT A mencatat ayat jurnal (tidak
memperhitungkan dividen dan amortisasi diferensial terkait dengan peralatan :
(10) Investasi pada saham PT B Rp 60.000.000
Pendapatan dari investee Rp 60.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas (40% x Rp 150.000.000)
(11) Pendapatan dari investee Rp 6.000.000
Investasi pada saham PT B Rp 6.000.000
Menghapus diferensial terkait dengan tanah PT B
Penurunan Nilai Investasi
Jika nilai harga pasar dibawah nilai buku dan kondisinya tidak bersifat
temporer maka nilai investasi harus diturunkan menjadi sebesar nilai wajarnya
dan mengakui adanya kerugian. Nilai baru yang lebih rendah menjadi titik
awal untuk penetapan berlanjut dari metode ekuitas. Kenaikan kembali dari
nilai investasi tidak boleh diakui.

3.8 Perubahan Jumlah Lembar Saham yang Dimiliki


Perubahan jumlah lembar dalam saham biasa yang dimiliki investor diperlakukan
sama dengan metode biaya tidak ada pengakuan formal. Sebaliknya pembelian
dan penjualan saham memerlukan pengakuan formal.

Pembelian Saham Tambahan


Pembelian saham biasa tambahan atas saham biasa yang sudah dimiliki
oleh investor pencatatannya sama dengan saat akuisisi pertama . Investasi
baru dan lama pada saham yang sama digabungkan untuk tujuan pelaporan
keuangan.Pendapatan yang boleh diakui atas saham baru tersebut hanya
boleh diakui oleh investor sejak tanggal akuisisi.
Ilustrasi, PT ABC membeli 20% saham biasa PT XYZ pada tanggal 2 januari 2011
dan membeli lagi 10% pada tanggal 1 Juli 2011 dan pembelian saham tersebut
dilakukan pada nilai bukunya. Jika PT XYZ memperoleh laba sebesar Rp
25.000.0000, dari 2 Januari s.d 30 Jumi dan memperoleh laba Rp 35.000.000 dari
tanggal 1 Juli s.d 31 Desember , total pendapatan 2011 yang diakui PT ABC
investasinya di PT XYZ adalah Rp 15.500.000 dihitung sebagai berikut :

Jika PT XYZ mengumumkan dan membayar dividen sebesar Rp 10.000.000


pada tanggal 15 Januari dan berikutnya pada tanggal 15 Juli PT ABC mengurangi
akun investasinya sebesar Rp 2.000.000 (20% x Rp 10.000.000) pada tanggal 15
Januari dan sebesar Rp 3.000.000 (30% x Rp 10.000.000) pada tanggal 15 Juli.
Jika investasi dicatat menggunakan metode biaya dan pembelian saham baru
tersebut mempengaruhi investor secara signifikan maka dilakukan perubahan
metode dari metode biaya ke metode ekuitas.Perubahan ke metode ekuitas harus
diterapkan secara retroaktif sejak tanggal akuisisi pertama dari saham investee.
Ilustrasi, PT A membeli 15% saham biasa PT Z tanggal 2 Januari 20X1, dan
tambahan 10% pada tanggal 2 Januari 20X4. Selanjutnya PT A mengganti
metodenya menjadi metode ekuitas pada tanggal 2 Januari 20X4 , karena ia
memperoleh kemampuan untuk mempengaruhi PT Z secara signifikan.
Berdasarkan laba dan dividen PT Z berikut, asumsikan pembelian saham pada nilai
bukunya , angka investasi yang dilapor PT A semula dan yang dinyatakan kembali
adalah sebagai berikut.
Jadi dalam laporan keuangan PT A tahun 2014, laporan keuangan komparatif untuk
tahun 20X1, 20X2, 20X3 dinyatakan kembali untuk memasukkan 15% bagian PT A
atas laba PT Z dan mengeluarkan dari laba PT A bagiannya atas dividen yang diakui
berdasarkan metode biaya. Selain itu akun investasi dan saldo laba PT A dinyatakan
kembali seakan-akan metode ekuitas telah diterapkan dari tanggal akuisisi awal.
Pernyataan tersebut dinyatakan pada pembukuan PT A dengan membuat ayat jurnal 2
Januari 2014 .
(12) Investasi pada saham PT Z Rp 3.750.000
Saldo laba Rp 3.750.000
Menyatakan kembali akun investasi dari metode biaya ke metod ekuitas
Rp 8.250.000 - Rp 4.500.000
Tahun 20X4, Jika PT Z melaporkan laba bersih Rp 30.000.000,- pendapatan investasi
PT A sebesar Rp 7.500.000,- (25% x laba bersih PT Z)

Penjualan Saham
Penjualan seluruh atau sebagian investasi pada saham biasa yang dicatat
menggunakan metode ekuitas diperlukan dengan cara yang sama dengan penjualan
asset tidak lancar lainnya. Jika hanya sebagian investasi yang dijual, investor harus
memutuskan apakah meneruskan metode ekuitas atau ke metode biaya, sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan. Pilihan ini berdasarkan bukti yang tersedia Setelah
dilakukannya penjualan apakah investor masih mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi investee secara signifikan.
4. Perbandingan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
Item Metode Biaya Metode Ekuitas
Nilai tercatat investasi pada Biaya perolehan awal Biaya Perolehan awal
tanggal akuisisi
Nilai tercatat investasi pada Biaya perolehan awal Biaya perolehan awal ditambah (dikurangi)
umumnya setelah akuisisi bagian investor atas laba (rugi) investee dan
dikurangi bagian investor atas dividen investee
dan diamortisasi atau penghapusbukuan
diferensial

Diferensial Tidak diamortiasasi dan Amortisasi atau penurunan nilai jika terkait
dihapusbukuan dengan aset investee
Pengakuan pendapatan oleh Bagian investor atas dividen Bagian investor atas laba iinvestee sejak
investor investee yang di umumkan sejak akuisisi, dibagikan atau tidak, dikurangi dengan
tanggal akuisisi amortisasi atau penghapusbukuan diferensial

Dividen investee dari laba sejak Pendapatan Pengurang investasi


akuisisi oleh investor
Dividen investee melebihi laba Pengurang investasi Pengurang investasi
sejak akuisisi oleh investor
Selama bertahun tahun telah banyak kritik atas penggunaan metode ekuitas sebagai
pengganti konsolidasi atas beberapa jenis anak perusahaan. Walaupun metode ekuitas telah
dianggap sebagai “konsolidasi satu baris,” jumlah rincian yang dilaporkan dalam metode
ekuitas sangat berbeda dengan konsolidasi. Sebagai contoh investor akan melaporkan
pendapatan metode ekuitas yang sama dari dua investee berikut walaupun komposisi laba
rugi keduanya cukup berbeda.

Juga investasi pada saham perusahaan lain dilaporkan dalam metode ekuitas sebagai
satu jumlah dalam neraca investor tanpa melihat aset dan struktur modal investee. Di masa
lalu, beberapa perusahaan meminjam dalam jumlah banyak melalui anak perusahaan yang
tidak dikonsolidasi dan melaporkan investasinya dalam anak perusahaan tersebut
menggunakan metode ekuitas. Karena dalam situasi seperti ini, utang tersebut tidak
dilaporkan, maka timbul kekhawatirkan mengenai penggunakan metode ekuitas untuk
memfasilitasi “pendanaan diluar neraca”. Akhirnya DSAK Indonesia tidak mengijinkan
menggunakan metode ekuitas untuk pelaporan investasi pada anak perusahaan dan
mengharuskan konsolidasi semua anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki
perusahaan
5. Beberapa Pertimbangan Sehubungan dengan
Metode Ekuitas
5.1 Penentuan Pengaruh Signifikan
Aturan umum yang ditetapkan dalam PSAK 15 adalah metode ekuitas tepat
untuk digunakan jika investor, dengan nilai kepemilikan sahamnya di investee,
dapat mempunyai pengaruh signifikan atau kebijakan operasi dan keuangan
investee. Jika tidak terdapat bukti lain, kepemilikan saham biasa 20% atau
lebih dianggap sebagai indikasi bahwa investor dapat mempunyai pengaruh
yang signifikan atas investee. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang
dapat menunjukkan bukti lain mengenai kemampuan untuk mempunyai
pengaruh signifikan, yaitu :
1. Perwakilan dalam dewan direksi
2. Partisipasi dalam pengambilan kebijakan
3. Transaksi pokok antar perusahaan
4. Pertukaran personel manajerial
5. Ketergantungan teknologi
6. Besaran investasi dalam kaitannya dengan konsentrasi pemegang saham
lain.
5.2 Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi
Metode ekuitas yang diterapkan berdasarkan PSAK 15 sering disebut
konsolidasi satu baris karena
(a) laba investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama jika investee
dikonsolidasi dan
(b) semua penyesuaian metode ekuitas dilakukan melalui akun investasi dan
pendapatan investasi, yang dilaporkan hanya sebagai satu baris dalam neraca
dan satu baris dalam laporan laba rugi. Pandangan yang sekarang dipakai
dalam konsolidasi adalah penjualan antarperusahaan tidak menyebabkan
realisasi pendapatan sampai laba antarperusahaan tersebut dapat dipastikan
dengan cara tertentu, umumnya melalui transaksi dengan pihak ketiga yang
tidak terafiliasi.
Meskipun demikian, laporan keuangan konsolidasi bukan satu-satunya yang
terpengaruh, karena laba investor yang melaporkan investasi menggunakan
metode ekuitas adalah sama jikan investee dikonsolidasi. Karena itu, pendapatan
metode ekuitas investor dari investee juga harus disesuaikan terhadap laba
penjualan antarperusahaan yang belum direalisasi tersebut. Istilah yang digunakan
untuk penerapan metode ekuitas yang memasukkan penyesuaian terhadap laba
belum terealisasi dari penjualan ke afiliasi disebut metode ekuitas di sesuaikan
penuh.
Penyesuaian Untuk Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi
Penjualan antarperusahaan biasanya dicatat pada pembukuan penjual pada cara
yang sama seperti penjualan lain, termasuk pengakuan laba. Dalam penerapan
metode ekuitas, laba belum terealisasi yang masih ada pada akhir periode harus
dikurangi dari jumlah pendapatan yang seharusnya dilaporkan.
Dalam pendekatan satu baris, pendapatan dari investasi yang diakui dan nilai
tercatat investasi dikurangi untuk menghilangkan pengaruh laba antarperusahaan yang
belum direalisasi. Pada periode berikutnya saat laba antarperusahaan direalisasi, ayat
jurnal tersebut dibalik.

Ilustrasi Penyesuaian Laba Belum Direalisasi


Untuk mengilustrasikan penyesuaian terhadap laba antarperusahaan yang belum
direalisasi dalam metode ekuitas, asumsikan bahwa PT Pandawa memiliki 40% saham
biasa PT Lintang. Selama tahun 20X1, PT Pandawa menjual persediaan ke PT Lintang
senilai Rp10.000.000; biaya perolehan persediaan tersebut adalah Rp7.000.000. PT
Lintang menjual satu pertiga dari persediaan tersebut ke pihak luar selama tahun 20X1
dan dua pertiga dari persediaan tersebut masih terdapat di persediaan akhir. Jumlah
laba belum terealisasi dihitung sebagai berikut:
Asumsikan bahwa PT Lintang melaporkan laba bersih sebesar Rp60.000.000 untuk
tahun 20X1 dan tidak mengumumkan deviden, ayat jurnal tersebut dicatat dalam
pembukuan PT Pandawa pada akhir tahun 20X1.
31 Desember 20X1
(13) Investasi pada saham PT Lintang Rp24.000.000
Pendapatan pada PT Lintang Rp24.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas : Rp60.000.000 X 0,40
(14) Pendapatan dari PT Lintang Rp2.000.000
Investasi pada saham PT Lintang Rp2.000.000
Menghilangkan laba antarperusahaan yang belum direalisasi

Jika semua persediaan yang tersisa dijual pada tahun 20X2, maka ayat jurnal berikut
akan dibuat dalam pembukuan PT Pandawa pada akhir tahun 20X2 untuk mencatat
realisasi laba antarperusahaan yang sebelumnya belum direalisasi.
31 Desember 20X2
(15) Investasi pada saham PT Lintang Rp2.000.000
Pendapatan dari PT Lintang Rp2.000.000
Mengakui laba antarperusahaan yang direalisasi
5.3 Aturan Tambahan dari PSAK 15
PSAK 15, pernyataan yang mengatur pelaporan metode ekuitas, menjelaskan
beberapa aturan tambahan berikut :
1. Jika bagian investor atas kerugian investee melebihi nilai tercatat investasi,
maka metode ekuitas tidak lagi dipergunakan ketika nilai investasi telah
menjadi nol. Tidak ada lagi kerugian yang diakui oleh investor. Jika, setelah
metode ekuitas tidak lagi dipergunakan, investee melaporkan laba bersih.,
maka investor harus menggunakan metode ekuitas kembali, tetapi hanya
setelah bagian investor atas laba bersih sama dengan bagiannya atas rugi
yang sebelumnya tidak diakui.
2. Dividen preferen dari investee harus dikurangi dari laba bersih investee jika
diumumkan atau-diumumkan atau tidak-jika saham preferen tersebut kumulatif,
sebelum investor menghitung bagiannya atas laba investee.
3. Jika terdapat penurunan permanen atas nilai investasi, maka nilai tercatat
investasi harus dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut.

PSAK 15 juga mensyaratkan beberapa keharusan pengungkapan dalam laporan


keuangan. Jika menggunakan metode ekuitas, maka investor harus
mengungkapkan nama, lokasi, persentase kepemilikan, dan persentase hak suara
(jika berbeda dengan persentase kepemilikan) untuk tiap investee.
5.4 Bagian Investor atas Laba Komprehensif Lainnya
Ketika investor menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada
perusahaan lain, di dalam laba komprehensifnya juga harus dimasukkan bagian
proporsional untuk tiap jumlah yang dilaporkan sebagai “laba komprehensif lainnya”
Sebagai contoh, asumsikan PT Andika membeli 40% saham biasa PT Barata pada
tanggal 1 Januari 20X1. Untuk tahun 20X1, PT Barata melaporkan laba bersih sebesar
Rp80.000.000 dan laba komprehensif Rp115.000.000, termasuk laba komprehensif
lainnya sebesar (sebagai tambahan laba bersih) Rp35.000.000. Selain pencatatan
ayat jurnal metode ekuitas yang umum, PT Andika mengakui bagian proporsionalnya
atas keuntungan belum terealisasi dari efek tersedia-untuk-dijual yang dilaporkan PT
Barata selama tahun 20X1 dengan ayat jurnal berikut :

(16) Investasi pada saham PT Barata Rp14.000.000


Keuntungan belum direalisasi dari investasi pada investee Rp14.000.000

Ayat jurnal (16) tidak memengaruhi laba bersih PT Andika untuk tahun 20X1, tetapi
mengakibatkan peningkatan laba komprehensif lainnya dan juga total laba
komprehensifnya sebesar Rp14.000.000. PT Andika akan membuat ayat jurnal yang
sama setiap akhir periode untuk bagian proporsionalnya terhadap peningkatan atau
penurunan dalam akumulasi keuntungan belum terealisasi PT Barata.
5.5 Akuntansi untuk Investasi pada Anak Perusahaan
Perusahaan dibebaskan untuk mengadopsi prosedur yang mereka inginkan dalam
akuntansi untuk investasi bagi anak perusahaan yang dikendalikan dalam pembukuannya.
Karena investasi pada anak perusahaan yang dikonsolidasi dieliminasi dalam pembuatan
laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan konsolidasi tidak terpengaruh oleh
prosedur pencatatan investasi dalam pembukuan induk perusahaan.

Perusahaan mempunyai tiga pendekatan yang berada dalam penggunaan akuntansi


untuk anak perusahaan yang dikonsolidasi:
1.Metode ekuitas disesuaikan penuh.
2.Metode ekuitas versi modifikasi
3.Metode biaya

Beberapa versi modifikasi dari metode ekuitas sering ditemukan dalam praktik, dan
semuanya biasa disebut sebagai metode ekuitas modifikasi. Beberapa perusahaan
menerapkan metode ekuitas tanpa membuat penyesuaian untuk laba antarperusahaan
yang belum direalisasi dan amortisasi diferensial. Beberapa perusahaan membuat
penyesuaian untuk amortisasi diferensial tetapi tidak membuat penyesuaian untuk laba
antarperusahaan yang belum direalisasi. Pendekatan yang terakhir disebut metode ekuitas
dasar dan digunakan mengenai konsolidasi. Walaupun metode ekuitas versi modifikasi tidak
diterima untuk tujuan pelaporan keuangan, metode ini memungkinkan adanya penghematan
pencatatan bagi induk perusahaan jika digunakan dalam pembukuan pada kondisi
diharuskannya konsolidasi anak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai