Bab 2 Audit Siklus Pendapatan
Bab 2 Audit Siklus Pendapatan
SIKLUS PENDAPATAN
Auditing 2 Halaman 1
SUBSTANSI AUDIT SIKLUS PENDAPATAN
Auditing 2 Halaman 2
SIKLUS PENDAPATAN
Poin-poin pembahasan:
1. Pengertian siklus pendapatan, cakupan
transaksi, akun-akun yang terpengaruh.
2. Tujuan audit
3. Potensi kesalahan (error) dan
kecurangan (fraud)
4. Sistem Pengengendalian Internal (SPI):
pemisahan fungsi, dokumen
akuntansi, teknologi informasi.
Auditing 2 Halaman 3
SIKLUS PENDAPATAN
Poin-poin pembahasan:
5. Pengujian pengendalian (reviu)
6. Asesmen materialitas salah saji (reviu)
7. Pengujian substantif: prosedur awal,
prosedur analitis, prosedur pengujian
transaksi, prosedur pengujian saldo akun,
prosedur pengujian estimasi akuntansi,
prosedur reviu penyajian dan
pengungkapan.
Auditing 2 Halaman 4
PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN
Auditing 2 Halaman 5
PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN
Auditing 2 Halaman 6
PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN
Auditing 2 Halaman 7
REVIU AKTIVITAS BISNIS
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Pendanaan Investasi Operasional
KAS
Aktivitas
Siklus Pengeluaran
Operasional
Siklus Pendapatan
Auditing 2 Halaman 8
TRANSAKSI DAN AKUN
• Penjualan tunai D: Kas/K: Penjualan
• Penjualan kredit D: Piutang Dagang/K:
Penjualan
• Pelunasan Piutang D: Kas/K: Piutang
Dagang
• Potongan Tunai D: Potongan Tunai/K:
Piutang Dagang
• Retur Penjualan D: Retur Penjualan/K:
Piutang Dagang
• Kerugian Piutang D: Kerugian Piutang/K:
Cad. Kerugian Piutang
• Penghapusan Piutang D: Cad. Kerugian
Piutang/K: Piutang Dagang
Auditing 2 Halaman 9
TUJUAN AUDIT SIKLUS PENDANAAN
• Tujuan umum: menguji kewajaran pelaporan
keuangan secara keseluruhan.
• Tujuan khusus: menguji kewajaran asersi
manajemen atas transaksi dan saldo akun siklus
pendapatan, yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Selengkapnya baca ISA-200
Auditing 2 Halaman 11
FRAMEWORK PCAOB
Auditing 2 Halaman 12
FRAMEWORK AICPA
Klasifikasi asersi manajemen atau pernyataan
keuangan manajemen menurut framework
AICPA/ASB
Asersi Transaksi:
1. Occurence
Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat
memang terjadi dan merupakan transaksi dan
peristiwa dari entitas yang bersangkutan.
2. Completeness
Semua transaksi dan peristiwa yang
seharusnya dicatat, memang sudah dicatat.
Auditing 2 Halaman 13
FRAMEWORK AICPA
3. Accuracy
Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain
yang terkait dengan transaksi dan peristiwa
yang dicatat, sudah dicatat dengan akurat.
4. Cut-off
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode
akuntansi yang benar.
5. Classification
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun
yang benar.
Auditing 2 Halaman 14
FRAMEWORK AICPA
Asersi Saldo Akun:
1. Existence
Aset, kewajiban, dan ekuitas benar ada.
2. Rights and Obligations
Entitas memiliki dan menguasai aset, dan utang
merupakan kewajiban entitas.
3. Completeness
Semua aset, kewajiban, dan ekuitas yang seharusnya
dicatat sudah dicatat.
4. Valuation and allocation
Aset, kewajiban, dan ekuitas dicantumkan dengan jumlah
yang benar, serta semua penyesuaian untuk penilaian dan
alokasi telah dicatat dengan benar.
Auditing 2 Halaman 15
FRAMEWORK AICPA
Asersi Penyajian dan Pengungkapan
1. Occurence, rights, and obligations
Transaksi, peristiwa, dan hal-hal lain yang
sudah diungkapkan dalam laporan
keuangan, memang terjadi dan berkaitan
dengan entitas yang bersangkutan.
2. Completeness
Semua pengungkapan yang seharusnya
dicantumkan, sudah dicantumkan dengan
lengkap.
Auditing 2 Halaman 16
FRAMEWORK AICPA
Asersi Penyajian dan Pengungkapan
1. Classification and understandability
Informasi keuangan disajikan dan
dijelaskan dengan tepat, dan
pengungkapan dinyatakan dengan jelas.
2. Accuracy and Valuation
Informasi keuangan dan informasi lainnya
diuangkapkan dengan wajar (fairly
disclosed) dan dalam jumlah yang benar
(appropriate amounts).
Auditing 2 Halaman 17
POTENSI SALAH SAJI
Salah saji atau kesalahan pelaporan
keuangan dapat disebabkan oleh dua sifat
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan tidak disengaja (error)
2. Kesalahan disengaja (fraud)
Auditing 2 Halaman 18
POTENSI SALAH SAJI
Untuk mengukur tingkat potensi salah saji, auditor
harus memahami dan menguji SPI yang berkaitan
dengan objek audit.
Auditing 2 Halaman 19
POTENSI SALAH SAJI
Faktor penyebab salah saji:
1. Terjadi Kesalahan pada bukti transaksi,
misalnya kesalahan perkalian, penjumlahan
dst.
2. Terjadi markup transaksi.
3. Terjadi transaksi fiktif/bukti palsu.
4. Terjadi kesalahan pembukuan, baik kesalahan
klasifikasi dan atau kesalahan penulisan
jumlah.
5. Terjadi kesalahan pisah batas (cut-off)
pencatatan transaksi.
Auditing 2 Halaman 20
Ilustrasi Pengujian Asersi
• Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
• Pengujian asersi Eksistensi dan
Terjadinya:
Auditing 2 Halaman 22
Ilustrasi Pengujian Asersi
• Pengujian asersi Hak dan
Kewajiban:
4. Membuktikan bahwa piutang tersebut hak
perusahaan, misalnya menguji pisah
batas (cut-off) transaksi – ingat syarat
penjualan FOB Shipping Point/
Destination –.
5. Membuktikan ada tidaknya kewajiban di
balik piutang, misalnya piutang menjadi
jaminan utang, atau dijual dengan
garansi/sales with recourse.
Auditing 2 Halaman 23
Ilustrasi Pengujian Asersi
• Pengujian asersi Penilaian atau
Alokasi:
Auditing 2 Halaman 24
Ilustrasi Pengujian Asersi
Auditing 2 Halaman 25
LATIHAN
Pilihan pengerjaan tugas:
1. Dikumpulkan manual atau dengan blog,
jika dengan blog, lanjut ke poin berikutnya.
2. Buat blog (dengan blogspot atau
wordpress), aktifkan mobile mode.
3. Persingkat alamat blog dengan bitly.com,
misalnya menjadi bit.ly/aud2-agus
4. Kerjakan latihan pada blog.
5. Kirim link blog ke WA dosen pengampu.
Auditing 2 Halaman 26
LATIHAN
• Jelaskan pengertian dari siklus pendapatan.
• Sebutkan transaksi dan akun yang
terpengaruh oleh siklus pendapatan.
• Jelaskan tujuan audit siklus pendapatan.
• Sebutkan komponen SPI siklus pendapatan.
• Jelaskan tujuan pemahaman SPI siklus
pendapatan.
• Jelaskan tujuan pengujian SPI siklus
pendapatan.
• Apa yang dimaksud dengan concurrent test of
control dan dual purpose test?
Auditing 2 Halaman 27
LATIHAN
• Sebutkan klasifikasi bukti audit.
• Jelaskan perbedaan antara bukti pembukuan
dan bukti penguat.
• Apa tujuan auditor melakukan pengujian audit
terhadap bukti penguat?
• Jelaskan framework untuk pengujian audit
(asersi manajemen).
• Jelaskan potensi kesalahan dari sisi Akun dan
dari sisi pengungkapan.
• Jelaskan dua sifat kesalahan dalam laporan
keuangan.
Auditing 2 Halaman 28
PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Auditing 2 Halaman 30
PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Auditing 2 Halaman 31
PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Auditing 2 Halaman 32
DOKUMEN PEMBUKUAN
Auditing 2 Halaman 33
DOKUMEN PEMBUKUAN
Auditing 2 Halaman 34
DOKUMEN TRANSAKSI
Alur Akuntansi
Berbasis SAK
Alur Pengauditan
Berbasis SPAP
Auditing 2 Halaman 35
DOKUMEN PEMBUKUAN
• Dokumen transaksi dalam siklus
pendapatan mencakup:
Pesanan pelanggan (customer
order)
Faktur penjualan tunai/kredit
Bukti pengiriman barang (jika barang
dikirim langsung ke pelanggan)
Bukti penerimaan kas atas
pelunasan piutang.
Memo kredit untuk retur penjualan
Auditing 2 Halaman 36
DOKUMEN PEMBUKUAN
Auditing 2 Halaman 37
DOKUMEN PEMBUKUAN
• Dokumen pembukuan tansaksi mencakup:
Jurnal penjualan
Jurnal penerimaan kas
Jurnal umum (untuk retur penjualan)
Buku pembantu piutang
Buku besar piutang
Laporan manajerial dan laporan keuangan
Auditing 2 Halaman 38
FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI
• Salah satu prinsip dalam SPI, untuk menjamin efektifitas
pelaksanaan transaksi serta untuk mencegah potensi salah
saji dan kecurangan, adalah pemisahan fungsi.
• Fungsi-fungsi yang kemungkinan dibentuk untuk siklus
pendapatan mencakup:
Fungsi pelayanan konsumen
Fungsi penjualan
Fungsi pengiriman
Fungsi pencatatan piutang
Fungsi penagihan
Fungsi penerimaan kas
Fungsi otorisasi transaksi
Auditing 2 Halaman 39
FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI
• Sejalan dengan perkembangan kemampuan TI dalam
mengendalikan proses bisnis secara digital, berbagai
fungsi yang semula dipisah dapat dengan mudah
diintegrasikan.
• Proses bisnis yang semula harus dilakukan secara
berurutan (sequential) oleh berbagai fungsi
organisasi, dapat dengan mudah dilakukan secara
simultan.
Auditing 2 Halaman 40
RISIKO SALAH SAJI
• Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan audit, auditor harus mengukur
potensi salah saji dalam elemen-elemen
laporan keuangan.
• Risiko salah saji dipengaruhi oleh dua faktor
risiko, yaitu:
Risiko pengendalian, yaitu risiko
ketidakmampuan SPI dalam mencegah
potensi salah saji.
Risiko bawaan, yaitu risiko salah saji yang
tidak disebabkan oleh lemahnya SPI.
Auditing 2 Halaman 41
RISIKO SALAH SAJI
• Risiko pengendalian diukur melalui prosedur
pemahaman dan pengujian sistem pengendalian
interen, yang mencakup:
Evaluasi kecukupan desain sistem untuk mencegah
potensi salah saji.
Pengujian efektifitas implementasi sistem, misalnya:
Menguji tingkat kepatuhan praktik terhadap
kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Menguji konsistensi pelaksanaan kebijakan dan
prosedur.
Menguji kompetensi staf/operator sistem.
Auditing 2 Halaman 42
RISIKO SALAH SAJI
• Risiko bawaan diukur melalui observasi
terhadap lingkungan pengendalian dan
pengujian terhadap integritas manajemen.
Auditing 2 Halaman 43
ILUSTRASI PROSES AKUNTANSI
Transaksi
siklus Bukti
pendapatan: Transaksi
• Penjualan
• Pengiriman
• Penagihan Jurnal/register
• Penerimaan kas Buku Besar
• Retur penjualan Buku Pembantu
• Potongan tunai
• Kerugian piutang
• Penghapusan Piutang
• Penjaminan Piutang Laporan Laporan
• Penjualan Piutang Keuangan Manajerial
Auditing 2 Halaman 44
PENGUJIAN SUBSTANTIF
• Jenis-jenis prosedur pengujian substantif.
Prosedur pendahuluan
Prosedur analitis
Prosedur pengujian detil transaksi
Prosedur pengujian detil saldo rekening
Prosedur review penyajian dan pengungkapan
• Intensitas pengujian substantif (pengujian
kewajaran saldo akun) dipengaruhi oleh
prediksi tingkat risiko bawaan dan risiko
pengendalian.
Auditing 2 Halaman 45
ILUSTRASI PENGUJIAN SUBSTANTIF
Akun XXX
XXX XXX
Pengujian XXX
XXX
Pengujian detil trasaksi XXX
XXX
detil trasaksi secara
XXX XXX
secara sampling:
XXX XXX
sampling: vouching &
XXX XXX
vouching & tracing
tracing XXX
XXX Saldo XXX
Pengujian xxx
xxx
saldo
akun
Auditing 2 Halaman 46
Prosedur Pendahuluan
• Memahami karakterisktik industri dan bisnis.
• Menelusur saldo awal ke kertas kerja tahun
sebelumnya.
• Review mutasi pada jurnal/buku besar/buku
pembantu, mencatat mutasi-mutasi yang
tidak lazim baik dari segi jumlah maupun
asal trasaksinya.
• Periksa kebenaran penjumlahan dan
kesesuaian data antar dokumen pembukuan,
misalnya antara jurnal, buku besar, dan buku
pembantu.
Auditing 2 Halaman 47
Prosedur Analitis
• Menentukan prediksi jumlah saldo
rekening berdasarkan aktivitas
transaksi, pangsa pasar, dan data saldo
rekening tahun-tahun sebelumnya.
• Menghitung rasio, misalnya:
Rasio penjualan dengan kapasitas
penjualan perusahaan.
Rasio pertumbuhan penjualan dengan
pertumbuhan piutang dagang.
Rasio perputaran piutang.
Auditing 2 Halaman 48
Prosedur Analitis
Rasio biaya kerugian piutang dengan
jumlah penjualan kredit bersih.
Rasio biaya kerugian piutang dengan
penghapusan piutang.
• Membandingkan hasil perhitungan
rasio dengan angka rasio yang
diharapkan, misalnya dengan rasio
tahun lalu, rasio anggaran, rasio
industri, maupun dengan angka
pembanding yang lain.
Auditing 2 Halaman 49
Prosedur Pengujian Detil Transaksi
• Vouching sampel transaksi penjualan dan
piutang dagang ke dokumen pendukung.
Vouching debit piutang dagang ke faktur
penjualan dan dokumen pendukungnya,
misalnya: custormer order, sales order,
dan shipping documents.
Vouching kredit piutang dagang ke
remittance advice atau sales adjustment,
otorisasi retur penjualan, dan otorisasi
penghapusan piutang.
• Tracing sampel faktur penjualan dan bukti
penerimaan kas ke buku besar dan buku
pembantu
Auditing 2 Halaman 50
Ilustrasi Pengujian Piutang
Piutang Dagang
XXX XXX
Pelunasan dan XXX
XXX
Penjualan
Pengujian Adjustment: XXX
XXX
detil trasaksi
Kredit: Voching ke
XXX
XXX
secara ke
Voching Jurnal,
XXX XXX
sampling:
Jurnal dan Bukti Pelunas-
XXX
vouching &
Faktur XXX an, dan otorisa-
si retur penj. XXX
tracing
Penjualan XXX
XXX serta pengha- XXX
XXX
Saldo xxx
xxx xxx
Auditing 2 Halaman 51
Pengujian Detil Transaksi
• Lakukan pengujian pisah batas penjualan
dan retur penjualan
Pilih sampel pembukuan transaksi penjualan
beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal
neraca, periksa dokumen pendukung seperti
faktur penjualan dan dokumen pengiriman
untuk menentukan ketepatan periode
pencatatan.
Periksa memo kredit setelah akhir tahun,
periksa dokumen pendukung, seperti tanggal
laporan penerimaan, dan periksa ketepatan
pencatatan retur penjualan.
Auditing 2 Halaman 52
Pengujian Detil Transaksi
• Lakukan pengujian pisah batas penerimaan
kas.
Lakukan observasi bahwa transaksi
penerimaan kas yang terjadi pada akhir
tahun pembukuan, termasuk cash on hand
dan deposit in transit telah dicatat dan
dilaporkan pada tahun terjadinya transaksi.
Lakukan review terhadap dokumen
pendukung seperti: ringkasan mutasi kas,
copy setoran bank, dan laporan bank yang
memuat transaksi lintas periode untuk
menguji ketepatan pisah batas pembukuan
dan pelaporan transaksi.
Auditing 2 Halaman 53
Pengjian Detil Transaksi
Ilustrasi pengujian cut-off (pisah batas)
pencatatan transaksi:
Tahun X1 31/12/X1 Tahun X2
Tanggal
Neraca
Auditing 2 Halaman 54
Ilustrasi Arah Pengujian Pengauditan
VOUCHING (EKSISTENSI/TERJADINYA)
Arah Pengujian
Arah Pengujian
TRACING (KELENGKAPAN)
Auditing 2 Halaman 55
Pengujian Saldo Akun
• Lakukan konfirmasi piutang – prosedur ini tidak boleh
ditinggalkan.
Tentukan bentuk konfirmasi (positif atau negatif),
timing, dan luas (extent) sampel piutang yang
dikonfirmasi.
Pilih sampel dan periksa hasil konfirmasi atas
sampel piutang, investigasi penyimpangan yang
terjadi.
Jika konfirmasi positif tidak mendapatkan jawaban,
lakukan prosedur alternatif sebagai berikut:
Vouching penerimaan kas setelah tanggal
neraca.
Vouching ke dokumen-dokumen pendukungnya.
Auditing 2 Halaman 56
Pengujian Saldo Akun
• Pengujian kecukupan cadangan
kerugian piutang.
Periksa daftar umur piutang
Periksa persentase kerugian piutang untuk
setiap kategori umur piutang.
Bandingkan persentase kerugian piutang
dengan persentase tahun sebelumnya.
Periksa ketepatan penentukan kerugian
piutang dan cadangan kerugian piutang.
Auditing 2 Halaman 57
Review Presentasi dan Pengungkapan
Auditing 2 Halaman 58
Konfirmasi Piutang
• Konfirmasi piutang adalah pertanyaan secara
tertulis kepada debitur tentang kebenaran
saldo piutang menurut catatan klien.
• Bentuk konfirmasi:
Konfirmasi positif: adalah konfirmasi
yang membutuhkan jawaban dari debitur,
basik saldo yang ditanyakan sesuai atau
tidak sesuai.
Konfirmasi negatif: adalah konfirmasi
yang hanya perlu dijawab jika saldo
piutang yang ditanyakan tidak sesuai
dengan saldo menurut debitur
Auditing 2 Halaman 59
Konfirmasi Positif dan Negatif
• Konfirmasi piutang adalah pertanyaan secara
tertulis kepada debitur tentang kebenaran saldo
piutang menurut catatan klien.
• Bentuk konfirmasi:
Konfirmasi positif: adalah konfirmasi yang
membutuhkan jawaban dari debitur, basik
saldo yang ditanyakan sesuai atau tidak
sesuai.
Konfirmasi negatif: adalah konfirmasi yang
hanya perlu dijawab jika saldo piutang yang
ditanyakan tidak sesuai dengan saldo
menurut debitur
Auditing 2 Halaman 60
Konfirmasi Positif
PT PERMATA HIJAU
Jln. Pandanaran No. 29
Semarang
KONFIRMASI PIUTANG
Kepada yth.
Direktur Keuangan PT ANTARIKSI
Jln. Kutilang No. 33, Yogyakarta.
Konfirmasi ini kami kirim untuk kepentingan auditor independen kami, bukan
untuk menagih piutang kami. Menurut catatan kami, saldo piutang kami ke PT
Antariksa per 31 Desember 2007 adalah:
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
Mohon konfirmasi atas kebenaran saldo tersebut. Jawaban mohon dikirim
langsung ke alamat auditor independen kami dengan menggunakan amplop
jawaban yang kami sediakan.
Auditing 2 Halaman 61
Konfirmasi Positif
Direktur Keuangan
Auditing 2 Halaman 62
Contoh Konfirmasi Negatif
PT PERMATA HIJAU
Jln. Pandanaran No. 29
Semarang
KONFIRMASI PIUTANG
Kepada yth.
Direktur Keuangan PT ANTARIKSA
Jln. Kutilang No. 33, Yogyakarta.
Konfirmasi ini kami kirim untuk kepentingan auditor independen kami, bukan
untuk menagih piutang kami. Menurut catatan kami, saldo piutang kami ke PT
Antariksa per 31 Desember 2007 adalah:
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
Jika saldo tersebut tidak sesuai, mohon penjelasan. Penjelasan mohon
dikirim ke alamat auditor independen kami dengan menggunakan amplop
jawaban yang telah kami sediakan.
Auditing 2 Halaman 63
Contoh Konfirmasi Negatif
Direktur Keuangan
Saldo piutang tersebut di atas tidak benar, saldo yang benar adalah
Rp_______________, dengan penjelasan sebagai berikut:
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
Tanda
tangan
_______________________
Auditing 2 Halaman 64
Konfirmasi Piutang Ditinggalkan
• Konfirmasi piutang ditinggalkan pada saat:
Saldo piutang tidak material terhadap
laporan keuangan secara keseluruhan.
Konfirmasi diprediksi tidak efektif.
Risiko bawaan dan risiko pengendalian
cukup rendah, disisi lain hasil pengujian
analitis dan pengujian substantif lain, tidak
mengindikasikan adanya salah saji
material.
Auditing 2 Halaman 65
KONFIRMASI NEGATIF
• Konfirmasi bentuk negatif hanya digunakan
pada saat tiga kondisi berikut ini dipenuhi:
Risiko deteksi antar sedang atau tinggi
artinya risiko pengendalian relatif rendah.
Saldo piutang didominasi oleh saldo-saldo
yang kecil jumlahnya.
Konfirmasi positif diprakirakan tidak akan
direspon oleh debitur.
Auditing 2 Halaman 66
PENGENDALIAN KONFIRMASI
• Memastikan bahwa jumlah, nama, dan
alamat dalam surat konfirmasi sesuai
dengan data dalam rekening pelanggan.
• Mengawasi proses pembuatan konfirmasi
s.d. pengiriman konfirmasi.
• Menggunakan alamat KAP untuk amplop
jawaban konfirmasi.
• Mengirimkan sendiri surat konfirmasi.
Auditing 2 Halaman 67
KERTAS KERJA PENGAUDITAN
• Fungsi kertas kerja adalah untuk
mendokumentasikan seluruh hasil pekerjaan
pengauditan, termasuk prosedur pengauditan
yang telah ditempuh oleh auditor.
• Kriteria kertas kerja yang baik:
Sistematis, lengkap, dan relevan dengan
tujuan pengauditan.
Mudah difahami, seluruh prosedur
pengauditan dan referensi data (termasuk
indek silang), dicantumkan dalam kertas
kerja pengauditan.
Auditing 2 Halaman 68
Contoh Kertas Kerja Piutang
INDEK: PD-1
RINGKASAN ANALISIS UMUR PIUTANG
Keterangan Jumlah KP CKP
Belum jatuh tempo 300,000,000 1% 3,000,000
Lewat waktu di atas 30 hari 150,000,000 3% 4,500,000
Lewat waktu di atas 60 hari 80,000,000 5% 4,000,000
Lewat waktu di atas 90 hari 35,000,000 8% 2,800,000
565,000,000 14,300,000
Keterangan:
1. Jumlah piutang dan CKP sesuai dengan saldo menurut klien (WTB-
Neraca)
2. Secara sampling, seluruh kategori piutang telah ditelusur ke faktur
penjualan untuk pemeriksaan validitas faktur, jumlah rupiah, dan ketepatan
pisah batas, lihat PD-2 untuk detil informasi pengujian.
3. Persentase kerugian piutang konsisten dengan tahun sebelumnya dan
bisa diterima.
4. Biaya kerugian piutang ditentukan dengan
tepat, dengan memperhitungkan CKP
Darmaw
Budi Darmawan
dalam daftar di atas, Lihat PD-3 an
2 Februari 2008
Auditing 2 Halaman 69
Contoh Kertas Kerja Piutang
INDEK: PD-3
Darmaw
Budi Darmawan
an 2008
2 Februari
Auditing 2 Halaman 70
Potensi Risiko Kesalahan
Auditor harus tanggap dengan berbagai macam risiko
transaksi siklus pendapatan berikut ini:
Auditing 2 Halaman 71
Potensi Risiko Kesalahan
• Terjadi duplikasi faktur.
• Dibuat faktur atas penjualan fiktif.
• Terjadi kesalahan harga/perhitungan pada faktur
penjualan.
• Periode pencatatan penjualan tidak tepat.
• Faktur tidak dicatat atau dicatat tetapi terjadi
kesalahan posting.
• Faktur dibukukan dengan jumlah yang salah.
• Penerimaan kas tidak dicatat atau tidak disetor ke
bank.
• Daftar penerimaan kas tidak sesuai dengan
tagihan.
• Terjadi kesalahan pembukuan/posting atas
pelunasan piutang.
Auditing 2 Halaman 72
Terimakasih
Auditing 2 Halaman 73