Anda di halaman 1dari 12

PEMBERIAN DIET UNTUK

PEMERIKSAAN

Ratmawati, S.Gz., M.Gz


Prodi DIII Gizi
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
1. DIET PEMERIKSAAN BENZIDINE

• Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya


pendarahan pada saluran cerna bagian atas.
• Prosedur pemeriksaan:
 Pasien akan diperiksa, setelah melakukan diet
untuk pemeriksaan benzidine. Keesokan harinya
feses pasien diperiksa dengan test benzidine.
 Hasil (+)  timbul warna biru gelap pada
kertas saring.
• Syarat diet:
 Bahan makanan yang mengandung Hb dan
klorofil tidak diperbolehkan karena
dapat menimbulkan reaksi dengan
larutan benzidine.
 Diberikan 2-3 hari.
 Bentuk makanan saring/lunak,
tergantung kondisi pasien.
2. DIET PEMERIKSAAN PIELOGRAFI
INTRAVENUS (IVP Test)

• Merupakan pemeriksaan traktus urinarius


dengan menggunakan media kontras positif
yang dimasukkan kedalam intra vena untuk
melihat anatomi, fungsi ginjal dan kelainan
lainnya.
• Indikasi pemeriksaan  pembesaran prostat
jinak, batu kandung kemih, radang ginjal, batu
ginjal, hipertensi dan penyempitan ginjal.
• Syarat diet:
 Dilaksanakan sehari sebelum pemeriksaan.
 Diet ini berbentuk cair atau lunak yang
mudah cerna.
 Minuman dibatasi.
• Kontraindikasi:
 Tidak dilakukan pada kondisi pasien dengan DM,
penyakit hati, kegagalan jantung dan anemia berat.
 Pemeriksaan kadar kreatinin dan ureum.
 Tekanan darah normal.
 Makan makanan lunak tidak berserat 1-2 hari
sebelum pemeriksaan.
 Berpuasa selama 12 jam sebelum pemeriksaan hingga
pemeriksaan selesai dan mengurangi berbicara serta
tidak merokok agar udara tidak banyak masuk ke
usus.
 BAK sebelum pemeriksaan untuk pengosongan
kandung kencing.
3. DIET PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
LEMAK
• Untuk mengetahui terjadinya steatorea atau
tidak dalam feses.
• Lama pelaksanaan diet 5 hari.
• Diberikan diet tinggi lemak misalnya 100 gram
selama 5 hari.
• Pemeriksaan feses dilakukan pada hari ke 3, 4
dan 5.
• Diagnosis steatorea ditegakkan bila terdapat
lebih dari 5 gram lemak dalam feses/hari atau
15 gr/3 hari.
4. DIET PEMERIKSAAN TOLERANSI
GLUKOSA

• Digunakan untuk memeriksa toleransi


terhadap glukosa.
• Diberikan 3 hari berturut–turut diet DM.
• Hari ke 4 (hari pemeriksaan) pasien hanya
diberikan cairan terdiri 50–100 gr glukosa dan
½ gelas  sari jeruk.
• Kadar glukosa darah diukur sebelum diberikan
beban glukosa, ½, 1, 2 dan 3 jam setelah
diberikan beban glukosa.
5. DIET PEMERIKSAAN
KOLESISTOGRAFI
• Diet ini diberikan untuk pemeriksaan kelainan
pada kantung empedu.
• Hari 1 (sore) diberikan makanan lunak tanpa
lemak.
• Pukul 22.00 diberikan berupa klisma/laksid
(pencahar).
• Jam 07.00 diberikan klisma lagi, kemudian
difoto.
• Setelah itu diberikan diet tinggi lemak (>40
%), kemudian difoto lagi.
6. DIET PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI

• untuk mengetahui kelainan pada kolon dengan


menggunakan alat endoskopi.
• Tujuan diet : memberikan makanan secukupnya
dengan meninggalkan sisa makanan seminimal
mungkin.
• Syarat diet: Energi dan protein sesuai atau
sedikit diatas energi basal.
• Rendah sisa agar kolon bersih.
Lanjutan...
• Banyak minum agar defekasi lancar.
• Diberikan 2–3 hari sebelum kolonoskopi.
• 1–2 hari sebelumnya makanan lunak rendah sisa
(tidak menggunakan sayur dan buah).
• Untuk hari selanjutnya diberi makanan biasa
yang rendah sisa.
• Bila pasien susah BAB diberikan pencahar.
• Malam sebelumnya: Pukul 19.00 (bubur
sumsum), Pukul 20.00 (susu komersial)
kemudian puasa (boleh minum air).
• Hari pemeriksaan: pukul 05.00–06.00 klisma
sampai dengan bersih. 
BE SUCCES IN YOUR FUTURE

Anda mungkin juga menyukai