Anda di halaman 1dari 14

KONSELING GIZI PADA DIET

PENYAKIT HYPERESIA
GRAVIDARUM
Diet hiperemesis gravidarum diperuntukkan untuk klien yang
sedang hamil dan didiagnosis medis mengalami hiperemesis
gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan pada awal


kehamilan (sampai trimester 2) yang ditandai dengan rasa mual
dan muntah yang berlebihan dalam waktu relative lama. Bila
tidak teratasi dapat mengakibatkan dehidrasi dan penurunan
berat badan.
1. Pengkajian Gizi
a. Antropometri
Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan selama
kehamilan muda.

b. Biokimia

• Kadar Hb dan Ht rendah (N : 11 gr%)


• Kadar albumin rendah (N : 3,5 – 5,0 gr/dl)
• Kadar sodium rendah (N : Na : 145 mEq/l)
• Kadar kalium rendah (N : 3,5 – 5 mEq/dl)
c. Klinis/Fisik
• Gangguan saluran cerna, mual, muntah
• Anoreksia, mual
• Dehidrasi
d. Riwayat makan
• Kuantitatif
• Asupan energy rendah dari kebutuhan
• Asupan zat gizi rendah dari kebutuhan kualitatif
• Kebiasaan muntah setelah makan terutama
makanan berlemak, manis, dan berkuah
e. Riwayat personal

• Mempunyai riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan


sebelumnya
• Mempunyai riwayat gangguan saluran cerna
• Kebiasaan mengkonsumsi obat anti hipertensi, obat anti
radang, obat diuretic atau suplemen
e. Riwayat personal

• Mempunyai riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan


sebelumnya
• Mempunyai riwayat gangguan saluran cerna
• Kebiasaan mengkonsumsi obat anti hipertensi, obat anti
radang, obat diuretic atau suplemen
2. Diagnosa Gizi
a. Domain asupan
• Asupan energi dan zat gizi rendah dari yang dianjurkan berkaitan dengan
mual dan muntah yang sangat hebat ditandai dengan pengeluaran cairan
yang berlebihan (1-2 liter/hari)
• Domain klinis
• Perubahan data laboratorium berkaitan dengan keadaan mual muntah
yang berlebihan ditandai dengan kadar Hb dan albumin rendah

b. Domain perilaku
• Belum siap untuk melakukan diet berkaitan dengan kurangnya motivasi
untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering ditandai
dengan tidak mau mengkonsumsi makan setelah muntah berlebihan
3. intervensi
a. Tujuan:
• Meningkatkan asupan energi dan zat gizi
• Memperbaiki data laboratorium berupa peningkatan kadar Hb
dan albumin
• Meningkatkan motivasi klien untuk berdiet

b. Merencanakan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


• Tinggi energi bila berisiko gizi kurang dan mencegah
katabolisma protein tubuh.
• Protein sedang, diberikan 10-15% dari kebutuhan energi total.
Lanjut…

• Lemak rendah, yaitu ± 10% dari kebutuhan energi


total.
• Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan
energi total.
• Makanan diberikan dalam bentuk kering,
pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
• Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran
cerna, dan diberikan sering dalam porsi kecil.
c. Merencanakan Menu Sesuai Kebutuhan Pasien
• Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien.
• Untuk mempertahankan dan mencapai berat badan yang
diharapkan sesuai anjuran untuk ibu hamil harus terpenuhi
kebutuhan energinya.
• Untuk mencukupi kebutuhan protein untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan janin.
• Untuk mencegah dehidrasi, bila tidak dapat cukup
mengkonsumsi cairan harus diberikan infus cairan dan
elektrolit.
• Untuk mencegah dan menghindari rasa mual dan muntah,
hindari konsumsi lemak yang terlalu tinggi.
Lanjut…
• Bila asupan makanan kurang, upayakan
memberi nasogastric tube.
• Bila keadaan mual dan muntah sudah teratasi,
segera berikan makanan kering dan cairan
secara terpisah. Berikan bertahap dengan
jumlah yang kecil tapi sering diberikan.
• Untuk sementara hindari makanan yang berbau
merangsang dan makanan berbumbu tajam
atau makanan lain yang tidak disukai pasien.
Lanjut…
d. Melakukan Konseling Gizi
• Melakukan konseling gizi dengan menjelaskan kebutuhan energy dan zat
gizi, menu 1 hari serta makanan dianjurkan atau dibatasi.
• Melakukan konseling gizi dengan berdiskusi tentang kesiapan klien dalam
menjalankan perubahan menu sehari-hari.
• Menjelaskan cara makan dengan jumlah porsi kecil dan frekuensi sering
dan tidak tergesa-gesa.
• Menjelaskan manfaat makan dengan waktu teratur dan kerugian
menunda waktu makan.
• Menjelaskan cara mengatur asupan cairan dan makanan padat/kering
untuk menghindari muntah.
• Menjelaskan hubungan asupan makan terhadap perkembangan
pertumbuhan janin.
• Gunakan alat bantu berupa food model, leaflet, contoh menu, software
FP2/nutri clien/nutri survey jika ada.
4. Monitoring & Evaluasi Gizi
• Peningkatan berat badan.
• Peningkatan kadar HB, albumin, hematokrit,
serum besi, serum asam folat dan saturasi
transferin serta serum B12.
• Menurunkan keadaan mual dan muntah.
6. Rencana tidak lanjut
• Menyimpan data hasil konsultasi pada arsip sesuai SOP yang
berlaku.
• Hasil yang diharapkan dari klien pada waktu 2 minggu adalah
peningkatan berat badan, perbaikan data laboratorium, perbaikan
pola makan, dan peningkatan asupan energy serta zat gizi.
• Ingatkan klien tentang waktu konsultasi selanjutnya 24-24 jam
sebelumnya (melalui telepon).
• Pada kunjungan kedua dst cek kembali data antropometri, data
riwayat makan dan riwayat personal.
• Bila ada perubahan sesuaikan dengan anjuran makanan dan
aktivitas fisik.
• Frekuensi kunjungan minimal 6 kali, bila masih dirasakan perlu
dapat dilakukan kunjungan ulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai