LANDASAN TEORI.
Praktikum II A
HIPEREMESIS
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual yang parah disertai muntah yang dapat
dialami satu dari 200 ibu hamil (Loh, KY, et al, 2015). Hiperemesis gravidarum lebih sering
terjadi pada ibu dengan primigravida atau kehamilan pertama. Gambaran klinis yang umum
yaitu adanya mual dan muntah terkait dengan hiperemesis gravidarum bersifat persisten,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, ketonuria, dan
penurunan berat badan lebih dari 5% dari berat badan ibu hamil. Kondisi ini akan menjadi
penyulit kehamilan yang berdampak pada kesehatan ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, gangguan mual yang parah disertai muntah terus menerus menjadi indikasi yang
paling umum bagi ibu hamil untuk segera mendapat perawatan medis di rumah sakit saat awal
kehamilan (Loh, KY,et al, 2015).
Gangguan mual yang parah dan muntah terus-menerus pada Hiperemesis gravidarum
dikaitkan juga dengan pola konsumsi makanan yang menjadi kebiasaan. Hiperemesis
gravidarum lebih umum terjadi pada populasi dengan kebiasaan konsumsi daging, ikan, unggas
dan telur. Sebaliknya, mual dan muntah jarang terjadi pada populasi dengan pola konsumsi
makanan dari tanaman seperti konsumsi jagung. Hal lainnya yang diduga berpengaruh terhadap
timbulnya gangguan mual dan muntah pada ibu hamil yaitu sensitivitas penciuman yang
mungkin berperan juga dalam patogenesis hiperemesis gravidarum (Loh, KY, et al 2015).
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum tergantung pada tingkat keparahan gejala.
Secara umum, penatalaksanaan terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi
farmakologi dengan penggunaan antiemesis oral hingga pengobatan lainnya di rumah sakit
untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sedangkan terapi nonfarmakologi
mulai dari pemberian penjelasan dan dukungan emosional dan modifikasi diet (asuhan gizi).
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah suatu proses terstandar sebagai suatu
metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani problem gizi sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terdapat empat langkah
dalam proses asuhan gizi yaitu asesmen atau pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi serta
monitoring dan evaluasi gizi.
Adapun tujuan diet untuk pasien Hiperemesis Gravidarum yaitu:
1) Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
2) Secara bertahap, memberikan makanan mengandung energi dan zat gizi yang cukup.
Berikut ini syarat diet yang merupakan strategi intervensi gizi untuk pasien Hiperemesis
Gravidarum:
1) Karbohidrat diberikan tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
2) Protein diberikan sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak diberikan rendah, yaitu < 10 % dari kebutuhan energi total.
4) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan.
5) Makanan diberikan dalam bentuk kering, mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna,
diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Strategi pemberian makan ini dilakukan untuk
mengatasi mual dan muntah, sehingga asupan makanan dapat meningkat.
6) Cairan diberikan sesuai dengan kondisi pasien, sekitar 7-10 gelas/hari. Upayakan pemberian
cairan atau minum tidak bersamaan dengan pemberian makanan utama, agar menghindari efek
mual.
7) Bila makan pagi dan siang sulit diterima ibu, dioptimalkan pemberian makan malam dan
snack malam untuk meningkatkan asupan makanan sehari.
8) Secara bertahap, makanan ditingkatkan pemberiannya dalam porsi dan nilai gizi sesuai
22
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
23
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
KASUS : Hiperemesis
Ny N usia 26 tahun seorang pegawai swasta yang sedang hamil pertama memasuki usia
kehamilan 17 minggu. Pendidikan S1, suaminya bekerja sebagai penanggung jawab gudang di
suatu mall di kota X. Ny N mengeluh mual, setiap kali makan dan minum mengalami muntah,
dalam sehari muntah lebih dari 6 kali, seminggu terakhir nafsu makan menurun. Ia tampak
lemah. Sebelumnya, Ny N dan anggota keluarga tidak pernah mengalami kondisi ini.
Ny N berobat ke Rumah Sakit dan dokter menyatakan Ny N mengalami Hiperemesis
Gravidarum. Hasil pemeriksaan sebagai berikut: Tekanan darah : 110 / 80 mmHg Nadi : 80
kali/menit, Respirasi: 22 kali/menit, suhu : 37oC Kadar Hb : 10,8 g/dl Kadar Hematokrit : 33,2
% Berat badan : 47 kg, tinggi badan : 152 cm Lingkar Lengan Atas : 25,5 cm Hasil anamnesa
gizi sebelum sakit: pola makan 3 kali sehari, makanan selingan 2 kali, tidak ada pantangan
makanan maupun alergi terhadap makanan. Lauk hewani dan nabati lebih suka ikan, ayam, telur,
dan tahu. Konsumsi sayuran 4-5 kali/minggu, konsumsi buah 5-6 kali/minggu. Saat ini rawat
inap di RS, diberi makanan lunak berupa nasi tim. Hasil recall asupan makanan: asupan energi
1020 kkal, asupan protein 38 g, asupan lemak: 9,5 g, asupan karbohidrat: 198 g, asupan Fe: 14,2
g. Keluhan mual dan muntah masih ada. Asupan cairan (minum) + 1,5 gelas/hari. Ny N dipasang
infus RL untuk mengganti cairan dan elektrolit tubuh, dan mendapat terapi obat antiemesis.
Susun kasus di atas berdasarkan konsep dan langkah-langkah PAGT (Proses Asuhan Gizi
Terstandar) pada lembar kerja yang sudah disediakan !
24
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
A. ASSESEMENT
CH. CLIENT HISTORY
Nama : Ny.N
CH.1.1.1 Umur : 26 tahun
CH.1.1.2 Jenis kelamin : Perempuan
CH.1.1.8 Edukasi : Pendidikan S1
CH 1.2.1 keluhan pasien/klient terkait gizi : Px mengeluh mual,setiap kali makan dan
minum mengalami muntah , dalam sehari muntah lebih dari 6 kali. Seminggu terakhir
nafsu makan menurun. Px tampak lemas.
CH.2.2.1 Perwatan / terapi medis : diberikan terapi obat antiemesis
CH.3.1.6 Pekerjaan : seorang pegawai swasta dan suaminya sebagai penanggung
jawab gudang di suatu mall di kota .
25
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penilaian : berdasarkan tabel pola makan px sebelum sakit dapat disimpulkan bahwa
pola makan pasien sudah bagus karena sudah mengkonsumsi berbagai makanan
mulai dari sumber karbohidrat yang sangat sering, sumber protein , sayuran, dan
buah-buahan.
AD. ANTROPOMETRI
AD.1.1.1 tinggi badan : 152 cm
AD.1.1.2 berat badan saat hamil: 47 kg
Berat sebelum hamil : 45 kg
BBI = (BB sebelum hamil + kenaikan TM2)
= 45 + (4-6 kg)
= 49-51 kg (Bb ibu hamil kurang 2kg)
AD. 1.1.5 IMT = = = = = 19,47kg/
LILA = 25.5 cm
Penilaian : Data antropometri Ny.N berada dalam kategori normal baik dari segi BB
maupun IMT.
26
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
B.DIAGNOSIS GIZI
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya mual muntah yang berlebihan
ditandai dengan asupan energi 56%,protein 54%,lemak 19% dan karbohidrat 72%
yang berate dalam kategori kurang
NI.3.1 Asupan cairan inadekuat berkaitan dengan mual muntah ditandai dengan
asupan cairan (minum) 1,5 gelas/ hari
NC.2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit yang di derita
ditandai dengan kadar hemoglobin dan hematocrit px rendah
C.INTERVENSI GIZI
a). Tujuan pemberian makan
- Meminimalisir mual muntah yang diderita pasien
- Mencukupi kebutuhan cairan pasien
- Mencukupi kebutuhan zat gizi pasien untuk meminimalisir penyakit yang di derita
27
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
28
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
= (10x49)+(6,25x152)-(5x4)-161
=490+950-130-161
=1.378,5kkal
TEE =REExAFxFS+TM
=1.378,5 kkalx1,2x1,2+180
=1654,56kkal+180
=1834,56kkal
PROTEIN =15%xTEE+TM
=15%x1834,56+1
=+1
= 68,79 + 1 = 69,79 gram
LEMAK =25%xTEE
=25%x1834,56
= =50,96 gram
KARBOHIDRAT =60%xTEE
=60%x1834,56
= =275,18 gram
29
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
- Mencukupi kebutuhan zat gizi - Kebutuhan zat gizi makro dan mikro
pasien untuk meminimalisir penyakit sesuai kebutuhan
yang di derita
10.00 Susu ibu hamil Promill 100 462,0 22,9 18,1 53,8 825 0,5 250 0,3 7,0 37
13.00 Nasi tim Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 4,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0
Pepes tahu Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 52,5 2,7 0,0 0,0 0,0 3,5
Seledri 10 1,3 0,1 0,0 0,2 1,9 0,1 3,3 0,0 0,4 0,9
Bening bayam Bayam 50 18,5 1,9 0,1 3,7 105,5 1,5 259,5 0,0 16,5 5,5
Labu 25 5,0 0,2 0,1 1,1 6,8 0,1 7,3 0,0 1,5 0,3
30
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
siam
Buah Papaya 120 46,7 0,7 0,1 11,8 28,8 0,1 162,0 0,0 74,4 3,6
16.00 Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 4,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0
Sup daging Daging 50 134,4 6,4 6,9 0,8 2,0 0,9 0,0 0,0 0,0 26
sapi kuah sapi
bening
Wortel 25 9,0 0,3 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Seledri 25 3,2 1,4 0,1 3,9 4,8 0,1 8,3 0,0 1,0 2,3
Buah Mangga 50 3,5 9,5 3,8 8,5 5,0 0,1 5,0 0,0 21,5 1,0
19.00 Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 4,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0
Sup telur Telur 50 92,5 6,4 6,9 0,8 32,0 2,0 270 0,1 0,0 73
puyuh puyuh
Wortel 25 26,9 0,3 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kapri 25 21,0 1,4 0,1 3,9 6,8 0,4 15 0,1 3,5 0,8
Tempe manis Tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5 46,5 1,1 0,5 0,1 0,0 3,0
rebus bumbu
kuning
Jus buah Jeruk 150 70,6 13 0,2 17,7 60,0 0,2 12 0,1 79,5 0,0
Gula 10 38,7 0,0 0,0 10,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1
pasir
TOTAL 1.836,7 77,2 gram 43,9 282,2 1.195,8 10 992,9 1,0 205,4 87
kkal gram gram mg mg mcg mg mcg mg
Berat (gram)
Nama Bahan Harga
No. BDD Berat Berat
Makanan total
Bersih Kotor
1 Beras 100% 150 gram 150 gram Rp. 1.500
2 Roti 100% 50 gram 50 gram Rp. 1.000
3 Daging sapi 100% 50 gram 50 gram Rp. 500
4 Telur puyuh 89% 44,5 gram 50 gram Rp. 100
5 Tahu 100% 50 gram 50 gram Rp. 500
6 Tempe 100% 50 gram 50 gram Rp. 500
7 Seledri 100% 35 gram 35 gram Rp. 500
8 Bayam 88% 44 gram 50 gram Rp.500
9 Labu siam 80% 20 gram 25 gram Rp. 500
31
PEDOMAN PRAKTIKUM DIET PENYAKIT TIDAK MENULAR
32