Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sukma Munawwarah

NIM : 20200710200041

Konseling Gizi Pasien Kanker


Penyakit kanker adalah suatu keadaan dimana sel- sel abnormal membelah diri secara tidak
terkendalibdan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal
dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat merusak sel atau
jaringan sehat.
Penyakit kanker dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain zat karsinogenik,
tembakau, diet dan gaya hidup yang salah.
1. Membangun Dasar Konseling
- Upayakan dalam menyambut klien Konselor berdiri menyapa dan mengucapkan
salam
- Perkenalkan nama Anda sambil menjabat tangan klien.
- Kemudian Konselor bertanya " Maaf... dengan bapak/ibu siapa? Setelah klien
menyebutkan nama, (misalnya Bapak Adi). Lalu klien dipersilakan duduk".
- Kemudian konselor meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan data
lainnya yang dapat mendukung diagnosis. Konselor melakukan identifikasi
berdasarkan data tersebut. Klien teridentifikasi didiagnosis penyakit kanker
- Selanjutnya konselor menjelaskan tujuan dan proses konseling berdasarkan diagnosis
tersebut.
- Tekankan bahwa kelancaran konseling sangat tergantung dari kerja sama klien.
2. Melakukan pengkajian gizi (Assesmen Gizi)
- Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan sebagai dasar perhitungan IMT.
Penderita kanker lebih sering mengalami penurunan berat badan sehingga nilai IMT
penderita kanker cenderung kurang atau status gizi kurang.
- Kaji data laboratorium dengan membandingkan hasil laboratorium dengan batas
normal. Yang penting menjadi perhatian pada penderita kanker adalah kadar albumin,
pre-albumin, Hb, Ht, elektrolit, Ca, Mg, kreatinin, dan LFT glukosa. Biasanya kadar
albumin, prealbumin, Hb, dan Ht cenderung rendah. Elektrolit, Ca, Mg, kreatinin dan
LFT glukosa bervariasi, namun tetap monitor bila ada kecenderungan rendah.
- Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit kanker. Penderita kanker
sering dengan gejala klinis wajah pucat, adanya edema penting diperhatikan terkait
rencana pemberian cairan dan natrium. Perhatikan juga bila ada gangguan pernafasan,
gangguan kulit, mata dan membrane mukosa.
- Lakukan pengkajian riwayat makan
 Gunakan metode food recall
 Gunakan metode food frequency untuk mengetahui pola dan kebiasaan makan
klien (data kualitatif).
 Lakukan kajian data riwayat personal, yang meliputi riwayat penyakit
sebelumnya
Tanyakan apakah ada riwayat penyakit keluarga terkait kanker atau klien pernah
melakukan operasi kanker?

3) Menegakkan Diagnosis Gizi


Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi sekitar 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi ttg kanker
 Domain Intake/Konsumsi : Peningkatan kebutuhan gizi berkaitan dengan katabolisme
zat gizi dalam jangka waktu lama ditandai dengan asupan tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan
 Domain Klinis/Fisik : Perubahan nilai laboratorium albumin, prealbumin, Hb, Ht
berkaitan dengan keadaan kanker ditandai dengan nilai albumin, prealbumin, Hb, Ht
di bawah normal dan Perubahan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan
dengan peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi ditandai dengan berat badan
sekarang lebih rendah dibandingkan berat badanvsebelumnya.
 Domain Perilaku: Pemahaman anjuran gizi yang terbatas berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan tentangvmakanan yang seimbang ditandai dengan kebiasaan
mengonsumsi herbal dan suplemen
4) Merencanakkan Intervensi Gizi
 Menyusun rencana intervensi
(1) Meningkatkan asupan energi dan zat gizi lainnya.
(2) Mencegah penurunan berat badan.
(3) Mengontrol kadar albumin, prealbumin Hb dan Ht.
(4) Meningkatkan pemahaman klien tentang penggunaan makanan suplemen dan herbal
dalam pengobatan kanker.
 Lakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.
 Berikan energi tinggi yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki, 32 kkal untuk
wanita. Jika penderita mengalami gizi kurang kebutuhan dinaikkan menjadi 40
kkal/kg BB dan 36 kkal/kg Bb
 Berikan protein tinggi berdasarkan deplesi protein dan faktor stress
 Berikan lemak sedang/cukup 15-20% dari total energi, diutamakan lemak tak
jenuh
 Berikan karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi dari
protein dan lemak. Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks.
 Berikan cukup vitamin dan mineral. Terutama vitamin A, B kompleks, vitamin
C, dan E. Jika tidak bisa terpenuhi dari makanan, dapat diberikan makanan
suplemen.
 Batasi natrium bila ada hipertensi, edema dan asites yaitu 1-3 g. Kecuali jika
klien mendapat obat penurun tekanan darah dan diuretik.
 Berikan lodium rendah bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
 Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine dalam sehari ditambah kurang
lebih 500ml.
Tetapkan preskripsi diet
 Bentuk makanan bisa cair, saring, lunak atau biasa sesuaikan dengan kondisi
pencernaan klien. Jumlah kkal, gram protein (sesuaikan hasil perhitungan). Frekuensi
makan sering minimal enam kali yaitu tiga kali makanan utama dan tiga atau empat
kali makanan selingan

Memperoleh komitmen
Tujuan memperoleh komitmen dari klien adalah untuk memotivasi klien dalam
melaksanakan diet yang direncanakan. Klien diharapkan dapat memegang komitmen untuk
melakukan perubahan perilaku.

5) Melakukan Monitoring dan Evaluasi


 Peningkatan asupan gizi dan protein.
 Mengontrol berat badan.
 Terjadi Perubahan nilai laboratorium Hb, Ht, albumin, pre albumin, elektrolit, ke arah
normal.
 Terjadi Perubahan klinis seperti keluhan mual, muntah, mudah lelah dan anoreksia
berkurang
 Terjadi perubahan pemahaman dan pola makan semakin baik.
 Catat proses konseling seperti: sepon klien, waktu konseling dan
simpandokumentasikan data konseling.
6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi)
• Untuk kosneling berikutnya, ingatkan klien tentang waktu konsultasi 1-2 hari sebelumnya
melalui telepon
Konseling Gizi Pasien Ginjal Kronis
• Penyakit ginjal kronis adalah suatu keadaan. penurunan fungsi ginjal sehingga kemampuan
ginjal dalam menyaring zat gizi terutama protein menjadi terbatas

1. Membangun Dasar Konseling


 Upayakan dalam menyambut klien Konselor berdiri menyapa dan
mengucapkan salam
 Perkenalkan nama Anda sambil menjabat tangan klien.
 Kemudian Konselor bertanya " Maaf... dengan bapak/ibu siapa? Setelah klien
menyebutkan nama, (misalnya Bapak Adi). Lalu klien dipersilakan duduk".
 Kemudian konselor meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan
data lainnya yang dapat mendukung diagnosis. Konselor melakukan
identifikasi berdasarkan data tersebut. Klien teridentifikasi didiagnosis
penyakit kanker
 selanjutnya konselor menjelaskan tujuan dan proses konseling berdasarkan
diagnosis tersebut
 Tekankan bahwa kelancaran konseling sangat tergantung dari kerja sama klien

2. Melakukan pengkajian gizi (Assesmen Gizi)


 Lakukan pengukuran berat badan, tinggi badan serta lingkar pinggang. Data BB TB
sebagai dasar perhitungan IMT IMT pada penderita ginjal kronis bisa normal atau
kurang, jarang yang berlebih
 Kaji data laboratorium yang ada. Data laboratorium yg menjadi perhatian adalah
kadar HB, ureum dan kreatinin. Pada umumnya kadar HB rendah, kadar ureum dan
kreatinin tinggi.
 Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit seperti mual, muntah,
mudah Lelah, asistes atau edema dan tekanan darah.
 Lakukan pengkajian identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall
untuk mengetahui asupan zat gizi klien dan food frequency untuk mengetahui pola
dan kebiasaan makan klien.
 Lakukan pengkajian data Riwayat personal yang meliputi riwayat penyakit keluarga
apakah ada yang menderita penyakit ginjal, DM dan hipertensi. Pola aktivitas fisik,
penggunaan suplemen makanan tinggi protein seperti kolostrum dan susu khusus
untuk peningkatan massa otot serta menambah BB.

3) Menegakkan Diagnosis Gizi


 Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi sekitar 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi ttg penyakit ginjal
a) Domain Intake/Konsumsi
 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan pola makan yg sering mengonsumsi
makanan sumber protein hewani dan nabati ditandai dengan asupan protein >100%
Perubahan kadar HB, ureum dan kreatinin berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal
b) Domain Klinis/Fisik.
 ditandai dengan hasil pemeriksaan HB <11mg/dl, ureum >50mg/dl dan kreatinin >1.2
mg/dl
c) Domain Perilaku.
 Pemahaman anjuran gizi yg terbatas berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang
makanan yang seimbang ditandai dengan penggunaan suplemen makanan tinggi
protein

4) Merencanakkan Intervensi Gizi


a) Menyusun rencana intervensi
(1) Menurunkan asupan protein
(2) Meningkatkan kadar Hb menuju normal
(3) Menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah menuju normal
(4) Meningkatkan pemahaman tentang pemilihan bahan makanan sumber protein dan
penggunaan suplemen makanan

Lakukan perhitung kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.


(1) Energi dengan rumus 35 kkal/kgBBI/hari untuk usia <60 tahun dan 300 kkal/kg BBI/hari
untuk usia > 60 tahun
(2) Protein 0.6-0.75 g/kgBB dibagi menjadi 50% protein hewani dan 50% protein nabati atau
pemberian protein berdasarkan BB. BB 50 kg 30g/hari, BB 60 kg 35 g/hari, BB 65 kg 40
g/hari
(3) Berikan lemak +-30% dari total kebutuhan energi.
(4) Karbohidrat cukup
(5) Natrium dibatasi jika ada hipertensi, edema dan asites yaitu1-38
(6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia, oliguria dan anuria
(7) Kalsium 800-1000 mg, cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah 500 ml

Tetapkan preskripsi diet


• Tetapkan preskripsi diet yaitu Diet RP 30, RP 35, RP 40
• Bentuk makanan bisa makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa disesuaikan
dengan kondisi klien,
• • Frekuensi makan utama 3x, makanan selingan 2-3 x
5) Melakukan Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan proses konseling pada klien penderita kanker
yang telah diberikan, maka tentukan beberapa hal yang harus dipantau pada
kunjungan berikutnya seperti:
 Perubahan asupan protein sesuai preskripsi diet
 Perubahan asupan energi, natrium, kalium, kalsium dan fosfor sesuai dengan
ygbdianjurkan
 Perubahan IMT jika sebelumnya kurang d) Perubahan nilai laboratorium )Hb, ureum,
kreatinin) ke arah normal
 Perubahan keluhan klinis (mual, muntah, mudah Lelah)
 Perubahan pemilihan jenis makanan
6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi)
 Akhiri sesi konseling dengan menyepakati kunjungan konseling lanjutan dua minggu
kemudian atau sesuai kebutuhan. Misalnya dengan kalimat "Bapak Adi... proses
konseling hari ini sudah selesai mudah2an apa yang kita sepakati dapat dijalankan
dengan baik. Untuk konseling selanjutnya kita rencanakan dua minggu lagi, apa bisa
disepakati? Terima kasih".
 Untuk kosneling berikutnya, ingatkan klien tentang waktu konsultasi 1-2
haribsebelumnya melalui telepon
Konseling Gizi Pasien Hyperemesis Gravidarum
• Hyperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada awal kehamilan yang ditandai dengan
rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatif lama

1. Membangun Dasar Konseling


- Upayakan dalam menyambut klien Konselor berdiri menyapa dan mengucapkan
salam
- Perkenalkan nama Anda sambil menjabat tangan klien.
- Kemudian Konselor bertanya " Maaf... dengan bapak/ibu siapa? Setelah klien
menyebutkan nama, (misalnya Bapak Adi). Lalu klien dipersilakan duduk".
- Kemudian konselor meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan data
lainnya yang dapat mendukung diagnosis. Konselor melakukan identifikasi
berdasarkan data tersebut. Klien teridentifikasi didiagnosis penyakit kanker
- Selanjutnya konselor menjelaskan tujuan dan proses konseling berdasarkan diagnosis
tersebut.
- Tekankan bahwa kelancaran konseling sangat tergantung dari kerja sama klien
2. Melakukan pengkajian gizi (Assesmen Gizi)
 Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
 Kaji data laboratorium yang ada. Data laboratorium yg menjadi perhatian yaitu kadar
Hb dan Ht yang rendah, kadar albumin, kadar sodium dan kadar kalium
 Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis Hyperemesis Gravidarum yaitu
mual, muntah, anoreksia, dehidrasi
 Lakukan pengkajian identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall
untuk mengetahui asupan zat gizi klien dan food
 frequency untuk mengetahui pola dan kebiasaan makan klien
 Lakukan pengkajian data Riwayat personal yang meliputi Riwayat Hyperemesis
Gravidarum pada kehamilan sebelumnya, Riwayat gangguan saluran cerna, obat
diuretic atau suplemen
3) Menegakkan Diagnosis Gizi
Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis berdasarkan hasil kajian gizi.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi sekitar 10
menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi ttg kanker
 Domain Intake/Konsumsi : Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan mual
muntah yang sangat hebat ditandai dengan pencapaian asupan energi terhadap
kebutuhan adalah 46%
 Domain Klinis/Fisik. • Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan keadaan mual
muntah yang berlebihan ditandai dengan kadar Hb dan albumin rendah
4) Merencanakkan Intervensi Gizi
Dalam merencanakan intervensi gizi penderita dislipidemia, perhatikan dan ikuti hal di
bawah ini:
a) Menyusun rencana intervensi Tetapkan tujuan diet berdasarkan masalah dan diagnosis gizi.
Tujuan diet untuk penderita PJK:
(1) meningkatkan asupan energi dan zat gizi (2) Memperbaiki data laboratorium berupa
peningkatan Hb dan albumin
(3) Meningkatkan motivasi klien

Lakukan perhitung kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.


(1) Energi tinggi bila beresiko gizi kurang dan mencegah katabolisme protein tubuh
(2) Berikan protein sedang (10-15% ) dari kebutuhan energi total
(3) Lemak rendah sekitar 10% dari kebutuhan energi total
(4) karbohidrat tinggi 70-80 % dari total energi,

Tetapkan preskripsi diet


• Tetapkan preskripsi diet yaitu diet hyperemesis gravidarum xxx kkal (disesuaikan dengan
hasil perhitungan kebutuhan energi dkk), bentuk makanan yaitu makanan biasa atau makanan
lunak. Frekuensi makan sering dengan porsi yang kecil

5) Melakukan Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui keberhasilan proses konseling pada klien penderita hyperemesis
gravidarum yang telah diberikan, maka tentukan beberapa hal yang harus dipantau pada
kunjungan berikutnya seperti:
• Peningkatan berat badan
• Peningkatan kadar Hb, albumin, serum besi, serum asam folat, serum B12
• Menurunkan keadaan mual dan muntah

Catat proses konseling seperti: respons klien, lamanya waktu konseling pada arsip
6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi)
• Akhiri sesi konseling dengan menyepakati kunjungan konseling lanjutan dua minggu
kemudian atau sesuai kebutuhan. Misalnya dengan kalimat "Bapak Adi... proses konseling
hari ini sudah selesai mudah2an apa yang kita sepakati dapat dijalankan dengan baik.
• Untuk kosneling berikutnya, ingatkan klien tentang waktu konsultasi 1-2 hari sebelumnya
melalui telepon

Anda mungkin juga menyukai